Gangguan
yang
bersifat
progresif
ini
disebabkan
inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi dalam waktu lama dengan gejala utama sesak napas, batuk dan produksi sputum.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa proses inflamasi pada PPOK tidak hanya berlangsung di paru tetapi juga secara sistemik, yang ditandai dengan peningkatan kadar C-reactive protein (CRP), tumor necrosis factor- (TNF- ), interleukin 6 (IL-6) serta IL-8.
Respons sistemik ini menggambarkan progresiviti penyakit paru dan selanjutnya berkembang menjadi penurunan massa otot rangka (muscle wasting), penyakit jantung koroner dan
aterosklerosis
proinflamasi.
Penurunan massa sel tubuh merupakan manifestasi sistemik yang penting pada PPOK dan terlihat berupa kehilangan lebih dari 40% actively metabolizing tissue.
Massa
lemak
bebas
dapat
dibagi
yaitu
kompartemen
Sitokin inflamasi diduga berperan pada pengecilan otot. Proses kematian sel yang terprogram atau apoptosis juga
penderita
PPOK,
keadaan
ini
berhubungan
dengan
Perubahan anatomi terjadi pada komposisi serat otot dan atropi sementara perubahan fungsi berupa perubahan
Hipoksia jaringan dan inflamasi sistemik yang menetap merupakan faktor penyebab disfungsi otot rangka
Respons
inflamasi
ini
berupa
respons
fase
akut
dengan
peningkatan pembekuan darah, penglepasan mediator inflamasi ke dalam sirkulasi selanjutnya mengaktifkan endotelin dan merangsang sumsum tulang melepaskan leukosit dan trombosit.
Keadaan
ini
meningkatkan ketidakstabilan
resiko plak
penyakit
vaskular, sehingga
menyebabkan
aterosklerosis
Perubahan
metabolisme
bioenergi
penderita
PPOK
diperlihatkan
dengan
nuclear
magnetic
resonance
spectroscopy, hal ini mungkin disebabkan oleh proses adaptasi terhadap kondisi hipoksia kronik.
Keadaan emfisema dan osteoporosis ditandai dengan hilangnya jaringan paru atau jaringan tulang.
Berhenti merokok
Bronkodilator paru : Tiopropium bromid Antagonis mediator