Anda di halaman 1dari 20

44 thoriqoh di 12 Negara di Dunia

Assalamu alaikum Wr.Wb.

PENGANTAR THORIQOH DAN TASAWUF

Ada baiknya saya sedikit memberikan informasi tentang bagaimana


kita menghadapi kerumitan-kerumitan dan kenjlimetan-kenjlimetan di
dalam mempelajari sesuatu. Terutama dalam hal ini adalah di dalam
memahami hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf.

1. Tasawuf (saya yakin anda sudah paham), bukan ilmu teoritis yang
bisa dipelajari hanya melalui buku-buku, dialog-dialog, diskusi-diskusi,
melalui pembicaraan-pembicaraan. Melainkan harus dipelajari secara
praktek. Artinya, sudah waktunya bagi peminat-peminat tasawuf untuk
mulai (bagi yang belum), memilih thoriqoh-thoriqoh yang cocok
dengan dirinya. Karena tidak ada jalan lain di dalam mendalami ajaran
Islam, dan tidak ada jalan lain di dalam pendekatan diri pada
Alloh(seperti dicontohkan pendahulu kita) kecuali melalui thoriqoh-
thoriqoh yang tersebar di seluruh dunia."Wa ala wistaqomu ala
thoriqoti la as qoinahum ma`an ghodaqoh".` Seandainya engkau
istiqomah di thoriqoh, niscaya Alloh akan memberimu siraman air
kehidupan` -Insya Alloh tentang Thoriqoh-thoriqoh yang bisa diikuti,
akan saya berikan informasinya, di 12 negara ada 44 thoriqoh yang di
akui kebenaran dan kebesarannya. Hanya sebagai patokannya:

a. Dasarnya Qur`an-Hadits(Prinsip)
b. Biasanya, jalur silsilah ajarannya sampai ke Nabi Muhammad.
c. Adanya suluk atau tahapan-tahapan

Sekali lagi mohon maaf, diskusi-diskusi atau pembicaraan-pembicaraan


seperti di milist ini, manfaatnya yang pokok, hanya memberikan
semangat pada saudara-saudara untuk meningkatkan pendekatan diri
pada Alloh, meningkatkan semangat terutama sekali agar (yang
belum) segera belajar melalui thoriqoh-thoriqoh yang ada. Dan yang
sudah mengikuti thoriqoh, agar lebih meningkat lagi "mujadah-nya".
Sedang untuk masalah peningkatan rohani, sama sekali tidak bisa kita
peroleh melalui forum pembicaraan seperti ini. Bahkan banyak
bahayanya. Seperti bahaya riya` saat kita menulis, bahaya `ujub`, dan
bagi yang sudah belajar melalui thoriqoh, lebih bahaya lagi dalam hal
kita merasa sudah mencapai suatu tingkat tertentu, karena kita bisa
memahami suatu pengertian atau
kita bisa menyampaikan suatu pemahaman `tingkat tinggi`, padahal
itu adalah `kosong` dalam arti kita hanya `tinggi` dalam
`pemahaman`, tapi tidak dalam `kenyataan`. Seperti kita
mendapatkan peti dari emas, perak, berlian, ratna
mutu manikam, tetapi tidak ada isinya. Sekali lagi saya minta maaf.
Tasawuf adalah `laku`, atau `praktek`, atau `amal`. Saya hanya
mengingatkan diri saya saja, karena tasawuf tidak terletak pada
tingginya pemahaman, tasawuf tidak terletak pada pakaian `shuf`,
tasawuf tidak terletak pada gaya yang `eksentrik`, tapi tasawuf
terletak pada
praktek `Akhlakul karimah`. atau `Takholaku bi Akhlakillah`. Sekali lagi
saya minta maaf.

2. Sebagaimana biasanya, apabila kita di dalam memahami ajaran


agama, di situ ada kesulitan, pahamilah dari sudut yang kita tahu dan
kita sanggup untuk mengerjakannya. Karena apabila kita memahami
sesuatu yang kita tidak sanggup mengerjakannya, maka di situ akan
timbul kemalasan dan celakanya kalau sampai keputus-asa-an.
Mungkin ada yang ingat, pembicaraan terdahulu di milist lain, masalah
`rasa tanpa rasa`, gara-gara yang kita bahas `cukup` rumit, sampai-
sampai ada saudara kita yang berucap.kurang lebih sbb:" Wah , lha
kalau harus mewaspadai tipuan dunia, setan, dll, bukankah itu terlalu
sulit??. Bukankah ujung-ujungnya sesuatu itu diterima Alloh karena
rohmatNya, lebih baik ya... seperti sekarang ini saja, ndak usah
njlimet-njlimet. yang penting ibadah. Entah riya` entah ndak ikhlas, dll.

Bukannya bersemangat karena pembahasan yang`tinggi`, tapi


malahan merasa tidak mampu, merasa tidak bisa melaksanakan,
malas, artinya semangatnya tambah kendor. Bukankah ini satu hal
yang memprihatinkan??. Inilah salah satu alasan, kenapa tiap satu
pemahaman, mesti disesuaikan dengan pemahaman dari
pendengarnya. Jadi dalam hal ini, dari satu pembahasan, ada baiknya
memang di ambil yang kita bisa paham, diambil pemahaman yang bisa
meningkatkan semangat kita untuk meningkatkan rohani kita, yang
kita bisa tambah meningkatkan diri kita untuk mendekatkan diri pada
Alloh SWT.

3. Dalam masalah memahami buku-buku tasawuf, perlu kita ketahui


dulu , siapa pengarangnya? Apakah benar-benar orang tasawuf atau
bukan?Kemudian kalau benar-benar yang orang tasawuf,"kira-kira",
expert atau tidak??. Supaya tidak kita`gebyah uyah` atau
disamaratakan bahwa buku tasawuf semua benar.

Pendapat-pendapat yang rumit semua benar, dll. Biar kita tidak keliru
di dalam memahami.
Satu contoh, apabila kita membaca bukunya imam ghozali, pada saat
Imam Ghozali masih menjadi guru besar (belum terjun kedalam dunia
tasawuf), maka karya-karyanya tidak akan bisa memberikan
pemahaman tasawuf terhadap kita. Hal itu berbeda sejak dia sudah
mendalami tasawuf, berkholwat di atas menara selama 10 tahun, dan
riyadhoh-riyadhoh lain, sehingga cahaya kebenaran dari dirinya
tampak, pada saat setelah itu-lah karya-karyanya menjadi berbobot
bagi dunia Islam khususnya tasawuf.

Contoh lain seperti Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah banyak menulis buku-
buku yang menghujat tasawuf, menyerang tasawuf, (terutama buku-
buku Ibnu Taimiyah yang masuk di Indonesia). Tetapi ini akan berbeda
setelah menjelang akhir hidupnya, dipenjara, dia justru mendalami
tasawuf dan karya-karya sesudah itu, adalah pembelaannya terhadap
tasawuf. Karena dia sudah merasakan kebenaran tasawuf.

4. Buku-buku tentang tasawuf-pun, (di sini yang saya maksud yang


dikarang oleh ulama tasawuf yang `bener-bener` atau yang memang
expert di bidang tasawuf, inipun bermacam-macam. Ada buku-buku
yang ringan, ada buku-buku yang pemahamannya rumit dan ada buku-
buku yang sangat rumit. Buku-buku yang sangat rumit ini menjadi sia-
sia apabila rohani pembaca memang belum `mencapai`, atau bahkan
berbahaya bagi yang belum `mencapai`. (seperti
`Daqo`ikul Akbar`, `Futuhatul Makiyah`, oleh Ibnu Arobi, dll ).

Oleh karena hal-hal di atas, tidak ada alasan lain kecuali kita harus
berguru melalui thoriqoh-thoriqoh yang ada. Agar kita dapat menarik
manfaat dari ajaran tasawuf atau ajaran Islam itu sendiri, melalui
"Ulama (bener-bener) warosatul Anbiya`" Sekali lagi saya mohon maaf,
semoga hal ini bermanfaat.
Seperti sudah saya janjikan di milist ini, biidzinillah, akan saya
informasikan tentang thoriqoh-thoriqoh di dunia.
Saya nukilkan dari "Ensiklopedi Islam", Penerbit PT.Ikhtiar Van Hoven
Jakarta, tahun 1994. Buku ini terdiri dari 5 (lima) jilid besar. Jild I
dengan tebal 336 halaman, jilid II dengan tebal 346 halaman. Jilid III
dengan tebal 356 halaman jilid IV dengan tebal 336 halaman. Jilid V
dengan tebal 334 halaman. Disusun oleh 80 orang, sebagian besar
terdiri dari Dosen-Dosen perguruan tinggi. Kitab yang dipakai sebagai
sumber dalam penyusunan ada 1049 kitab ditambah pemasukan
informasi dari Duta besar-Duta besar Negara Islam di Jakarta.

Dalam Jilid V- Bab Thoriqot - huruf (T), halaman 67, terdapat tabel
nama-nama Thoriqot yang mempunyai pengaruh besar di dunia yaitu
sejumlah 44 thoriqot tersebar di 3 benua yaitu, benua Asia, Afrika,
Eropa. Benua yang kosong dari Pusat pengembangan Thoriqot ada dua
yaitu, benua Amerika dan benua Australia.

Singkatan T untuk `Thoriqot`, P untuk `pendiri`, dan Di untuk


`berpusat di`.

1. T: Ad-Hamiyyah. P:Ibrohim bin Adham. Di Damaskus Syuriah.


2. T: Ahmadiyyah. P:Mirza Ghulam Ahmad. Di Qodiyan India.
3. T: `Alawiyyah. P:Abu Abbas Ahmad. Di Musta`nim Aljazair.
4. T: `Alwaniyyah. P: Syaikh Alwan. Di Jeddah Saudi Arabia.
5. T: `Ammariyyah. P: Ammar Busina. Di Konstantine Aljazair.
6. T: Asysyaaqiyyah.P: Hasanuddin. Di Istambul Turki.
7. T: Asyroofiah. P:Asrof Rumi. Di Khin Iznik Turki.
8. T: Baahaiyyah. P:Abdul Ghoni. Di Adrianopel Turki.
9. T: Bahromiyyah. P: Hajji Bahromi. Di Ankara Turki.
10. T: Bakriyyah. P: Abu Bakar Wafa`i. Di Aleppo Syuriah.
11. T: Biktasyi. P: Biktasyi fili. Di Kirshir Turki.
12. T: Bistaamiyyah.P: Abu Yazid Al Bistami. Di Jabal Bistam Iran.
13. T: Ghulsyaaniyyah. P: Ibrohim Ghulsyani. Di Kairo Mesir.
14. T: Haddaadiyyah. P: Sayyid Abdulloh bin `alawy bin Muhammad
AlHaddad. Di Hijaz, Arab saudi.
15. T: Idriisiyyah. P: Sayyid Ahmad bin Idris.Di `Ashir, Arab saudi.
16. T: Ightibaasiyyah. P: Syamsuddin. Di Maghnasiyah Yunani.
17. T: Jalwaatiyyah. P: Fier Uftady. Di Bursa Turki.
18. T: Jamaaliyyah. P: Jamaluddin. Di Istambul Turki.
19. T: Kubroowiyyah. P: Najmuddin. Di Khurosan Iran.
20. T: Qodiriyyah.P: Abdul Qodir Al Jailani. Di Baghdad Irak.
21. T: Kholwatiyyah. P: Umar Al Kholwaty. Di Kasyiri Turki.
22. T: Maulawiyyah. P: Jalaluddin Rumi. Di Kunya Anatholia.
23. T: Muroodiyyah. P: Murod Syami. Istambul Turki.
24. T: Naqsyabandiyyah. P: Muhammad bin muhammad al Uwaisi al
Bukhori Naqsyabandi. Di Qosri Arifan Turki.
25. T: Niyaziyyah. P: Muhammad Niyaz. Di Limnuz Yunani.
26. T: Ni`matulloh. P: Syah Wali Ni`matulloh. Di Kirman Iran.
27. T: Nur Bahsyiyyah. P: Muhammad Nurbah. Di Khurosan Iran.
28. T: Nuruddiiniyyah. P: Nuruddin. Di Istambul Turki.
29. T: Rifaa`iyyah. P: Sayyid Ahmad Ar Rifa`i. Di Baghdad Irak.
30. T: Sa`diyyah. P: Sa`aduddin Jibawi. Di Damaskus Syuria.
31. T: Safaawiyyah. P: Saifuddin. Di Ardabil Iran.
32. T: Sanusiyyah. P: Sidi Muhammad bin `Ali As Sanusi. Di Tripoli
Libya.
33. T: Saqoothiyyah. P: Sirri Saqothi. Di Baghdad Irak.
34. T: Shiddiqiyyah. P: Kyai Muchtar Mu`thi. Di Jombang Jawa Timur
Indonesia.
35. T: Sinan Ummiyyah. P: Alim Sinan Ummi. Di Al Wali Turki.
36. T: Suhrowardiyyah. P: Abu Najib Suhrowardi dan Syihabuddin Abu
Hafsin Umar bin Abdulloh Suhrowardi. Di Baghdad Irak.

37. T: Sunbuliyyah. P: Sunbul Yusuf Bulawi. Di Istambul Turki.


38. T: Samsiyyah. P: Syamsuddin. Di Madinah Arab Saudi.
39. T: Syattaariyyah. P: Abdulloh Syattar. Di India.
40. T: Syaadziliyyah. P: Abu Hasan Ali Assyadzili. Di Mekkah Arab Saudi.

41. T: Tijaaniyyah. P: Abul Hasan Ahmad bin Muhammad Tijani. Di Fez,


Maroko.
42. T: Um Sunaniyyah. P: Syaikh Um Sunan. Di Istambul Turki.
43. T: Wahaabiyyah. P: Muhammad bin Abdul Wahab. Di Nejed Arab
Saudi.
44. T: Zainiyyah. P: Zainuddin. Di Kufah, Irak.

SEDIKIT TENTANG SEJARAH TASAWUF

Pada prinsipnya, seluruh ajaran thoriqoh-thoriqoh yang sudah


disebutkan, karena ajaran Islam, maka pasti sumber ajarannya adalah
Qur`an - Hadits, yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Sehingga dalam
silsilah thoriqot, sumber dari Nabi Muhammad, turun ke sahabat-
sahabat (biasanya Abu Bakar atau Ali bon Abi tholib), kemudian turun
ke tabi`in, kemudian turun ke tabi`it tabi`in.
Informasi secara sederhana, Nabi Muhammad menyampaikan ajaran
Islam pada seluruh manusia. Diantara manusia-manusia itu ada yang
`pintar atau pandai` dalam arti pelajaran bagi golongan ini, perlu
ditambahi. Sehingga muncullah pelajaran khusus bagi orang yang
memang mencukupi `wadahnya` saat itu. Artinya apabila pelajaran
ke=Islaman yang diberikan pada orang-orang tertentu itu diberikan
secara umum, maka akan menyebabkan kebingungan, dll.

Analog, misalkan pelajaran berhitung, plus, minus, diajarkan di SD, jadi


mereka meyakini kebenaran (SD) bahwa 1 + 1 pasti sama dengan
2(sistem desimal). Tapi bagi SMP(mungkin), akan diajarkan yang
lainnya, bahwa 1 + 1 tidak sama dengan 2 melainkan sama dengan 10
(sistem biner). Dan bagi SMA akan diajarkan masalah integral, turunan,
dll. Kalau misalnya masalah integral diajarkan pada anak SD, maka
akan menimbulkan kebingungan-kebingungan.

Demikian pula untuk masalah agama. Dari golongan yang `pandai`


tadi muncul golongan lagi yang lebih `pandai`, dan golongan ini perlu
pula ilmunya ditingkatkan, muncul pelajaran khusus lagi. Dan
seterusnya dan seterusnya sampai tersaring 4 sahabat (Abu bakar,
Umar, Usman ,Ali). Mereka-lah (4 sahabat) yang menerima sebagian
besar ilmu dari Nabi Muhammad.

Jadi apabila di dalam belajar tasawuf, melalui thoriqoh-thoriqoh tsb,


ada cara-cara yang selama ini belum kita ketahui, bukan berarti
mereka melakukan bid`ah atau mengada-ada soal ajaran, melainkan
mereka menyampaikan apa-apa yang mereka peroleh dari gurunya-
dari gurunya sampai dari Nabi Muhammad SAW. Hanya saja kita yang
baru tahu, oooo...ternyata ada pelajaran yang seperti itu.

Kemudian, dari 4 sahabat tadi, pintu ilmu melalui Ali(karena beliau


terakhir masanya setelah 3 sahabat yang lain), turun-lah pelajaran
atau ilmu Islam pada 2 putranya yaitu Hasan dan Husain, dari Hasan
dan Husain ini, mungkin mereka memiliki murid banyak, ada yang
menonjol,berkembang di satu daerah, masing-masing murid mungkin
memiliki murid lain yang juga banyak dan seterusnya, dan seterusnya.

Muncullah nama-nama thoriqoh yang bermacam-macam. Ada yang


karena terkenal yang mengembangkan bernama Syech Abdul Qodir
Jailani, maka dipakai oleh murid-muridnya setelah beliau, thoriqoh
Qodiriyyah (diambilkan dari nama Abdul Qodir). Atau ada murid Yazid
Al-Bustami dari daerah Kholwati, menjadikan timbul thoriqoh
Kholwatiyyah, dst,dst.
44 Thoriqoh di 12 Negara di Dunia [4]

CONTOH SILSILAH AJARAN


Berikut ini saya contohkan satu silsilah ajaran yang tersebut dalam
kitab " Tanwirul Qulub Fi Mu`amalati `Allamil Ghuyub" yang disusun
oleh seorang Ulama Ahli Ma`rifat Billah, yang telah terkenal diseluruh
dunia dan pula menjadi Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyyah . Beliau
adalah Syaikh Muhammad Amin bangsa Kurdi, Negri Irbil yang
mermadzhab Syafi`i.

Kitab ini disusun pada tahun 1332 H, jadi sudah lebih dari 84 tahun
yang lalu.
Berikut ini silsilahnya.

1. Muhammad Rosululloh.
2. Abu Bakar Shiddiq.
3. Salman Al Farisi.
4. Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar Shiddiq.
5. Imam Ja`far Shodiq
6. Abu Yazid Busthami
7. Abil Hasan Ali bin Abi Ja`far Al khorqon
8. Abi `alal Fadhol
9. Abi Ya`qub
10. Abdul Kholiq
11. Arif ar Riwikari
12. Mahmud Al Anjir
13.Ali Ar- Romaitini
14. Muhammad Baabas
15. Sayyid Amir Kullaal
16. Sayyid Bahauddin Muhammad
17. Muhammad `Alauddin
18. Ya`qub Al-Jarkhi
19. Nashiruddin `Ubaidillah
20. Muhammad Zaid
21. Darwis Muhammad
22. Muhammad Khowaajiki.
23. Mu`ayyaduddin
24. Ahmad Al Faruqi.
25. Muhammad ma`sum
26. Muhammad Syaifuddin
27. Syarif Nur Muhammad
28. Syamsuddin Habibulloh
29. Abdulloh ad Dahlawy.
30. Kholid Al Utsmani
31. Syaikh Utsman
32. Syaikh Umar
33. Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi Al Irbili (pengarang kitab Tanwirul
Qulub)

Selanjutnya Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi di dalam kitabnya hal


539-540, menyebutkan sbb:
1. Silsilah di atas mulai Sayyidinan Abu Bakar Ash Shiddiq sampai
Syaikh Abi Yazid AL Busthami dinamakan " Shiddiqiyyah". (mulai no 1-
6).
2. Dari Abu Yazid sampai Abdul Kholiq dinamakan " Thoifuuriyyah" (No
6-10).
3. Dari Abdul Kholiq sampai Muhammad Baha`uddin dinamakan
"Khowaajikaaniyyah" (No 10-16).
4. Dari Muhammad Baha`uddin sampai Nashiruddin Ubaidillah
dinamakan "Naqsyabandiyyah". (No 16-19)
5. Dari Ubaidillah sampai Ahmad Al Faruqi dinamakan "Ahrooriyyah".
(No 19-24).
6. Dari Ahmad Al Faruqi sampai Sayyid Kholid dinamakan
"Mujaddadiyyah" (No 24-30)
7. Dari Syaikh Kholid sampai Muhammad Amin dinamakan "
Khoolidiyyah" (No 30-33)

Sehingga sebenarnya jumlah thoriqoh-thoriqoh yang ada itu sangatlah


banyak. Tidak hanya 44 thoriqoh saja, melainkan sangat banyak. Tetapi
dari thoriqoh yang banyak itu, ciri-ciri ajarannya pasti tidak
bertentangan dengan Qur`an Hadits. Dalam arti adalah menjalankan
ajaran Islam yang sesuai Qur`an Hadits. Kemudian biasanya silsilah
ajarannya juga ada sampai Nabi Muhammad dan adanya suluk atau
tahapan-tahapan.
Apabila ada "thoriqoh" yang bertentangan dengan Qur`an Hadits,
maka wajib bagi kita untuk menolaknya atau kita tidak boleh
menjalaninya. (Meskipun ada silsilah ajarannya sampai ke
N.Muhammad). Sebaliknya, meskipun silsilah ajarannya kurang jelas,
tetapi ajaran thoriqoh itu sendiri tidak bertentangan dengan Qur`an
Hadits, maka thoriqoh itu boleh dijalani.

AJARAN DI DALAM THORIQOH

Ajaran di dalam Thoriqoh, (biasanya) ada 2 garis besar ajarannya yaitu


`Hablum minalloh wa hablumminannas". Hubungan dengan Alloh,
biasanya dilewatkan istilah "Bai`at" sedang hubungan dengan manusia
biasanya dilewatkan istilah `ijazah`. Ilmu-ilmu yang melalui "Bai`at"
benar-benar murni untuk peningkatan kedekatan kita pada Alloh
(kadang di sebut pula sebagai ilmu yang `pokok` atau yang `utama`) .
Biasanya, pokok-pokok yang diajarkan di sini (riyadhohnya) meliputi
puasa, sholat dan dzikir sebagaimana jalan menuju taqwa dalam al
Qur`an adalah ketiga hal di atas.Sedang ilmu-ilmu melalui "ijazah"
biasanya untuk membantu umat (kadang disebut ilmu `sampingan`
atau ilmu `cabang rantingnya`).

Dari Ilmu cabang ranting inilah yang kadang bisa dipakai sarana
menimbulkan keajaiban, pengobatan, `kesaktian`, dll. (Keajaiban yang
dimohonkan pada Alloh)

Dari ilmu yang melalui "ijazah" ini, ada pula yang mengambil sebagian
lagi, dan sebagian lagi, sampai tersebar ilmu-ilmu seperti "kanuragan",
"kedigjayaan", tenaga dalam, silat , dll.

Sehingga mungkin kita menemui ada pelajaran silat yang ada do`anya
dengan mewajibkan pada kita wasilah pada salah satu dari para Aulia`-
aulia atau wali-wali Alloh. Itu merupakan cabang ranting dari cabang
ranting dari cabang ranting ilmu thoriqoh yang melalui "ijazah".
( Dalam hal istilah mungkin bisa saja ada yang mengistilahkan ilmu
"hablumminannas" ini dengan istilah "bai`at"- pula )

Sehingga perlulah saya mengingatkan bagi yang belum masuk


thoriqoh atau bagi yang sudah, yaitu :

1. Apakah "thoriqoh yang kita ikuti tidak bertentangan dengan Qur`an


Hadits??".

2. Kita tata ulang niat kita bahwa tujuan utama adalah `taqorub ilalloh`
atau pendekatan diri kita pada Alloh. Dan jangan tertipu dengan
keinginan-keinginan untuk mengejar `ilmu sampingannya`.

3. Sadarilah bahwa `ilmu sampingan` itu untuk menolong umat dan


jangan terjebak waktu kita habis untuk itu, sehingga proses
pendekatan diri kita pada Alloh terhenti.

4. Sadarilah bahwa segala macam bentuk keajaiban, kesaktian, dll. itu


hanyalah "mainan" anak kecil yang makhluk Tuhan yang lainpun bisa
( bisa `terbang`, burung juga bisa, bisa `berjalan di atas air` laba-laba
air juga bisa,dll). Jangan terjebak di masalah "mainan". Ingatlah bahwa
Alloh itu-lah tujuan kita.

Kami cukupkan bab Thoriqoh ini sampai di sini.

"Wahai Pencari Kebenaran ...Belum tibakah waktu bagi kalian untuk


memulai!!"

MASALAH KEMURSYID-AN

Kalau yang anda tanyakan masalah kemursyidan, saya tidak tahu.


Karena masalah kemursyidan itu:
:
1. Bukan jabatan suatu organisasi,
2. Bukan hasil kesepakatan murid-murid,
3. Bukan hasil lobby-lobby,
4. Bukan karena keahlian keajaiban yang bisa ditimbulkan,
5. Bukan karena imannya
6. Bukan karena pemahaman yang tinggi.
7. Dan Bukan karena ma`rifatullohnya.
Tetapi masalah kemursyidan adalah jabatan yang diberikan Alloh
semata-mata
karena rohmatNya.

Sehingga informasi masalah kemursyid-an ini secara jelas tidak ada


yang
tahu. Sama artinya hanya para wali saja yang tahu tentang kewalian.
Hanya
para mursyid saja yang tahu tentang kemursyidan. Misalnya begini,
sekarang ini bisa saja saya mengaku bahwa saya ini seorang mursyid
suatu thoriqoh. Apakah anda percaya???? Kalau anda kurang percaya
atau tidak percaya, akan saya buktikan dengan
karomat-karomat saya. Dan misal anda melihat karomat saya, Apakah
anda
percaya kalau saya ini seorang mursyid????. (Keajaiban bukan ciri
seorang
mursyid, karena orang yang belum mendapat hak kemursyidan dari
Alloh-pun
bisa saja menampilkan keajaiban. Bahkan orang yang bukan muslim-
pun bisa
menampilkan keajaiban. Baik dari Hindu, Budha, Kristen,dll. Kalau satu
ketika David Coperfield, ahli ilusi itu, mengaku bahwa dia seorang
mursyid, apakah anda percaya????" )

"Masalah kemursyidan bukan masalah sepele. "

Dan sekarang ini, indikasi yang ada, banyak orang yang mengaku-aku
dirinya mursyid.

Secara sederhana, dari pengalaman, ada beberapa acuan kita


dibolehkan
mengikuti satu ajaran (dalam arti lebih baik kita tidak menjatuhkan
vonis bahwa orang yang mengajari kita adalah "mursyid"):

1. Tidak bertentangan dengan Qur-an dan Hadits


2. Akhlak yang bersama dengan guru kita itu adalah `akhlakul
karimah`
3. Titik sentral yang diajarkan adalah `taqorub ilalloh`, dan apakah itu
membawa perubahan yang lebih baik bagi kita atau tidak.??
4. Jangan terlena dengan keajaiban-keajaiban yang ditampakkan.
5. Lihat lah ciri orang yang benar pada contoh kita yaitu Nabi
Muhammad
SAW.
Nah, Thoriqoh-thoriqoh yang sudah pernah disebutkan (dan masih
banyak
thoriqoh lain), bisa saja kemursyidannya terputus. Artinya begini. Di
dalam thoriqoh, ada jabatan-jabatan ruhaniyah yang bertingkat-
tingkat. Saya ambil contoh di salah satu thoriqoh, ada jabatan

"Kholifah", kemudian di atas jabatan "kholifah "("kholifah" ini juga


bertingkat-tingkat) ini ada jabatan "ustadz"("ustadz"ini juga bertingkat-
tingkat) dan di atas "ustadz" ini ada jabatan "mursyid" dan di atas
mursyid ini ada "Syech". Nah misal saja di satu thoriqoh yang ada
mursyidnya. Setelah si mursyid wafat, dan dibawah si mursyid ini,
orang-orang yang ada (baik yang
dijabatan kholifah, maupun di jabatan ustadz) belum mendapatkan ijin
dari Alloh untuk menjadi mursyid, maka sejak mursyid mereka wafat,
terputuslah kemursyidan di Thoriqoh itu. Di sini kadang, namanya saja
manusia, bisa aja si "kholifah"atau si "ustadz" terbujuk untuk
menyebut dirinya sebagai mursyid. Padahal ijin dari Alloh belum turun.
Atau bisa saja dari
murid-murid ada kesepakatan untuk mengangkat pengganti si
mursyid. Atau
bisa saja dari pihak lain menetapkan bahwa si A itu dijadikan mursyid,
dll.
Hal itu tidak ada artinya karena adanya mursyid itu karena semata-
mata
jabatan ruhaniyah yang langsung diberikan oleh Alloh.

Jangankan masalah mursyid, masalah pengangkatan kholifah saja juga

langsung dari Alloh.

Moga-moga yang mengaku-aku dirinya "mursyid", cepat-cepat sadar


dan tidak marah dengan tulisan saya ini. Kebenaran hanya milik Alloh.
"Ma indakum yanfadu wa ma indallohi baq"

Jadi sekali lagi kalau masalah kemursyidan , saya tidak tahu.

maaf.
LAGI MASALAH KEMURSYID-AN

Ass.Wr.Wb.

Tanya:
Saya ingin menanyakan, apa yang dimaksud dengan "berhak ngajar di
dua thoriqoh "

huttaqi njawab:
Maksudnya adalah bahwa seseorang itu memiliki "ijin" untuk
memberikan pelajaran pada orang lain, yang ajaran itu bersumber dari
dua thoriqoh. Ada orang yang diberi "pelajaran khusus", maka orang
tersebut "berhak"
untuk menggunakan ilmunya itu. Tapi orang tersebut tidak berhak
untuk menyampaikan keorang lain (ilmu untuk dirinya sendiri). Ada
orang yang sudah mendapatkan "pelajaran khusus" dan sudah
memiliki "ijin" untuk
menyampaikannya ke orang lain.

Nah orang seperti ini diperbolehkan untuk memberikan "pelajaran


khusus". Kadang sifatnya masih terbatas untuk "pelajaran-pelajaran
tertentu saja". Dan ada yang sudah di angkat sebagai wakil dari
mursyid ( kadang
diistilahkan `kholifah` atau `ustadz`), boleh memberikan hampir
semua pelajaran yang sudah dipunyai, dengan keterbatasan-
keterbatasan tertentu. Bisa terbatas dalam hal jumlah muridnya dan
terbatas dalam hal pelajaran
tertinggi yang boleh diajarkan. Dan bagi mursyid demikian juga,
mursyid biasanya memiliki keterbatasan di dalam memberikan
pelajaran, biasanya dibatasi dalam jumlah murid (wakil), dan dibatasi
dalam hal ilmu. Ilmu yang
tidak boleh disampaikan, tentu tidak akan disampaikan oleh mursyid
pada muridnya. Demikian juga para Nabi dan rosul, ada ilmu yang
disampaikan secara umum, dan ada ilmu yang boleh disampaikan
secara khusus dan ada ilmu
yang tidak boleh disampaikan (hal kenabian).

Tanya:
siapakah yang memberikan hak itu?
huttaqi njawab:
Yang memberikan hak tersebut adalah Alloh dan NabiNya dan
RosulNya dan UlamaNya dan MujadidNya dan SyechNya dan SyechNya
dan SyechNya dan MursyidNya dan MursyidNya dan MursyidNya dan
seterusnya.
Satu saja dari silsilah ajaran suatu thoriqoh itu tidak memberikan hak,
atau tidak mengijinkan, maka seseorang tersebut, jangankan sebagai
mursyid, sebagai wakilnya (kholifah - ustadz) saja tidak akan bisa.

Tanya:
Logika saya kalau silsilah kemursyidan itu berawal dari Rasulullah SAW
dan turun temurunnya atas dasar wahyu Tuhan, maka seharusnya
sampai sekarang hanya ada satu saja thoriqoh yang benar atas dasar
pelimpahan kemursyidan tersebut.

huttaqi njawab:
Bukankah Nabi memiliki 4 sahabat??
Abu Bakar, Umar, Usman, Ali???
Kok tidak satu sahabat saja???

Tanya:
(tradisinya seorang mursyid bisa punya banyak murid, tapi hanya
mengangkat melimpahkan kemursyidan kepada satu orang atas dasar
wahyu kepada orang yang telah dipersiapkan Nya menjelang akhir
tugasnya di dunia )

huttaqi njawab:
kenyataannya, seorang mursyid bisa punya banyak murid dan memiliki
ijin mengangkat wakilnya (kholifah maupun ustadz) lebih dari satu
sesuai yang iijinkan oleh Alloh.
Dan seorang Syech bisa punya banyak murid dan bisa mengangkat
mursyid lebih dari satu sesuai ijin dari Alloh.
( urutan tingkatan dalam thoriqoh biasanya: murid - kholifah - ustadz -
mursyid - Syech )

Moga-moga bagi yang mau melangkah tidak ada keragu-raguan lagi.

TAKUT TERSESAT ? SIAPA TAKUT?

Seperti kisah Dewa Ruci di dalam pewayangan.


Seperti kisah itulah,
Ketika sang Werkudara sami`na wa atho`na, taat kepada gurunya,
Meski gurunya resi Durna yang penuh tipu daya..

Bima berkehendak akan kebenaran sejati,


sang Resi berkehendak menjerumuskan Bima..

Ketika perintah mencari Ma`ul Hayat,


air tirta kamandanu digulirkan,
Kemanapun, Bima akan berangkat untuk mencari..

Sang Resi menjerumuskannya dengan mengatakan,


"Di sana..di gunung itu", sambil dalam hati ia bergumam, rasakanlah
Bima, tak ada seorang manusiapun yang pernah pulang dengan
selamat dari Gunung itu..
Dan mungkin akan terjadi begitu..
Kalau bukan Bima yang berangkat dengan tujuan suci..

Sugriwa Sugrawi sang Raksasa penjaga gunung di kalahkan oleh Bima,

Bima kembali dan melaporkan pada sang guru,


"Di sana tak ada air tirta kamandanu guru"

Kemudian Gurunya berkata,


"Ke sana muridku pergilah ke samudra luas di sana, air kehidupan ada
di sana"
sambil dalam hati bergumam, rasakan kamu, tak ada yang pernah
pulang dengan selamat dari lautan itu"

Bima berangkat dan menuju ke samudra itu,


seluruh saudara-saudaranya berusaha mencegahnya sebab tahu
bahwa Bima hanya dijerumuskan saja oleh sang guru,
tapi Bima tidak bergeming,
tetap pada keinginan sucinya,
mencari air tirtakamandanu..

Benarlah duggan sang guru ..


Bahaya justru yang di dapat si Bima,
seekor ular yang sangat besar menghadangnya dan hendak
membunuhnya,
Tapi yang dihadapi adalah Bima yang telah dikuatkan oleh tujuan suci.

Sang naga berhasil dikalahkan,

Pada saat itulah kebenaran sejati menampakkan diri sebab kuatnya


sang niat,

Sosok tubuh kecil persis seperti Bima keluar dari dalam lautan,

"Siapa kamu ?" tanya Bima

"Aku adalah Dewa Ruci" (dewa itu Raja, Ruci itu Ruca atau jantung jadi
"Rajanya Jantung" atau "Rajanya Qolbun")

Dan kemudian niat suci telah membimbing Bima untuk menuju


kebenaran yang sejati..

Melalui proses ruhaniyyah,


sang Bima pun mendapatkan air kehidupan itu...

Ass. Wr.Wb.
Saya akan melanjutkan kisah di atas dengan kejadian yang ada..
Cerita ini `true story`, kisah nyata, bener-bener terjadi......

Temen saya inisialnya K, di Surabaya, satu ketika belajar tasawuf


melalui
seorang guru. Karena temen saya itu sangat-sangatlah dekat dengan
saya,
sudah saya anggap saudara saya sendiri, maka kemana dia ngajak
saya, saya
nurut, ikut saja.

Singkat cerita saya juga di ajak dia ke guru ngajinya itu.


Tidak mengurangi rasa hormat dan dengan kehati-hatian, sayapun
`sungkem`
pada beliau. Omong-omongan cukup lama, terasa ada ketidak beresan.
Feeling
saja.
Malam harinya, mimpi-mimpi yang saya alami sangatlah menganggu.
Intinya, dimimpi itu, bahwa memang sebenarnya ada ketidak beresan
di dalam
orang itu (guru ngaji temen saya tsb). Entah di masalah karakter
pribadi
yang ndak bener, entah di masalah ajaran yang ndak benar? masih
jadi tanda
tanya.

Saya sholat istikhoroh, beberapa lama............dan fana....(eh ternyata


tertidur.....he...he....)
Dan.......................................................................

kok ya ndak bisa saya itu nangkap petunjuk ilahi (meskipun lewat
mimpi saja)
maklumlah masih belajaran sholat
istikhoroh..........he.........he..............
hati masih buram, kotor. Pikiran masih pada `dunia` he...he..............

Nah, karena sulitnya dapat petunjuk, maka `jalur potong kompas` saya
pake`
Saya nanya` ke wakilnya mursyid (kholifah)," Pak maaf, saya mau
cerita
isyaroh yang saya terima lewat mimpi", begitu saya bertanya. Kholifah
menjawab,"ooo.... mimpi","iya pak"kata saya lagi.
Eh.....barulah saya sadar kalau saya keliru bertanya.
wong diri ini masih kotor, hati buram, pikiran ke dunia,eh...kok
berani-beraninya saya bertanya dengan memakai istilah
`isyaroh`.(bukankah
isyaroh itu petunjuk dan petunjuk biasanya dapat ditangkap oleh
orang-orang
yang berhati bersih??)

Kemudian saya ceritakan mimpi saya dan kejadian saya diajak ke guru
ngajinya
temen saya itu. Bapak Kholifah diam dan kemudian bercerita panjang
lebar
tanpa sedikitpun menyentuh apa yang saya tanyakan.
Alhamdulillah,
tiba-tiba pemahaman yang lain tentang guru ngajinya temen saya itu
masuk ke
diri saya. Dan saya berani membuat satu kesimpulan bahwa....guru
ngajinya
temen saya itu termasuk orang yang nggak bener.

Saat bertemu dengan temen saya di lain kesempatan, saya kelepasan


omongan
pada dia. "eh `K` hati-hati lho, guru ngajimu itu ndak bener. Karena
engkau
itu saudaraku, kuceritakan ini."
Wah bisa dibayangkan, saya diamuk oleh temen saya itu. Ya jelas saja
wong
guru ngajinya saya bilang ndak bener.
Tapi temen saya itu yang tahu bahwa saya hanya bermaksud
memberitahu dia,
diakhir omongannya dia berkata,

"Wis gini saja cak Huttaqi, aku yakin niatku


adalah mendekat pada jalan Alloh, semata-mata ingin taqorub pada
Alloh.
Kalau apa yang engkau katakan itu benar, pasti Alloh akan menunjuki-
ku jalan
yang benar. Percayalah pada Alloh"

Karena sudah keluar omongan seperti itu, maka kuyakinkan diriku,


bahwa Alloh
pasti menunjukki hamba-hambanya yang benar-benar berniat untuk
mendekat
dengan jalanNya yang benar.

Waktupun berlalu hampir satu tahun dari oomongan tadi, dan satu
ketika
bertemulah aku dengan temenku tersebut.
Dia berkata agak tergopoh-gopoh,"Cak Huttaqi, tolong jangan kamu
tertawa............atau menertawakan aku
ya..........."."oh....ya......"kataku,dia kemudian melanjutkan,"Guruku itu
ternyata memang nggak benar", dasar huttaqi yang kurang ajar,
huttaqi
ketawa,"ha.........ha.......ha.......hi.......hi.....hi......apa kubilang,
kamu ndak percaya"." Huss!!! diam!! jangan ketawakan aku", teriak
dia sambil
marah, kemudian dia meneruskan ceritanya.
"Dulu tak pikir guruku itu benar karena yang di ajarkan padaku ya
seolah
olah benar. Sampailah kasus pada diriku sendiri, muridnya kan ada
yang sudah
pacaran lama, terus dibilang oleh guruku, bahwa yang cewek itu
sebenarnya
jodohku, maka ya perlu di ikhtiar`i ,katanya dan kupercaya itu,
akhirnya aku
gerilya untuk merebut cewek itu dari tangan pacarnya, sesuai petunjuk

guruku. Eh setelah dia jadi cewekku, lha kok aku mau disingkirkan oleh

guruku sendiri. Telusur punya telusur, selidik punya selidik, guruku itu
memang hobinya kawin dan cewekku itu memang sudah diinginkan
oleh guruku
mulai dulu". "Subhanalloh" teriakku dalam hati."Untungnya aku tidak
taklid
buta. Untungnya pikiranku masih jalan.", katanya dia lagi.

Singkat cerita, beberapa lama kemudian, ketemu temenku itu lagi dan
dia
cerita kalau dia ikut ngaji lagi di lain tempat. Seperti awal cerita, saya
diajak lagi ke gurunya dan kulihat tampak tanda-tanda ilahi di dirinya.
Bersyukurlah engkau wahai saudaraku. Inilah pertolongan Alloh pada
hamba-hambanya yang menuju padaNya.

Apa yang kusampaikan diatas adalah Haq terjadi tahun 1992 di kota
`S`.
Tak ada maksud lain dalam cerita ini kecuali seperti yang di sampaikan
oleh
Abah Hilmy, Pak de -saya- R. Sunarman. Melainkan bahwa Alloh akan
menunjukkan jalanNya pada hambanya yang bersungguh-sungguh
mendekat padaNya.

teriring salam buat temenku "K" yang sekarang ada di negri lain. Maaf
kisahmu saya pinjam untuk kuceritakan di milist ini. Kalau engkau
datang
nanti "royalti"cerita ini pasti kuberikan
padamu.......he.......he...........

salam......

Anda mungkin juga menyukai