TUGAS
Untuk memenuhi tugas matakuliah Kapita Selekta Kewirausahaan yang dibina oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS
Disusun oleh :
1.
PENDAHULUAN
1.1
salahsatunya disebabkan oleh enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. Menjadi wirausaha seringkali dipandang sebagai pilihan karir yang tidak terlalu disukai karena dihadapkan pada situasi yang tidak pasti, penuh rintangan, dan frustasi berkaitan dengan proses pendirian usaha baru. Kecenderungan yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi sekarang adalah kebanyakan dari mereka lebih menginginkan pekerjaan yang mapan dengan mendapatkan status yang terhormat dan tidak terlalu banyak resiko setelah menyelesaikan pendidikannya. Menurut Koesworo dkk (2007), penciptaan wirausaha (baru) adalah sebuah kebutuhan mutlak yang harus segera diwujudkan. Kondisi ini disebabkan oleh kapasitas unit usaha yang ada sudah tidak seimbang dengan jumlah penduduk pencari kerja dan mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini disebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akan bekerja. Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, demikian halnya di Indonesia. Hampir separuhnya disumbangkan oleh lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya sangat banyak. Fenomena ironis yang muncul di dunia pendidikan di Indonesia adalah semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan diamenjadi penganggur semakin tinggi. Diharapkan juga mahasiswa mampu untuk memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki.Dan dapat memanfaatkan peluang yang ada sebagai usaha untuk kerja mandiri. Akan tetapi penyebab dari kurangnya minat dalam wirausaha adalah pandangan negatif dari sebagian masyarakat, mereka tidak menginginkan menerjuni bidang wirausaha dan mereka berucap Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumusakan permasalahan sebagai berikut : Apakah prestasi belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi sebagai wirausaha? Bagaimana cara memotivasi agar menjadi pengusaha sukses?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prestasi belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha terhadap motivasi sebagai wirausaha. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan motivasi supaya menjadi pengusaha sukses.
2.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menurut Apriyanti (2010), kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif. Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahan adalah suatu sikap,jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain (Setyorini,2010). Menurut Meredith (1999) dalam Setyorini (2010), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki jiwa wirausaha (entrepeneur) sebagai berikut: 1. Bekerja penuh keyakinan 2. Tidak berketergantungan dalam melakukan pekerjaan 3. Memenuhi kebutuhan akan prestasi 4. Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun dan tabah, tekad kerja keras. 5. Berinisiatif 6. Berani dan mampu mengambil risiko kerja 7. Menyukai pekerjaan yang menantang 8. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang terbuka terhadap saran dan kritik. 9. Mudah bergaul dan bekerjasama dengan orang lain 10. Kreatif dan Inovatif 11. Luwes dalam melaksanakan pekerjaan 12. Mempunyai banyak sumberdaya 13. Serba bisa dan berpengetahuan luas 14. Berfikiran menatap ke depan 15. Perspektif
2.2
Kemampuan dalam Berwirausaha Oleh karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan
sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung di atas bahwa untuk menjadi wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki adalah modal dasar berupa ada ide atau visi yang jelas, kemauan dan komitmen yang kuat, cukup modal baik uang maupun waktu, cukup tenaga, dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability). Menurut Casson (1982), yang dikutip Setyorini (2010), ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu: a. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukannya atau ditekuninya. b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengAndalkan pada sukses di masa lalu. c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, adiminstrasi, dan pemasaran. d. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan berimajinasi. e. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan. f. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan datang. g. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengatahuan
kewirausahaan dan bekal keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan yang terpenting adalah bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis, sedangkan bekal keterampilan yang perlu dimiliki meliputi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola, keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
2.3
2.3.1 Keberanian Mengubah Pola Pikir Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidaklah mudah,
membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanan, apalagi yang akan dirumah adalah pola pikir dari seorang individu manusia. Pandangan hidup, adat kebiasaan, persepsi sampai pada perilaku dipengaruhi oleh perjalanan yang panjang baik secara hereditas maupun lingkungannya. Namun sebuah kodrat manusia bahwa perubahan itu adalah alamiah dan terjadi pada setiap diri manusia, ada yang revolusioner (radical change) maupun secara evolusi (incremental change). Sehingga perubahan itu bukanlah kata yang menakutkan dan membahayakan, justru ketika kita tidak merasa nyaman pada tempat terdahulu, kita akan perpindah ke tempat yang baru yang dapat memberikan kenyamanan
Mengubah pola pikir diperlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan terjadi apa-apa dan mungkin saja percuma. Dengan bahasa yang tegas, Dr. Renald Kasali seorang pakar manajemen Universitas Indonesia mengatakan berubah atau mati!, ia memberikan signal pada setiap pengusaha yang mau bertahan hidup harus melakukan perubahan demi perubahan atau akan ketinggalan oleh para pesaingnya. Signal tersebut juga harus kita tangkap, apakah hari ini kita masih seperti ini saja untuk selamanya, atau kita selangkah lebih maju dan menggapai kesuksesan.
Dari semua gambaran diatas, kita berharap agar para wirausaha tidak terjebak menjadi manajer bisnis kecil yang tradisional birokratis, maka langkah awal untuk mengubah diri menjadi wirausaha adalah dengan mengubah cara pandang dan mulai membangun entrepreneurial-mindset. Lebih-lebih di era yang penuh dengan ketidakpastian seperti sekarang ini. Pergolakan persaingan dan pertumbuhan teknologi yang pesat akhir-akhir ini telah membawa kondisi ketidakpastian ketidakpastian yang dapat meluas pada keseharian hidup kita manajerial. Tetapi dan
dijadikan
keuntungan
jika
menciptakan
menyebarkan kerangka berpikir kewirausahaan, yaitu cara berpikirmengenai bisnis dalam memperoleh keuntungan dari ketidakpastian. Wirausaha harus mengidentifikasi kondisi yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi dari peluang bisnis potensial yang ada dan segera mengambil kesempatan itu dengan penuh kepercayaan diri. Wirausaha dituntut jeli dalam menangkap sinyal dan aspek lain
yang akan mengurangi bahaya serta menghindari penempatan atau pemanfaatan sumber daya dan bakat yang tidak proporsional. Ketidakpastian dapat dijadikan sebagai sekutu, bukan musuh kita. Selanjutnya menurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Fathurocman (2012) pada umumnya wirausaha memiliki (lima) karateristik mindset, yaitu: 1. Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan tetap selalu waspada, selalu mencari kesempatan untuk mendapat keuntungan dari perubahan dan hambatan dari jalannya bisnis. Mereka akan memiliki pengaruh yang amat besar ketika mereka menciptakan keseluruhan model bisnis yang baru dari cara memperoleh penghasilan, membuat pembiayaan, menjalankan operasional, dan keseluruhan kegiatan industri. 2. Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat. Umumnya wirausaha tidak hanya bersiap untuk peluang yang kecil tetapi mereka langsung mengambil tindakan terhadap peluang-peluang yang belum tergali. Mereka sering mengkaji ulang koleksi ide-ide mereka, tetapi mereka merealisasikannya hanya ketika hal itu diperlukan. Mereka melakukan investasi hanya jika arena suatu kompetisi menarik mereka dan peluang yang ada sudah matang. 3. Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang melelahkan diri dan juga organisasi mereka. Walaupun kebanyakan wirausaha adalah orang-orang berada, untuk meraih kesuksesan besar tetap dituntut kedisiplinan dalam membatasi jumlah proyek yang hendak mereka raih. Mereka mengikuti portofolio dari peluang dengan kendali yang amat ketat dalam berbagai tahap, pengembangan. Mereka cenderung mengikat kuat strategi mereka dengan proyek yang telah mereka pilih dibandingkan melonggarkan usaha mereka terlalu lebar. 4. Mereka fokus pada pelaksanaan. Khususnya yang bersifat adaptif. Orang dengan kerangka berpikir wirausaha akan memilih melaksanakan apa yang telah mereka tetapkan daripada menganalisis ide baru yang menghancurkan. Adaptasi yang mereka lakukan dengan mengubah arah kerja sesuai dengan peluang yang nyata dan mengambil langkah terbaik untuk merealisasikannya. 5 Mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka. Kebiasaan wirausaha diantaranya adalah melibatkan
banyak orang baik dari dalam atau luar organisasi dalam mewujudkan peluang mereka. Mereka memilih membuat dan menyebarkan jaringan kerja daripada mengerjakannya sendiri. Mereka memberdayakan berbagai potensi intelektual dan sumber daya manusia untuk membantu mereka meraih tujuan sebaik mungkin. 2.3.2 Investasi pada Sikap dan Kepribadian Wirausaha Kenyataan bahwa banyak pengusaha mengira bahwa mereka mengenal diri mereka sendiri dengan baik, tetapi setelah beberapa kali jatuh bangun dan gagal dalam perjalanan usahanya, timbul suatu pemikiran bahwa pengenalan diri mereka kurang memadai untuk mencapai sasaran tersebut. Beberapa sikap mental wirausaha yang dikutip dari kewirausahaan Indonesia dengan semangat 17-8-45, yaitu: a. dapat menemukan kepuasan dalam pekerjan dan merasa bangga atas prestasi yang diraih. b. Renungkan pikiran sehari-hari selalu tertuju pada kegiatan-kegiatan yang berarti. c. Selalu berpikir hal yang besar. d. Menyebarkan optimisme dan suasana yang santai. e. Memindahkan perhatian dari suatu problem ke lain problem dengan upaya yang minimum. f. Mengubah pekerjaan yang kurang enak atau kurang baik menjadi pekerjaan yang menggairahkan, menarik, dan memberi kepuasan. Sedangkan sikap positif wirausaha adalah sebagai berikut: a. Selalumenggunakan pikiran secara produktif. b. Bergaul dengan orang yag berpikiran dan bertindak wirausaha. c. Fleksibel terhadap ide atau gagasan d. Dalam mengubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif. e. Dapat menyelesaikan konflik mental secara cepat. f. Mampu mengambil keputusan dalam suasana stress. Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan sosial, misalnya
dalam mengubah standar hidup. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif. Pandangan yang luas dan dinamis serta ketersediaan untuk pembaruan bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari latarbelakang pendidikan, dan pengalaman perjalanan yang banyak. Dalam konteks ini juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah pribadi yang unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan. Seperti telah diungkapkan, wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi social. Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru. 2.3.3 Motivasi Berprestasi Dalam diri pengusaha memiliki juga kekuatan dan kelemahannya masingmasing, mereka berupaya menutup kelemahannya tersebut dengan menonjolkan kekuatannya, namun secara umum mereka meyakini bahwa baik kekuatan maupun kelemahan, sebenarnya adalah faktor-faktor yang dapat mendorong pencapaian cita-cita dan tujuannya. Semakin meyakini bahwa dirinya dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada dilingkungannya maka semakin yakin bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Meyakini makna prestasi adalah meyakini bahwa dirinya telah mengenal cara-cara mengembangkan kekuatankekuatan yang ada. Dilain pihak meyakini suatu prestasi harus pada dirinya, juga
timbul suatu sikap positif bahwa kelemahan maupun masalah dilingkungannya sendiri maupun perusahaannya, secara sadar harus dihadapi dan diupayakan pemecahannya. Semakin meyakini makna prestasi dirinya, semakin meyakini bahwa prestasi harus dapat mendorong untuk terwujudnya prestasi yang lebih baik lagi. Prestasi yang sudah baik pada dirinya akan tertantang untuk mewujudkan prestasi yang sempurna. Sejumlah aspek yang dapat membantu pengusaha untuk mengembangkan prestasi dirinya adalah: Pemahaman tentang konsepsi atau pengertian pengenalan diri dan motivasi berprestasi Pemahaman tentang kendala dan teknik dalam pengenalan dan pengungkapan diri Wawasan tentang nilai-nilai unggul dalam berpresatasi Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta mau melakukan halhal yang perlu ditingkatkan dan diatasi untuk meningkatkan prestasi merupakan modal dasar pengusaha. Konsekuensi pengusaha harus mampu melakukan mawas siri dan mau serta mampu mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengenalan diri. Mengembangkan pribadi wirausaha adalah juga mengembangkan perilaku wirausaha, dengan langkah awal mengenali diri sendiri beserta kendala yang dihadapi. Pribadi wirausaha yang berhasil adalah dicirikan oleh hal-hal berikut ini: a. Berorientasi kepada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil resiko untuk mengejar tujuan. b. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada. c. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi kepada tujuan atau hasil. d. Mau belajar dari pengalaman dan menjalankan perusahaan dari waktu kewaktu. e. Menumpuk dan mengembangkan pribadi secara terus menerus. Wirausaha yang berhasil dengan ciri-ciri tersebut diatas, tentunya tidak langsung melakukan hal-hal tersebut, tetapi melalui proses pengembangan dirinya sendiri. Sebelum mampu melakukan hal-hal diatas tadi telah dibayar dengan
serangkaian pengalaman dan praktik-praktik bisnis yang dilakukan. Kegagalankegagalan mengelola suatu kegiatan bisnis bukan tidak sering terjadi. Saat menjumpai kegagalan sebenarnya belum mengenal diri sendiri, tetapi dengan pengalaman kegagalan diikuti mawas diri baru dapat disadari mereka mengenal dirinya sendiri dengan motif prestasinya. 2.3.4 Membangun Sukses pada Diri Sendiri Sukses bukan hanya dimiliki oleh kalangan-kalangan tertentu saja, sukses adalah hak dan milik setiap orang. Kesuksesan dicapai bukan karena melimpahnya kekayaan semata, tetapi adalah kenyataan telah tercapainya suatu tujuan atau cita-cita. Setiap orang memiliki keinginan dan kebutuhannya sendirisendiri serta memiliki cara pencapaiannya masing-masing. Belum tentu apa yang kita pandang sukses, menurut orang lain sukses pula, begitu juga sebaliknya menurut orang lain belum sukses, tetapi menurut kita sudah sukses. Sehingga standarisasi pencapaian kesuksesan pada setiap individu manusia bisa berbedabeda. Sekalipun demikian, setiap orang yang telah memiliki pilihan sebagai wirausaha berarti sudah memilih kesuksesan demikian pula seorang pekerja atau karyawan yang mempraktekan intrapreneurship berarti telah memilih sukses. Penulis memberikan tiga kata yang harus selalu diingat pada setiap pertemuan dalam meraih kesuksesan: 1. Pertemuan pertama adalah berani., berani.., dan berani!!! 2. Pertemuan kedua adalah better., better., dan better!!! 3. Pertemuan ketiga adalah lakukan, lakukan., dan lakukan!!! Menurut Murphy and peck (1980) dalam Fathurocman (2012),
menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir, dan hal tersebut dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya menuju wirausaha sukses, antara lain: 1. Mau kerja keras (capacity for hard work) Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. 2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and trhrough people)
Perbanyaklah teman dengan orang-orang dibawah ataupun dengan orangorang diatas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan, dan hindarkan permusuhan. 3. Penampilan yang baik (good apprearance) Ini bukan berarti penampilan body face/muka yang elok atau paras cantik, tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, dan disiplin. 4. Yakin (self confidence) Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha jangan ragu dan bimbang. 5. Pandai membuat keputusan (making sound decision) Jika dihadapkan pada alternatif, kita harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang. 6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education) Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah sekali. Sebaliknya orang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar mahal. 7. Ambisi untuk maju (ambition drive) Kita jangan loyo, parsar menyerah tak mau berjuang. Kita harus punya semangat tinggi, mau berjuang untuk maju. 8. Pandai berkomunikasi (ability to communication) Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran kedalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik perhatian orang lain. 2.3.5 Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Memang tidak banyak orang yang menyadari bahwa dengan menggunakan dan mengelola alam bawah sadar merupakan kekuatan yang tidak terhingga. Yakinlah apa yang kita dapatkan hari ini sebenarnya sudah pernah kita bayangkan sebelumnya atau pernah terbersit dalam otak yang hanya sesaat, dalam imajinasi atau bahkan hanya dalam mimpi. Sudah tentu bukan berarti menjadikan kita hanya sebagai pengkhayal tanpa melakukan kegiatan atau aktivitas apapun. Melangkahlah dan temukanlah disertai dengan niat yang kuat serta diiringi doa yang tulus pada Tuhan.
Seorang profesor ahli ekonomi yang menulis buku berjudul Artistic Research Tools for Scientific Minds, Goerge W. Ladd dari Universitas Iowa State mengemukakan suatu uraian dan pemikiran yang menarik melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi yang dapat membantu kemajuan usaha. Proses mental bawah sadar sangat besar artinya dalam membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Banyak ide berasal dari proses mental bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Adalah suatu kerugian besar bagi orang yang tidak menghiraukan rasa bawah sadar tersebut, karena apa yang muncul sekarang, jika tidak dimanfaatkan, maka dikemudian hari ia tidak akan muncul lagi. Menggunakan kekuatan yang terfokus pada keinginan untuk merasakan suatu kesenangan dan kesengsaraan mampu menimbulkan energi dasyat dalam hidup. Sekarang pertanyaannya, apakah kita sudah dapat membayangkan kesenangan dan kesengsaraan dimasa depan yang secara emosional mampu menggerakkan motivasi diri? Sebelum kesengsaraan menimpa, saat inilah waktu terbaik untuk memulai. Untuk itu harus memiliki tujuan hidup yang jelas serta impian yang kuat. Tetapkan apa yang akan lakukan pada 5, 10, 15, atau 20 tahun mendatang. Tulislah tujuan itu dengan jelas serta cantumkan tahapan-tahapan untuk meraihnya. Jangan biarkan tujuan hanya berada diangan-angan, sehingga apa yang lakukan menjadi tidak fokus dan tidak terarah. Gunakan konsep AKU (Ambisi, Kekuatan/Kelemahan, dan Usaha). Ambisi menggambarkan harapan dan impian atau cita-cita yang kuat untuk didapatkan atau berusaha diwujudkan. Kekuatan apa saja yang dimiliki sebagai pendorong atau motivator melakukan aktivitas pencapaian dan mengalahkan kelemahan yang terdapat pada diri kita, serta usaha merupakan sesuatu yang secara bertahap akan kita lakukan baik hari ini, besok, tahun depan, 5, 10, 15, atau 20 tahun kedepan. Berilah masukan pada pikiran dari pagi hingga malam menjelang tidur dengan kata-kata, gambaran gagasan dan informasi yang konsisten dengan tujuan untuk meraih sukses. Kembangkan kebiasaan berpikir positif dan percaya diri untuk menjadi pengusaha sukses. Perbanyaklah membaca buku-buku cerita, artikel, dan buku-buku tentang orang-orang sukses.
Pikirkan bagaimana seperti mereka dan bayangkan diri kita sendiri sudah seperti mereka. Semua itu akan mempermudah untuk mewujudkan niat menjadi pengusaha. Jadi semuanya bermula dari fokus pikiran, dengan memberikan penghargaan besar dan fokus, maka segalanya akan terwujud sesuai dengan niatan yang dimiliki. Tanpa itu, segala niat menjadi seorang wirausaha hanya sebatas mimpi saja.
3.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan Kesimpulan yang diambil dari makalah ini yaitu: Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kemampuan yang harus dimiliki dalam berwirausaha antara lain; Self knowledge, Imagination, Practical knowledge, Search skill, Foresight,, Computation skill, Communication skill.
Mengubah pola pikir diperlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan terjadi apa-apa dan mungkin saja percuma. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru. Kekuatan maupun kelemahan, sebenarnya adalah faktor-faktor yang dapat mendorong pencapaian cita-cita dan tujuannya. Kesuksesan dicapai bukan karena melimpahnya kekayaan semata, tetapi adalah kenyataan telah tercapainya suatu tujuan atau cita-cita. Proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi yang dapat membantu kemajuan usaha.
3.2
Saran Sebaiknya kita sebagai mahasiswa janganlah hanya ingin enaknya saja
dalam artian sehabis lulus dapat pekerjaan yang layak dengan pengasilan yang tetap dan jangan menganggap sepele dalam berwirausaha. Dan seharusnya para mahasiswa mulai beralih dalah dunia wirausaha untuk menjadi pengusaha yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurochman, Maman. 2012. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Program Kelas Karyawan. Universitas Mercu Buana Apriyanti, Elsa. 2010. Pemodelan Motivasi Menjadi Wirausaha Pada Sekor Usaha Makanan dan Minuman di Wilayah Kota Depok. Jurusan Menejemen. Fakltas Ekonomi. Universitas Gunadarma Setyorini, Dhyah. 2010. Pengembangan Motivasi Berwirausaha. Penyuluhan Kewirausahaan di Dusun surobayan, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul