1. Tasawuf (saya yakin anda sudah paham), bukan ilmu teoritis yang
bisa dipelajari hanya melalui buku-buku, dialog-dialog, diskusi-diskusi,
melalui pembicaraan-pembicaraan. Melainkan harus dipelajari secara
praktek. Artinya, sudah waktunya bagi peminat-peminat tasawuf untuk
mulai (bagi yang belum), memilih thoriqoh-thoriqoh yang cocok
dengan dirinya. Karena tidak ada jalan lain di dalam mendalami ajaran
Islam, dan tidak ada jalan lain di dalam pendekatan diri pada
Alloh(seperti dicontohkan pendahulu kita) kecuali melalui thoriqoh-
thoriqoh yang tersebar di seluruh dunia."Wa ala wistaqomu ala
thoriqoti la as qoinahum ma`an ghodaqoh".` Seandainya engkau
istiqomah di thoriqoh, niscaya Alloh akan memberimu siraman air
kehidupan` -Insya Alloh tentang Thoriqoh-thoriqoh yang bisa diikuti,
akan saya berikan informasinya, di 12 negara ada 44 thoriqoh yang di
akui kebenaran dan kebesarannya. Hanya sebagai patokannya:
a. Dasarnya Qur`an-Hadits(Prinsip)
b. Biasanya, jalur silsilah ajarannya sampai ke Nabi Muhammad.
c. Adanya suluk atau tahapan-tahapan
Pendapat-pendapat yang rumit semua benar, dll. Biar kita tidak keliru
di dalam memahami.
Satu contoh, apabila kita membaca bukunya imam ghozali, pada saat
Imam Ghozali masih menjadi guru besar (belum terjun kedalam dunia
tasawuf), maka karya-karyanya tidak akan bisa memberikan
pemahaman tasawuf terhadap kita. Hal itu berbeda sejak dia sudah
mendalami tasawuf, berkholwat di atas menara selama 10 tahun, dan
riyadhoh-riyadhoh lain, sehingga cahaya kebenaran dari dirinya
tampak, pada saat setelah itu-lah karya-karyanya menjadi berbobot
bagi dunia Islam khususnya tasawuf.
Contoh lain seperti Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah banyak menulis buku-
buku yang menghujat tasawuf, menyerang tasawuf, (terutama buku-
buku Ibnu Taimiyah yang masuk di Indonesia). Tetapi ini akan berbeda
setelah menjelang akhir hidupnya, dipenjara, dia justru mendalami
tasawuf dan karya-karya sesudah itu, adalah pembelaannya terhadap
tasawuf. Karena dia sudah merasakan kebenaran tasawuf.
Oleh karena hal-hal di atas, tidak ada alasan lain kecuali kita harus
berguru melalui thoriqoh-thoriqoh yang ada. Agar kita dapat menarik
manfaat dari ajaran tasawuf atau ajaran Islam itu sendiri, melalui
"Ulama (bener-bener) warosatul Anbiya`" Sekali lagi saya mohon maaf,
semoga hal ini bermanfaat.
Seperti sudah saya janjikan di milist ini, biidzinillah, akan saya
informasikan tentang thoriqoh-thoriqoh di dunia.
Saya nukilkan dari "Ensiklopedi Islam", Penerbit PT.Ikhtiar Van Hoven
Jakarta, tahun 1994. Buku ini terdiri dari 5 (lima) jilid besar. Jild I
dengan tebal 336 halaman, jilid II dengan tebal 346 halaman. Jilid III
dengan tebal 356 halaman jilid IV dengan tebal 336 halaman. Jilid V
dengan tebal 334 halaman. Disusun oleh 80 orang, sebagian besar
terdiri dari Dosen-Dosen perguruan tinggi. Kitab yang dipakai sebagai
sumber dalam penyusunan ada 1049 kitab ditambah pemasukan
informasi dari Duta besar-Duta besar Negara Islam di Jakarta.
Dalam Jilid V- Bab Thoriqot - huruf (T), halaman 67, terdapat tabel
nama-nama Thoriqot yang mempunyai pengaruh besar di dunia yaitu
sejumlah 44 thoriqot tersebar di 3 benua yaitu, benua Asia, Afrika,
Eropa. Benua yang kosong dari Pusat pengembangan Thoriqot ada dua
yaitu, benua Amerika dan benua Australia.
Kitab ini disusun pada tahun 1332 H, jadi sudah lebih dari 84 tahun
yang lalu.
Berikut ini silsilahnya.
1. Muhammad Rosululloh.
2. Abu Bakar Shiddiq.
3. Salman Al Farisi.
4. Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar Shiddiq.
5. Imam Ja`far Shodiq
6. Abu Yazid Busthami
7. Abil Hasan Ali bin Abi Ja`far Al khorqon
8. Abi `alal Fadhol
9. Abi Ya`qub
10. Abdul Kholiq
11. Arif ar Riwikari
12. Mahmud Al Anjir
13.Ali Ar- Romaitini
14. Muhammad Baabas
15. Sayyid Amir Kullaal
16. Sayyid Bahauddin Muhammad
17. Muhammad `Alauddin
18. Ya`qub Al-Jarkhi
19. Nashiruddin `Ubaidillah
20. Muhammad Zaid
21. Darwis Muhammad
22. Muhammad Khowaajiki.
23. Mu`ayyaduddin
24. Ahmad Al Faruqi.
25. Muhammad ma`sum
26. Muhammad Syaifuddin
27. Syarif Nur Muhammad
28. Syamsuddin Habibulloh
29. Abdulloh ad Dahlawy.
30. Kholid Al Utsmani
31. Syaikh Utsman
32. Syaikh Umar
33. Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi Al Irbili (pengarang kitab Tanwirul
Qulub)
Dari Ilmu cabang ranting inilah yang kadang bisa dipakai sarana
menimbulkan keajaiban, pengobatan, `kesaktian`, dll. (Keajaiban yang
dimohonkan pada Alloh)
Dari ilmu yang melalui "ijazah" ini, ada pula yang mengambil sebagian
lagi, dan sebagian lagi, sampai tersebar ilmu-ilmu seperti "kanuragan",
"kedigjayaan", tenaga dalam, silat , dll.
Sehingga mungkin kita menemui ada pelajaran silat yang ada do`anya
dengan mewajibkan pada kita wasilah pada salah satu dari para Aulia`-
aulia atau wali-wali Alloh. Itu merupakan cabang ranting dari cabang
ranting dari cabang ranting ilmu thoriqoh yang melalui "ijazah".
( Dalam hal istilah mungkin bisa saja ada yang mengistilahkan ilmu
"hablumminannas" ini dengan istilah "bai`at"- pula )
2. Kita tata ulang niat kita bahwa tujuan utama adalah `taqorub ilalloh`
atau pendekatan diri kita pada Alloh. Dan jangan tertipu dengan
keinginan-keinginan untuk mengejar `ilmu sampingannya`.
MASALAH KEMURSYID-AN
Dan sekarang ini, indikasi yang ada, banyak orang yang mengaku-aku
dirinya mursyid.
maaf.
LAGI MASALAH KEMURSYID-AN
Ass.Wr.Wb.
Tanya:
Saya ingin menanyakan, apa yang dimaksud dengan "berhak ngajar di
dua thoriqoh "
huttaqi njawab:
Maksudnya adalah bahwa seseorang itu memiliki "ijin" untuk
memberikan pelajaran pada orang lain, yang ajaran itu bersumber dari
dua thoriqoh. Ada orang yang diberi "pelajaran khusus", maka orang
tersebut "berhak"
untuk menggunakan ilmunya itu. Tapi orang tersebut tidak berhak
untuk menyampaikan keorang lain (ilmu untuk dirinya sendiri). Ada
orang yang sudah mendapatkan "pelajaran khusus" dan sudah
memiliki "ijin" untuk
menyampaikannya ke orang lain.
Tanya:
siapakah yang memberikan hak itu?
huttaqi njawab:
Yang memberikan hak tersebut adalah Alloh dan NabiNya dan
RosulNya dan UlamaNya dan MujadidNya dan SyechNya dan SyechNya
dan SyechNya dan MursyidNya dan MursyidNya dan MursyidNya dan
seterusnya.
Satu saja dari silsilah ajaran suatu thoriqoh itu tidak memberikan hak,
atau tidak mengijinkan, maka seseorang tersebut, jangankan sebagai
mursyid, sebagai wakilnya (kholifah - ustadz) saja tidak akan bisa.
Tanya:
Logika saya kalau silsilah kemursyidan itu berawal dari Rasulullah SAW
dan turun temurunnya atas dasar wahyu Tuhan, maka seharusnya
sampai sekarang hanya ada satu saja thoriqoh yang benar atas dasar
pelimpahan kemursyidan tersebut.
huttaqi njawab:
Bukankah Nabi memiliki 4 sahabat??
Abu Bakar, Umar, Usman, Ali???
Kok tidak satu sahabat saja???
Tanya:
(tradisinya seorang mursyid bisa punya banyak murid, tapi hanya
mengangkat melimpahkan kemursyidan kepada satu orang atas dasar
wahyu kepada orang yang telah dipersiapkan Nya menjelang akhir
tugasnya di dunia )
huttaqi njawab:
kenyataannya, seorang mursyid bisa punya banyak murid dan memiliki
ijin mengangkat wakilnya (kholifah maupun ustadz) lebih dari satu
sesuai yang iijinkan oleh Alloh.
Dan seorang Syech bisa punya banyak murid dan bisa mengangkat
mursyid lebih dari satu sesuai ijin dari Alloh.
( urutan tingkatan dalam thoriqoh biasanya: murid - kholifah - ustadz -
mursyid - Syech )
Sosok tubuh kecil persis seperti Bima keluar dari dalam lautan,
"Aku adalah Dewa Ruci" (dewa itu Raja, Ruci itu Ruca atau jantung jadi
"Rajanya Jantung" atau "Rajanya Qolbun")
Ass. Wr.Wb.
Saya akan melanjutkan kisah di atas dengan kejadian yang ada..
Cerita ini `true story`, kisah nyata, bener-bener terjadi......
kok ya ndak bisa saya itu nangkap petunjuk ilahi (meskipun lewat
mimpi saja)
maklumlah masih belajaran sholat
istikhoroh..........he.........he..............
hati masih buram, kotor. Pikiran masih pada `dunia` he...he..............
Nah, karena sulitnya dapat petunjuk, maka `jalur potong kompas` saya
pake`
Saya nanya` ke wakilnya mursyid (kholifah)," Pak maaf, saya mau
cerita
isyaroh yang saya terima lewat mimpi", begitu saya bertanya. Kholifah
menjawab,"ooo.... mimpi","iya pak"kata saya lagi.
Eh.....barulah saya sadar kalau saya keliru bertanya.
wong diri ini masih kotor, hati buram, pikiran ke dunia,eh...kok
berani-beraninya saya bertanya dengan memakai istilah
`isyaroh`.(bukankah
isyaroh itu petunjuk dan petunjuk biasanya dapat ditangkap oleh
orang-orang
yang berhati bersih??)
Kemudian saya ceritakan mimpi saya dan kejadian saya diajak ke guru
ngajinya
temen saya itu. Bapak Kholifah diam dan kemudian bercerita panjang
lebar
tanpa sedikitpun menyentuh apa yang saya tanyakan.
Alhamdulillah,
tiba-tiba pemahaman yang lain tentang guru ngajinya temen saya itu
masuk ke
diri saya. Dan saya berani membuat satu kesimpulan bahwa....guru
ngajinya
temen saya itu termasuk orang yang nggak bener.
Waktupun berlalu hampir satu tahun dari oomongan tadi, dan satu
ketika
bertemulah aku dengan temenku tersebut.
Dia berkata agak tergopoh-gopoh,"Cak Huttaqi, tolong jangan kamu
tertawa............atau menertawakan aku
ya..........."."oh....ya......"kataku,dia kemudian melanjutkan,"Guruku itu
ternyata memang nggak benar", dasar huttaqi yang kurang ajar,
huttaqi
ketawa,"ha.........ha.......ha.......hi.......hi.....hi......apa kubilang,
kamu ndak percaya"." Huss!!! diam!! jangan ketawakan aku", teriak
dia sambil
marah, kemudian dia meneruskan ceritanya.
"Dulu tak pikir guruku itu benar karena yang di ajarkan padaku ya
seolah
olah benar. Sampailah kasus pada diriku sendiri, muridnya kan ada
yang sudah
pacaran lama, terus dibilang oleh guruku, bahwa yang cewek itu
sebenarnya
jodohku, maka ya perlu di ikhtiar`i ,katanya dan kupercaya itu,
akhirnya aku
gerilya untuk merebut cewek itu dari tangan pacarnya, sesuai petunjuk
guruku. Eh setelah dia jadi cewekku, lha kok aku mau disingkirkan oleh
guruku sendiri. Telusur punya telusur, selidik punya selidik, guruku itu
memang hobinya kawin dan cewekku itu memang sudah diinginkan
oleh guruku
mulai dulu". "Subhanalloh" teriakku dalam hati."Untungnya aku tidak
taklid
buta. Untungnya pikiranku masih jalan.", katanya dia lagi.
Singkat cerita, beberapa lama kemudian, ketemu temenku itu lagi dan
dia
cerita kalau dia ikut ngaji lagi di lain tempat. Seperti awal cerita, saya
diajak lagi ke gurunya dan kulihat tampak tanda-tanda ilahi di dirinya.
Bersyukurlah engkau wahai saudaraku. Inilah pertolongan Alloh pada
hamba-hambanya yang menuju padaNya.
Apa yang kusampaikan diatas adalah Haq terjadi tahun 1992 di kota
`S`.
Tak ada maksud lain dalam cerita ini kecuali seperti yang di sampaikan
oleh
Abah Hilmy, Pak de -saya- R. Sunarman. Melainkan bahwa Alloh akan
menunjukkan jalanNya pada hambanya yang bersungguh-sungguh
mendekat padaNya.
teriring salam buat temenku "K" yang sekarang ada di negri lain. Maaf
kisahmu saya pinjam untuk kuceritakan di milist ini. Kalau engkau
datang
nanti "royalti"cerita ini pasti kuberikan
padamu.......he.......he...........
salam......