Anda di halaman 1dari 16

TRANS KULTURAN By Sugeng Riyadi KULTUR DAN SUB-KULTUR diartikan sebagai kepercayaan, nilai-nilai, dan pola 'perilaku yang

umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan kepada generasi berikutnya. Studi ilmiah tentang ciri-ciri kultural kelompok penduduk dilaksanakan oleh para ahli antropologi budaya. Ciri-ciri budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawatnya. Misalnya, kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan, pergaulan sosial, praktek kesehatan, pendidikan anak, ekspressi perasaan, hubungan kekeluargaan, peranan masingmasing orang menurut umur. Semua ini boleh dikata selalu mempunyai kultur kehidupan individu. Sering terjadi, kultur terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda. Misalnya, sub-kultur Amerika nyaris tak terhitung pengelompokannya menurut faktor-faktor agama, pendidikan, pekerjaan penghasilan, kelas masyarakat, dan sebagainya. Lagi pula, tiap individu merupakan produk beberapa sub-kultur, yang masing-masing mempengaruhi perilaku individu sampai tahap tertentu. Berikut ini disertakan contoh-contoh yang dianggap para ahli sebagai sub-kultur di Amerika. Sementara pihak menyebutkan adanya sub-kultur kemiskinan di Amerika Serikat. Orang miskin nampak memiliki aikap-sikap tertentu yang dianut luas, seperti kurangnya rasa percaya terhadap individu-individu yang berasal dari sub-kultur lain karena si miskin sering diperlakukan secara kurang manusiawi. Si miskin sering memiliki rasa tak -berdaya dan tinggal menerima nasib kehidupan mereka. Komune yang banyak muncul pada tahun 1960-an juga dipandang sebagai subkultur. Kehidupan dalam komune biasanya sangat tergantung pada alam. Dan sikap-sikap yang dianut para anggota tentang kehidupan berkeluarga, pendidikan anak, pendidikan, dan semacamnya, sangat berbeda dengan subkultur lain. Cukup banyak uraian mengenai sub-kultur desa dan kota, sub-kultur buruh industri, subkultur kelompok umur, dan bahkan sub-kultur sebagai type lembaga, seperti rumah sakit. Kebiasaan biologis kelompok penduduk pada umumnya diselidiki secara terpisah dari kebiasaan kultural. Para ahli antropologi fisik melakukan penelitian terhadap asal clan ciri-ciri biologis manusia. Terdapat kesepakatan yang luas bahwa kebiasaan biologis suatu kelompok merupakan respons genetika terhadap pengaruh lingkungan dan kebiasaan hidup dari generasi ke generasi. Kebiasaan hidup saling berkait dengan kebiasaan kultural. Dan dalam kaitan tersebut, kultur mempunyai pengaruh terhadap kebiasaan biologis. Sebagian besar warga Amerika Serikat, termasuk mayoritas mereka yang memberi pelayanan kesehatan, adalah keturunan kulit putih dan termasuk kelas sosio-ekonomi menengah. Oleh sebab itu, standar dan praktek pelayanan kesehatan biasanya diorientasikan pada kultur kelas menengah keturunan kulit putih.
Kultur

Dalam tahun-tahun terakhir ini para tenaga pelayanan kesehatan direkrut juga dari kultur minoritas. Di samping itu sedang digalakkan usaha oleh anggota disiplin - disiplin pelayanan kesehatan agar lebih menyadari variasi budaya dan memanfaatkan kesadaran tersebut dalam praktek pelayanan kesehatan. Mi salnya, telah diselenggarakan studi yang menunjukkan perbedaan ciri pertumbuhan clan perkembangan anak menurut kelompok ras. Anak-anak keturunan kulit hitam lebih cepat membentuk koordinasi motor dibanding anak-anak kulit putih. Fakta ini sedang dimanfaatkan dalam standar penilaian. Nilai-nilai Budaya Timur menyebabkan sulitnya wanita Tionghoa yang hamil mendapat pelayanan dari dokter pria. Dalam beberapa setting, lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan. Upaya yang berkesinambungan dan makin banyaknya pekerja pelayanan kesehatan dari kultur minoritas pasti akan menimbulkan perubahan respons pelayanan kesehatan dalam kaitan dengan perbedaan kultural. PERAWATAN TRANS-KULTURAL Dalam tahun-tahun terakhir ini makin ditekankan pentingnya pengaruh kultur terhadap pelayanan perawatan. Perawatan transkultural merupakan bidang yang relatif baru; ia berfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktek budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya. Dr. Madeline Leininger, seorang perawat yang ahli antropologi, mempunyai andil besar dalam meningkatkan riset dalam perawatan trans-kultural dan dalam merangsang program-program studi yang erat kaitannya. Menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya (kultur), baik di masa lampau maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaan-persamaan. Leininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan tehnologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dari berbagai kultur. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memperhatikan faktor-faktor budaya merupakan tugas yang rumit dan sulit. Leininger menemukan beberapa masalah yang sering menimbulkan hambatan. Umumnya, petugas pelayanan kesehatan kurang pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan kultural guna memahami perlunya diubah praktek professi mereka agar dapat di terima orang banyak dari kultur lain. Dibutuhkan banyak usaha dan waktu yang lama untuk memperoleh pemahaman atas seluruh struktur sosial suatu kultur dan posisi pelayanan kesehatan dalam struktur tersebut. Individu-individu, termasuk tenagatenaga kesehatan, yang memasuki suatu budaya baru pada umumnya mengalami ketidakbetahan dan ketidakpastian yang disebut goncangan budaya (culture shock). Baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, tenaga kesehatan telah sering memaksakan pandangannya tentang kesehatan kepada orang lain yang berbeda kepercayaan agamanya maupun nilai-nilai yang dianutnya. Beberapa usul untuk mengatasi ma salah-masalah ini akan dibahas nanti dalam bab ini. Lebih lanjut, pembaca disarankan mendalami tulisantulisan Leininger dan ahli-ahli lain yang aktif di bidang ini. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktek budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional). Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan dan diselenggarakan sebagai bagian dari suatu kultur. Praktek pengobatan rakyat adalah metode dan tehnik pelayanan kesehatan yang merupakan bagian
2

tradisional dari suatu budaya. Hampir semua kultur mempunyai caring practices dan pengobatan rakyat/tradisional. Ada yang terbina baik tetapi ke banyakan sederhana saja. Praktek pemujaan dianggap sebagai tanggung jawab warga tertentu dalam beberapa kultur. Dalam kultur lain, orang-orang tertentu yang tidak selamanya mempunyai hubungan kekeluargaan dipersiapkan dan ditugaskan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Beberapa praktek pengobatan tradisional ternyata mempunyai basis ilmiah. Yang lain-lain tidak diketahui apakah ada basis ilmiahnya, tetapi bagi masyarakat yang mempraktekkannya, nilainya bagi ka sehatan cukup berarti. Caring practices dan pengobatan tradisional merupakan bagian penting dari kultur dan saling menjalin dengan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek budaya lain. Praktek tersebutjuga sering saling mencakup dengan praktek keagamaan. Praktek pengobatan tradisional digunakan oleh banyak orang. Praktek ini sering ditemukan di kalangan sejumlah besar warga dari kultur tertentu yang hidup berkelompok, seperti bagian pusat kota dan daerah pedesaan. Dalam setting serupa ini,'praktek ka budayaan lain yang mendukung pengobatan tra disional biasanya banyak ditemukan. Harus diingat bahwa tradisi budaya, termasuk praktek di rumahrumah orang yang tinggalnya bukan di pusat kota ataupun di pedesaan. Pemahaman terhadap pengaruhpengaruh ini membantu pemahaman atas individu-individu dan perilakunya. Banyak orang dari berbagai kultur memanfaatkan pengobatan professional maupun pengobatan tradisional. Pengobatan professional berarti cara-cara dan tehnik pelayanan kesehatan yang didasarkan pada studi formal dan riset ilmiah dan diselenggarakan oleh berbagai displin kesehatan. Banyak individu yang berpendapat bahwa pengobatan tradisional khusus untuk mengatasi corak tertentu permasalahan yang lain lagi. Amerika Serikat mempunyai kultur dan sub-kultur yang paling banyak jumlahnya dibanding negara lain di seluruh dunia. Jumlah dan variasinya banyak sekali. Masalahnya menjadi lebih rumit lagi karena perbauran yang terjadi akibat pengaruh-pengaruh antat budaya. Agar siswa perawat dapat mengenal kultur kultur yang paling menonjol di Amerika Serikat, akan disertakan di bawah ini pembahasan secara ringkas mengenai ciri-ciri kultur mayoritas dan empat kultur minoritas yang menonjol. Keempat kultur minoritas yang akan dibahas telah ditetapkan pemerintah federal, yakni kultur kulit hitam, pemakai bahasa Spanyol, Indian Amerika, dan kultur Timur. Kultur mayoritas di Amerika adalah kelas sosio-ekonomi menengah. Pada mulanya, kelas sosio-ekonomi termaksud hanya meliputi keturunan Kaukasia dan disebut kelas menengah Anglo-Saxon. Istilah tersebut menunjuk pada asal geografi dan keturunan maupun status sosio-ekonomi anggotanya. Dalam tahuntahun terakhir ini, sejumlah orang yang bukan keturunan Anglo Saxon telah masuk dalam kelompok kelas menengah di Amerika Serikat. Namun demikian, sebagai suatu kelompok, kelas tersebut terutama masih terdiri dari keturunan Kaukasia. Bab ini menggunakan istilah kelas menengah keturunan kulit putih dengan arti kultur mayoritas di Amerika Serikat. Tetapi perlu kiranya diingatkan bahwa ada anggota bukan keturunan kulit putih dalam kelompok ini. Juga disadari, banyak terdapat sub-kultur dalam kelas menengah yang terma beranggota keturunan kulit putih termaksud. Tidak semua anggota kelompok budaya tertentu plalu meyakini dan mempraktekkan semua aspek ludaya bersangkutan. juga, karena adanya saling mencakup antar kultur di merika, agaknya segelintir orang saja yang bisa diggap murni bila ditinjau dari sudut pandangan buya. Oleh sebab itu, perawat harus waspada agar dengan menstereotypekan individu-individu menurut tar belakang budayanya.

KULTUR KELAS MENENGAH :KULIT PUTIH Keyakinan terhadap individualisme biasanya berlaku luas di seluruh kelas menengah kulit putih. Ciri-ciri keyakinan ini diinterpretasikan secara berbedabeda. Namun demikian, ciri-ciri termaksud pada umumnya meliputi ide bahwa orang dewasa diharapkan bertanggung jawab dalam kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan individu mempunyai hak-hak yang patut diberi perlindungan. Individu diharapkan mengambil inisiatif dan berfungsi secara relatif independen. Hak privacy seseorang dianggap sebagai hal penting. Pada umumnya, prestasi sangat dihargai dalam kultur kelas menengah kulit putih. Nilai yang dilekatkan pada prestasi merangsang pencapaian standar tinggi untuk kemampuan kerja, kompetisi, efisiensi, produktivitas, dan kemajuan. Hal ini menyebabkan pentingnya waktu, mekanisasi, hal-hal baru, pemikiran ilmiah, pendidikan formal, dan masa depan. Penyebab ilmiah biasanya dijajagi untuk masalah-masalah kesehatan dan penjelasan tehnis yang mendetail diharapkan dari para praktikan lcesehatan. Nilai yang dilekatkan pada prestasi dan korelasinya dianggap beberapa ahli turut menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan di kalangan kelas menengah, seperti gangguan cardiovascular dan pencernaan, sebagian bentuk kanker, kecelakaan mobil, bunuh diri, gangguan mental, dan candu alkohol. Kesegaran atau kesehatan yang ideal sangat dihargai pada umumnya oleh anggota kelas menengah. Usia muda biasanya lebih dihargai daripada usia tua. Kelainan atau hambatan tubuh dihindarkan atau diatasi sedapat mungkin. Pelayanan kesehatan jauh lebih sering diusahakan dari tenaga professional dan pada umumnya mencakup tindakan pencegahan yang ekstensif. Beberapa ahli menggambarkan anggota kelas menengah sebagai orang yang sangat tergantung pada pengobatan professional. Biasanya, tidak ada disebutsebut pemakaian pengobatan tradisional di kalangan kelas menengah. Namun demikian, dalam satu peI ngertian, diagnosa sendiri yang banyak dilakukan dan { kerapnya pemakaian obat yang dipilih sendiri dapat dianggap sebagai pengobatan rakyat dalam kultur kelas menengah ini. Di samping itu, diet khusus dan pemakaian klub kesehatan secara meluas maupun fasilitas latihan dapat disebut sebagai praktek pengobatan rakyat bagi kelas menengah keturunan kulit putih. Kebersihan, kerapian, dan daya tarik merupakan nilai-nilai yang dianut secara luas dalam kelas menengah kulit putih. Banyak waktu, dan dana digunakan untuk memperbaiki penampilan luar. Pernah digunjingkan bahwa kelas menengah Amerika nyaris merupakan kumpulan ritual sabun dan air. Pakaian yang menarik, rumah bagus, dan mobil mewah termasuk harta milik yang sangat didambakan. Kerapian dan organisasi juga dianggap sebagai ciri-ciri penting. Pada umumnya, keluarga inti paling dihargai dalam kelas menengah kulit putih. Kakek-nenek dan anggota keluarga lainnya tidak selamanya dikesampingkan tetapi kehidupan rumah tangga, kegiatan, rencana, dan keprihatinan paling sering berfokus pada keluarga inti saja. Tingginya mobilitas keluarga juga menyebabkan terjadinya pemisahan geografis antar anggota keluarga tambahan. Pentingnya keluarga inti dan keterpisahan antar anggota keluarga tambahan (bukan keluarga inti) menyebabkan meluasnya pemakaian jasa personal yang dibayar di kalangan kelas menengah kulit putih, seperti merawat anak, merawat orangtua yang sakit sakitan, dan bantuan urusan rumah tangga. Dalam beberapa kultur, tugas-tugas ini biasanya diselenggarakan oleh anggota keluarga tambahan. Kebanyakan anggota kelas menengah kulit putih berlatar belakang Protestan. Terlepas dari kenyataan apakah mereka benar-benar menerima orientasi ke agamaan ini atau tidak, etika Puritan yang berkaitan pada umumnya berlaku

secara luas. Ciri-ciri budaya individual, prestasi, kebersihan dan keteraturan dianggap bersumber dari warisan Puritan ini. Demikianlah beberapa ciri kultur kelas menengah kulit putih yang mempengaruhi perilaku sebagian besar penduduk Amerika. Diperkirakan, sekitar 40 persen penduduk Amerika Serikat tergolong dalam kelompok ini. KULTUR WARGA KULIT HITAM Kultur kulit hitam masih mempertahankan sebagian dari ciri-ciri aslinya di Afrika walaupun leluhur hampir seluruh warga kulit hitam telah berada di Amerika sejak 300 tahun yang lampau. Kultur kulit hitam banyak dipengaruhi oleh kemiskinan. Sebagai akibat perbudakan dan diskriminasi, sebagian besar warga kulit hitam hidup dalam kelas sosio-ekonomi terendah selama beberapa generasi. Orang yang berasal dari kultur kulit hitam biasanya berorientasi masa sekarang. Perhatian dan upaya mereka berfokus pada kejadian sehari-hari; jadi bukan nya pada masa lampau ataupun yang akan datang. Ada yang berpendapat bahwa kondisi kemiskinan dan penekanan yang berlangsung lama menyebabkan tumbuhnya orientasi pada kejadian sehari-hari termaksud. Pada umumnya, penampilan personal sangat penting bagi sebagian terbesar warga kulit hitam. Pemeliharaan diri, terutama penataan rambut dan pakaian, mencerminkan fakta bahwa harga diri dalam kultur kulit hitam sering dikaitkan dengan penampilan. Biasanya terjalin hubungan keluarga yang erat antar beberapa generasi dan antar keluarga tambahan warga kulit hitam. Keluarga biasanya mempertahankan hubungan yang erat dan membantu walaupun anak sudah dewasa. Anggota masyarakat kulit hitam sering mempunyai semacam ikatan kekeluargaan dengan individu yang tak ada hubungan darah tetapi menjadi anggota keluarga besar melalui gereja atau kelompok organisasi dan sosial. Hubungan keluarga dan masyarakat biasanya saling membantu dan sangat penting artinya dalam saat-saat kritis maupun saat berbahagia. Kegiatan hidup sehari-hari sering berkisar di seputar hubungan keluarga dan masyarakat. Pada umumnya, agama memegang peranan penting dalam kultur kulit hitam. Kepercayaan agama termaksud biasanya merupakan paduan pengaruh tradisional dan Kristen. Ekspressi kepercayaan agama sering bersifat emosional dan memberi peluang manifestasi yang nyata atas kegembiraan, kesedihan, ataupun kecemasan. Khususnya pada saat-saat tertekan perasaan, warga kulit hitam sering dihibur dengan berdoa atau bernyanyi bersama. Rohaniawan warga kulit hitam dan memegang peranan penting dalam kegiatan maupun masalah masyarakat dan keluarga. Gereja sering memberikan dukungan emosional dan bantuan material, khususnya bagi orang lanjut usia dan sakit-sakitan. Kepercayaan dan Praktek Pengobatan rakyat (Folk medicine) Praktek pengobatan rakyat tradisional amat luas variasinya dalam kultur kulit hitam dan pada umumnya digabungkan dengan kepercayaan agama. Praktek ter maksud agaknya lebih sering diselenggarakan di pusat kota dan daerah pedesaan tetapi dapat juga ditemukan di seluruh kultur kulit hitam. Praktek pengobatan rakyat didasarkan pada suatu kepercayaan umum bahwa peristiwa-peristiwa digolongkan dalam katagori - alamiah dan tidak alamiah. Peristiwa-peristiwa alamiah dapat diramalkan dan selaras dengan kehendak Allah. Peristiwa-peristiwa tidak alamiah tidak dapat diramalkan, bertentangan dengan kehendak Allah. dan sering merupakan hasil kerja setan.

Penyakit alamiah sering dianggap sebagai akibat ganjaran dari Allah atas dosa atau kurangnya kepercayaan. Penyakit serupa ini dapat disembuhkan dengan pengakuan dosa, oleh penyembuh kebatinan, dengan pemakaian obat sehari-hari di rumah, dengan pent obatan professional. Peristiwaperistiwa tidak alamia6 sangat menakutkan karena sifatnya yang tak dapat di ramalkan. Bila suatu penyakit digolongkan sebagai tidak alamiah, ia pada umumnya dirasakan sebagai akibat kekuatan supernatural yang dimiliki seorang dukun ataupun roh halus. Penyakit serupa ini dianggap hanya dapat disembuhkan dengan perangkat supernatural yang tepat. Kekuatan tak alamiah yang menimbulkan kerugian disebut perbuatan rendah, voodoo, hoodoo, atau hexes. Akibatnya yang merugikan diatasi dengan penggunaan berbagai upacara atau rituals, yang sering melibatkan pula campuran berbagai tumbuhan atau akar yang dianggap mempunyai kekuatan supernatural. Spiritualis, dokter herbal (tumbuhan), dokter akarakaran, dukun, anggota keluarga berusia lanjut yang mempunyai keahlian tersendiri dapat dipanggil untuk mengatasi penyakit yang tak alamiah. Kadang-kadang, penyakit alamiah dan tak alamiah bisa saja timbul bersama-sama dan karenanya praktek pengobatan tradisional dan professional digunakan secara serentak. Masalah Kesehatan Yang Banyak Ditemukan Karena meluasnya kemiskinan di kalangan kultur kulit hitam, banyak timbul masalah kesehatan akibat sanitasi, gizi, dan perumahan yang tidak memenuhi syarat. Keracunan tembaga, infeksi pernafasan, tbc, dan angka kematian ibu dan anak lebih besar dibanding kelompok penduduk mayoritas. Sulitnya memperoleh pelayanan kesehatan yang baik juga menyebabkan seringnya tidak ada usaha untuk memperoleh pelayanan kesehatan kecuali bagi penyakit-penyakit akut. Oleh sebab itu, angka kondisi kronis dan gangguan fungsi tubuh yang normal cukup tinggi. Ciri-ciri genetika juga dianggap turut menyebabkan timbulnya masalah kesehatan tertentu di kalangan kulit hitam. Tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan di kalangan kulit hitam dibandingkan dengan bukan kulit hitam. Penyebab biologis tekanan darah tinggi belum diketahui secara pasti. Anemia sel arit merupakan penyakit darah turunan yang banyak ditemukan di kalangan kulit hitam walaupun penyakit yang sama ada juga di kalangan kelompok kultur lain. Diperkirakan, penyakit tersebut merupakan akibat daya tolak lingkungan terhadap malaria yang diperoleh di Afrika beberapa generasi yang lampau. Dalam tahun-tahun terakhir ini ditemukan pula kemerosotan suatu enzyme di kalangan kulit hitam dan beberapa kelompok kultur lain. Enzyme tersebut pen ting peranannya dalam pencernaan laktosa, suatu unsur pokok dalam susu, sehingga kalangan kulit hitam tidak seberapa mampu mentolerir susu. Beberapa type penyakit kulit juga lebih umum terdapat di kalangan kulit hitam. Peradangan pori rambut, berbagai type dermatitis, dan pertumbuhan jaringan rut yang berlebihan (keloid) juga merupakan maah yang banyak terjadi. KULTUR PEMAKAI BAHASA SPANYOL Kultur masyarakat yang berbahasa Spanyol di Amerika Serikat terutama terdiri dari tiga sub-kultur - Meksiko Amerika, dan Puerto Rico. Warga Amerika keturunan Meksiko merupakan sub-kultur pemakai bahasa Spanyol yang terbesar di beberapa tempat disebut Chicano. Dalam diri mereka terkandung warisan cam puran Meksiko dan Indian. Sebagian besar dari mereka berdiam di Southwest. Kelompok Hispanik atau warga Amerika keturunan Spanyol adalah keturunan pe netap bangsa Spanyol pada awal sejarah Amerika dan Indian Amerika. Sebagian besar tinggal di New Mexico dan Kolorado. Kelompok Puerto Rico adalah keturunan Spanyol dan kulit hitam yang terutama menempati pantai timur.
6

Sub-kultur Meksiko-Amerika, Hispanik, dan Puerto Rico jelas berbeda asal-muasal dari ciri-cirinya, tetapi ketiganya mempunyai beberapa unsur yang sama. Un 'sur yang sama termaksud merupakan fokus pembahasan ini. Bila mengadakan kontak dengan orangorang dari sub-kultur ini, perawat perlu menyadari bahwa mereka menganggap kelompok mereka terpisah dan berdiri-sendiri. Dalam kultur bahasa Spanyol, keluarga merupakan unit pokok masyarakat dan dianggap sangat penting. Kesejahteraan keluarga lebih dihargai daripada ke sejahteraan individu dan sering didahulukan bila harus menetapkan pilihan. Suami merupakan pembuat keputusan utama bagi keluarga. Unit keluarga meliputi keluarga tambahan maupun orangtua baptis atau coparent (compadres). Semua anggota keluarga diharapkan menunjukkan perhatian dan penghormatan satu sama lain dan terutama bagi anggota keluarga yang lebih tua. Karena mungkin saja ada yang tidak tahu berbahasa Inggeris ataupun bahasa Inggeris merupakan bahasa kedua setelah bahasa Spanyol, banyak yang cenderung mengisolir diri dalam masyarakatnya. Kemiskinan meluas. Karena anggota berusia muda sering meGbatkan diri dengan kultur matoritas, komitment mereka yang kuat bagi keluarga dan latar belakang budaya mereka sering menimbulkan konflik nilai-nilai dalam diri mereka. Pada umumnya agama merupakan bagian fundamental dari kultur orang yang menggunakan bahasa Spanyol. Katolik Roma merupakan kepercayaan utama dan praktek keagamaan memegang peanan penting dalam kehidupan mereka. Orang yang berasal dari sa Spanyol tradisional pada umumnya perwa Allah memberi kesehatan dan memberi pebagi penyakit karena ada maksud-maksud tertu. Keadaan sakit adakalanya dianggap merupakan ganjaran atau beban yang harus ditanggungkan. Mereka juga percaya bahwa keyakinan yang teguh kepada Allah memegang peranan penting dalam upaya memperoleh kesembuhan. Berdoa memohon kesehatan dan kekuatan menanggungkan penyakit, dan berhak khusus rohani pelindung sering menjadi bagian dari praktek keagamaan sehari-hari. Ajaran dan praktek keagamaan formal juga dipengaruhi kepercayaan mistik. Warga kultur pemakai bahasa Spanyol pada umumnya meyakini perlunya keseimbangan antara manusia dan alam agar kesehatan terjamin. Penyakit alamiah timbul akibat ketidakseimbangan dalam dunia alamiah Allah. Penyakit supranatural merupakan hasil kerja setan dan pengikut-pengikutnya. Kepercayaan dan Praktek Pengobatan Tradisional Di samping penyakit alamiah, ada beberapa type spesifik penyakit supernatural. Mal ojo, atau penyakit mata jahat, dianggap sebagai akibat sihir seseorang yang sangat mengagumi orang lain atau menginginkan sesuatu dari orang yang disihirnya. Penyakit ini paling sering terjadi di kalangan anak-anak dan ditandai dengan muntah-muntah, diarrhea, demam, dan kegelisahan. Mereka yakin penyakit ini dapat dicegah ketika si pengagum menyentuh anak yang dikaguminya. Penyakit ini diatasi dengan doa dan ritual tertentu. Caida de la morella, atau mollera caida, merupakan penyakit yang sering ditemukan pada bayi dan menyebabkan cekungnya mata serta fontanel, diarrhea, muntahmuntah, dan rasa gatal. Mereka menganggap penyakit ini disebabkan jatuhnya si anak atau tiba-tiba menarik puting susu dari mulutnya. Pengobatannya meliputi aplikasi berbagai zat atas kulit. Susto adalah penyakit akibat terkejut atau trauma emosional. Rasa takut dianggap sebagai penyebabnya dan sering terjadi setelah kematian seseorang
7

yang sangat dicintai. Biasanya penderita sulit tidur dan makan serta cemas dan tegang. Pengobatan meliputi doa dan pemanfaatan tumbuhan tertentu serta ritual. Empacho adalah gangguan pencernaan anak-anak yang dianggap merupakan akibat memakan makanan yang tidak baik. Dikatakan, segumpal makanan ter sekat dalam perut. Pijit dan diet khusus dapat digunakan untuk mengobatinya. Mal puesta adalah penyakit yang disebabkan oleh guna-guna. la merupakan hasil kerja seorang brujo, dukun pria, atau orang jahat lainnya. Bruja adalah dukun wanita. Pada umumnya ada anggota keluarga berusia lanjut yang mampu memberikan pengobatan awal terhadap penyakit yang tidak terlalu parah di rumah. Berbagai tumbuhan dan obat rumah sering digunakan dengan efektif. Seorang curandero (pria) dan curandera (wanita) adalah penyembuh penyakit semata-mata karena karunia Allah. Mereka menggunakan doa, ritual, tumbuhan dan pijit untuk mengobati penyakit tetapi tidak melakukan kontra-magis terhadap dukun jahat. Curandero biasanya mengobati susto dan mal ojo maupun penyakit lain, tetapi biasanya tidak akan mengobati orang yang sakit parah. Ia sering mengirim orang yang sakit parah untuk memperoleh pengobatan professional. Curandero biasanya mencakup seluruh keluarga dalam pengobatannya. la menjalin kerjasama erat dengan si individu dan membantu pasien menggunakan kekuatan dan sumber daya sendiri untuk sembuh. Pengobatannya yang individualistis dan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Spanyol, yang jarang terdapat di kalangan pelayanan kesehatan professional, menyebabkan curandero sangat dihormati dalam kultur Spanyol. Espiritualisto adalah penyembuh spiritualis laki-laki yang mempunyai kemampuan meramalkan masa depan, berkomunikasi dengan mahluk halus atau menanggalkan guna-guna. Espiritualisto melawan pengaruh brujo. Espiritualista adalah seorang penyembuh spiritual wanita. Penyembuh tradisional sangat dihormati di kalangan masyarakat berbahasa Spanyol. Bantuan mereka sering diperlukan lebih dulu atau serentak dengan pelayanan tenaga pengobatan professional. Masalah Kesehatan Yang Banyak Ditemukan Seperti kelompok minoritas lainnya, masyarakat berbahasa Spanyol mengalami banyak masalah kesehatan yang berkaitan dengan kemiskinan. Pengobatan medis yang tak memadai dianggap sebagai penyebab makin tingginya angka kematian akibat demam rematik, pneumonia, dan influenza bila dibanding dengan penduduk mayoritas. Gizi yang buruk dan kurangnya pemeliharaan pre-natal juga menyebabkan angka kematian bayi dan ibu yang baru melahirkan lebih tinggi dibanding kultur kelas menengah kulit putih. Angka penyakit diabetes mellitus dan komplikasinya di kalangan warga Amerika keturunan Meksiko cukup tinggi. Sekarang ini belum jelas apakah pe nyebabnya adalah genetika atau gizi. Yang menarik, angka kematian di kalangan Meksiko Amerika akibat kanker dan penyakit cardiovascular justeru lebih rendah dibanding angka di kalangan penduduk mayoritas. Penyakit parasit seperti disentri, malaria, filariasis, dan cacing pita, terutama banyak terdapat di kelompok Puerto Rico, dan pada umumnya disebabkan kondisi sanitasi yang tak memadai dan buruknya keadaan kesehatan pada umumnya. Angka penderita tbc juga lebih tinggi di kalangan Puerto Rico dibandingkan dengan penduduk mayoritas. Kemerosotan enzyme laktosa yang menimbulkan gangguan pencernaan susu lebih rendah dari pada di kalangan kulit hitam tetapi juga ditemukan di ka langan masyarakat berbahasa Spanyol.
8

KULTUR INDIAN AMERIKA Kultur Indian Amerika terdiri dari beberapa ratus subkultur yang disebut suku. Tiap suku mempunyai bahasa sendiri, tradisi, kepercayaan, dan praktek-praktek khas. Walaupun suku-suku berbeda satu sama lain, terdapat sejumlah persamaan yang akan dibahas di sini. Indian Amerika dapat ditemukan di seluruh Amerika Serikat walaupun sebagian terbesar mendiami daerah Barat. Sekitar setengah juta warga Indian Ame rika tinggal pada reservasi yang jumlahnya lebih dari 200 buah. Sisanya kebanyakan tinggal di kota dan pinggiran kota. Mayoritas penetap reservasi hidup di daerah terisolir dalam keadaan miskin. Pada umumnya suku-suku Indian Amerika samasama berkeyakinan pentingnya keseimbangan harmoni alamiah yang terdapat pada manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Ketidakseimbangan sering menimbulkan penyakit. Praktek pelayanan kesehatan sering dikaitkan secara erat dengan kepercayaan agama dan supernatural. Allah adalah pemberi dan pencipta kehidupan, dan karenanya penyakit juga dikaitkan dengan kehendak Allah. Pada umumnya, micro-organisme tidak diakui sebagai penyebab penyakit. Sistem kepercayaan India Amerika biasanya meliputi pokok pikiran siklus kelahiran, kehidupan, dan kematian. Manusia mengalami sendiri siklus alamiah tersebut dan merupakan bagian dari siklus serupa yang melibatkan dunia tempatnya hidup. Dalam perspektif ini, waktu juga merupakan gejala siklus dan cenderung memiliki basis alamiah; jadi, bukannya sekedar pembagian arloji menjadi jam dan menit. Gotong royong merupakan nilai yang sangat penting dalam kultur Indian Amerika. Pemilikan materil tidak dianggap begitu penting kecuali kalau materil tersebut dapat dinikmati bersama. Anggota keluarga tambahan dan hubungan kekerabatan suku merupakan hal terpenting bagi Indian Amerika. Beberapa generasi, maupun kakek-nenek saudara, saudara sepupu, dan individu yang ada hubungan kekerabatan dalam suku, sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan, mendidik anak, memberi bantuan, dan menghadapi bersama nasib untung maupun nasib jelek. Kepercayaan dan Praktek Pengobatan Tradisional Pada umumnya suku-suku Indian Amerika mempunyai keyakinan dan praktek pengobatan tradisional/rakyat yang menggabungkan dunia alamiah dan dunia supernatural. Biasanya ada tenaga kesehatan dalam keluarga tambahan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan pendahuluan atas penyakit. Mungkin pula ada seseorang dalam masyarakat yang berpengalaman melayani si sakit dan bantuannya dapat diminta. Kedua individu ini galibnya KULTUR TIMUR (ORIENTAL) Keyakinan dan praktek kultur Oriental berasal dari negara-negara Asia bagian Timur. Negara-negara termaksud meliputi Cina, Jepang, Korea, Vietnam, dan Kepulauan Filipina. Sub-kultur masing-masing negara ini jelas berbeda satu sama lain. Namun demikian, ada ciri-ciri dasar yang sama dan akan dibahas di sini. Karena berbagai alasan historis, sub-kultur Cina mempunyai pengaruh yang lebih luas daripada negara manapun di lingkungan kultur Timur. Kebanyakan keturunan bangsa Timur yang ada di Amerika berdiam di kota pantai Barat atau
9

pantai Timur walaupun beberapa di antaranya ada juga yang menyebar ke seluruh Amerika. Kultur oriental pada umumnya dipengaruhi suatu filsafat Timur yang agak sama dengan kepercayaan Indian Amerika. Jagat raya ini dipandang sebagai terdiri dari satuan-satuan yang saling berinteraksi. Energi yang mengatur jagat raya ini berasal dari dua kekuatan yang saling bertentangan yakni Yin dan Yang. Agar har moni tercapai, Yin dan Yang harus seimbang. Yin adalah kekuatan negatif, gelap, dingin dan kosong. Yang adalah kekuatan positif, terang, hangat, dan penuh. Kalau timbul ketidakseimbangan, dibutuhkan penambahan kekuatan yang berlawanan guna memberikan kontra-balans agar tercapai kembali titik equilibrium. Keluarga tambahan dan garis keturunan individu pada umumnya dianggap sebagai hal penting dalam kultur Oriental. Orang dari beberapa tingkat generasi sering hidup bersama, atau sedikitnya tinggal berdekatan, dan keluarga dihormati sebagai suatu lembaga. Ayah biasanya merupakan figur utama dalam keluarga. Kesejahteraan keluarga biasanya dihargai lebih tinggi daripada individu dan anak-anak dibesarkan sesuai dengan jenis kelamin dan letak kelahirkan dalam keluarga. Pola ini menyebabkan tiap orang mempunyai rasa komitmen dan memiliki terhadap keluarga. Namun demikian, hubungan tersebut terutama bukan bersifat emosional seperti yang ditemukan pada ciri beberapa kultur lain. Rasa harga diri yang kuat dan pentingnya pengendalian diri untuk menghindari rasa malu pribadi maupun keluarga dianggap merupakan nilai penting. Berbagi hidup antara anggota keluarga dan rasa hormat bagi orang yang lebih tua juga merupakan ciri kultur Oriental. Kepercayaan dan Praktek Pengobatan Tradisional Sejalan dengan filsafat keseimbangan dunia Timur, kesehatan dianggap sebagai akibat equilibrium antara kekuatan yang saling berlawanan Yin dan Yang. Keadaan sakit terjadi bila keseimbangan tidak terdapat. Pelayanan kesehatan diarahkan untuk mempertahankan atau menemukan kembali keseimbangan yang diperlukan. Meditasi, diet, ramuan tumbuhan, pi jit akupunktur, acu-pressure, akupunktur, dan pengobatan spiritual merupakan unsur-unsur penting dalam pengobatan tradisional Oriental. Meditasi digunakan untuk mencegah atau mengendalikan perasaan emosional yang kuat. Meditasi dianggap mampp mempertahankan atau menegakkan kembali keseimbangan antara Yin dan Yang. Praktek diet didasarkan pada klassifikasi makanan sebagai Yin (dingin) dan Yang (hangat) tetapi pengertian dingin atau panas tidak selamanya ada kaitannya dengan suku makanan. Diet yang sehat merupakan gabungan antara makanan yang tergolong Yin dan makanan yang termasuk Yang, seperti daging dan sayuran. Type makanan berekses dihindari. Suatu penyakit Yin diatasi dengan makanan Yang dan penyakit Yang diobati dengan makanan Yin. Misalnya, untuk mengobati infeksi, yang tergolong penyakit Yang ditetapkan diet Yin, seperti labu. Penyakit Yin, seperti kanker, diobati dengan makanan Yang, seperti daging atau ayam. Klassifikasi makanan Yin dan Yang merupakan karya tradisional dan diwariskan turun temurun sepanjang sejarah kebudayaan. Sejauh yang diketahui, tidak terdapat daftar klassifikasi lengkap secara tertulis. Tumbuhan digunakan secara luas untuk berbagai obat berkualitas. Banyak di antaranya yang terbukti mempunyai dasar-dasar ilmiah. Ahli ramuan tumbuhan
10

(herbalist) adalah seorang praktikan pengobatan tradisional Oriental yang meramu berbagai kombinasi tumbuhan atas dasar diagnosanya. la menggunakan gejala pasien dan hasil pengamatannya atas kelancaran kerja fisiologinya sebagai basis untuk menyusun diagnosa. Acumassage, acupressure, dan akupunktur merupakan tehnik terapeutik yang didasarkan pada pokok pikiran keseimbangan energi. Titik-titik tertentu di tetapkan pada meridian atau jalan lintas energi. Kalau arus energi tidak seimbang, mungkin perlu dilakukan pengobatan atas jalan lintas untuk mengembalikan equilibrium energi. Acumassage adalah suatu tehnik memanipulasi titik-titik di sepanjang jalan lintas energi. Acupressure adalah tehnik mengompres titik-titik jalan lintas energi. Akupunktur adalah tehnik di mana jarum halus dimasukkan ke dalam tubuh pada titik-titik jalan lintas energi. Tujuan acumassage, acupressure, dan akupunktur adalah mengembalikan keseimbangan energi. Berbagai sub-kultur Oriental mempunyai nama dan tehnik yang berbeda-beda untuk praktek pengobatan ini tetapi tujuan dan pendekatan umumnya adalah serupa. Dalam tahun-tahun terakhir ini, praktek tersebut telah diselidiki dan digunakan secara lebih me luas dalam pengobatan professional di Amerika. Pengobatan spiritual adalah pemakaian energi psikik dan aura untuk mengobati seseorang; dan biasanya dikaitkan dengan praktek keagamaan. Pengobatan spiritual sering mempunyai nama dan tehnik yang berbeda-beda dalam berbagai sub-kultur terapi semua melibatkan transfer energi pengobatan dari seseorang kepada orang lain. Penggunaan energi psikik dalam pengobatan, biasanya tanpa kaitan keagamaan, juga sedang diselidiki dalam pengobatan professional di Amerika Serikat. Masalah Kesehatan Yang Sering Ditemukan Kasus masalah kesehatan yang berkaitan dengan kemiskinan di kalangan warga Oriental lebih banyak dibandingkan dengan penduduk mayoritas. Tbc, penyakit menular lainnya, dan salah gizi meluas. Kemerosotan enzyme laktosa yang mengakibatkan kesulitan mencernakan susu dan produk olahan susu juga biasa ditemukan di kalangan warga Oriental. Bunuh diri, terutama di kalangan wanita, dan berbagai bentuk gangguan mental lebih sering terjadi di kalangan oriental daripada penduduk mayoritas. Diperkirakan, konflik yang berkaitan dengan kontras antara kultur Oriental tradisional clan kultur mayoritas di Amerika merupakan faktor penting dalam gangguan emosional clan mental di kalangan Oriental. IMPLIKASI BAGI PERAWATAN Perbedaan-perbedaan agama dan kultural mengandung implikasi terhadap perawatan karena pasien dan perilakunya dipengaruhi oleh latar belakang agama serta kebudayaannya. Perawat perlu mempertimbangkan latar belakang kehidupan pasien ke:ika mengumpulkan data, mengidentifikasi kebutuhan ) erawatan, dan merencanakan pemenuhan kebutuhan ersebut kalau ia ingin perawatan yang diselenggaakannya mencapai efektifitas maksimum. Perawatan ang bertentangan dengan nilai-nilai dan praktek ke hidupan pasien sering tak dapat diterima oleh pasien. Kalau pun pasien menerimanya juga, perawatan serupa itu dapat merugikan karena perasaan bersalah dan penyimpangan dari kelompok agama serta kultural yang ditimbulkannya mungkin sekali mengancam ketenangannya. Pada masa lampau, kepercayaan clan praktek agama dan kebudayaan, khususnya di kalangan minoritas, pada umumnya tidak diindahkan atau dilanggar
11

secara terang-terangan oleh para tenaga kesehatan yang berpraktek. Pendekatan serupa itu sering menyebabkan pasien menolak pelayanan kesehatan atau hanya sebentar mematuhi pengobatan yang digariskan. Juga, mengesampingkan atau melawan agama atau kultur seseorang sering membuat ia segan datang kembali untuk menjalani tindak lanjut perawatan atau pelayanan kesehatan di masa depan. Kini makin meluas pandangan, bahwa lebih baik memperhitungkan faktorfaktor dari praktek keagamaan dan kultural pasien dalam menjalankan pelayanan kesehatan sejauh hal itu dapat dilakukan dan bila praktek-praktek keagamaan dan kebudayaan termaksud tidak merugikan kesehatannya. Agar bisa menyelenggarakan pelayanan perawatan yang konsistan dengan latar belakang agama dan budaya pasien, perawat perlu mengetahui makna pe ngaruhpengaruh ini terhadap kehidupan orang banyak. Cara yang baik untuk membuat perawat peka terhadap pengaruh agama dan budaya atas kehidupan orang lain adalah menyadari peranan pengaruhpengaruh yang sama atas kehidupannya sendiri. Perawat didorong untuk mengamati secara obyektif kepercayaan, nilainilai, praktek-praktek, clan pengalaman keluarga dalam kehidupannya sendiri agar menyadari pengaruh-pengaruh agama dan budaya dalam kehidupan pribadinya. Bila perawat sudah lebih peka terhadap pentingnya faktor-faktor ini dalam hidupnya, maka ia makin menyadari haknya untuk tetap berpegang pada kepercayaan dan praktekpraktek yang dikehendakinya. Bersamaan dengan itu, biasanya akan menjadi lebih mudah baginya menghormati hak orang lain untuk berpegang pada, dan mempraktekkan keyakinan mereka sendiri walaupun berbeda dengan Keyakinan perawat sendiri. Analisa yang seksama terhadap kehidupan pribadi sendiri juga dapat membantu mengidentifikasi penyimpangan yang dilakukan sendiri. Kadangkadang sulit menyadari adanya perasaan negatif tentang orang yang berbeda keyakinannya. Atau, kalau orang menyadari adanya perasaan negatif, sebab musabab perasaan itu boleh jadi tidak jelas tanpa melakukan peninjauan diri secara seksama. Setelah perawat menyadari makna dari pengaruh agama dan budaya terhadap kehidupan manusia, ia perlu memahami perbedaan-perbedaan agama dan budaya. Belajar mendalami perbedaan-perbedaan tersebut mengharuskan perawat melakukan pengerahan upaya secara bersungguh-sungguh untuk mempelajari berbagai agama dan budaya. Mempelajari informasi faktual yang termuat dalam literatur yang menggambarkan rupa-rupa agama dan budaya merupakan permulaan yang baik. Perawat harus berusaha mempelajari sebanyak mungkin tentang sistem keyakinan yang lengkap dari agama atau budaya yang dipelajari. Bila keyakinan atau praktek agama dan budaya yang dipelajari. Bila keyakinan atau praktek agama dan budaya diamati di luar konteksnya, maknanya sering sulit dipahami. Prasangka, bias, rasa takut dan ketidakbetahan mudah timbul, jika terjadi salah paham. Hal ini mungkin merupakan contoh utama pepatah lama bahwa sepotong pengetahuan dapat menjadi hal yang berbahaya. Studi agama dan kebudayaan mensyaratkan sikap obyektif tanpa menghakimi. Pendekatan yang menganggap agama dan budaya sendiri sebagai paling baik menyebabkan tidak mungkinnya menghargai agama dan budaya orang lain secara adil. Dalam setiap masyarakat, orang mempelajari apa yang penting dan apa yang tidak penting, apa yang bermoral dan apa yang tidak bermoral, dan perilaku bagaimana yang diharapkan sebagai bagian dari agama dan dudaya. Meskipun konsep-konsep ini penting bagi semua orang, menilai agama dan budaya orang lain dengan standar agama dan budaya sendiri jelas akan menyebabkan ke gagalan dan kesimpulan yang tidak tepat dalam upaya memahami orang lain.

12

Keterikatan (pre-okupasi) dengan budaya sendiri yang menyebabkan seseorang menganggap budaya orang lain kurang baik disebut sikap ethnosentrisme. Ethnosentrisme dalam tingkat tertentu memang diperlukan demi kelangsungan hidup suatu masyarakat. Tanpa ethnosentrisme dalam skala terbaias tersebut, orang akan mengalami konflik dan keterasingan pribadi. Namun demikian, bila seseorang mempelajari budaya orang lain, ethnosentrisme menghambat tujuan penelitian. Hal yang sama dapat dikatakan mengenai agama. Guna memperoleh pemahaman atas perbedaan agama dan budaya dibutuhkan syarat bahwa perawat harus tulus ingin memahami bagaimana segi-segi perbedaan agama dan budaya. Dengan demikian, ia dapat mengamati dan mendengarkan dengan sikap jujur. Tehnik yang membantu pengamatan dan kegiatan mendengarkan telah dibahas lebih dulu dalam risalah ini. Tehnik-tehnik termaksud merupakan alat penting untuk mempelajari agama dan budaya yang berbedabeda. Banyak perawat yang melayani keluarga, lingkungan, atau masyarakat. Mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang perbedaan agama dan budaya sambil mengembangkan keahlian mengamati dan mendengarkan selama kunjungan kerja mereka. Para perawat yang bertugas di sekolak, klinik, praktek dokter, rumah sakit, industri, dan sebagainya, sebaiknya mengunjungi kediaman pasien bila ada kesempatan, dan juga lingkungan hidup pasien. Ketika perawat mempelajari perbedaan-perbedaan agama dan budaya, diskusi dengan pasien, anggota keluarga pasien, rohaniawan, dan lain-lain dalam masyarakat, akan banyak manfaatnya. Karena sejumlah orang, terutama yang berasal dari kelompok agama dan budaya minoritas, sering diremehkan dan dihinakan, mereka mungkin enggan memperbincangkan keyakinan dan praktek agama serta budaya mereka. Topik tersebut harus didekati dengan bijaksana. Kalau perawat bermotif kejujuran, sikap menghargai, dan keprihatinan bagi si individu, pada umumnya sikapnya akan membuktikan hal itu dan orang bersangkutan pasti memberikan respons yang baik. Sebaliknya, kalau motivasi perawat hanya sekedar ingin tahu dan sikapnya meremehkan, kemungkinan besar perawat tidak akan mendapat respons yang berarti. Untuk menyelenggarakan perawatan yang sejalan dengan latar belakang agama dan budaya pasien, perawat harus mengembangkan kepekaan tambahan. la harus peka terhadap individualitas pasien dan menunjukkan penghargaan terhadapnya sebagai manusia. Perawat dapat menyatakan sikap-sikap tersebut melalui nada suaranya, ekspressi wajah, caranya menyentuh pasien, dan pendekatan umum yang dilakukannya. Cara perawat menangani barang-barang milik pribadi pasien merupakan semacam pernyataan perasaan yang tak diucapkan. Misalnya, perawat yang melecehkan atau berkeras agar pasien menanggalkan lencana keagamaan yang dikalungkan pasien merupakan pertanda sikap tanpa tenggang rasa. Atau, perawat yang menempatkan buku doa pasien di luar jangkauannya dan bersikap seperti patron terhadap selempang doanya, banyak memberi informasi kepada pasien. Untuk menyesuaikan kepercayaan dan praktek sgama serta budaya pasien dalam perawatan kesehatannya, diperlukan usaha. Paragraf-paragraf di bawah ini menggambarkan beberapa cara specifik yang dapat dimanfaatkan perawat dan petugas kesehatan )ainnya menyesuaikan preferensi agama dan budaya seseorang dalam pelayanannya. Perawat harus mengatur sedemikian rupa sehingga mudah bagi pasien yang dirawat melakukan praktek keagamaannya sepanjang hal tersebut tidak meng 13

ganggu pasien lain. Perawat dapat menyesuaikan beberapa prosedur rutin guna menyesuaikan praktek keagamaan pasien. Sering terjadi, bahwa perawat bisa menunda jam makan pasien bila pasien ingin berpuasa sebelum menerima komuni. Perawat juga dapat mengubah waktu penyelenggaraan perawatan kebersihan diri guna menyesuaikan dengan kunjungan rohaniawan. Perawat mungkin pula menawarkan ruang tersendiri kepada pasien untuk dipakai untuk melakukan ibadah agamanya. Hal ini sangat penting bila beberapa orang berdoa dengan suara keras atau penyelenggaraan ibadah mencakup pula bernyanyi bersama. Meskipun si sakit yang dirawat di rumah, biasanya, punya keluarga atau teman yang dapat membantu mengatur kunjungan rohaniawan adakalanya situasinya tidak demikian. Perawat kesehatan masyarakat dapat mengambil inisiatif memperbincangkan dengan si sakit apakah ia ingin dikunjungi rohaniawan. Kalau pasien menginginkan, perawat dapat menghubungi rohaniawan atau meminta orang lain melakukan hal itu. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memerlukan bantuan anggota keluarga yang dihormati, rohaniawan, atau tenaga kesehatan tradisional agar dapat menerima pelayanan perawatan kesehatan yang asing baginya. Pengakuan peranan pimpinan agamanya atau tenaga pengobatan tradisional dalam hidupnya dapat merupakan cara yang baik untuk membina kepercayaan. Kalau diundang; rohaniawan dan tenaga tradisional dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan professional demi kepentingan pasien dan keluarganya. Upaya serupa itu dapat meningkatkan saling pengertian, saling menghargai, dan kerjasama. Praktek diet pasien berdasarkan pertimbangan agama dan budaya dapat disesuaikan oleh tenaga kesehatan. Bagian gizi rumah sakit mensupply pasien dengan hidangan yang sesuai dengan praktek diet khusus. Keluarga pasien dapat didorong untuk membawa makanan dari rumah untuk pasien yang memiliki preferensi tertentu kalau praktek ini tidak melanggar kebijaksanaan rumah sakit. Pendidikan pasien dan keluarganya tentang diet terapentik dapat pula dilakukan dalam kerangka praktek agama dan budaya tertentu. Walaupun perawat didorong memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemeliharaannya perawat mungkin menemukan bahwa pasien dari latar belakang budaya tertentu cenderung memerlukan penjelasan yang lebih mendetail dibanding pasien dari kelompok lain. Perawat juga mungkin menemukan bahwa pasien dari kultur lain lagi pada mulanya cenderung lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam perencanaan perawatan dibandingkan dengan pasien lain. Harus diingat bahwa penjelasan dan partisipasi diartikan secara berbeda dalam beberapa kultur yang berlainan. Perawat perlu menyesuaikan pendekatannya terhadap individu pasien. Sering terjadi bahwa perawat harus mempertimbangkan peran kultural seseorang dalam keluarga yang menetapkan sebagian besar keputusan. Dalam beberapa kultur, peran serupa itu dipegang oleh suami atau ayah sementara dalam budaya lain hak itu dipegang oleh nenek atau orang lanjut usia lainnya yang dihormati. Tindakan mengesampingkan hal ini atau melanjutkan pelayanan perawatan yang tidak disetujui orang tersebut dapat menimbulkan konflik atau pasien tidak mengindahkan apa yang telah diajarkan. Perawat harus memastikan bahwa orang yang penting peranannya tersebut terlibat dalam perencanaan pe layanan perawatan. Dalam kultur-kultur di mana keluarga lebih diutamakan daripada individu, perawat harus menyadari bahwa tindakan pelayanan kesehatan yang berkepan jangan dan mahal biasanya mungkin tidak dapat dilakukan karena dianggap tidak
14

konsisten dengan kesejahteraan keluarga. Perawat perlu memastikan bahwa kesejahteraan seluruh keluarga turut dipertimbangkan dalam situasi serupa itu. Bagi orang yang latar belakang budayanya tidak mementingkan masa depan, pelayanan kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan deteksi penyakit secara dini mungkin memerlukan penekanan secara khusus. Misalnya, mungkin lebih penting bagi perawat menekankan efek jangka pendek dari pengobatan hypertensi asymptomatik bagi beberapa pasien dari pada memusatkannya untuk pelayanan kesehatan jangka panjang. Kombinasi pengobatan tradisional dan pengobatan professional dianggap menguntungkan bagi sejumlah orang. Beberapa tenaga kesehatan yang merawat orang-orang yang banyak menggunakan pengobatan rakyat kini sedang mengadaptasi tindakan pelayanan kesehatan agar tidak bertentangan dengan kepercayaan individu pasien tetapi masih dapat dipertanggung,jawabkan secara ilmiah. Misalnya, banyak obat tradisional yang mengandung tumbuhan dan tanaman berhasiat. Di samping itu, banyak pula obat-obatan komersil yang mengandung bahan dasar serupa. Si pasien mungkin lebih menyukai obat tradisional dan tak ada salahnya mengizinkannya menetapkan pilihan. Namun demikian, tenaga professional perlu mengetahui zat apa saja yang dimakan pasien sebagai obat guna menghindari kelebihan dosis atau ketidakserasian bila obat tradisional dan obat professional digunakan sekaligus. Hanya bila orang bersangkutan merasa ia tidak akan diolok-olokkan baru mungkin ia mengakui bahwa ia menggunakan kedua type pengobatan secara serentak. Penyesuaian praktek kultural lain sedang dicobakan dalam beberapa lembaga pelayanan kesehatan. Misalnya, beberapa rumah sakit sedang melakukan penyesuaian guna memungkinkan anggota keluarga tambahan menjenguk orang sakit. Anggota keluarga pasien sering dapat dilibatkan dalam pemeliharaan pasien dengan cara yang mengandung makna bagi keluarga dan pasien. Sebagai contoh, memandikan dan memberi makan pasien. Sementara orang dari kultur Oriental dan masyarakat berbahasa Spanyol berpendapat bahwa pori ibu tetap terbuka setelah melahirkan anak selama satu periode waktu, biasanya 30 hari. Selama waktu ini dianggap tidak baik kalau si ibu mandi berendam atau mandi bersiram. Untuk mereka ini, tidak sulit menyesuaikan keyakinan tradisionalnya karena mereka dapat mandi lap. Orang yang mempercayai magis clan guna-guna dapat menimbulkan penyakit sering ragu-ragu mengakui keyakinan mereka karena takut dihina. Namun demikian mereka sering memberikan respons yang baik bila mereka ditanya apakah mereka tahu apa yang membuat mereka sakit, sepanjang perawat bersikap tulus serta menaruh hormat dan bukan meremehkan keyakinan mereka. Informasi ini sangat membantu dalam upaya memahami pasien clan merencanakan pelayanan kesehatan yang memperhitungkan keyakinan tersebut. Pasien serupa ini sering dapat menerima pelayanan medis professional bersamaan dengan pelayanan pengobatan tradisional. Misalnya, orang yang mempercayai ilmu magis imitatiff menemukan pisau di bawah tempat tidur untuk "memotong rasa sakit" sehingga pasien merasa yakin. Praktek tersebut tidak bertentangan dengan penggunaan bersamaan obat professional mencegah rasa sakit. Pengobatan professional clan tradisional serupa ini sering mempunyai efek saling melengkapi. Bila basis ilmiah obat tradisional belum diketahui, tenaga professional dapat menganggapnya tidak mengandung nilai terapeutik, tetapi mungkin saja penting secara kultural untuk meneruskan pemakaian obat tersebut. Pengalaman membuktikan, bila perawat clan tenaga kesehatan lain menyatakan ketidaksepakatan atas praktek pengobatan tradisional, pada umumnya hal itu tidak akan membuat individu tidak mempercayai atau menggunakan obat tradisional lagi. Melainkan, hal itu membuat ia lebih merahasiakan pengobatan
15

tradisional yang dijalaninya clan membuat ia lebih terasing lagi dari sistem pelayanan kesehatan professional. Bila timbul ketimpangan antara pengobatan tradisional dan pengobatan professional, sebaiknya perawat menjelaskan bahwa pengobatan professional mempunyai basis yang berbeda dan dipraktekkan secara lain dengan pengobatan tradisional. Bila obat tradisional dianggap merugikan kesehatan pasien, tenaga professional mungkin menghadapi suatu situasi yang sulit. Timbul pertanyaan, sejauh mana seseorang berhak mengubah praktek kultural orang lain. Masalah tersebut sudah banyak diperdebatkan. Beberapa ahli mengatakan bahwa seperti halnya kita menerima hak orang memeluk agamanya, kita juga harus menerima hak orang atas aspek-aspek lain dari budayanya. Mereka akan menambahkan bahwa tak seorangpun berhak mengubah kultur orang lain dengan sengaja. Orang yang merasa kadang-kadang cukup beralasan untuk mencoba melakukan perubahan budaya mengajukan argumentasi bahwa hal itu dibenarkan sesuai dengan keadaan tertentu. Mereka berpendapat bahwa hak individu tidak dilanggar ketika orang banyak diberi pengetahuan yang akurat clan cukup tentang perilaku alternatif sehingga mereka dapat menetapkan pilihan yang baik tanpa paksaan. Prinsip ini nampaknya paling mantap berlaku di bidang kesehatan. Perawat harus ingat bahwa praktek kesehatan merupakan bagian dari kultur dan bahwa tindakan mengubahnya dapat mengandung implikasi yang luas bagi individu. Pemahaman yang akurat atas implikasi-implikasi tersebut adalah penting sebelum perubahan terlaksana. Perawat juga harus siap mengerahkan waktu dan upaya untuk memberikan dukungan clan tambahan bagi pasien, bila memang dianggap perlu dilakukan perubahan praktek kesehatan dengan memasukkan basis kultural. Ada kalanya beberapa tindakan pelayanan kesehatan perawatan kesehatan mungkin tidak dapat diterima oleh seseorang karena alasan agama dan budaya. Segenap upaya harus dikerahkan untuk memastikan bahwa pasien betul-betul memahami faktorfaktor yang terlibat dan bahwa tenaga professional menanggapi secara akurat keberatan-keberatan khusus. Dalam beberapa kasus, modifikasi yang memuaskan atau tindakan alternatif dapat dikembangkan. Kalau tidak, hak individu menolak pelayanan kesehatan harus dihormati.

16

Anda mungkin juga menyukai