Anda di halaman 1dari 17

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGELOHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Gambar posisi awal dan akhir perpindahan Berikut adalah gambar pengangkatan I( beban I) posisi awal operator (pria)

Gambar 4.1 posis awal pengangkatan beban

Gambar diatas menujukan posisi awal saat pengangkatan beban operator pria yang berat bebannya 10kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good)

Gambar 4.2 posisi saat mengangkat beban

Gambar diatas menujukan posisi saat pengangkatan I (beban I) operator pria yang berat bebannya 10kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good)

Gambar 4.3 Posisi saat meletakan beban

Gambar diatas menujukan posisi saat meletakan (beban I) operator pria yang berat bebannya 10kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good) Berikut adalah gambar pengangkatan II (bebanII) operator (wanita) posisi awal

Gambar 4.4 Posisi awal pengangkatan beban

Gambar diatas menujukan posisi saat awal pengangkatan II (beban II) operator wanita yang berat bebannya 5kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good)

Gambar 4.5 Posisi saat mengangkat beban

Gambar diatas menujukan posisi saat pengangkatan II (beban II) operator wanita yang berat bebannya 5kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good)

Gambar 4.6 Posisi saat meletakan beban

Gambar diatas menujukan posisi saat meletakan (beban II) operator wanita yang berat bebannya 5kg dengan jenis posisi pegangan/Handle (Good) 4.1.2 Data simulasi yang dilakukan Pengangkatan I ( Beban I ) Nama Operator Berat Beban : Jamroni : 10 kg
Tabel 4.1Pengangkatan I (Beban I)
H Origin Destination 47 80 V 12 64 D 52 52 A 90 90 FM 0,37 0,37 CM 1 1

Pengangkatan II ( Beban II ) Nama Operator Berat Beban : Putrii Marlina : 5 kg


Tabel 4.2 Pengangkatan II ( Beban II)
H V 10,5 64 D 53,5 53,5 A 90 90 FM 0,37 0,37 CM 1 1

Origin Destination

34 74

4.1.3 Hasil rekapitulasi kuisoner Nordic Body Map Data rekapitulasi kuisoner Nordic Body Map
Tabel 4.3 kuisoner Nordic Body Map
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Lokasi Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada jari-jari tangan kiri Sakit pada jari-jari tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan 1 4 2 2 4 3 1 1 2 2 3 3 Tingkat Keluhan A 4 3 2 2 1 3 1 B 2 3 3 3 4 2 4 3 1 2 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 C D

20 21 22 23 24 25 26 27

Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada jari kaki kiri Sakit pada jari kaki kanan

1 1 4 4 1 1 5 4

3 3 2 2 3 4 1 1

2 2

1 1

Keterangan : A : Tidak Sakit B : Agak Sakit 4.2 Pengolahan Data

C : Sakit D : Sakit Sekali

4.2.1 Grafik hasil rekapitulasi kuisoner Nordic Body Map

Grafik kuisoner Nordic Body Map 6 5 4 3 2 1 0

Tingkat Keluhan A Tingkat Keluhan B Tingkat Keluhan C Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada jari-jari tangan kiri Sakit pada jari-jari tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada jari kaki kiri Sakit pada jari kaki kanan

Skala

Gambar 4.2 Rekapitulasi kuisoner Nordic Body Map

Dari data grafik di atas menujukan semua operator mengalami kelelahan otot yang berbeda-beda tingkat keluhannya , ada 4 macam tingkat keluahan yang dialami oleh operator yaitu 1. Tingkat keluhan A adalah tidak sakit, 2. Tingkat keluhan B adalah agak sakit, 3. Tingkat keluhan C adalah sakit, 4. Tingkat keluhan D adalah sangat sakit. Bahwa rata-rata yang sering dialami oleh operator

yaitu pada tingkat keluhan B dan C berjumlah 4 orang, tingkat keluhan B tersebut terjadi pada daerah (lengan atas kiri dan kanan), (pada siku kiri dan kanan), dan pada pergelangan kaki kanan, kemudian tingkat keluhan C terjadi pada daerah bokong akan tetapi operator juga ada yang sama sekali tidak merasakan kelelahan otot atau tingkat keluhan A yang berjumlah 4 orang terjadi pada daerah (leher bagian atas), (bagian pantat), (lengan bawah kiri), (betis kanan dan kiri), dan (pada jari-jari kaki kanan). 4.2.2 Perhitungan dengan Metode NIOSH Berikut adalah contoh perhitungan pengangkatan beban dengan Metode NIOSH untuk menegathui nilai RWL ( Recommended Weight Limit ) dan LI ( Lifting Index ) 4.2.3 Perhitungan RWL dan LI pengangkatan I (Beban I) Berikut adalah data perhitungan RWL dan LI pengaangkatan I (Beban I) Operator pria : (Jamroni)

RWL(Origin) RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = Konstanta Beban x (25/H) x (1-0,003V-75) x (0,82+4,5/D) x (1-0,0032 x (A) x FM x CM = 10 x (25/47) x (1-0,00312-75) x (0,82+4,5/52) x (1-0,0032 x 90) 0,37 x 1 = 129,81 LI (Lifting index) = Berat Beban/RWL

=
= 0,08

RWL( Destination) RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = Konstanta Beban x (25/H) x (1-0,003V-75) x (0,82+4,5/D) x (1-0,0032 x A) x FM x CM = 10 x (25/80) x (1-0,00364-75) x (0,82+4,5/52) x (1-0,0032 x 90 )0,37 x 1 = 90,93 LI ( Lifting Index) = Berat Beban/RWL

=
= 0,11 4.2.4 Perhitungan RWL dan LI pengangkatan II (Beban II) Berikut adalah data perhitungan RWL dan LI pengaangkatan II (Beban II) Operator Wanita : (Putri) Satuan Metric (Satuan Jarak Cm) RWL(Origin) RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = Konstanta Beban x (25/H) x (1-0,003V-75) x (0,82+4,5/D) x (1-0,0032 x A) x FM x CM = 5 x (25/34) x (1-0,00310,5-75) x (0,82+4,5/53,5) x (1-0,0032 x 90 ) 0,37 x 1 = 88,98

LI (Lifting index) = Berat Beban/RWL = = 0,06 RWL( Destination) RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = Konstanta Beban x (25/H) x (1-0,003V-75) x (0,82+4,5/D) x (1-0,0032 x A) x FM x CM = 5 x (25/74) x (1-0,00364-75) x (0,82+4,5/53,5) x (1-0,0032)x (90) 0,37 x 1 = 49,15 LI ( Lifting Index) = Berat Beban/RWL = = 0,1 4.2.3 Analisa postur kerja dengan Metode RULA Berikut adalah contoh postur kerja yang dilakuakan oleh operator pada pengankatan beban 10kg pada (pria) dan pengangkatan beban 5kg pada (wanita).

4.2.3.1 Postur kerja operator pria

4.2.3.2 Postur kerja operator wanita

4.2.4 Analisa postur kerja dengan Metode Owas 4.2.4.1 Analisa postur kerja eksiting dari kegiatan menganngkat beban Berikut ini adalah gambar perhitungan pengangkatan beban dengan Metode OWAS

Gambar 4.7 perhitungan pengangkatan beban dengan Metode NIOSH

Dari gambar diatas menujukan bahwa dalam pengangkatan beban tersebut hasil perhitungan Metode OWAS adalah ( Corrective action required in the near future ) yang berarti harus ada perbaikan dalam waktu yang akan datang jika tidak ada perbaikan gerakan pengangkatan beban tersebut akan mengalami kelelahan otot atau cedera pada otot jika dilakukan secara berulang-ulang.

4.2.4.2 Analisa postur kerja yang Ergonomis untuk kegiatan beban

Gambar 4.8 perhitungan pengangkatan beban dengan Metode NIOSH

Dalam gambar diatas menujukan bahwa hasil dari pengankatan beban sudah benar karana di hasil akhir (No Action Required) tidak ada yang perlu di perbaiki cara pengankatannya sudah benar.

4.2.5 Rekapitulasi keseluruhan penilaian sistem kerja kegiatan mengangkat beban ( perbandingan Nios, Owas , rula, postur kerja eksiting & ergonomis terakhir recomend dari semua metode )

Kegiatan

Hasil Indentifikasi cidera kerja dengan Metode NIOS Dari hasil yang didapat bahwa pengangkatanny a di anjurkan karena LI < 1

Hasil Penilaian Postur kerja dengan Metode OWAS Dari hasil yang didapat bahwa pengangkatanny a sudah benar tetapi masih perlu di perbaiki jika pengangkatanya berulang-ulang Dari hasil yang didapat bahwa pengangkatanny a sudah benar tetapi masih perlu di perbaiki jika pengangkatanya berulang-ulang

Hasil Penilaian Postur Kerja dengan Metode RULA Dari hasil yang di dapat bahwa pengangkatanny a harus di perbaiki karena jika terus menerus dilakuakan akan berdampak pada cidera otot Keterangan

Rekomendas i Sistem Kerja Secara NIOSH dan RULA

Pengangkata nI

Pengangkata n II

Dari hasil yang didapat bahwa pengangkatanny a di anjurkan karena LI < 1

Anda mungkin juga menyukai