MENCARI KATA KUNCI, DEFINISI, SERTA BERAPA KALI MUNCUL DALAM AL QURAN
Meninfaqkan (infaq)
Pengertian Infaq adalah Infaq berasal dari bahasa Arab, namun telah dibahasa Indonesiakan dan berarti : pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya untuk kebaikan. Dalam bahasa Arab (infaq / ) . Akar kata dan tashrif-nya adalah - yang berarti sesuatu yang habis. Dalam al-Munjid, dikatakan bahwa - boleh juga berarti dua lubang atau berpura - pura dan di dalam agama ia dikenal dengan istilah munafiq. Menurut Ibn Faris ibn Zakariyah, Infaq mempunyai dua makna pokok, yakni 1) terputusnya sesuatu atau hilangnya sesuatu, 2) tersembunyinya sesuatu atau samarnya sesuatu. Dua pengertian Infaq tersebut, makna yang relevan dengan pengertian infaq di sini adalah makna yang pertama. Sedangkan pengertian infaq yang kedua lebih relevan dipergunakan untuk pengertian munafiq. Alasan penulis adalah seseorang yang menafkahkan hartanya secara lahiriyah, akan hilang hartanya di sisinya dan tidak ada lagi hubungan antara harta dengan pemiliknya. Adapun makna kedua adalah seorang munafiq senantiasa menyembunyikan kekufurannya, dan atau tidak ingin menampakkan keingkarannya terhadap Islam. Dengan demikian, pengertian Infak menurut etimologi adalah pemberian harta benda kepada orang lain yang akan habis atas hilang dan terputus dari pemilikan orang yang memberi. Dengan ungkapan lain, sesuatu yang beralih ke tangan orang lain atau akan menjadi milik orang lain. Secara terminologi, pengertian infaq memiliki beberapa batasan, sebagai berikut : Infak adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan ke-manusiaan sesuai dengan ajaran Islam. Mohammad Daud Ali mengatakan, pengertian infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan setiap orang, setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri. Dari pengertian infaq tersebut, diketahui bahwa substansi infaq terletak pada masalah harta benda atau materi. Dalam al-Quran dikatakan bahwa harta yang
diinfakkan disebut dengan nafkah. Eksistensi infak, zakat dan shadaqah jelas memiliki perbedaan. Jika zakat ada nisabnya sedangkan infak tidak mengenal nisab. Adapun shadaqah di samping tidak ditentukan nisabnya juga bukan dalam bentuk materi saja sedangkan infaq khusus dalam bentuk finansial Menurut Al Quran :
Kata INFAAQ adalah dari akar kata N-F-Q, yang berarti membayar (uang) atau membagikan (hadiah) dan lain lain. Kata NAFAQ, yang jamaknya ANFAAQ, juga berarti lubang wirog atau tikus, terutama sebuah lubang yang mempunyai dua ujung tempat masuk, sedemikian rupa sehingga wirog atau tikus-tikus tersebut dapat masuk dari ujung yang satu dan keluar pada ujung lainnya. Kata NAIFAQ berarti bagian dari pantaloon / celana panjang yang ditekuk ke bawah bagian atasnya, dan dijahit dan ikat pinggang masuk melaluinya dari satu sisi dan muncul dari sisi lain. Dari arti inilah kata INFAAQ dapat dipahami, yaitu untuk mendapat uang pada satu sisi dan membelanjakannya pada sisi lainnya, tanpa menimbun. Perkataan Arab untuk seorang munafik adalah MUNAAFAQ yang juga mempunyai akar yang sama N-F-Q, menandakan bahwa ia mempunyai dua pilihan yang terbuka bagi dia. Ketika ia ada bersama orang-orang kafir, ia berkata, Aku seorang kafir dan ketika ia ada bersama orang-orang beriman, ia berkata, Aku seorang beriman. Berinfaq kepada : Orang tua (ibu dan bapak), Famili; keluarga dekat, Yatim piatu, para janda, dan mereka yang hidup tanpa harapan, Mereka yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka, mereka yang bisnisnya gagal, dan mereka yang kehilangan pekerjaan, Musafir yang perlu bantuan, tunawisma, anak jalanan, dan seseorang yang datang ke kotamu dalam kondisi miskin (2:215) Kaum fakir miskin yang menderita karena Allah dan tidak bisa merantau Mereka yang tidak mampu berusaha di muka bumi untuk mencari penghidupan.
Seseorang, yang tidak acuh pada kondisi mereka, yang dikira bebas dari kekurangan,
karena mereka berpantang memohon. Tetapi kamu dapat mengenali mereka melalui tanda pada wajah mereka karena mereka tidak selalu meminta kepada orang-orang (2:273)
- Tidak mengingatkan mereka perihal kedermawananmu - Tidak mencela mereka yang kamu beri, terhadap apa yang kamu anugerahkan kepada mereka - Tidak pamer kepada manusia (2:264, 4:38) - Ber-infaq dapat terbuka atau rahasia (2:274, 13:22, 14:31, 35:29) - Ber-infaq dari apa yang adalah TAYYAB, yaitu apa yang baik dan kamu sukai (2:267) - Ber-infaq dari berbagai hal yang kamu cintai (3:92) - Ber-infaq dari hasil usaha yang baik dan dari hasil bumi - Jangan memilih yang buruk (2:267) Ayat-ayat yang berhubungan dengan infaq :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran 134) Berdasarkan firman Allah di atas bahwa Infaq tidak mengenal nishab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infaq boleh diberikan kepada siapapun juga, misalkan untuk kedua orang tua, anak yatim, anak asuh dan sebagainya. Dalam Al Quran dijelaskan sebagai berikut :
Artinya : mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan."
dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. (QS. Al Baqarah 215) Berdasarkan hukumnya infaq dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infaq wajib dan sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dan lain-lain. Sedang Infaq sunnah diantaranya, seperti infaq kepada fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain. Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". Perintah untuk beramal shalih tidak hanya berupa infaq, dalam ajaran Islam juga dikenal dengan istilah Sedekah. Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah merupakan wujud dari bentuk kebenaran keimannya kepada sang Khaliq. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil. Adapun shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak. Shadaqah dapat bermakna infak, zakat dan kebaikan non materi. Dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah saw memberi jawaban kepada orangorang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda: Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar maruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah. Shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shidiq) iman seseorang. Oleh karena itu, Allah SWT menggabungkan antara orang yang memberi harta dijalan Allah dengan orang yang membenarkan adanya pahala yang terbaik. Antara yang bakhil dengan orang yang mendustakan.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, 6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580], 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. Al Lail 5 10) Keterangan: [1580] Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya. Munculnya dalam Al Quran : Al Infaq (Infaq) dengan Ar Ridha (kerelaan), masing-masing 73
kali