Anda di halaman 1dari 2

Risk Assessment

Nama NPM Jurusan : Robby Panji Abdu Tsani : 1206260570 : Teknik Sipil Saya berasal dari Kota Pekanbaru. Ketika liburan, keluarga saya sering berlibur ke daerah Sumatera Barat, yaitu Bukittinggi dan Maninjau. Untuk sampai ke tujuan memerlukan kurang-lebih 5 jam waktu tempuh normal non-stop. Keluarga saya memilih menggunakan mobil pribadi daripada menggunakan Bus Antar Kota Antar Propinsi. Dengan menggunakan mobil pribadi, saya dapat berhenti sesukanya dan menghemat bahan bakar juga. Walaupun menggunakan mobil pribadi, bukan berarti resiko yang ada juga sedikit. Saya dan keluarga juga harus selalu waspada terhadap resiko-resiko yang kelihatannya sangat kecil tapi bisa berakibat fatal. Resiko-resiko tersebut adalah : 1. Pada kenyataannya, yang bisa mengendarai mobil hanyalah Papa saya. Ketika berlibur ke daerah Sumatera Barat berarti hanya Papa saya yang mengendarai mobil selama 5 jam sampai tujuan. Itu akan sangat berbahaya apabila rasa kantuk dan capek telah melanda. Apalagi ditambah dengan tidak adanya yang dapat menggantikannya dalam berkendara. Hal tersebut akan mengganggu konsentrasi dan kehilangan kendali pada saat berkendara. 2. Ketika terjadi kerusakan seperti mogok atau pecah ban, tentu diperlukan seseorang yang mengerti akan hal tersebut. Apalagi kerusakan tersebut terjadi di jalan lintas sumatera. Akan sangat sulit dan jauh untuk menemukan bengkel mobil terdekat. Yang bisa diandalkan adalah pengemudi lain yang lewat di daerah tersebut. Itu akan memakan waktu yang lama dan juga menguras waktu dan tenaga untuk menunggu. 3. Ketika telah asik dengan keluarga, konsentrasi pengemudi juga bisa terganggu. Konsentrasi pengemudi terbagi antara keluarga dan jalan. Hal ini diperparah dengan kondisi jalan menuju ke daerah Sumatera Barat yang berkelok-kelok dan berlobang. Ketika sedikit saja tidak fokus ke jalan, maka kecelakaan fatal bisa terjadi. 4. Waktu tempuh yang cukup lama, membuat penumpang menjadi bosan untuk duduk. Berbeda dengan pengemudi yang harus fokus mengendarai mobil. Penumpang memilih tidur untuk mengatasi rasa bosan itu. Tapi ini bisa menjadi awal dari insiden juga. Ketika semua penumpang tertidur maka yang beraktivitas hanya pengendara sendiri. Hal itu akan membuat rasa kantuk lebih cepat datang dan menimbulkan rasa bosan yang cepat pula. Sehingga dapat mengganggu konsentrasi pengendara dalam berkendara. 5. Ketika mengendarai mobil sendiri, akan terpacu adrenalin untuk mendahului kendaraan di depan kita. Pada kondisinya, ketika melalui jalan Lintas Sumatera, akan sangat banyak

mobil-mobil berat yang juga melalui jalan terebut. Sehingga laju mobil akan terhambat. Ini akan membuat pengendara berkeinginan untuk memacu dan mendahului mobil-mobil berat tersebut. Ini menjadi sebuah resiko karena jalan yang 2 lajur untuk 2 arah. Berbeda dengan jalan tol Jakarta-Bandung yang memilik lebih 3 lajur untuk 1 arahnya. Dengan saya mengetahui resiko-resiko di atas, saya harus dapat mencari cara untuk tindakan pencegahan agar resiko-resiko yang akan saya dapatkan dapat diminimalisir. Tindakan pencegahan terhadap resiko-resiko tersebut adalah : 1. Mengingatkan papa saya apabila dia mengantuk. Ketika kantuk telah melanda, lebih baik menepi atau mencari musholla atau tempat yang dapat digunakan untuk beristirahat. Lebih baik menambah waktu tempuh untuk beristirahat, daripada cepat tetapi resiko yang ada lebih besar. 2. Selalu menservice mobil sebelum bepergian jauh. Saya selalu mengingatkan papa saya untuk menservis mobil sebelum pergi ke Sumbar. Hal ini dapat mengantisipasi mati mesin atau kerusakan lainnya pada saat melakukan perjalan jauh. Membawa peralatan

perbengkelan yang lengkap seperti kunci baut atau dongkrak. 3. Keasikan dengan keluarga tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dibatasi. Sehingga

konsentrasi pada saat berkendara juga tidak sepenuhnya hilang. Ketika sampai di tujuan dengan selamat akan membuat suasana yang lebih asik. 4. Selalu ada yang menemani pengendara saat berkendara. Mengendarai mobil sendiri

berbeda dengan menggunakan bus. Supir bus selalu ada kernek yang setia menemani sehingga rasa bosan pengendara dapat diatasi. 5. Selalu mengingatkan ketika akan mendahului. Lebih baik bersabar dan mencari jalan yang lumayan lurus dan sepi untuk mendahului, daripada harus mendahului di jalan yang sempit dan berkelok. Itu akan membuat resiko kecelakaan semakin besar. Dengan melakukan tindakan pencegahan diatas, saya telah berusaha untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi pada saya dan keluarga. Sehingga saya akan mendapatkan resiko 0 % dalam perjalanan saya menuju ke Sumatera Barat.

Anda mungkin juga menyukai