Anda di halaman 1dari 2

PREVALENSI KUSTA BERHASIL DITURUNKAN 81 PERSEN Hari ini (26/2) Menteri Kesehatan, dr.

Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH membuka seminar Pencegahan Cacat Akibat Kusta di Jakarta. Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan seluruh stakeholder untuk membantu mencegah kecacatan akibat kusta. Menkes mengatakan Indonesia berhasil mencapai eliminasi kusta pada tahun 2000 di 19 propinsi dan sekitar 300 kab/kota. Eliminasi yaitu menurunkan angka kesakitan lebih kecil dari 1 per 10.000 penduduk. Lebih dari 10 juta penderita telah disembuhkan dan lebih 1 juta penderita diselamatkan dari kecacatan. Prevalensi juga menurun sebesar 81% dari 107.271 penderita pada tahun 1990 menjadi 21.026 penderita tahun 2009. Juga telah dilakukan rehabilitasi melalui operasi rekonstruksi, prostesa, dan pembentukan Kelompok Perawatan Diri sudah terbentuk lebih 150 KPD dan rehabilitasi sosial bekerjasama dengan LSM lokal. Menurut Menkes, keberhasilan tidak terlepas dari upaya terobosan untuk mempercepat eliminasi kusta dengan melaksanakan penemuan penderita secara pasif dan aktif dengan intensifikasi penemuan melalui Kampanye Eliminasi Kusta atau Leprosy Elimination Campaign (LEC), Rapid Village Survey (RVS), Pencarian kasus melalui program Save Papua (Team Mobile Clinic), Special Action Project for The Elimination of Leprosy (SAPEL) di daerah yang sulit. Selain itu, juga membentuk Kelompok Kerja Eliminasi Kusta Nasional, kerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) dalam penemuan dan pengobatan penderita, pembentukan Alliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) sebagai forum kemitraan tingkat tinggi/tingkat Nasional beranggotakan para gubernur seluruh Indonesia, bekerjasama dengan lintas agama dan PKK dalam pengembangan panduan penyuluhan bagi tokoh agama yang mempunyai jejaring sampai di desa, bekerjasama dengan fakultas kedokteran dan sekolah perawat untuk peningkatan kompetensi (Capacity Building), pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta dan keluarganya bekerjasama dengan LSM, ujar Menkes. Situasi kusta di Indonesia Pada tahun 2009, tercatat 17.260 kasus baru kusta di Indonesia (rate: 7,49/100.000) dan jumlah kasus terdaftar sebanyak 21.026 orang dengan angka prevalensi: 0,91 per 10.000 penduduk. Sedangkan tahun 2010, jumlah kasus baru tercatat 10.706 (Angka Penemuan kasus baru/CDR: 4.6/100.000) dan jumlah kasus terdaftar sebanyak 20.329 orang dengan prevalensi: 0.86 per 10.000 penduduk. Kusta adalah penyakit menular, menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Bila tidak terdiagnosis dan diobati secara dini, akan menimbulkan kecacatan menetap. Jika sudah terjadi cacat, umumnya akan menyebabkan penderitanya dijauhi, dikucilkan, diabaikan oleh keluarga dan sulit mendapatkan pekerjaan. Mereka menjadi sangat tergantung secara fisik dan finansial kepada orang lain yang pada akhirnya berujung pada 8akhirnya berujung pada kemiskinan. Tingkat kecacatan kusta: tingkat 0, normal. Tingkat I, mati rasa pada telapak tangan dan atau

telapak kaki. Tingkat II, kelopak mata tidak menutup, jari tangan maupun jari kaki memendek, bengkok dan luka. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan regimen Multy Drug Therapy (MDT) sebagai pengobatan kusta. Sejumlah negara telah melaksanakan pengobatan MDT dan mencapai hasil memuaskan. Obat MDT diberikan secara gratis di Puskesmas. Dosis pertama harus diminum di depan petugas Puskesmas dan untuk selanjutnya obat diminum sesuai petunjuk dalam blister. Dalam Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden Due To Leprosy 2011-2015 yang dicanangkan WHO, disebutkan target global yang hendak dicapai tahun 2015 yaitu penurunan 35% angka cacat yang kelihatan (tingkat II) pada tahun 2015 dari data tahun 2010. Hal ini relevan untuk dicapai dengan melihat besarnya beban akibat kecacatan kusta. Pada 28 Januari 2011 lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Kusta Sedunia ke 58, Menkes mencanangkan Tahun Pencegahan Cacat Kusta 2011. Kegiatan tahun pencegahan cacat mengarah pada petugas kesehatan untuk dapat mendeteksi dan menangani kusta dengan benar, agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut. Seminar dihadiri dokter umum, mahasiswa kedokteran, perawat, petugas Puskesmas dan lainlain. Seminar juga akan membahas berbagai topik di antaranya Situasi Kusta dan Permasalahannya di Indonesia dengan pembicara Prof. Tjandra Yoga Aditama, Global Strategy For Further Reducing Burden Due To Leprosy 2011-2015 dengan pembicara Prof. Dr. Anand Joshi, Hasil Penelitian Terbaru Tentang Kusta dengan pembicara dr. Cita Rosita Sigit. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon : 021-52907416-9, faks : 52921669, Call Center : 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail : puskom.publik@yahoo.co.id, info@ depkes.go.id, dan kontak@ depkes.go.id.

Anda mungkin juga menyukai