Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pendidikan Agama Suku Status MRS

: Ny. H : 18 tahun : Perempuan : Kertak Baru Hilir, Banjarmasin : SD (tidak tamat) : Islam : Banjar/ Indonesia : Kawin : 19 April 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRIK Alloanamnesa tanggal 19 April 2012 pukul 11.00 WITA dengan Tn. AS (suami) di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dan pukul 13.30 WITA di ruang perawatan Tanjung RSUD ULIN Banjarmasin dan dan Tn. S (ayah) melalui telepon genggam pada pukul 17.00 WITA dan tanggal 20 April 2012 pukul 13.30 WITA serta autoanamnesa dengan pasien. A. KELUHAN UTAMA Mencoba bunuh diri (menusukkan pisau ke pergelangan tangan) B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Alloanamnesis Sejak menikah pada bulan maret 2012, suami pasien (Tn.AS) mengaku kehidupan rumah tangganya sering timbul masalah dan sering ribut. Suami

dengan os merupakan pasangan muda berusia 18 tahun saat menikah dan keduanya tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan suami os baru mengenal os sejak November 2011. Os merupakan orang yang sangat manja dan selalu menuntut untuk diperhatikan, bahkan tidak mau ditinggal lama oleh suami os, meskipun suaminya sedang pergi untuk mencari uang. Suami pasien mengaku dia memang sudah berusaha membagi waktu untuk memberikan perhatian yang cukup terhadap os. Namun terkesan os tidak mau mengerti keadaan, os akan marah kalau suami os pergi mencari uang dalam waktu yang cukup lama. Tanggal 19 April 2012, suami os pergi untuk mencari uang pada pagi hari sebelum os bangun, akhirnya pada pukul 08.30 os menjemput suami os di pasar sambil marah-marah, os dan suami os akhirnya pulang kerumah dan dirumah pertengkaran itu masih berlanjut hingga os nekat menusukkan pisau dapur ke pergelangan tangan kiri os pada pukul 09.00. Autoanamnesis Tahun 1999, saat os berusia 5 tahun, ayah os menikah lagi lantaran ibu kandung os telah meninggal pada tahun 1996 saat os masih berusia 2 tahun. Os mengaku setiap hari ibu tiri os selalu memarahai os, ibu tiri os biasanya marah bila os pulang tidak membawa uang yang cukup dari hasil menjaga warung tetangga os, os juga merasa setiap apa yang os kerjakan dirumah selalu salah di mata ibu tiri os, bahkan terkadang os dipukul dengan menggunakan gagang sapu bila ibu tiri os sangat marah. Os juga merasakan mendapat perlakukan yang tidak adil dengan saudara tiri os yang seusia os waktu itu, apa yang diminta oleh saudara tiri os selalu dikabulkan oleh ayah dan ibu tiri os, sedangkan permintaan

os jarang sekali dipenuhi. Ibu tiri os selalu memarahi dan terkadang memukul os di saat ayah kandung os tidak berada di rumah, dan os diminta oleh ibu tiri os agar tidak menceritakan itu semua bila ayah os pulang, pernah sekali os menceritakan bahwa pernah dipukul oleh ibu tiri os kepada ayah os, namun ayah os tidak percaya dan justru menyalahkan os, sejak saat itu os tidak pernah lagi menceritakan kalau os dimarahi atau sampai dipukul oleh ibu os. Os menjadi memendam semuanya sendiri, os juga tidak berani menceritakan kepada saudara-saudara os. Os akan memilih untuk menyendiri dan hanya bisa menangis akibat perlakuan ibu tiri os. Semenjak hidup bersama ibu tiri os, os sering sakit-sakitan, os sering mengeluh nyeri pada ulu hati dan terkadang dada berdebar-debar dan badan terasa lemas, biasanya keluhan ini akan muncul ketika ibu tiri os mulai memarahi os, dan terkadang karena sakit os ini, ibu os tidak melanjutkan untuk memarahi os, Perlakuan ini diterima os sampai tahun 2005 atau saat os berusia 11 tahun. Suatu hari di akhir tahun 2005 yang tepatnya os lupa, os kabur dari rumah dengan menumpang sebuah pick up yang os berhentikan di jalan menuju Banjarmasin, sampai di Banjarmasin, os hidup sendiri, karena os tidak punya keluarga os hidup sebagai anak jalanan, os menjalani hidup di jalanan selama 2 minggu sampai os di tamping oleh sebuah keluarga yang mengangkat os menjadi anak mereka. Selama tinggal bersama ibu angkat os, os mengakau tidak sekolah juga tidak bekerja, waktunya hanya dihabiskan untuk di rumah dan bermain bersama teman-teman sekitar rumah os.

Os mengaku senang tinggal bersama keluarga barunya karena semua kebutuhan os dipenuhi dan ibu angkat os menyayangi os, namun semenjak tinggal di Banjarmasin, os mengaku menjadi sering sulit tidur, os terkadang sedih dan menagis sendiri ketika ingat ayah dan saudara-saudara os di rumah, namun os tidak pernah mencoba untuk menghubungi atau pulang ke rumah ayah os karena malas harus bertemu dengan ibu tiri os. Keluhan seperti nyeri ulu hati, jantung berdebar dan badan terasa lemah masih sering os rasakan sampai sekarang dan keluhan ini biasanya kuncul ketika os sedang ada masalah atau sedang banyak pikiran. Awal tahun 2011, os yang kesehariannya sering berkumpul dengan teman-teman os mencoba untuk mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang jenis Inex yang dibawa oleh teman os, os menggelar pesta miras dan obat-obatan ini di rumah salah satu teman os, os mulanya meminum 5 butir inex dan saat pertama kali itu, os merasa sangat pusing dan tidak ingat apa-apa lagi. Os biasanya menggelar pesta pada malam hari dan biasanya os akan sadar kembali esok paginya. Kegiatan ini dilakukan os secara rutin tiap minggu sekali selama 5 bulan sampai pertengahan 2011. Os tetap mengonsumsi inex sebanyak 5 butir sekali, tidak ada penambahan jumlah, os mengaku os merasa nyaman bila mengonsumsi inex dan alkohol karena os bisa melupakan masalah dan kesedihan os, jika os tidak ada mengonsumsi selama 1 minggu, os mengaku tidak ada perubahan dalam diri os, hanya terkadang badan os terasa sakit semua tapi masih bisa os tahan. Os mengaku semenjak os mengonsumsi obat-obatan, os menjadi

mudah marah dan tersinggung, oleh karenanya os sering berkelahi karena permasalahan yang terkadang sepele. Os sempat berhenti mengonsumsi obat-obatan dan alkohol, os hanya pernah 1 kali mencoba memakai shabu namun os lupa kapan, namun saat itu os tidak sampai mabuk, sampai awal pertemuan os dengan suami os yang sekarang, os bertemu pada bulan November 2011 dan pacaran dengan suami os selama 5 bulan sampai akhirnya os menikah pada bulan Maret 2012, os mengaku sejak pacaran, os sudah sering bertengkar dengan suami os, biasanya pertengkaran muncul karena masalah cemburu atau kurangnya perhatian dari satu sama lain, sejan januari 2012, os mulai mengonsumsi obat jenis somadril yang direkomendasikan oleh teman os, os biasanya minu sebanyak 3 butir pada hari kamis tiap minggunya, os mengaku dengan meninum obat ini os merasa lebih tenang. Tanggal 19 april 2012, pada pukul 07.30, saat os bangun tidur, os tidak mendapatkan suami os ada di rumah, karena suami pergi tanpa izin os, os merasa tersinggung, lantas os minum somadril sebanyak 3 butir dan ergi mencari suami os ke pasar tempat suaminya biasa berada, ketika bertemu pecahlah pertengkaran sampai keduanya pulang ke rumah. Os mengaku menusukkan pisau ke

pergelangan tangannya sendiri secara sadar. Sebelumnya memang terjadi pertengkaran dengan suami. Menurut os niat awalnya hanya untuk mengancam suaminya karena suami os pergi dari rumah tanpa izin dengan os, namun karena suami os tidak menggubris kata-kata os, akhirnya os menusukkan pisau ke pergelangan tangannya.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak pernah dirawat di Rumah sakit dengan riwayat gangguan jiwa. Tidak ada riwayat demam tinggi, kejang dan penurunan kesadaran Tidak pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Trust vs Mistrust (0-1,5 thn) Os tidak mendapat ASI secara eksklusif dari ibu kandung os, os susah untuk makan makanan yang diberikan oleh ibu os, os juga beberapa kali mengalami gangguan BAB yaitu diare, os juga sering rewel dan gelisah saat tidur. 2. Autonomy vs Shame, Doubt (1,5-3 thn) Dalam rentang usia ini, ibu kandung os meninggal dunia dan os di asuh oleh saudara-saudara kandung os, os sudah mulai bisa berjalan dan os dibiarkan untuk melakukan apapun yang os inginkan bahkan tanpa pengawasan yang cukup. 3. Initiative vs Guilt (3-6 thn) Pada masa ini os tumbuh menjadi anak yang pendiam dan pemalu, os tidak mempunyai banyak teman dan sulit untuk bergaul serta bermain layaknya anak perempuan lain seusianya. Os sering meniru dan membantu kakak perempuan os mengerjakan pekerjaan rumah, namun kaka os biasanya melarang os untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Os lebih sering

berada di rumah dan sesekali ikut ayah os untuk bertani ke sawah, dalam rentang usia ini, ayah os menikah lagi. 4. Industry vs Inferiority (6-12 thn) Berdasarkan pengakuan os, pada masa ini os bersekolah SD namun hanya sampai kelas 1 saja, os akhirnya putus sekolah. Os mengisi hari-harinya dengan menjaga warung milik tetangga os, os kurang memilii waktu bermain. Dalam rentang usia ini,tepatnya saat os berusia 11 tahun, os kabur dari rumah karena tidak tahan sering dimarahi oleh ibu tiri os dan terus mendapatkan perlakuan yang tidak adil dibandingkan saudara os yang lain. 5. Identity vs Identity Confusion (12-20 thn) Os sempat hidup sebagai anak jalanan sebelum os diangkat anak oleh sebuah keluarga, os termasuk remaja yang tertutup, mudah cemburu, pencuriga, pendendam, mudah tersinggung, dan perasaannnya cepat berubah antara gembira dan sedih. Pasien bukan pribadi yang suka mencari perhatian dan mengutamakan penampilan fisik, juga bukan orang yang ragu-ragu, dan kaku. Os adalah orang yang bergantung pada orang lain dan memiliki perhatian yang berlebihan terhadap dirinya. Os mengaku pernah mencoba/

mengkonsumsi alkohol maupun obat terlarang jenis inex saat os berusia 17 tahun selama 5 bulan lamanya dan mengonsumsi somadril 3 bulan terakhir. Pasien belum cukup baik melewati fase Identity karena pasien belum mempunyai identitas diri.

6. Riwayat pendidikan Os hanya sempat menjalani pendidikan sampai kelas 1 SD dan tidak dilanjutkan lagi karena masalah biaya. 7. Riwayat pekerjaan Os tidak pernah bekerja, saat ini os hanya membantu ibu mertua os menjaga warung milik mertua os. 8. Riwayat perkawinan Menikah 1 kali, pada bulan Maret 2012 pasien menikah dan belum mempunyai anak.

E. RIWAYAT KELUARGA Genogram :

Keterangan : = Penderita = Laki-laki = Perempuan Tidak ada riwayat serupa dalam keluarga

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG Saat ini os tinggal bersama suami dan ibu mertua. Rumah tersebut adalah rumah kontrakan ibu mertua os. Keseharian os saat ini bekerja menjaga warung klontong milik mertua os, suami os bekerja serabutan, terkadang sebagai buruh juga seorang pembuat tatto. Upah suami dan pendapatan warung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan pasien dan sakit yang diderita oleh os diakibatkan oleh suami os yang kurang perhatian. III. STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM 1. Penampilan Pada tanggal 19 April 2012 pukul 09.15 WITA, pasien perempuan usia 18 tahun datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin, dengan tinggi sekitar 150 cm, berperawakan kecil, kulit kuning langsat, memakai kaos berwarna biru dan rok berwarna coklat tua. Pasien terlihat terawat dan sesuai usianya. Pasien sadar, dengan bergerak tidak terlalu aktif. Pasien menjawab pertanyaan dengan baik dan sesuai apa yang ditanyakan. Pasien bisa diajak bekerja sama dalam wawancara. Pasien pada saat wawancara sesekali memandang dan memperhatikan pemeriksa serta memusatkan

perhatiannya kepada pemeriksa, namun lebih sering tidak memandang

pemeriksa. Pasien terlihat cemas dan terkadang sedih pada saat awal dan dalam wawancara. Pasien mampu untuk mengemukakan identitas diri sendiri, mampu menyebutkan bulan dan tahun sekarang, mengetahui keberadaan dia dan apa yang dilakukan pada saat ini. Pasien bisa mengingat dan mampu berkonsentrasi dengan baik. Pasien mengingat kejadian pada saat 24 jam sebelum ke rumah sakit dan mampu mengingat kapan dia menikah. Tingkat pengetahuan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien, mampu menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini. Pasien kurang mampu menafsirkan peribahasa yang ditanyakan pemeriksa. Pasien mengaku mampu mandi dan merawat diri sendiri. Pasien tidak merasakan ada sesuatu hal yang asing mengganggu baik itu pada pendengaran maupun penglihatan. Pasien masih dalam realitas dan tidak kehilangan keyakinan akan identitas diri. Pasien tidak asyik dengan pembicaraannya sendiri. Pasien tidak selalu menjawab spontan ketika ditanya, terkadang butuh waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dan terkesan berhati-hati dalam menjawab, jawaban pasien relevan sesuai apa yang ditanyakan dan tidak ada hambatan dalam berbahasa. Pasien mengaku merasa khawatir dengan penyakitnya. Pasien tidak ada gangguan pikiran. Pasien dalam wawancara kurang mampu

mengendalikan diri, dalam penilaian keadaan sekarang pasien kurang mampu menjelaskan. Dapat disimpulkan pasien tidak dapat dipercaya. 2. Kesadaran

10

Composmentis. 3. Perilaku dan aktivitas motorik Hipoaktif 4. Pembicaraan Koheren 5. Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif 6. Kontak Psikis Ada, kurang wajar dan tidakvdapat dipertahankan. B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF, KESERASIAN DAN EMPATI 1. Afek(mood) 2. Ekspresi 3. Keserasian 4. Empati : Hipothym : Sedih, murung : Appropriate : Dapat dirabarasakan

PENILAIAN dari REAKSI EMOSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Stabilitas : Labil

Pengendalian : Terganggu Kesungguhan : Tak sungguh-sungguh Empati : Dapat diraba rasakan : Dalam : Sempit : Lambat

Dalam-dangkalnya Skala deferensiasi Arus emosi

11

B. FUNGSI KOGNITIF 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan

tingkat pendidikan. 2. Orientasi : Waktu Tempat Orang Situasi 3. Konsentrasi : terganggu 4. Daya ingat : Jangka pendek Jangka panjang Segera : Baik : Baik : Baik : Baik : Baik : Baik : Baik

5. Kemampuan menolong diri sendiri: penderita dapat menolong diri sendiri. D. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi : Tidak ada

2. Depersonalisasi/ Derealisasi : Tidak ada E. PROSES PIKIR 1. Arus pikir : a. Produktivitas b. Kontinuitas : Menjawab bila ditanya : Koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada 2. Isi Pikir : a. Preocupasi : Tidak ada b. Waham PENGENDALIAN IMPULS Pengendalian impuls terganggu : Tidak ada

12

F. DAYA NILAI a. Daya nilai sosial b. Uji daya nilai c. Penilaian realitas G. TILIKAN T3 : Sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain, atau faktor organik sebagai penyebabnya. H. TARAF DAPAT DIPERCAYA Tidak dapat dipercaya IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT 1. STATUS INTERNUS Keadaan Umum : Tanda vital : TD : 100/70 mmHg N : 63 x/menit RR : 20 x/menit T Kepala Mata : normosefali : palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya +/+ Telinga : sekret -/Hidung : sekret -/- epistaksis (-) Mulut Leher Thoraks : mukosa bibir kering, pucat (-), lidah tidak kotor : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat I : bentuk simetris P : fremitus vokal raba simetris : 36,4 C : Terganggu : Terganggu : Terganggu

13

P : Pulmo : sonor A : Pulmo : vesikuler, Ronki/wheezing -/Cor Cor Abdomen : batas jantung normal : S1,S2 tunggal I : simetris P : hepar/lien/massa tidak teraba P : timpani A : BU (+) normal Ekstremitas Superior : edema -/-, parese -/-, tremor -/-, luka tusuk et regio ante brachii bag ventral Inferior : edema -/-, parese -/-, tremor -/-,

2. STATUS NEUROLOGIS N 1-XII : normal

Gejala rangsang meningeal : tidak ada Gejala TIK meningkat Refleks patologis Refleks fisiologis : tidak ada : tidak ada : normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Os tumbuh dalam keluarga dimana ibu tiri

os sangat otoriter dalam memperlakukan os.

14

Os lari dari rumah saat berusia 11 tahun

dan membuat os sempat hidup di jalanan sebelum ditampung oleh sebuah keluarga. Os memiliki ciri kepribadian anti sosial di

mana os tidak terlalu peduli dengan aturan yang berlaku di masyarakat dan memiliki riwayat sering mabuk-mabukan dan menggunakan obat-obatan terlarang bersama teman-teman os. Sejak os menikah, os selalu menuntut

perhatian dari suami os, bahkan ketika suami os pergi untuk mencari uangpun, os sering melarang suami os pergi dengan alasan ingin ditemani di rumah. Afek (mood) Ekspresi wajah Kontak psikis Keserasian Empati Daya ingat Konsentrasi Halusinasi Waham Tilikan Penilaian realita : hipothym : sedih : ada, tidak wajar, dan tidak dapat dipertahankan : appropriate : dapat dirabarasakan : baik : baik : auditorik (-), visual (-) : (-) : Tilikan 3 : terganggu

15

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL 1. Aksis I : Episode depresif berat tanpa gejala psikotik ( F 32.2) dan

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lainnya termasuk kafein (F 15) dengan tentamen suicide 2. Aksis II 3. Aksis III : Kepribadian histerionik (histerik) : Keadaan putus zat (witdrawal state) dan Luka tusuk et regio

antebrachii sinistra 4. Aksis IV 5. Aksis VI : Masalah keluarga dan masalah ekonomi : GAF scale 70-61

VII. DAFTAR MASALAH 1. Organobiologik Luka tusuk et regio antebrachii sinistra. 2. Psikologik Perilaku dan aktivitas psikomotorik hipoaktif, afek datar, ekspresi afektif sedih, dan pengendalian impuls terganggu, Tilikan derajat 3, dan tidak dapat dipercaya. 3. Sosial Keluarga Gangguan yang dialami os berawal dari masalah rumah tangga dan kurangnya perhatian suami.

VIII. PROGNOSIS Diagnosa penyakit : dubia ad malam

16

Perjalanan penyakit Ciri kepribadian Stressor psikososial Riwayat herediter Usia saat menderita Pola keluarga Pendidikan Aktivitas pekerjaan Perkawinan Ekonomi Lingkungan sosial Organobiologi Kesimpulan

: dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad bonam : dubia ad malam

RENCANA TERAPI Psikofarmaka : Clozapine 2 x 25 mg Kalxetin 2 x 10 mg Psikoterapi Religius X. DISKUSI Pada pasien ini terdapat gejala depresi yaitu adanya afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energi yang disertai konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, : Support terhadap penderita dan keluarga : Bimbingan /ceramah agama

17

adanya gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri dan masa sakit yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Oleh karenanya, pasien pada kasus ini didiagnosis episode depresif berat tanpa gejala psikotik ditandai oleh tidak adanya waham atau halusinasi auditorik. (1) Salah satu tanda depresi pada pasien ini adalah adanya percobaan bunuh diri (tentamen suicide). Tentamen suicide adalah segala perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang yang dapat membinasakan dirinya dalam waktu yang singkat. Individu yang mengalami krisis mental baik yang terduga (karena perkawinan, pensiun) maupun yang tak terduga (kematian, kehilangan

pekerjaan) akan berusaha mengatasinya. Bilamana krisis dapat ditangani dengan baik, akan berakibat pematangan jiwa dan bilamana tidak teratasi, maka individu yang bersangkutan jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk lagi.2 Percobaan bunuh diri bukan bertujuan untuk memusnahkan dirinya, tetapi untuk mengatasi masalah hidupnya, misalnya menyelesaikan frustasi atau konflik, menghindari keadaan yang tidak menyenangkan dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan tidur yang tenang dan damai. 2 Pada pasien keinginan bunuh dirinya disebabkan oleh karena pasien tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suami, jadi ingin mengorbankan dirinya untuk menyelesaikan konflik keluarga. Scheidman dan Ferberow membagi orang yang melakukan bunuh diri menjadi 4 golongan, yaitu2:

18

1. Mereka yang percaya bahwa tindakan bunuh diri itu benar, sebab mereka memandang bunuh diri sebagai peralihan menuju ke kehidupan yang lebih baik atau mempunyai arti menyelamatkan nama baiknya. 2. Mereka yang sudah tua, hal ini ditemukan pada orang yang kehilangan anak, atau cacat jasmaninya, yang menganggap bunuh diri sebagai suatu jalan keluar dari keadaan yang tidak menguntungkan bagi mereka 3. Mereka yang psikotik, dan bunuh diri merupakan jawaban terhadap halusinasi atau wahamnya 4. Mereka yang bunuh diri sebagai balas dendam, yang percaya bahwa karena bunuh diri orang lain akan berduka cita dan mereka sendiri akan dapat menyaksikan kesusahan orang lain. Terdapat hubungan yang erat antara suicide dan depresi. Orang dengan depresi mencoba melakukan bunuh diri untuk menghilangkan depresinya. Sebaliknya percobaan bunuh diri dapat menyebabkan depresi untuk waktu yang lama. Pikiran pasien sangat terfokus pada rumah tangganya yang tak bahagia dan ekonomi keluarga yang serba kekurangan. Banyak orang yang melakukan bunuh diri tidak memperlihatkan gejala-gejala klinik mengenai depresi. Banyak juga penderita dengan depresi tidak melakukan bunuh diri. Pasien pada kasus ini, dari anamnesis yang dilakukan diduga juga

memiliki gangguan kepribadian histerik . Hal tersebut didasarkan atas sifat os yang sering mendramatisasi permasalahan pasien. Prognosis pada penderita ini, dubia ad malam karena dilihat dari perjalanan penyakit, stressor psikososial,

19

pola keluarga, aktivitas pekerjaan, lingkungan sosial, ekonomi, pengobatan psikiatrik, ketaatan berobat tidak mendukung kesembuhan pasien. Penderita disini juga mengkonsumsi alkohol. Alkohol adalah cairan yang mengandung zat Ethylalkohol. Alkohol digolongkan sebagai NAPZA karena mempunyai sifat menenangkan sistem syaraf pusat, mempengaruhi fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, mengubah suasana hati dan perasaan. Alkohol bersifat menenangkan, walaupun juga dapat merangsang. Alkohol mempengaruhi sistem syaraf pusat sedemikian rupa sehingga kontrol perilaku berkurang. Efek alkohol tidak sama pada semua orang, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, mental, dan lingkungan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa bahaya alkohol jauh lebih besar daripada obat lainnya. Hal ini ada benarnya juga, karena dibandingkan obat-obatan lain alkohol mempunyai sifat sebagai berikut: merangsang, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, membuat gembira. Apabila ketergantungan sudah terjadi, keadaan ini secara lebih khusus disebut alkoholisme. Menurut beberapa ahli, alkohol merupakan zat psikoaktif yang paling berbahaya. Efek penggunaan alkohol tergantung dari jumlah yang dikonsumsi, ukuran fisik pemakai dan kepribadiannya. Alkohol dapat mempengaruhi koordinasi anggota tubuh, akal sehat, tingkat energi, dorongan seksual dan nafsu makan. Putus zat dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti : hiperaktif, berkeringat, darah tinggi dan tangan gemetar (tremor). Penderita juga mengkonsumsi Somadryl yang termasuk dalam analgetika serta pil koplo, dimana ketiganya merupakan NAPZA kategori Depressan apabila

20

disalahgunakan. Selain itu pil koplo juga termasuk psikotropika Golongan IV : Digunakan untuk terapi, berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. TAHAPAN PEMAKAIAN NAPZA 1. Use (menggunakan) Tahap awal dalam pemakaian Narkoba dimana yg bersangkutan hanya sekedar iseng, coba-coba, ingin tahu rasanya, ikut-ikutan dan menganggap memakai narkoba hanya sekedar untuk fun. 2. Abuse (menyalahgunakan) Dalam tahapan ini sipemakai sudah bisa merasakan efek dari pemakaian Narkoba, frekwensi pemakaiannya bertambah (1 atau 2 kali seminggu). Yang bersangkutan lebih cenderung untuk berkumpul dengan teman yang pakai, mulai berani beli narkoba meskipun dengan cara patungan, kalau ada masalah lari ke pemakaian. 3. Addict/user (pengguna) Di tahapan ini Narkoba sudah menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari sipemakai. Hidupnya dikendalikan oleh narkoba, cara apapun akan ditempuh untuk mencukupi kebutuhan pemakaian narkoba (bohong, merampok dll). Terapi pada pasien ini ditujukan untuk mengurangi gejala depresi sehingga faktor pencetus bunuh diri dapat diminimalisir. Clozapine merupakan antipsikotik atipikal yang efektif terhadap gejala positif dan negatif pada pasien. clozapine tidak memiliki efek ekstrapiramidal. Fluoxetine merupakan mencuri,

antidepresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang berfungsi

21

sebagai terpi depresi pada pasien. SSRI dipilih sebagai pilihan utama mengingat efek sampingnya sangat minimal, spectrum antidepresi yang luas, gejala putus obat yang minmal serta lethal dose yang aman. Apabila telah diberikan dalam dosis yang adekuat dan jangka waktu yang cukup (3 bulan) tidak efektif dapat diganti ke pilihan selanjutnya. Apabila penderita tidak patuh minum obat dapat diganti dengan sediaan injeksi. Psikoterapi, terapi religius dan perilaku juga perlu diberikan pada pasien dan keluarga pasien ini. Psikoterapi suportif bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental dan membantu pemecahan masalah hidupnya. Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah dianjurkan terutama untuk memeriksa fungsi hati karena efek samping obat ini adalah hepatotoksik.

22

DAFTAR PUSTAKA 1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. 2. Daeng BH, Maramis MM, Yitnamurti S. 2004. Percobaan Bunuh Diri dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU Doktor Soetomo. 3. Maramis WF. 2005. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. 4. Muslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: FK Unika Atma Jaya.

23

Laporan Kasus

EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK (F 32.2) dan GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN STIMULANSIA LAIN TERMASUK KAFEIN (F.19) dengan TENTAMEN SUICIDE

Oleh Kus Ageriyawan

24

I1A007061

Pembimbing dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MM. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran UNLAM/RSUD ULIN Banjarmasin April 2012

25

Anda mungkin juga menyukai