Nervus I
CARA PEMERIKSAAN Meminta pasien membau aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.
II
Opticus (penglihatan)
Meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar, jelas atau tidak. Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya dan akomodasinya. Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k etas dan bawah
III
IV
Sentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek nagatif (diam)/positif (ada gerkkan)) Ukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah kaji nyeri menyilang pada kuit wajah Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat mempalpasi otot-otot rahang Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping ki.ka
VI
Abdusen (Penglihatan) gerakkan bola mata menyamping) Facial (ekspresi wajah & pengecapan)
VII
Meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, menggembungkan pipi, menaikan dan menurunkan alis mata, perhatikkan kesimetrisanya. kaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan atau dibisikkan, suruh klien mengulangi kata/kalimat. Meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah. Gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan reflek gag Meminta klien untuk mengerakkan lidahnya Suruh pasien mengucapkan ah kaji gerakkan palatum dan faringeal Periksa kerasnya suara pasien
VIII
IX
XI
Meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan Meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke berbagai sisi.
XII
Hipoglosus/posisi lidah:
Catatan NikenToska
Hemiparesis berarti kelemahan pada satu sisi tubuh. Contohnya, pasien dapat mengeluhkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang mengarah pada lesi hemisfer serebri kontralateral. Hemiplegia diambil dari bahasa yunani yaitu hemi yang berarti setengah dan plegia yang berarti kelumpuhan. Jadi, hemiplegia adalah kelumpuhan yang di alami oleh salah satu sisi dari bagian tubuh (Wikipedia). Hemplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi tubuh termasuk wajah, lengan dan kaki (John Kylan,2001) Saraf otak II & III saraf otak IV, V , VI, VII saraf otak VIII, IX, X, XI SKALA KEKUATAN OTOT Tingkat / Skor 0 1 2 3 4 5 Kontraksi otot tida terdeteksi Kejapan yg hampir tidak terdeteksi atau bekas kontraksi dg observasi atau palpasi Pergerakan aktif bagian tubuh dg mengeliminasi gravitasi Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi & tidak melawan tahanan Pergerakan aktif melawan gravitasi & sedikit tahanan Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya kelelahan otot (kekuatan otot normal) Deskripsi berpangkal di mesensefalon berinduk di pons berasal dari medulla oblongata
Menguji tingkat kesadaran a. secara kualitatif 1. 2. 3. 4. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon mampu memberi jawaban verbal. 5. 6. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
Catatan NikenToska
b. Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) Menilai respon membuka mata (E) 4 3 2 1 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 Spontan dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) tidak ada respon Menilai respon Verbal/respon Bicara (V) orientasi baik bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu. kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih suara tanpa arti (mengerang) tidak ada respon Menilai respon motorik (M) mengikuti perintah melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dg jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). tidak ada respon