Anda di halaman 1dari 2

BAB IV PEMBAHASAN

Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia harus berupaya untuk melakukan perbaikan di segala bidang untuk menjadi lebih baik. Bidang kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yang menekankan perhatianya terhadap masalah kesehatan baik penyakit maupun non penyakit yang terjadi dalam masyarakat. Secara etimologis, epidomiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, di mana Epi = upon (pada/tentang), demos = people (penduduk/masyarakat), logia = knowledge (ilmu pengetahuan). (Maryani, 2010). Menurut Maryani (2010), perkembangan saat ini, epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang frekuensi (jumlah), distribusi (penyebaran), dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan (development) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dalam melihat masalah kesehatan yang sedang terjadi, epidemiologi membutuhkan data. Data adalah gambaran dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Dalam kehidupan sehari-hari data merupakan fakta tersurat dalam bentuk tulisan tentang suatu objek. Data epidemiologi merupakan komponen dasar dari informasi epidemiologi yang akan diproses. Lebih lanjut untuk menghasilkan informasi epidemiologi. Segitiga epidemiologi yang sering dikenal dengan istilah trias

epidemiologi merupakan konsep dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara 3 faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah masalah lainnya yaitu host (tuan rumah/penjamu), agent (faktor penyebab), dan environment (lingkungan). Hubungan antara penjamu, agen dan lingkungan ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berada dalam keseimbangan (disequilibrium) pada seseorang yang sehat. Jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan segitiga inilah yang akan menimbulkan status sakit (Maryani, 2010).

Menurut Maryani (2010), ukuran dasar

yang digunakan

dalam

epidemiologi mencakup angka (rate), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian dan nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa diukur dengan angka insidensi, prevalensi dan angka serangan, sedangkan kematian bisa diukur dengan angka kematian. Peristiwa yang biasanya diukur dalam bentuk angka diantaranya adalah kesakitan, dimana yang digunakan untuk perhitungan kasus adalah insidence rate, prevalence rate (point prevalence rate), periode prevelence rate, attack rate dan dalam hubungan dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, age specific death rate, cause disease specific death rate. Proporsi merupakan hubungan antara jumlah kejadian dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori dari kelompok itu atau hubungan antara bagian dari kelompok dengan keseluruhan kelompok yang dinyatakan dalam persen. Proporsi umumnya digunakan jika tidak mungkin menghitung angka indensi, karena itu proporsi tidak dapat menunjukkan perkiraan peluang keterpaparan atau infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok. Sedangkan Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam hal ini pernyataan yang penting dalam epidemiologi adalah jumlah orang sakit dibandingkan dengan jumlah orang sehat, misalnya: rasio orang sakit batuk berdarah dibandingkan dengan orang sehat. Masalah kesehatan pada dasarnya tersebar mengikuti pola distribusi epidemiologis karena secara umum penyakit tersebar menurut faktor penjamu, agen dan lingkungan. Oleh karena itu, penjelasan penyebaran penyakit dilakukan dengan menyatakan karakteristik penderita, tempat kejadian dan waktu kejadiaanya (Maryani, 2010).

Anda mungkin juga menyukai