Anda di halaman 1dari 4

MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO.

1, APRIL 2009: 9-12

SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK N-HEKSANA KULIT BATANG TANAMAN Garcinia benthami
Berna Elya1*), Soleh Kosela2, dan Muhammad Hanafi3
1. Departemen Farmasi, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 3. Puspiptek, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Serpong Tangerang 15314, Indonesia
*)

E-mail: elya64@yahoo.com

Abstrak
Dua senyawa triperpenoid, Fridelin (1) dan Asam-3-hidroksi-lanosta-9(11),24-dien-26-oat (2) telah diisolasi dari ekstrak N-heksan kulit batang Garcinia benthami. Struktur dari kedua senyawa tersebut dielusidasi dengan data spektroskopi : IR, MS, 1H-NMR and 13C-NMR dan dengan membandingkan data spektroskopi dengan data literature yang telah dilaporkan.

Abstract
Triterpenoids compounds from N-hexane extract of the stem bark of Garcinia benthami. Two triperpenoids compounds, i.e. friedelin (1) and 3-hydroxy-lanosta-9(11),24-dien-26-oic acid (2) were isolated from the n-hexane extract of the stem bark of Garcinia benthami. The structures of these compounds were elucidated by IR, MS,1H-NMR and 13C-NMR spectroscopy and by comparison of their spectroscopic data with those reported data from the literature. Keywords: Garcinia benthami, and triterpenoid

1. Pendahuluan
Garcinia, yang dikenal dengan manggis-manggisan merupakan tanaman tahunan berupa pohon dengan tinggi mencapai 25-33 m. Di Indonesia, tanaman ini tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya [1,2].Garcinia benthami, merupakan salah satu spesies dari garcinia. Penelitian terdahulu dari Garcinia benthami telah berhasil diisolasi senyawa benzofenon baru, yaitu ismailbenzofenon dan hilmibenzofenon [3] serta salimbenzophenon [4] dari kulit batang G. benthami. Dari ekstrak aceton kulit batang G. benthami telah berhasil diisolsai senyawa stigmasterol, asamolean-5,12-dien-3-ol-28-oat dan senyawa flavonoid yaitu epikatekin [5]. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengelusidasi senyawa triperpenoid dari ekstrak heksan kulit batang G. benthami.

spektrometer 1H-NMR dan 13C-NMR merk Bruker DRX-500, spektrometer massa merk Autospec 3000. Bahan tanaman. Bahan tanaman berupa kulit batang G benthami yang dikumpulkan dari daerah Bogor dan telah dideteminasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Cibinong, Bogor. Ekstrak dan Isolasi. Serbuk kulit batang kering (900 g) G. benthami dimaserasi selama 7 hari dengan pelarut nheksana pada suhu kamar. Maserasi diulang hingga filtrat hampir tidak berwarna. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan penguap putar vakum, sehingga diperoleh ekstrak n-heksana. Sebanyak lebih kurang 7 g ekstrak n-heksana difraksinasi dengan kolom kromatografi menggunakan silika gel 60 sebagai fase diam dan pelarut petroleum eteretil asetat dan etil asetatmethanol yang ditingkatkan kepolarannya secara bertahap sebagai fase gerak, sehingga diperoleh 7 fraksi (A-G). Pada fraksi B didapatkan kristal, yang kemudian direkristalisasi menghasilkan senyawa 1 sebanyak 30 mg dan dari fraksi C diperoleh senyawa 2 (24 mg).

2. Metode Penelitian
Alat dan Bahan. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: penguap putar vakum, peralatan kromatografi kolom, spektrofotometer IR merk Bio-Rad Merlin,

10

MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12

3. Hasil dan Pembahasan


Senyawa 1, diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih. Dari data EI MS tampak puncak serapan ion molekuler pada m/z = 426. Dari data ini menunjukkan, bahwa senyawa 1 mempunyai berat molekul, [M]+ = 426. spektrum infra merah memberikan pita serapan pada daerah bilangan gelombang (, cm-1) 2928 merupakan vibrasi ulur asimetrik ikatan C-H, 1713 merupakan vibrasi ulur gugus C=O. spektrum resonansi magnetik inti proton pada pergeseran kimia (masingmasing singlet) H = 0,70; 0,85; 0,86; 0,93; 0,97; 0,98; 1,03 dan 1,16 ppm menunjukkan adanya 8 gugus metil (tipe dari triterpen), sedangkan pergeseran kimia antara 1,2 1,9 ppm menunjukkan adanya ikatan sp3 yang diperkirakan dari gugusan metilen dan gugus metin. Dari spektrum 13C-NMR dan DEPT, memberikan gambaran senyawa yang diteliti mengandung 30 karbon yang berupa 8 gugus metil, 11 gugus metilen, 4 gugus metin dan 7 atom kuaterner. Delapan gugus metil diperlihatkan oleh sinyal-sinyal karbon pada C = 6,8; 14,7; 17,9; 18,6; 20,3; 31,8; 32,1 dan 35,0 ppm (hal ini sesuai dengan data 1H-NMR). Sebelas gugus metilen ditunjukkan pada pergeseran kimia C = 18,3; 22,3; 30,5; 32,4; 32,8; 35,4; 35,7; 36,0; 39,3; 41,3 dan 41,5 ppm merupakan ikatan sp3. Empat gugus metin ditunjukkan dengan C = 42,8; 53,1; 58,2 dan 59,5 ppm. Adanya tujuh atom karbon kuatener ditunjukkan oleh puncak-puncak C = 28,2; 30,0; 37,4; 38,3; 39,7; 42,1 dan 213,1 ppm. Pergeseran kimia C = 213,1 ppm ini menunjukkan adanya gugus keton (C=O), hal ini sesuai dengan spektrum IR pada panjang gelombang () 1713 cm-1. Berdasarkan data spektroskopi dan membandingkan pergeseran kimia senyawa kimia dari 1 dan friedelin [6], maka dapat diambil kesimpulan senyawa 1 adalah friedelin dengan rumus molekul C30H50O. Senyawa 2 merupakan kristal jarum berwarna putih. Dari data EI MS puncak ion molekuler [M]+ pada m/z = 456. Dari data tersebut menunjukkan bahwa senyawa 2 mempunyai berat molekul = 456. Spektrum infra merah memberikan pita serapan pada daerah bilangan gelombang sekitar 3441 cm-1 menunjukkan adanya gugus OH, = 2937 cm-1 merupakan vibrasi ulur dari C-H, = 1678 cm-1 merupakan vibrasi ulur gugus C=O dan = 3078 cm-1 merupakan vibrasi ulur C-H dari olefinik. Spektrum 1HNMR memperlihatkan sinyal pada pergeseran kimia, H = 0,66 (s); 0,75 (s); 0,82(s); 0,89(s); 0,99(s); 1,05(s) dan 1,83 ppm (s) yang menunjukkan adanya 7 puncak yang menunjukkan adanya tujuh gugus metil, tipe dari triperpen. Pergeseran kimia H = 3,21 ppm menunjukkan adanya proton yang terikat pada gugus OH. Pergeseran kimia H = 5,23 (d,J = 5,8 Hz) dan 5,81 ppm (t, J = 7,1 Hz) menunjukkan adanya dua proton

Tabel 1. Perbandingan Data Pergeseran Kimia 13C- NMR Senyawa 1 dan Friedelin

Atom C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Friedelin C (ppm) 22,3 41,5 213,2 58,2 42,1 41,3 18,2 53,1 37,4 59,4 35,6 30,5 39,7 38,3 32,4 36,0 30,0 42,8 35,3 28,1 32,7 39,2 6,8 14,6 17,9 20,2 18,6 32,1 35,0 31,8

Senyawa 1 C (ppm) 22,3 41,5 213,0 58,3 42,1 41,3 18,3 53,2 37,5 59,6 35,7 30,5 39,7 38,3 32,5 36,0 30,0 42,9 35,4 28,2 32,8 39,3 6,8 14,7 17,9 20,3 18,6 32,1 35,0 31,8

27

25

26

O
24 23

Gambar 1. Struktur Molekul dari Friedelin (1)

yang terikat pada ikatan rangkap (proton olefinik). Dari spectrum 13C-NMR dan DEPT, memberikan gambaran senyawa yang diteliti mengandung 30 karbon yang berupa 7 gugus metil dan1 gugus metoksi, 9 gugus metilen, 7 gugus metin dan 7 atom karbon kuaterner. Tujuh gugus metil diperlihatkan oleh sinyal-sinyal karbon pada C = 12,0; 14,3; 15,5; 18,0; 18,3; 22,1 dan 28,0 ppm (hal ini sesuai dengan data 1H-NMR). Sembilan gugus metilen ditunjukkan pada C = 21,2; 25,7; 27,4; 27,8; 27,9; 34,0; 34,5; 36,0 dan 36,9 ppm merupakan ikatan sp3. Tujuh gugus metin ditunjukkan

MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12

11

pada pergeseran kimia C = 35,9; 41,7; 50,7; 52,8; 78,6; 114,7 dan 143,9 ppm. Pergeseran kimia C = 78,6 ppm menunjukkan adanya gugus metin yang mengikat sebuah gugus hidroksi. Pergeseran kimia C = 114,7 dan 143,9 ppm menunjukkan adanya gugus metin yang terikat pada ikatan rangkap. Adanya tujuh atom karbon kuaterner ditunjukkan oleh sinyal-sinyal pada C = 39,6; 39,8; 44,0; 47,5; 126,9; 148,4 dan 170,6 ppm sinyal dengan C = 170,6 ppm merupakan sinyal dari atom karbon kuartener yang terikat sebagai gugus karbonil. Sinyal pada C = 126,9 dan 148,4 ppm merupakan sinyal dari atom kuatener yang terikat pada ikatan rangkap. Dari hasil pengukuran secara spektroskopi (IR, 1 H- dan 13C-NMR) dan didukung oleh studi literatur (dengan membandingkan pergesaran kimia dengan senyawa asam-3-hidroksi-7,24-eupandien-26-oat dan lanosta-9(11),24-dien-3-ol), maka dapat disimpulkan bahwa senyawa 2 adalah asam-3-hidroksi-lanosta9(11),24-dien-26-oat dengan rumus molekul C30H48O3 [6,7].
Tabel 2. Perbandingan Data Pergeseran Kimia 13C- NMR Senyawa 2, Asam-3hidroksi-7,24-eupandien-26oat dan Lanosta9(11),24-dien-3-ol

21 18 20 17 13

22 23

24 25 27

26

COOH

11 1 19

5 7

30

HO
28 29

Gambar 2. Struktur Molekul dari Asam-3-hidroksiLanosta-9(11),24-dien-26-oat (2)

Friedelin (1): diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih; IR, maks = 2928 (C-H alifatik), 1713 (C=O) cm-1. Spektum 1H-NMR (CDCl3, 500 MHz), H = 0,70 (3H, s), 0,85 (3H, s), 0,86 (3H, s), 0,93 (3H,s), 0,97 (3H, s), 0,98 (3H, s), 1,03(3H, s) dan 1,16 ppm (3H, s). Spektrum 13C-NMR (CDCl3, 125 MHz) C = 6,8; 14,7; 17,9; 18,3; 18,6; 20,3; 22,3; 28,2; 30,0; 30,5; 31,8; 32,1; 32,4; 32,8; 35,0; 35,4; 35,7; 36,0 37,4; 38,3; 39,3; 39,7; 41,3; 41,5; 42,1; 42,8; 53,1; 58,2; 59,5 dan 213,1 ppm. Spektrum massa EIMS: m/z = 426[M]+ (dihitung 426,3862) dengan rumus formula C30 H50O. Asam-3-hidroksi-lanosta-9(11),24-dien-26-oat (2): diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih; IR maks 3411 (gugus-OH), 3078 (C-H dari olefinik), 2937 (C-H alifatik) dan 1678 cm-1 (C=O). spektrum 1H-NMR (CD3OD, 500 MHz) H = 0,66 (3H, s); 0,75 (3H, s); 0,82 (3H, s); 0,89 (3H, s); 0.99 (3H, s); 1,05 (3H,s); 1,83 (3H,s); 3,21 (1H, m); 5,23 (1H,d, J = 5,8 Hz) dan 6,81 ppm (1H,d,J = 7,1 Hz). Spektrum 13C-NMR (CDCl3,125 MHz) C = 12,0; 14,3; 15,5; 18,0; 18,3; 21,2; 22,1; 25,7; 27,4; 27,8; 27,9; 28,0; 34,0; 34,5; 35,9; 36,0; 36,9; 39,6; 39,8; 41,7; 44,0; 47,5; 50,7; 52,8; 78,6; 114,7; 126,9; 143,9; 148,4 dan 170,6 ppm. Spektrum massa EIMS m/z = 456 [M]+ (dihitung 426,3604) dengan rumus formula C30 H48O3.

Atom Asam 3-OH-7,24- Lanosta -6(11), C eupandien-26-oat 24-dien-3-ol 1 38,5 35,6 2 35,5 27,6 3 78,9 78,8 4 46,4 38,9 5 52,8 52,6 6 23,6 21,2 7 117,5 28,0 8 146,3 41,7 9 50,9 148,1 10 36,8 39,2 11 18,1 115,2 12 33,5 36,4 13 43,1 44,3 14 51,0 47,0 15 34,5 33,9 16 28,1 28,1 17 50,2 50,9 18 21,8 14,4 19 11,7 12,3 20 52,8 35,9 21 17,7 18,3 22 27,1 37,3 23 26,9 24,9 24 145,3 128,2 25 126,5 130,9 26 172,6 17,6 27 14,4 25,7 28 25,9 27,9 29 12,7 15,4 30 27,2 24,2

Senyawa 2 34,5 27,4 78,6 44,0 52,8 21,2 27,8 41,7 148,4 39,6 114,7 36,0 39,8 47,5 34,0 27,9 50,7 18,3 12,0 35,9 18,0 36,9 25,7 143,9 126,9 170,6 15,5 28,0 14,3 22,1

4. Kesimpulan
Dua triterpenoid telah berhasil diisolasi dari ekstrak nheksana kulit batang G. benthami yaitu friedelin dan asam-3-hidroksida-lanosta-9(11),24-dien-26-oat.

Ucapan Terima Kasih


Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Key Laboratory of Phytochemistry and Plan Resources, di Cina Barat, Kunming Institute of Botany, Chinese Academy of Sciences atas dana riset yang diberikan.

Daftar Acuan
[1] R. Sari, Koleksi Garcinia Kebun Raya Bogor: Konservasi dan Potensi, Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora. Lembaga Pengetahuan Indonesia, Bogor, 1999, p. 217-221.

12

MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12

[2] M.S.M. Sosef, L.T. Homg, S. Prawirohatmodjo, PROSEA (Plant Resources of East Asia) Timber Trees:-know Timbers (3), Backhuys Publishers, Leyden, 1998, p. 246-249. [3] B. Elya, P.H. He, S. Kosela, X.J. Hao, J. Trop, Med. Plant, 5 (2) (2004) 229-231. [4] B. Elya, P.H. He, S. Kosela, M. Hanafi, X. J. Hao, Natural Product Research, 20 (12) (2006) 10591062.

[5] B. Elya, S. Kosela, M. Hanafi, Jurnal Bahan Alam Indonesia, 6 (1) (2006) 37-41. [6] S.B. Mahato, A.P. Kundu, Phytochemistry, 37 (6) (1994) 1117-1575. [7] L.J. Goad, T. Akihisa, Analusis of Sterol, Blackie Academic & Professional, London and New York, 1997, p. 401-406.

Anda mungkin juga menyukai