I.
TUJUAN 1.1 Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap virus Hepatitis B (HBV) pada serum atau plasma pasien secara kualitatif.
II. METODE Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Anti HBs adalah
III. PRINSIP Adanya anti HBV dalam serum atau plasma pasien akan berikatan dengan antigen rekombinan virus Hepatitis B. Kompleks tersebut akan bermigrasi disepanjang membran strip secara kromatografi menuju daerah test dan menghasilkan garis berwarna pada daerah garis uji.
IV. DASAR TEORI 4.1 Hepatitis. Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol. ( Elizabeth, 2000). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas. ( Brunner, 2001 )
Hepatitis adalah infeksi virus pada hati yang berhubungan dengan manifestasi klinik berspektrum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui hepatitis ikterik sampai nekrosis hati ( Sandra, 2001). Beberapa macam virus dapat mengakibatkan hepatitis, tetapi yang utama adalah tiga jenis virus, yaitu Hepatitis A Virus (HAV), Hepatitis B Virus (HBV), dan Virus Hepatitis Non A Non B (NANB) atau yang dikenal dengan istilah Hepatitis C Virus.
4.2 Hepatitis B. Hepatitis B adalah infeksi hati yang berpotensi mengancam nyawa yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus Hepatitis B adalah virus DNA berukuran 42nm yang tergolong virus Hepadraviridae yang dikenal dengan partikel Dane. Partikel ini lebih kompleks. Permukaan luar, atau pembungkus, mengandung HBsAg dan mengelilingi suatu inti 27 nm yang mengandung HBcAg. Virus hepatitis B (HBV) termasuk famili hepadnaviridae dan genus hepadnavirus, virus DNA, serat ganda parsial (partially double stranded), panjang genom sekitar 3200 pasangan basa, dan mempunyai envelope atau selubung. Protein yang dibuat oleh virus yang bersifat antigenik serta memberi gambaran tentang keadaan penyakit berupa : a. Antigen permukaan/surface antigen/HbsAg. b. Antigen core/core antigen/HbcAg. c. Antigen e/ e antigen d. RNA/DNA
Hepatitis B adalah masalah kesehatan global utama dan jenis yang paling serius dari hepatitis virus. Hal ini dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan menempatkan orang pada risiko tinggi kematian dari sirosis hati dan kanker hati (Nita, 2012). Di seluruh dunia, sekitar dua miliar orang telah terinfeksi virus hepatitis B dan lebih dari 240 juta telah kronis (jangka panjang) infeksi
hati. Sekitar 600 000 orang meninggal setiap tahun karena konsekuensi akut atau kronis hepatitis B. Sebuah vaksin untuk melawan hepatitis B telah tersedia sejak 1982. Vaksin hepatitis B adalah 95% efektif dalam mencegah infeksi kronis dan konsekuensi, dan adalah vaksin pertama melawan kanker manusia utama (Anonim, 2011). Penyakit hepatitis ini dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyakit kuning karena memang salah satu ciri-ciri orang yang terinfeksi penyakit hepatitis ini tubuhnya berwarna kuning. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat ditularkan kepada orang lain. Penyakit hepatitis B sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Namun hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati (Anonim, 2011). Untuk mengetahui adanya infeksi Virus Hepatitis B pada tubuh dapat dilakukan beberapa serangkaian pemeriksaan. Salah satu pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa Hepatitis B yakni pemeriksaan serologis (Anonim, 2011). Pemeriksaan serologis adalah pemeriksaan yang menggunakan prinsip antigen-antibodi. Pemeriksaan serologis untuk diagnosa penyakit HBsAg ada beberapa macam metoda yang dapat digunakan (Anonim, 2011).
4.3 Patogenesis Hepatitis B Virus hepatitis B masuk ke dalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran darah, partikel Dane masuk ke dalam hati dan terjadi replikasi virus. Selanjutnya sel-sel hati akan memproduksi dan mensekresi partikel Dane utuh, partikel HBsAg bentuk bulat dan tubuler, dan HBeAg yang tidak ikut membentuk partikel virus. VHB merangsang respon imun tubuh, yaitu respon imun non-spesifik dan respon imun spesifik (Noer, 2007).
VHB merangsang pertama kali respon imun non-spesifik ini (innate immune response) karena dapat terangsang dalam waktu pendek, dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Proses eliminasi nonspesifik ini terjadi tanpa restriksi HLA, yaitu dengan memanfaatkan sel-sel NK dan NK-T (Noer, 2007). Untuk prosese eradikasi VHB lebih lanjut diperlukan respon imun spesifik yaitu dengan mengaktivasi limfosit T dan sel limfosit B. Aktivasi sel T CD8+ terjadi setelah kontak reseptor T tersebut dengan kompleks peptida VHB-MHC kelas I yang ada pada permukaan dinding sel hati dan pada permukaan dinding APC (Antigen Precenting Cell) dan dibantu dengan rangsangan sel T CD4+ yang sebelumnya sudah mengalami kontak dengan kompleks peptida VHB-MHC kelas II pada dinding APC. Peptida VHB yang ditampilkan pada permukaan dinding sel hati dan menjadi antigen sasaran respon imun adalah peptida kapsid, yaitu HBcAg atau HBeAg. Sel T CD8+ selanjutnya akan mengeliminasi virus yang ada dalam nekrosis sel hati yang akan menyebabkan meningkatnya ALT atau mekanisme sitolitik. Disamping itu dapat juga terjadi eliminasi virus intrasel tanpa kerusakan sel hati yang terinfeksi melalui aktivitas Interferon Gamma dan TNF alfa (Tissue Necroting Factor) yang dihasilkan oleh sel T CD8+ (mekanisme nonsitolitik) (Noer, 2007). Aktivitas sel limfosit B dengan bantuan sel CD4+ akan menyebabkan produksi antibodi antara lain Anti-HBs, Anti-HBc, dan Anti HBe. Fungsi Anti-HBs adalah netralisasi partikel VHB bebas akan mencegah masuknya virus ke dalam sel. Dengan demikian anti-HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel. Infeksi kronik VHB bukan disebabkan gangguan produksi Anti-HBs. Buktinya pada pasien Hepatitis B Kronik ternyata dapat ditemukan adanya Anti-HBs yang tidak bisa dideteksi dengan metode pemeriksaan biasa karena Anti-HBs
bersembunyi dalam kompleks dengan HBsAg (Noer, 2007). Bila proses eliminasi virus berlangsung efisien maka infeksi VHB dapat diakhiri, sedangkan bila proses tersebut kurang efisien maka terjadi infeksi VHB yang menetap. Proses eliminasi VHB oleh respon imun
yang tidak efisien dapat disebabkan oleh faktor viral maupun faktor pejamu. Setelah terinfeksi VHB, penanda virologis pertama yang terdeteksi dalam serum adalah HBsAg. HBsAg dalam sirkulasi mendahului peningkatan aktivitas aminotransferase serum dan gejalagejala klinis dan tetap terdeteksi selama keseluruhan fase ikterus atau simtomatis dari hepatitis B akut atau sesudahnya. Pada kasus yang khas HBsAg tidak terdeteksi dalam 1 hingga 2 bulan setelah timbulnya ikterus dan jarang menetap lebih dari 6 bulan. Setelah HBsAg hilang, antibodi terhadap HBsAg (Anti-HBs) terdeteksi dalam serum dan tetap terdeteksi sampai waktu yang tidak terbatas sesudahnya (Noer, 2007). Karena HBcAg terpencil dalam mantel HBsAg, maka HBcAg tidak terdeteksi secara rutin dalam serum pasien dengan infeksi VHB. Di lain pihak, antibodi terhadap HBcAg (anti-HBC) dengan cepat terdeteksi dalam serum, dimulai dalam 1 hingga 2 minggu pertama setelah timbulnya HBsAg dan mendahului terdeteksinya kadar anti-HBs dalam beberapa bulan. Karena terdapat variasi dalam waktu timbulnya anti-HBs setelah infeksi, kadang terdapat suatu tenggang waktu beberapa minggu atau lebih yang memisahkan hilangnya HBsAg dan timbulnya anti-HBs. Selama periode jendela (window period) ini, anti-HBc dapat menjadi bukti serologi pada infeksi VHB yang sedang berlangsung, dan darah yang mengandung anti-HBc tanpa adanya HBsAg dan anti-HBs telah terlibat pada perkembangan hepatitis B akibat transfusi (Noer, 2007). Perbedaan antara infeksi VHB yang sekarang dengan yang terjadi di masa lalu dapat diketahui melalui penentuan kelas imunoglobulin dari anti-HBc. Anti-HBC dari kelas IgM (IgM anti-HBc) terdeteksi selama 6 bulan pertama setelah infeksi akut. Oleh karena itu, pasien yang menderita hepatitis B akut yang baru terjadi, termasuk mereka yang terdeteksi anti-HBc dalam periode jendela memilik IgM anti-HBc dalam serumnya. Pada pasien yang menderita VHB kronik, anti-HBc terutama dari kelas IgG yang terdapat dalam serum. Umumnya orang yang telah
sembuh dari hepatitis B, anti-HBs dan anti-HBc nya menetap untuk waktu yang tidak terbatas (Noer, 2007).
4.4 Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis B. Pada hepatitis B akut simptomatik pola serologisnya, HbsAg mulai timbul pada akhir masa inkubasi kira-kira 2-5 minggu sebelum ada gejala klinik dan titernya akan meningkat setelah tampak gejala klinis dan menetap selama 1-5 bulan. Selanjutnya titer HBsAg akan menurun dan hilang dengan berkurangnya gejala-gejala klinik. Menetapnya HBsAg sesudah 6 bulan menandakan proses akan menjadi kronis. Anti-HBs baru timbul pada stadium konvalesensi yaitu beberapa saat setelah menghilangnya HBsAg, sehingga terdapat masa jendela (window period) yaitu masa menghilangnya HBsAg sampai mulai timbulnya anti-HBs (Pyrsopoulos, 2012). Anti-HBs akan menetap lama, 90% akan menetap lebih dari 5 tahun sehingga dapat menentukan stadium penyembuhan dan imunitas penderita. Pada masa jendela, Anti-HBC merupakan pertanda yang penting dari hepatitis B akut. Anti-HBC mula-mula terdiri dari IgM dan sedikit IgG. IgM akan menurun dan menghilang dalam 6-12 bulan sesudah sembuh, sedangkan IgG akan menetap lama dan dapat dideteksi dalam 5 tahun setelah sembuh (Pyrsopoulos, 2012). HBeAg timbul bersama-sama atau segera sesudah HBsAg. Ditemukannya HBeAg menunjukkan jumlah virus yang banyak. Jangka waktu HBeAg positif lebih singkat daripada HBsAg. Bila HBeAg masih ada lebih dari 10 minggu sesudah timbulnya gejala klinik, menunjukkan penyakit berkembang menjadi kronis. Serokonversi dari HBeAg menjadi anti-HBe merupakan prognosis yang baik yang akan diikuti dengan penyembuhan penyakitnya (Pyrsopoulos, 2012). Pada infeksi hepatitis B asimtomatik, pemeriksaan serologis menunjukkan kadar HBsAg dan HbeAg yang rendah untuk waktu singkat, bahkan seringkali HBsAg tidak terdeteksi. Menghilangnya
tinggi dan lama dipertahakan. Anti-HBc dan anti-Hbe juga timbul tetapi tidak setinggi titer anti-HBs. Lima sampai sepuluh persen yang menderita hepatitis B akut akan berlanjut menjadi hepatitis B kronis. Pada tipe ini HBsAg timbul pada akhir masa inkubasi dengan titer yang tinggi yang akan menetap dan dipertahankan lama dan dapat sampai puluhan tahun atau seumur hidup. Anti-HBs tidak akan timbul pada pengidap HBsAg, tetapi sebaliknya anti-HBc yang terdiri dari IgM dan IgG anti-HBc akan dapat dideteksi dan menetapa selama lebih dari 2 tahun (Pyrsopoulos, 2012). 4.5 Pemeriksaan Anti HBs. Anti-HBs timbul setelah tiga bulan terinfeksi dan menetap. Anti HBs merupakan antibodi spesifik untuk HBsAg, timbul pada stadium konvalesensi yaitu beberapa saat setelah menghilangnya HbsAg, muncul di darah 1 sampai 4 bulan setelah terinfeksi virus hepatitis B. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kekebalan atau dalam masa penyembuhan penyakit hepatitis B. Antibodi ini memberikan perlindungan terhadap penyakit hepatitis B. Tes anti-Hbs positif juga dapat berarti seseorang pernah mendapat vaksin hepatitis B atau immunoglobulin. Hal ini juga dapat terjadi pada bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-Hbs positif pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatatitis B menunjukkan bahwa individu tersebut pernah terinfeksi virus hepatitis B.. Pemeriksaan Anti - HBs dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap virus Hepatitis B (HBV) pada serum atau plasma pasien. Pemeriksaan Anti HBs dilakukan dengan menggunakan metode Immunochromatografi Rapid Test Rapid merupakan Test. sebuah Metode metode
Immunochromatografi
pemeriksaan yang dapat mendeteksi adanya anti HBV dalam serum atau plasma pasien dengan menggunakan sebuah kaset test yang telah dilapisi oleh anti HBV. Di kaset test untuk uji anti HBs ini memiliki tanda berupa huruf C sebagai tanda kontrol dan tanda huruf T sebagai tanda hasil
test pada permukaannya, sebelum sampel diteteskan pada tempat penetesan sampel garis kontrol ini tidak akan muncul, namun garis kontrol ini harus selalu muncul jika pengujian telah dilakukan dengan benar dan reagen pada test kit (kaset test) dari garis kontrol telah bekerja dengan baik. Sebuah garis uji ungu akan terlihat di permukaan hasil (pada tanda T" jika ada antibodi yang cukup terhadap resiko HBV dalam sampel. Jika antibodi terhadap resiko HBV tidak ada atau ada namun pada
tingkat yang sangat rendah dalam sampel, maka tidak akan ada warna muncul dalam garis test (pada tanda T). Adanya Anti - HBs dapat dideteksi karena antibodi dari sampel serum atau plasma akan berikatan dengan antigen rekombinan virus Hepatitis B yang terdapat di dalam Test Kit Anti-HBs. Kompleks tersebut akan bermigrasi disepanjang membran strip secara kromatografi menuju daerah test dan menghasilkan garis berwarna pada daerah garis uji apabila hasilnya positif Sensitivitas dari tes ini adalah 30 mlU/ml. . Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan anti HBs agar hasil yang diperoleh tepat yaitu : 1. Strip test atau rapid test yang digunakan harus selalu dalam keadaan baik, bersih dan tidak kadaluarsa 2. Spesimen dikondisikan pada suhu kamar sebelum dilakukan pengujian, jika tidak segera digunakan dapat disimpan pada suhu 2-8
o
penyimpanan yang lebih lama. 3. Pemeriksaan dilakukan sesuai protap atau sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. 4. Gunakan serum yang bersih, karena apabila dalam spesimen terdapat endapan akan menghasilkan hasil tes tidak konsisten. 5. Jangan menggunakan test kit jika kantong rusak atau segel rusak.
V.
B. Bahan 1. Test Kit anti HBs SD Bioline 2. Sampel serum/ plasma ( EDTA, Na Sitrat, Heparin)
VI.
CARA KERJA 1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan terlebih dahulu. 2. Sebelum digunakan, reagen test dikondisikan pada suhu kamar terlebih dahulu. 3. Test kit Anti HBs dikeluarkan dari kemasan dan diletakkan di atas meja yang datar. 4. 100 l sampel serum/plasma dimasukkan dengan mikropipet ke dalam test kit. 5. Saat menit ke- 20 menit setelah serum diteteskan hasil dibaca dan diamati terbentuknya garis berwarna.
VII.
INTERPRETASI HASIL 1. Negatif : Terbentuk garis berwarna hanya pada tanda C saja.
Anti HBs
C 2 1
2. Positif
Anti HBs
C 2 1
3. Invalid
: Tidak terbentuk garis pada C dan T. Terbentuknya garis hanya pada T saja.
Anti HBs
C 2 1
Anti HBs
C 2 1
10