Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN TINGKAT PENYAKIT PERIODENTITIS MENGGUNAKAN


POHON KEPUTUSAN

Rachmad Agung Hartantyo 5108 100 607

Jurusan Teknik Informatika Bidang Studi Intelligent Business System-FTIf, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111


Abstrak
Di bidang medis khususnya dalam bidang kedokteran gigi, penentuan penyakit periodontitis
sangat dibutuhkan. Penentuan periodontitis menunjukkan keadaan suatu gigi yang mana jika dibiarkan
akan menyebabkan penyakit jantung, stroke dan pneumonia. Metode dalam menentukan tingkatan
penyakit periodontitis haruslah benar karena jika tidak demikian maka akan berdampak negatif pada
pasien.
Penelitian ini mengusung suatu metode pohon keputusan dalam menentukan tingkatan
periodontitis. Dalam menentukan pohon keputusan dibutuhkan atribut yang sangat menunjang untuk
menentukan tingkatan keakuratan dalam penentuan penyakit. Atribut yang digunakan penelitian ini
diantaranya poket, hiperplasi, resesi, perdarahan, keradangan, kalkulus, plak gigi, kegoyangan, vitalitas,
migrasi dan malposisi.
Dari ujicoba yang dilakukan dihasilkan tingkat akurasi keberhasilan terbaik sebesar 96%. Hal ini
mengindikasikan bahwa pohon keputusan ID3 merupakan metode yang menjanjikan dalam proses
penentuan tingkatan penyakit periodontitis.

Kata kunci: Pohon keputusan, Periodontitis, Atribut, Rekam medik.


I. PENDAHULUAN

Berdasarkan riset Kesehatan Dasar tahun
2008 dalam 12 bulan terakhir sebanyak 23,4%
penduduk Indonesia mengeluhkan adanya masalah
gigi dan mulut [1]. Sayangnya dari jumlah tersebut
hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan
mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan.
Dari kasus ini mengidentifikasikan masih
rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilitas
masyarakat terhadap pelayanan tenaga medis
kesehatan gigi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pelayanan secara masal terhadap pemeriksaan
karies gigi seperti yang pernah dilakukan oleh
dokter gigi dari FKG UGM [1].
Penyakit periodontal sebagai salah satu
penyakit gigi dapat berakibat pada penyaki t
j ant ung, st roke dan pneumoni a. Proses
dalam menentukan penyakit periodentitis secara
tepat terdapat berbagai cara. Salah satunya dengan
menggunakan metode Community Periodontal
Index of Treatment Needs (CPITN) [2]. Metode
CPITN merupakan sebuah metode untuk
menentukan tingkatan penyakit periodentitis.
Didalam metode ini terdapat lima tingkatan yang
nantinya dapat digunakan dalam menentukan
penyakit periodentitis termasuk kategori apa.
Namun pemeriksaan gigi untuk
identifikasi penyakit periodentitis tidak semudah
dengan identifikasi karies gigi apabila diperiksa
secara masal [1]. Diperlukan pengisian lembar
status rekam medik untuk menentukan status
perawatan periodentitis. Pengisian lembar status
dan analisa tersebut cukup membutuhkan waktu
apabila dilakukaan saat pemeriksaan masal. Oleh
karena itu pada tugas akhir ini akan
diimplementasikan suatu sistem pengambilan
keputusan (SPK) untuk menentukan indeks status
perawatan penyakit periodentitis. SPK akan
memiliki kemampuan analisa indeks berdasarkan
proses belajar yang telah dilakukan sebelumnya.
Pembelajaran dalam analisa CPITN adalah
pembelajaran berdasarkan pohon keputusan.
Pembelajaran tersebut dipilih karena status
periodentitis dipengaruhi dari beberapa atribut
kondisi gigi antara lain perdarahan, keradangan,
plak gigi, kegoyangan, dan atribut lainnya [3].
Aturan dari pohon keputusan sebagai hasil
pembelajaran sistem diidentifikasi dari
pengetahuan lapangan dokter gigi yang diambil
berdasarkan rekam medis pasien.

II. Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini
adalah untuk membuat sistem yang memberikan
rekomendasi tingkatan penyakit periodentitis dan
kebutuhan perawatan gigi.

III. TEORI PENUNJANG

A. Definisi Penyakit Periodontitis
Periodontitis (''peri''= sekitar,''odont''=
gigi, -''itis = peradangan) mengacu pada sejumlah
penyakit peradangan yang mempengaruhi
periodonsium. Periodontitis merupakan suatu
kondisi radang kronis karena induksi mikroba yang
menyebabkan peradangan gingiva(radang gusi),
kerusakan periodontal dan alveolar bone loss.
Secara umum penyakit ini dapat diklasifikasikan
menjadi gingivitis dan periodentitis. Ginggivitis
yang berlanjut, berkembang menjadi keradangan
pada jaringan periodontal yang irreversible yakni
periodontitis. Periodontitis merupakan salah satu
penyakit periodontal yang sangat tinggi
prevalensinya, berupa keradangan pada jaringan
penyangga gigi yang menyangkut ginggiva,
sementum, ligament periodontal dan tulang
alveolar.
Periodontitis didefinisikan sebagai
penyakit keradangan jaringan penyangga gigi yang
disebabkan oleh kelompok mikroorganisme
spesifik, menyebabkan kerusakan yang progresif
pada jaringan periodontal dengan pembentukan
poket, resesi atau pun keduanya. Periodontitis
adalah suatu infeksi atau peradangan yang
disebabkan oleh dominasi organism gram negates
dalam plak[4]. Periodontitis ditandai oleh
kerusakan ligament periodontal dan tulang alveolar
dan merupakan salah satu penyakit jaringan
penyangga gigi yang paling luas penyebaranya
dalam masyarakat.
Perbedaan antara gigi yang sehat dan gigi
yang terkena periodontitis seperti pada gambar 2.1.
Didalam gambar tersebut terlihat jelas
perbedaannya dimana gigi yang sehat tampak rapi
dan rapat sedangkan di dalam gigi periodontitis
terdapat jarak gigi satu dengan gigi yang lain
terdapat rongga. Selain itu penyebab terjadinya
periodontitis dapat ditunjukkan dengan terjadinya
penurunan pada gusi yang dimana gusi tersebut
telah terkikis.
Penyebab periodontitis umumnya
disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis
biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri,
dan sisa makanan seperti pada gambar 2.2. Lapisan
ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna
putih atau putih kekuningan.
Plak yang menyebabkan gingivitis dan
periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas
garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar
ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan
dan terjadilah periodontitis.
Periodontitis pada awalnya tidak
menyakitkan penderitanya, namun pada tahap
lanjut bisa membuat gigi-gigi mudah lepas. Infeksi
bakteri menggerus tulang tempat berpijak gigi dan
melemahkan perlekatannya seperti pada gambar
2.3. Selain karies gigi, periodontitis adalah
penyebab umum kehilangan gigi pada orang
dewasa[5].
Periodontitis memiliki gejala yang sangat
sedikit sehingga banyak pasien yang baru berobat
setelah penyakit itu berkembang secara signifikan.
Gejala yang dapat timbul antara lain:
Gusi memerah atau berdarah saat
menyikat gigi atau menggigit makanan
keras (jambu biji, misalnya).
Gusi sering membengkak.
Halitosis atau bau mulut, dan rasa getir
terus-menerus dalam mulut.
Resesi gingiva, sehingga gigi tampak
memanjang. (Ini juga dapat disebabkan
karena menyikat gigi terlalu keras atau
menggunakan sikat gigi terlalu kaku).
Lubang dalam di antara gigi dan gusi.
Gigi longgar, pada tahap lanjut (meskipun
hal ini mungkin terjadi karena alasan
lain).
Dokter gigi biasanya akan melakukan
pemeriksaan klinis pada jaringan gusi dan melihat
apakah ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan.
Hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan bawah
saat menggigit juga akan diperiksa.
Kemudian dokter gigi akan melakukan
pemeriksaan yang disebut periodontal probing,
yaitu teknik yang digunakan untuk mengukur
kedalaman poket (kantong yang terbentuk di antara
gusi dan gigi) seperti pada gambar 2.4. Kedalaman
poket ini dapat menjadi salah satu petunjuk
seberapa jauh kerusakan yang terjadi. Sebagai
tambahan, pemeriksaan radiografik (x-rays) juga
perlu dilakukan untuk melihat tingkat keparahan
kerusakan tulang.
Pada kasus-kasus periodontitis yang
belum begitu parah, biasanya perawatan yang
diberikan adalah root planing dan kuretase, yaitu
pengangkatan plak dan jaringan yang rusak dan
mengalami peradangan di dalam poket dengan
menggunakan kuret. Tujuan utamanya adalah
menghilangkan semua bakteri dan kotoran yang
dapat menyebabkan peradangan[5]. Setelah
tindakan ini, diharapkan gusi akan mengalami
penyembuhan dan perlekatannya dengan gigi dapat
kembali dengan baik.
Pada kasus-kasus yang lebih parah,
tentunya perawatan yang diberikan akan jauh lebih
kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan
kedalaman poket tidak berkurang, maka perlu
dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut
gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat
dilakukan di bawah bius lokal.
Pada beberapa kasus tertentu yang sudah
tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas, dapat
dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu
prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi,
kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan
yang meradang di bawahnya[5].
Antibiotik biasnya diberikan untuk
menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di
bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien
sendiri juga sangat penting.
Pencegahan pada periodontitis dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya
sebagai berikut :
Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari
setelah sarapan dan malam hari sebelum
tidur.
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk
mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.
Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk
mengurangi pertumbuhan bakteri dalam
mulut, misalnya obat kumur yang
mengandung chlorhexidine. Lakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan dokter
gigi Anda dalam penggunaan obat kumur
tersebut.
Berhenti merokok
Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi
setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin dan
pembersihan.
B. Kebutuhan Perawatan
Dalam menentukan suatu periodontitis,
dokter tidak hanya menentukan tingkatan penyakit
saja. Akan tetapi juga menentukan kebutuhan
suatu perawatanannya. Kebutuhan perawatan
sangat lah penting untuk dapat menyembuhkan
penyakit periodontitis. Dalam menentukannya juga
tidak asal memeberikan perawatan begitu saja.
Harus ada rule-rule yang telah
ditentuakan. Untuk menentukan tingkat perawatan
periodontitis harus memperhatikan tingakatan
penyakit periodontitis terlebih dahulu. Kebutuhan
perawatannya seperti pada gambar 2.12.

Periodontitis
Kebutuhan
Perawatan
0 0
1 I
2

II
3
4 III
Gambar 2.12. Kebutuhan Perawatan

Berdasarkan gambar 2.12 kebutuhan dapat
ditentukan berdasarkan tingkatan periodontitis.
Pada tingkatan periodontitis 0 maka kebutuhannya
0, begitu seterusnya hingga tingkatan periodontitis
terakhir. Akan tetapi pada tingkatan periodontitis
tingkat 2 dan 3 kebutuhan perawatannya berupa
tingkat II. Kebutuhan perawatan berdasarkan
tingkatanya dapat dibedakan menjadi 4 bagian.
Perawatan yang dilakukan dapatdilihat pada
gambar 2.13. Pada gambar tersebut dapat dilihat
masing-masing kebutuhan perawatan yang
dibutuhkan pada setiap gigi.

Kebutuhan
Perawatan
Keterangan
0
Tidak memperlukan
perawatan.
I
Memperbaiki kebersihan
mulut.
II
Memperbaiki kebersihan
mulut dan scaling.
II
Memperbaiki kebersihan
mulut, scaling dan perawatan
kompleks.

C. Pohon Keputusan
Dalam algoritma pohon keputusan ID3
konsepnya dengan membangun pohon keputusan
seacara top-down. Dimana atribut yang memeliki
kreteria sebagai atribut yang terpilih maka akan
menjadi root. Untuk menentukannya sebagai root
maka dilakukan suatu perhitungan statistik.
Langkah pertama dengan menentukan entropy dari
setiap atribut.
Entropy merupakan suatu parameter
untuk mengukur tingkat keberagaman
(heterogenitas) dari kumpulan data. Semakin
heterogen, nilai entropi semakin besar[7].
Perhitungan entropy pada ruang sample (S)
dinyatakan sebagai berikut :

Entiopy(S) = p

log
2
p


Keterangan :
S adalah ruang (data) sample yang
digunakan untuk training.
c adalah jumlah nilai yang ada pada
attribut target (jumlah kelas klasifikasi).
p

adalah jumlah proporsi sampel


(peluang) untuk kelas i.

Setelah didapatkan nilai dari entropy
suatu atribut dari data sample maka langkah
selanjutnya dengan menghitung nilai dari
information gain nya. Information gain digunakan
untuk mengukur keefektifan sebuah atribut dalam
klasifikasi data training.
Information gain menyederhanakan
reduksi entropy oleh partisi sample menurut
atributnya. Gain (S,A) adalah reduksi entropy jika
di urutkan berdasarkan A[6], maka :

6a|n (S, A) = Entropy(S)

|S

|
|S|
cvuIuc(A)
Entropy(S

)
Keterangan :
A adalah attribut.
V adalah nilai yang mungkin untuk
atribut A.
Value (A) adalah sekumpulan nilai
kemungkinan untuk atribut A.
|S

|adalah jumlah sample untuk nilai v.


|S| adalah jumlah seluruh sample data.
Entropy(Sv) adalah entropy untuk sampel
yang memiliki nilai v.

Dalam mengubah data menjadi tree, dilakukan
langkah sebagai berikut :
1. Menentukan node terpilih.
2. Menyusun tree.

Untuk menentukan node terpilih,
digunakan nilai entropy dari setiap kriteria dengan
sample yang ditentukan. Node terpilih adalah
kreteria dengan entropy yang paling kecil sebagai
node awal. Leaf node berikutnya dapat dipilih pad
bagian yang mempunyai nilai + dan -. Proses ini
dilakukan satu persatu untuk menyusun leaf node
baru hingga dua kondisi ini ditemukan :
1. Tiap atribut telah termasuk dalam path
melalui tree.
2. Sample training yang berhubungan
dengan leaf node tersebut memiliki nilai
target atribut yang sama (missal : entropy
bernilai 0).

IV. DESAIN SISTEM

A. Deskripsi Sistem
Aplikasi menentukan tingkatan penyakit
periodontitis terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu
data masukan, pohon keputusan dan solusi. Blok
diagramnya seperti pada gambar 3.1.



Gambar 3.1 Blok diagram Sistem pengambilan
keputusan

Pada tahap pertama adalaha tahap data
masukan. Data masukkan ini merupakan data yang
diperoleh dari rekam medik yang didapatkan dari
Fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga.
Pada data ini berisi keterangan data diri pasien,
keterangan mengenai gejalah penyakit
periodontitis pada setiap gigi, tingkatan hasil dari
penyakit periodontitis pada setiap gigi dan hasil
perawatan dari gigi. Pada tahap ini akan
mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh
paling besar terhadap penyakit periodontitis. Tahap
ini akan menghasilkan atribut yang kemudian akan
menjadi masukan dalam tahap system pengambil
keputusan.
Tahap kedua merupakan tahap pohon
keputusan. Pada tahap ini merupakan analisis
dalam penentuan penyakit periodontitis. Solusi ini
direkomendasikan melalui konsep decision tree.
Konsep yang diambil dari decision tree dengan
memperhitungkan tiap parameter yang tersusun
dalam rule untuk diambil keputusan.
Tahap ketiga atau tahap akhir merupakan
tahap yang menghasilkan keputusan dari proses
dari tahap kedua. Tahap ini berupa hasil dari
tingkatan penyakit periodontitis beserta kebutuhan
perawatannya. Fokus penelititan pada tugas akhir
ini adalah menerapkan decision tree untuk
direkomendasikan solusi yang tepat dalam
menentukan tingkatan penyakit periodontitis
dengan memperhatikan data-data dari pasien yang
terkena penyakit periodontitis.

B. Desain Sistem

Pada subbab ini akan dijelaskan tentang
desain dari sistem untuk menentukan tingkatan
penyakit periodontitis dengan menggunakan
metode pohon keputusan. Desain ini meliputi
desain data, desain proses serta desain tampilan
dari sistem ini. Desain data berisi penjelasan yang
meliputi desain data masukan, data proses dan
data keluaran dari sistem ini.
Pada desain proses berisikan penjelasan
mengenai rencana berjalannya sistem seperti
proses menentukan pohon keputusancc dengan
nilai entropy dan nilain information gainnya. Dari
semua rencana proses diharapkan akan didapatkan
hasil yang sesuai. Desain antarmuka berisikan
mengenai penjelasan bagaimana bentuk antarmuka
yang direncanakan dalam aplikasi ini.



V. PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini dijelaskan mengenai
rangkaian uji coba dan evaluasi yang telah
dilakukan. Uji coba ditujukan untuk melihat sejauh
mana keberhasilan dari implementasi perangkat
lunak ini dan evaluasi dilakukan dengan
melakukan analisa terhadap hasil dari ujicoba dan
juga untuk mendapatkan kesimpulan dan saran
untuk pengembangan kedepan bagi implementasi
aplikasi perangkat lunak ini.
Data uji coba yang digunakan merupakan
data rekam medik dari pasien penyakit
periodentitis di Fakultas kedokteran gigi
Universitas Airlangga pada tahun 2010. Data
tersebut dilengkapi dengan keterangan-keterangan
mengenai berbagai hal mengenai periodontitis.
Diantarannya keterangan pasien mulai dari nama
pasien, usia, dokter serta kebutuhan dari kreteria
atau gejalah dari periodontitis. Selain itu di dalam
rekam medik terdapat kebutuhan dari perawatan
periodontitis. Pada gambar 4.1 merupakan contoh
dari rekam medic.


Gambar 4.1. Data Rekam medik.

Dari data pada gambar 4.1 maka nilai yang
didapatkan dapat dimaksutkan pada tabel 4.1.
Tujuan dari ujicoba ini adalah untuk
membuktikan tingkat akurasi dari aplikasi yang
dibuat dibandingkan dengan Data yang ada pada
data rekam medik.
Skenario yang dilakukan dalam proses ujicoba ini
adalah sebagai berikut:
Pilih berapa data yang akan di generate
untuk dijadikan pohon keputusan.
Memasukkan data uji coba pada sistem
untuk menentukan tingkat penyakit
periodontitis.
Membandingkan dengan data yang ada
pada rekam medik.

Berikut ini adalah uji coba yang dilakukan untuk
menentukan tingkatan penyakit periodontitis. Uji
coba yang pertama dengan mengggunakan data
seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Rekam medik pasien
No
Gig
i
Atribut
Peri
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
11 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
12 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
13 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
14 S 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 3
15 S 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3
16 S 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 3
17 R 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
18 R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 R 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
22 R 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
23 S 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 3
24 S 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 3
25 S 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 3
26 S 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 3
27 R 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 2
28 R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
32 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
33 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
34 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
35 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
36 R 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
37 R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
42 R 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 2
43 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
44 R 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2
45 B 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4
46 B 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4
47 B 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4
48 R 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Aplikasi yang dibuat ini bertujuan untuk
menentukan tingaktan penyakit periodontitis
dengan menggunakan pohon keputusan. Data yang
digunakan sebagai data pembanding pada aplikasi
ini adalah rekam medik rumah sakit gigi dan mulut
laboratorium Upf Periodonsial fakultas kedokteran
gigi unair.
Setelah dilakukan percobaan dengan data yang
telah disesuaikan didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.2. Perbandingan percobaan yang
dilakukan.
No
Gigi
PERIODONTITIS
Data
Asli
Percobaan
1
Percobaan
2
Percobaan
3
11 2 2 2 2
12 2 2 2 2
13 2 2 2 2
14 3 3 3 3
15 3 3 3 3
16 3 3 3 3
17 1 0 0 1
18 0 0 0 0
21 1 1 1 1
22 1 1 1 1
23 3 3 3 3
24 3 3 3 3
25 3 3 3 3
26 3 3 3 3
27 2 0 2 2
28 0 0 0 0
31 2 2 2 2
32 2 2 2 2
33 2 2 2 2
34 2 2 2 2
35 2 2 2 2
36 2 0 2 2
37 0 0 0 0
38 0 0 0 0
41 2 2 2 2
42 2 2 2 2
43 2 2 2 2
44 2 2 2 2
45 4 4 4 4
46 4 4 4 4
47 4 4 4 4
48 0 0 0 0
Nilai yang didapat dari tabel diatas
dengan menentukan tingkatan periodontitis. Nilai
yang di dapatkan berasal dari 11 atribut yang
terdiri dari poket, hiperplasi, resesi, perdarahan,
keradangan, kalkulus, plak gigi, kegoyangan,
vitalitas, migrasi dan malposisi. Pada atribut poket
inputan terdiri dari ringan, sedang dan berat.
Sedangkan atribut yang lain inputan terdiri dari ya
dan tidak. Hasil yang didapatkan berupa tingkatan
periodontitis yang terdiri dari 0,1,2,3 dan 4. Untuk
mendapatkan tingkatan periodontitis nilai yang
harus ditentukan dengan mencari nilai entropy.
Setelah nilai entropy didapatkan dari setiap atribut
lalu mencari nilai dari information gain. Nilai dari
information gain ini yang akan dibandingkan untuk
mendapatkana keputusan. Setelah didapatkan hasil
dimasukkan pada database lalu dibandingkan pada
setiap atribut sehingga didapatkan hasil dari
keputusan tersebut.
Pada tabel 4.2 merupakan hasil dari tiga
percobaan yang telah dilakukan. Tabel diatas
menunjukkan pada percobaan pertama didapatkan
perbedaan sebanyak tiga buah. Pada percobaan
pertama tingkat keakuratan mencapai 90,625%.
Nilai ini didapatkan dari jumlah kebenaran sebesar
29 dari 32 data dikalikan 100%.
Sedangkan pada percobaan ke dua
didapatkan perbedaan sebanyak satu. Untuk itu
tingkat ke akuratnya mencapai 96%.Nilai ini
didapatkan dari jumlah kebenaran sebesar 31 dari
32 data dikalikan 100%.
Pada percobaan yang ketiga tidak
ditemukkannya perbedaan pada saat menentukan
tingkatan periodontitis. Untuk menentukan
kebutuhan perawatan pada tingkatan periodentitis
seperti pada tabel 2.12. Jika tingkatan periodontitis
menunjukkan 0 dan 1 maka kebutuhan perawatan
juga menunjukkan 0 dan 1. Sedangkan pada
tingkatan periodontitis 2 dan 3 menunjukkan
kebutuhan perawatan 2.
Dari ketiga percobaan diatas, didapatkan
tingkat keakurasian yang berbeda-beda untuk
menentukan tingkat periodontitis. Hal ini berarti
bahwa perbedaan jumlah data dalam menentukan
tingkatan periodontitis sangat dipengaruhi dalam
jumlah kelas. Untuk menentukan perbedaan dari
nilai yang didapatkan untuk menentukan
tingakatan periodontitis tergantung jumlah
terbesar dari nilai information gainnya.
Setelah dilakukan percobaan pada
tingkatan periodontitis hal ini membuktikan bahwa
pohon keputusan efektif untuk di gunakan dalam
menentukan tingaktan periodontitis.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang
telah dibahas sebelumnya maka dapat diberikan
beberapa kesimpulan bahwa :
Perangkat lunak yang digunakan dengan
menerapkan pohon keputusan ID3 dapat
menentukan tingkatan penyakit
periodontitis dengan tingkat keakuratan
terendah 90,62% dan tingkat keakurasian
tertinggi sebesar 96%.
Ketepatan dan keakuratan data training
menentukan model tree yang dibentuk
sehingga menentukan kemampuan tree
tersebut dalam menentukan keputusan
akhir.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa :
Membangun model pohon keputusan ID3
hanyalah satu langkah dalam
pengklasifikasian data sedangkan
mempersiapkan data training yang tepat
dan akurat, serta pengujian model adalah
sangat penting sehingga model tree yang
terbentuk dapat diandalkan untuk
menganalisa suatu data.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Satria. 2010. FKG UGM Gelar Pemeriksaan
Gigi Gratis. From http :
//www.ugm.ac.id/index.php?page= rilis&
artikel=2814. Diakses tanggal 26 April 2011.

[2] Ziebolz, Dirk.,Ivette Szabadi, Sven Rinke.
2010. Initial periodontal screening and
radiographic findings A comparariton of
two methods to evaluate the periodontal
situation. Germany : University Medical
Centre Goettingen.
[3] Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2006.
Dampak karies gigi dan penyakit periodontal
terhadap kualitas hidup. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
[4] Raningsih, Anggara. 2009. Periodontitis
sebagai resiko terjadinya diabetes mellitus.
Surabaya: Universitas Airlangga.
[5] Adolgopar. 2009. Gigi dan mulut :
Periodontitis. From
http://adulgopar.wordpress.com/gigi-mulut.
Diakses tanggal 1 Juli 2011.
[6] Suyanto, ST, MSc. 2009. Decision tree
learning. Bandung : Informatika.
[7] Basuki, Ahmad. 2004. Decision Tree.
Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya.
[8] Teknomo, Kardi. 2009. How Decision Tree
Algorithm Work.From
http://people.revoledu.com/kardi/tutorial/
DecisionTree/ how-decision-tree-algorithm-
work.htm. Diakses tanggal 30 Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai