Anda di halaman 1dari 10

POTENSI SUMBER DAYA MINYAK DAN GAS INDONESIA

Cekungan dan Cadangan Hidrokarbon


Cekungan Hidrokarbon Pada saat ini, Indonesia memiliki 60 cekungan hidrokarbon, dimana 22 cekungan diantaranya belum di eksplorasi serta 38 cekungan telah dieksplorasi. Dari 38 cekungan ini yang telah diproduksi minyak dan gas buminya adalah 15 cekungan, 11 cekungan belum produksi serta 12 cekungan sisanya belum terbukti. Sebagian besar cekungan baik yang telah dan belum diproduksi terletak di Indonesia bagian barat, sedangkan yang potensial dan belum terbukti sebagian besar berada di wilayah bagian timur Indonesia.

Cadangan Migas Indonesia Cadangan minyak bumi Indonesia cenderung menurun secara alami dan pada saat ini jumlah cadangan yang ada mencapai 8,3 milyar barel yang terdiri atas : 4,3 milyar barel terbukti dan 4 milyar barel potensial. Jumlah cadangan ini dapat diproduksi untuk jangka waktu 20 tahun. Sebagian besar cadangan minyak bumi Indonesia masih tersebar di bagian Indonesia bagian barat, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan potensi wilayah Indonesia bagian timur belum banyak ditemukan cadangan baru, terutama di daerah terpencil dan laut dalam.

Sedangkan jumlah cadangan gas bumi Indonesia yang terbukti dan potensi mengalami kenaikan secara nyata, dengan ditemukannya sejumlah lapangan-lapangan baru selama periode 2 tahun terakhir ini. Pada saat ini jumlah cadangan gas bumi yang ada telah mencapai 185,6 trilyun kaki kubik dimana terdiri atas : 95,1 trilyun Kaki Kubik merupakan cadangan terbukti dan 90,5 trilyun kaki kubik merupakan cadangan potensial. Jumlah

cadangan yang ada tersebut dapat diproduksi untuk jangka waktu 64 tahun. Seperti halnya cadangan minyak bumi, maka cadangan gas bumi ini juga masih terkosentrasi di Indonesia bagian barat. Oleh karena itu ke depan maka kegiatan eksplorasi baik untuk mencari cadangan minyak maupun gas bumi di lapangan baru perlu didorong ke arah Indonesia bagian timur.

Kegiatan Seismik dan Pemboran Kegiatan seismik selama kurun waktu 2002 hingga 2004 relatif mengalami kinerja yang sangat baik dimana kegiatan seismik 2 D maupun 3 D yang dilaksanakan oleh BPMIGAS dan Kontraktor KKS rata-rata umumnya berada diatas target yang ditetapkan sebelumnya. Pada tahun 2002 kegiatan seismik 2 D adalah 13,170 km dan 3 D 1,896 km. Pada tahun 2003 kegiatan seismik 2 D adalah 15,854 km dan 3 D 2,877 km. Serta pada tahun 2004 (hingga Agustus 2004) kegiatan seismik 2 D adalah 8,422 km serta 3 D 5,459 km.

Sedangkan kegiatan pemboran eksplorasi sumur taruhan dan delineasi relatif agak stabil, walaupun secara umum relatif berada dibawah target yang ditetapkan. Pada tahun 2002 target eksplorasi mencapai 117 sumur namun sumur yang berhasil di bor mencapai 75 sumur. Pada tahun 2003 target pemboran mencapai 96 sumur dan aktual 54 sumur dan tahun 2004 target 80 sumur dan aktual 36 sumur. Keadaan ini relatif tidak berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dengan rasio dibawah 60 persen.

Sedangkan pemboran sumur pengembangan pola fluktuasinya juga tidak begitu berbeda dimana pada tahun 2002 sumur yang ditargetkan untuk di bor adalah 1241 sumur dan aktual 837 sumur, tahun 2003 target 938 sumur dan aktual 815 sumur serta tahun 2004 target 547sumur hingga bulan Juli masih 328 sumur.

Penemuan Cadangan Baru Selama dua tahun terakhir ini kegiatan eksplorasi terus ditingkatkan guna mengatasi kekurangan suplai minyak dan gas bumi disamping mengantisipasi permintaan pasar domestik dan internasional yang cenderung semakin meningkat tajam. Penemuanpenemuan cadangan baru selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi seiring dengan keadaan sosial dan politik Indonesia serta nilai investasi yang sedikit menurun. Namun selama periode pelaksanaan usaha hulu tahun 2002 hingga saat ini, nampak bahwa jumlah cadangan yang ditemukan relatif stabil yaitu berada pada angka 2100 Milyar Barel Setara Minyak (MMBOE), walaupun nilai rasio kesuksesan eksplorasi sumur taruhan cukup berfluktuasi pada dua tahun terakhir. Rasio kesuksesan pada tahun 2002 adalah 51 %, tahun 2003 (34%) dan tahun 2004 (43%). Fluktuasi rasio seperti ini disebabkan banyaknya permasalahan yang menghambat laju kegiatan eksplorasi seperti : menurunnya jumlah investasi baru, timbulnya permasalahan pertanahan, minimnya infrastruktur di daerah potensi, dan lain sebagainya. Namun demikian pada tahun 2003 yang lalu, BPMIGAS dan Kontraktor KKS telah berhasil ditemukan cadangan minyak bumi sebesar 1 milyar barel di daerah lepas pantai Kalimantan Timur, Cepu dan Lepas Pantai Jawa Timur serta cadangan gas bumi baru sebesar 6,2 TCF yang tersebar di Sumatera Selatan, Lepas Laut Madura Barat dan Kalimantan Timur.

Rencana Pengembangan Dalam rangka meningkatkan produksi minyak dan gas bumi Indonesia, BPMIGAS dan Kontraktor KKS selama periode tahun 2002 hingga 2004 telah berhasil merencanakan pengembangan 17 lapangan minyak bumi serta 18 lapangan gas bumi. 17 lapangan minyak bumi baru yang sedang dikembangkan memiliki jumlah cadangan sebesar 226 juta barel dengan nilai investasi sebesar 539 Juta US$, untuk masa kontrak antara 5 hingga 20 tahun.

Sedangkan pengembangan lapangan gas bumi (dan minyak/kondensat) yang dilakukan di 18 lapangan baru mempunyai jumlah cadangan sebesar 26 milyar kaki kubik dengan nilai investasi 12,5 milyar US$, untuk masa kontrak antara 8-25 tahun. Baik lapangan minyak maupun gas tersebut diatas sebagian besar akan mulai berproduksi antara tahun 2003 hingga 2006.

Produksi Minyak dan Gas Bumi Pada era 70 hingga 90an Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai produksi minyak bumi cukup besar. Puncak produksi minyak bumi terjadi pada tahun 1977 dengan jumlah produksi mencapai sekitar 1,60 juta barel per hari dan tahun 1995 dengan jumlah produksi 1,62 juta barel per hari. Setelah periode tersebut, lambat laun produksi minyak bumi mengalami penurunan secara alami hingga mencapai kisaran penurunan antara 5 hingga 15 % per tahun dari total produksi yang ada. Sebagian besar produksi minyak bumi Indonesia masih berasal dari sumur-sumur tua.

Semenjak harga minyak mengalami krisis pada tahun 1998, kegiatan dan pengeluaran biaya eksplorasi dan produksi saat itu menurun secara drastis sehingga produksi minyak bumi mengalami penurunan secara alami. Pada saat ini target APBN tahun 2004 produksi minyak bumi Indonesia adalah 1 juta 72 ribu barel/hari. Tantangan target ini tidak ringan, untuk itu maka BPMIGAS dan Kontraktor KKS terus melakukan upaya-upaya penambahan produksi untuk mencapai target tersebut, disamping dalam kurun dua tahun terakhir ini telah dilakukan kegiatan eksplorasi di lapangan-lapangan baru di daerah Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan daerah lainnya.

Berbanding terbalik dengan keadaan produksi minyak bumi tersebut, baik keadaan cadangan maupun produksi gas bumi Indonesia justeru mengalami peningkatan secara nyata dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. BPMIGAS beserta Kontraktor KKS terus mengadakan kegiatan eksplorasi dan melakukan pengembangan lapangan gas baru. Diperkirakan dengan status ongoing dan new Plan Of Development maka produksi gas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 7,8 milyar kaki kubik per hari pada tahun 2004, dibandingkan pada tahun 2001 hanya mencapai 6,3 milyar kaki kubik per hari. Pada tahuntahun mendatang penemuan lapangan-lapangan baru yang selama kurun waktu dua tahun ini diperkirakan akan meningkatkan produksi gas kembali hingga 8,3 milyar kaki kubik per hari pada tahun 2008 (peak production).

Anda mungkin juga menyukai