Anda di halaman 1dari 8

Sintesis dan Uji Antiinflamasi Beberapa Turunan Kurkumin

Yum Eryanti, Yuharmen, Yuana Nurulita, Rudi Hendra, Siti Aida, Dina Areni dan Adel Zamri. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Telp/email : 08127515110/ym_eryanti @ yahoo.com

Abstrak. Empat senyawa turunan kurkumin telah berhasil disintesis dari siklo pentanon dan sikloheksanon dengan turunan benzaldehid melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dalam suasana basa. Turunan kurkumin tersebut adalah (2E,5E)-2,5-dibenziliden-siklopentanon (E1), (2E,5E)-2,5-bis-(4-hidroksi-benziliden)siklopentanon(E2), (2E,6E)-2,6-dibenzilidensikloheksanon(E3) dan (2E,6E)-2,6-bis(4hidroksibenziliden)-sikloheksanon (E4) memberikan rendemen masing-masing 89,55%, 99,3%, 69,13% dan 99,78%. Ke empat senyawa tersebut telah dikofirmasi strukturnya melalui analisa spektroskopi UV, IR, 13C-NMR dan 1H-NMR. Uji aktivitas antiinflamasi terhadap ke empat senyawa mengunakan RAW 264,7 cell line dengan metoda griess assay, memberikan hasil IC50 sebesar >200 g/ml,146,29 g/ml , >200 g/ml dan 22,21 g/ml masing-masing untuk senyawa E1, E2, E3 dan E4. Kata kunci : kurkumin, kondensasi, Claisen-Schmidt, uji antiinflamasi. Abstrak. Four curcumin derivatives, (2E,5E)-dibenzilidene-cyclopentanone (E1); (2E,5E)-bis-(4-hydroxi-benzilidene)-cyclopentanone (E2); (2E,6E)-2,6dibenzilidencyclohexanone (E3); and (2E,6E)-2,6-bis(4-hydroxibenzilidene)cyclohexsanone (E4) were synthesized from cyclopentanone and cyclohexanone with benzaldehyde derivatives by using Claisen-Schmidt Condensation reaction in base condition. All the compounds resulted rendement with value of 89,55%, 99,3%, 69,13% and 99,78% respectively and characterized by using UV, IR,13C-NMR dan 1HNMR. Furthermore, the compounds were tested for anti-inflammatory by using RAW 264.7 cell line to determined their nitric oxide production induced by interferon gamma and lipopolysacaride and gave IC50 value of >200 g/ml (E1),146,29 g/ml (E2) , >200 g/ml (E3) and 22,21 g/ml (E4).

1 Pendahuluan
Kurkumin ditemukan pada berbagai jenis Genus Curcuma dan merupakan pigmen utama yang terkandung pada tanaman kunyit (Curcuma longa ). Beberapa senyawa kurkuminoid yang ditemukan pada kunyit antara lain kurkumin (1), 4demetoksikurkumin (2) dan bisdemetoksikurkumin (3) yang merupakan senyawa turunan diarilheptanoid. Disamping itu, juga ditemukan suatu turunan kurkuminoid yang tak simetri, yaitu dihidrokurkumin (4) [1].

Y. ERYANTI, YUHARMEN, Y. NURULITA, R. HENDRA, S. AIDA, D. ARENI, A. ZAMRI.


O H3CO HO (1) O OCH3 OH H3CO HO (2) OH O O

O (3)

O H3CO

OH OCH3 (4) OH

HO

OH

HO

Senyawa turunan kurkumin merupakan metabolit sekunder yang termasuk dalam golongan fenolik. Beberapa diantara turunan kurkumin dilaporkan mempunyai keaktifan biologi misalnya sebagai antiinflamasi [2], antioksidan [3], antiinveksi dan antialergi [4], antihepatoprotektor dan menghambat virus HIV [5]. Kurkumin tersebar diberbagai genus Curcuma dalam jumlah relatif kecil dan variasi strukturnya terbatas, hal ini merupakan kendala untuk mengoptimalkan fungsi kurkumin [6], maka perlu dilakukan sintesis di laboratorium untuk mendapatkan turunan kurkumin dalam jumlah yang diinginkan dan dengan struktur yang bervariasi, secara umum senyawa turunan kurkumin dapat disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dari suatu keton dan aldehid aromatik. Keton dalam hal ini bertindak sebagai nukleofil dan aldehid aromatik bertindak sebagai elektrofil. Reaksi kondensasi aldol sangat digemari dan banyak digunakan dalam pembentukan ikatan karbon-karbon, karena reaksinya sederhana dan bahan baku mudah diperoleh juga dikenal ramah lingkungan. Disamping alasan diatas, daya tarik lain dari metoda ini adalah karena memungkinkan dilakukan melalui pendekatan kimia kombinatorial. Dengan demikian, metoda ini dapat digunakan untuk membuat turunan kurkumin dengan berbagai variasi substituen pada kedua cincin benzen sehingga bisa menghasilkan perpustakaan molekul kurkumin. Perpustakaan molekul kurkumin ini tidak saja sangat berguna untuk memudahkan mencari molekul aktif biologi bagi tujuan komersial (antimikroba, antikanker, anti infalamasi dll). Tapi juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan misalnya hubungan antara struktur kimia dan aktifitas biologisnya dan sekaligus pengetahuan fisiko-kimianya (IR, NMR dan UV).

2 Alat, Bahan dan Metode


Alat Alat yang digunakan adalah: titik leleh Fisher Jhon, inkubator. Spektrofotometer FT-IR Perkin Elmer 1600, spektrofotometer JEOL JNM-ECA 500 MHz, dan peralatan lain sesuai dengan prosedur Bahan Bahan-bahan yang digunakan, siklopentanon, sikloheksanon, benzaldehid (Wakapure), 4-hidroksi benzaldehid (Aldrich), barium hidroksida oktahidrat (Merck), etanol absolut (Merck), etanol 96%, diklorometana, etil asetat, heksana, asam klorida, dimetilsulfonat, plat klt GF254 silika gel (Merck) murine monocytic macrophage cell line RAW 264.7 , L-glutamine, glucose, sodium pyruvate, penicillin, streptomycin, foetal bovine serum (FBS), CO2 dan pelarut-pelarut yang biasa digunakan di laboratorium kimia organik. Metode Sintesis senyawa kurkumin dilakukan dengan reaksi kondensasi aldol dengan menggunakan katalis asam (HCl encer) atau basa (NaOH, NaOMe, LiOCH3, LDA), dengan menggunakan pelarut etanol [7], atau tanpa pelarut [8]. Disamping alasan diatas, daya tarik lain dari metoda ini adalah karena memungkinkan dilakukan melalui pendekatan kimia kombinatorial. Dengan demikian, metoda ini dapat

Sintesis dan Uji Antiinflamasi Beberapa Turunan Kurkumin

digunakan untuk membuat turunan kurkumin dengan berbagai variasi substituen pada kedua cincin benzen sehingga bisa menghasilkan perpustakaan molekul kurkumin. Perpustakaan molekul kurkumin ini sangat berguna untuk memudahkan mencari molekul aktif biologi bagi tujuan komersial dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan misalnya hubungan antara struktur kimia dan aktifitas biologisnya dan sekaligus pengetahuan fisiko-kimianya (IR, NMR dan UV).

Tabel 1. Perpustakaan molekul kombinatorial hipotetik.


O H

O H

(2a)
O
O

HO
O

(2c)

HO

OH

(1b)
O

(e1)
O

(e3)
O

(1c)

HO

OH

(e2)

(e4)

Sintesis kurkumin. Sebanyak (0,01 mol) turunan keton dicampurkan dengan, barium hidroksida oktahidrat (0,0055 mol), dan 10 mL etanol absolut kedalam labu bulat yang telah dilengkapi magnetik stirer dan kondensor refluks. Campuran reaksi diaduk dan direfluk selama 2,5 jam diiringi dengan penambahan turunan aldehid (0,02 mol, dalam etanol 2 ml) ditambahkan tetes demi tetes. Padatan yang diperoleh kemudian didinginkan dan ditambahkan 50 mL HCl 1N selanjutnya disaring dengan menggunakan corong buchner, dicuci dengan 50 mL aquadest, kemudian 50 mL heksana dan dikeringkan pada suhu 400C selama 24 jam. Uji Antiinflamasi. Anti inflamasi dilakukan secara in vitro dengan menggunakan murine monocytic macrophage cell line RAW 264.7 di dalam Dulbeccos Modified Eagle Media (DMEM) dengan 10% foetal bovine serum (FBS). sel di inkubasi pada 37 o C dengan 5% CO2. 1x106 sel/ml RAW 264.7 sel ditanamkan ke dalam 96-well tissue culture plate dan dikinkubasi selama 4 jam pada 37 oC with 5% CO2. Sel kemudian di inkubasi dengan menggunakan DMEM yang mengandung 100 l sample di dalam DMSO dan memberikan konsentrasi pada 200 g/ml dalam 0.1% DMSO. Sel distimulasi dengan 200 U/ml IFN- dan 10 g/ml LPS selama 17 jam. Produksi NO di dalam sel media dianalisis dengan menggunakan reagen Griess dan absorbansi dibaca pada panjang gelombang 550 nm menggunakan microplate reader (Spectra Max Plus 384, Molecular Devices Inc., USA). Persentase dari sel viability di analisis dengan menggunakan metode MTT. L-NAME digunakan sebagai kontrol positif.

3 Hasil dan Pembahasan


Sintesis senyawa (2E,5E)2,5-dibenziliden-siklopentanon (E1)

Y. ERYANTI, YUHARMEN, Y. NURULITA, R. HENDRA, S. AIDA, D. ARENI, A. ZAMRI.

Mekanisme pembentukan senyawa turunan kurkumin merupakan reaksi kondensasi antara suatu keton dengan suatu aldehid aromatik dalam suasana asam atau basa. Pada penelitian ini, digunakan barium hidroksida sebagai basa, dengan cara ini memungkinkan untuk membuat turunan sikloheksanon dengan rendemen yang sangat baik yaitu antara 69-99%. Metoda ini pada prinsipnya cukup sederhana karena tidak memerlukan work up yang rumit, hanya dengan penyaringan dan pencucian padatan yang diperoleh. Bila senyawa yang diperoleh belum murni, maka perlu dilakukan pemisahan lebih lanjut melalui kolom kromatografi sederhana. Melalui pendekatan kimia kombinatorial telah berhasil disintesis empat (4) senyawa turunan kurkumin siklopentanon dan sikloheksanon.
O

Hasil yang diperoleh berupa serbuk kuning terang Rendemen 89,55 %. Titik leleh : 76-770C Rf : 0,30 (diklorometana : n-heksana = 3 : 2) Rf : 0,68 (diklorometana 100%) Rf : 0,74 (etil asetat : heksan = 4 : 1) Spektrum UV : Maks nm = 351,0; 236,5. Spektrum IR (cm-1) 3052.3 ; 3018,6 ; 3088,0 ; 2954,9 ; 2910,6(C-H) ; 1689,6(C=O) ; 1625,9 ; 1600,9 ; 1570.0(C=C). Spektrum 1H NMR (CDCl3, 500 MHz) () : 3,12 (s), 3,12 (s), 5,26 (s), 7,61 (t), 7,40 (t), 7,46 (t)

Sintesis senyawa (2E,5E)2,5-bis-(4-hidroksi-benziliden)-siklopentanon (E2)


O

HO

OH

Hasil yang diperoleh berupa serbuk hijau terang Rendemen 99,30 %. Rf : 0.52 (benzen : etil asetat = 2 : 3) Rf : 0.54 (etil asetat : diklorometana = 2 : 3) Spektrum UV : Maks nm = 240.5; 216.0 Spektrum IR (cm-1) = 3371.5; 3394.7(O-H); 3026.3; 3057.2; 2920.2; 2954.9(C-H); 2850.7(-CH2-) Spektrum 1H NMR (DMSO) () : 3.01(s,); 3,01 (s) : 7.88 (s); 7,27(d): 7,68 (d): 10,07 (s,-OH)

Sintesis senyawa (2E,6E)-2,6-dibenzilidensikloheksanon (E3)


O

Hasil yang diperoleh berupa padatan berbentuk bubuk berwarna kuning pekat

Sintesis dan Uji Antiinflamasi Beberapa Turunan Kurkumin

Rendemen yang dihasilkan sebesar 69,13% Titik leleh : 163-1650C Rf : 0,90 (diklorometan 100%) Rf : (n-heksan : diklorometan = 3:2) Spektrum IR (cm-1) 3055,24; 3022,45; 2931,80; 2860,43;1676,14; 1604,77; 1573,91; 1537,27 Spektrum 1H NMR (CDCl3, 500MHz) 7,46 ; 7,33; 7,40; 2,94; 1,86; 7,37.

Sintesis senyawa (2E,6E)-2,6-bis(4-hidroksibenziliden)sikloheksanon (E4)


O

HO

OH

Hasil yang diperoleh berupa padatan berbentuk bubuk berwarna kuning pekat Rendemen yang dihasilkan sebesar 99,78% Titik leleh : 720 730C Rf : 0,80 (aseton : khloroform = 2:3 Spektrum IR (cm-1) = 3355.24 (O-H); 3028.24; 3026.3; 3057.2; 2920.2; 2954.9:1610,56:1446,61 Spektrum 1H NMR (DMSO) () : 1,88 ; 2,88; 7,09: 7,34; 7,42; 7,51: 9,41 Tabel 2. Hasil Sintesis senyawa turunan kurkumin siklopentanon dan sikloheksanon E1 E2 E3 E4 Rendem 89,55 %. 99,30 %. 69,13% 99,78% en Titik 76-770C 163-1650C 72-730C Leleh IR cm-1 3052.3 ; 3371.5; 3055,24; 3355,24; 3018,6 ; 3394.7; 3022,45; 3028,24; 3088,0 ; 3026.3; 2931,80; 2935,66; 2954,9 ; 3057.2; 2860,43; 2863,15; 2910,6; 2920.2; 1676,14; 1610,56; 1689,6; 2954.9; 1604,77; 1490.05; 1625,9; 2850.7 1573,91 1446.61 1600,9 ; 1570.0 Tabel 3. Interpretasi data 1H-NMR Senyawa E1 dan E2 siklopentanon No atom 1H ppm 1H ppm C E1 E2 2,2/6,6 7,46(t) 7,68(d,J=7,9 5) 3,3/5,5 7,40(t) 7,27(d,J=7,9 5)

Y. ERYANTI, YUHARMEN, Y. NURULITA, R. HENDRA, S. AIDA, D. ARENI, A. ZAMRI.

4 C 9 10 4/4-OH

7,61(t,J=6, 1) 5,26(s) 3,12(s) 3,12(s) -

7,88(s) 3,01(s) 3,01(s) 10,07(s)

Tabel 4. Interpretasi data 1H-NMR Senyawa E3 dan E4 sikloheksanon No 1H ppm 1H ppm atom C E3 E4 2,2'/6,6' 7,46(d) 7,51(d) 3,3'/5,5' 7,33(d) 7,42(d) 4,4' 7,40(t) 7,9 2,94(t) 2,80(t) 8 1,86(m) 1,88(m) 7,37(s) 7,09(s) 4,4 OH 9,41(s) Spektrum IR turunan kurkumin pada umumnya menunjukkan frekuensi vibrasi khas untuk gugus C=O sekitar 1610 1676 cm-1 dan gugus C=C sekitar 1490-1606 cm-1 dan sekitar 3300 cm-1 adanya vibrasi dari -O-H. Spektrum 1H NMR turunan kurkumin pada umumnya menunjukkan adanya pergeseran kimia yang khas yaitu munculnya puncak doublet dengan konstanta kopling sekitar 7-8 Hz yang berhubungan dengan adanya proton pada aromatis yg terletak pada 2,2/6,6 dan 3,3/5,5 (7,0-7,5 ppm). Tabel 5 menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis (E1, E2 E3 dan E4) memberikan hasil IC50 untuk E1 dan E3 besar dari 200 g/ml maka senyawa tersebut tidak bersifat menghambat produksi NO, sedangkan senyawa E2 dan E4 mempunyai gugus OH pada posisi para memberikan hasil IC50 berturut 146,29 g/ml dan 22,21 g/ml menunjukkan bahwa senyawa ini aktif menghambat produksi NO. Sealain itu jika disbandingkan antara senyawa E2 dan E4, maka senyawa E4 memiliki keaktifan yang lebih tinggi. Hal ini mungkin disebabkan dengan adanya perbedaan cincin siklopentanon dan sikloheksanon. Sampel E1 Tabel 5. Nilai IC50 dari sintesis senyawa kurkumin. Konsentr [NO2-] % % Cell asi M Inhibisi Viabillity (g/ml) 3.13 45.388 -21.018 136.760 6.25 42.352 -12.921 128.580 12.5 37.696 -0.508 120.155 25 34.659 7.589 119.132 50 32.352 13.742 102.962 100 29.212 22.112 99.326 200 24.897 33.617 97.403 3.13 37.696 -0.508 131.981 6.25 34.659 7.589 128.303 12.5 32.352 13.742 113.420 25 29.212 22.112 100.386 50 24.897 33.617 91.585 100 21.260 43.315 90.748 200 15.839 57.769 82.679 3.13 53.015 -41.352 133.760 6.25 48.553 -29.456 129.580 Keterangan Keaktifan lemah IC50 : >200

E2

Keaktifan sedang IC50 :146.29

E3

Tidak aktif IC50 : >200

Sintesis dan Uji Antiinflamasi Beberapa Turunan Kurkumin

E4

L-NAME (Nnitro-Larginine methyl ester hydrochloride)

12.5 25 50 100 200 3.13 6.25 12.5 25 50 100 200 250 M

44.300 39.850 35.681 31.249 28.125 26.077 23.791 21.491 19.806 17.432 15.103 11.846 6.652

-18.117 -6.251 4.864 16.681 25.012 35.393 41.056 46.756 50.930 56.811 62.583 70.651 82.838

124.155 119.132 108.962 97.326 95.403 127.760 119.580 103.155 98.132 93.962 92.326 92.403 124.854

Sangat aktif IC50 : 22.21

Sangat aktif

Aktivitas inhibisi iNOS dapat diklasifikasikan (Kim et al., 1998) Sangat aktif : > 70% Keaktifan sedang : 50-69% Keaktifan lemah : 30-49% Tidak aktif : < 29%

Grafik 2. Produksi Nitric oxide (NO) pada RAW 264.7 cell line dengan kehadiran sampel pada konsentrasi 200 g/ml

Kesimpulan
Senyawa turunan kurkumin dapat disintesis melalui reaksi kondensasi aldol dari suatu keton dan benzaldehid dengan menggunakan katalis basa. Adanya gugus hidroksi yang terletak pada posisi para dari aldehid aromatik menyebabkan hasil uji antiinflamasi yang dihasilkan lebih besar. Hal ini mungkin dikarenakan gugus hidroksi bersifat menghambat produksi NO, pada cincin siklosikheksanon hasil uji antiinflamasi sangat menghambat produksi NO dibandingkan cincin siklopentanon.

Y. ERYANTI, YUHARMEN, Y. NURULITA, R. HENDRA, S. AIDA, D. ARENI, A. ZAMRI.

Ucapan Terimakasih
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, melalui Lembaga Penelitian Universitas Riau

Daftar Pustaka [1]


S.A Achmad, E.H. Hakim, L. Makmur. Y.M. Syah. L.D. Juliawaty dan D Mujahidin (2007), Ilmu kimia dan kegunaan tumbuh-tumbuan obat Indonesia. ITB: Bandung. H.Y. Kim, E.J. Park, E-H. Joe and I. Jou (2003), Curcumin suppresses janus kinase-stat inflammatory signaling through activation of src homology 2 domain-containing tyrosine phosphatase 2 in Brain Microglia. The Journal of Immunology, 171, 6072-6079. M. Suzuki, T. Nakamura, S. Iyoki, A. Fujiwara, Y. Watanabe, K. Mohri, K. Isobe, K. Ono and S. Yano (2005), Elucidation of anti-allergic activities of curcuminrelated compounds with a special reference to their anti-oxidative activities. Biological & pharmaceutical bulletin, 28, 1438-1443. N. Handler, W. Jaeger, H. Puschacher, K. Leisser, T. Erker (2007), Synthesis of novel curcumin analogues and their evaluation as selective cyclooxygenase-1 (COX-1) inhibitors. Chemical & pharmaceutical bulletin, 55, 64-71. R. Di Santo, R. Costi, M. Artico, E. Tramontano, P. La Colla and Pani (2003) A. HIV-1 integrase inhibitors that block HIV-1 replication in infected cells. Planning synthetic derivatives from natural products. Pure and applied chemistry, 75, 195-206. I. Stankovic (1983), Curcumin; chemical and technical assessment. In 61st JECFA, FAO: 2004. F.A. Carey, R.J. Sundberg (1983), Advanced organic chemistry: Part B: Reactions and synthesis; Second ed.; Springer Verlag: New York. D.R. Palleros (2000), Experimental Organic Chemistry; John Willey & Sons: New York.

[2]

[3]

[4]

[5]

[6] [7] [8]

Anda mungkin juga menyukai