23
UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK METANOL BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA L.) PADA TIKUS JANTAN PUTIH
vaksin kotipa d a n s e b a g a i p e m b a n d i n g d i g u n a k a n asetaminofen (parasetamol). Hasil percobaan memperlihatkan bahwa dosis ekstrak p a d a 5,00 pg/kg b b telah menyebabkan penurunan s u h u tubuh hewan c o b a ke keadaan normal yang dicapai setelah tigajarn penyuntikan vaksin kotipa, s e d a n g pengaruh d o s i s 10,OO pg/kg b b setara d e n g a n pemberian asetaminofen 2 0 0 mglkg bb.
Penentuan efek antipiretik Hewan coba yang telah diaklimatisasi, dipuasakan selama 18 jam. Setelah itu ditimbang dan diukur suhu tubuhnya dengan termometer digital melalui rektum, pengukuran dilakukan setengah jam sebelum pemberian vaksin kotipa. Kemudian disuntik dengan vaksin kotipa dengan dosis 0,6 m L k g bb intra-muskuler (i.m.) (2 kali ~emberian selanesemineeu) suhu tubuh " ,dan ~erubahan tikus dialnati setiap 30 menit selama 5 j am. Satu j am setelah ~ ekstr ak brotow ali, larutan pemberia n vaksin kotipa d i b e.ikan asetaminc)fen dan air suling dibe:rikan secat-a oral. Dalam percobaan ini digunakan tikus sebanyak 54 ekor tikus yang sudah didemamkan, yang dibagi dalam 9 kelompok masing-masing terdiri dari 6 ekor. Perlakuan setiap kelompok adalah sebagai berikut: a. Kelompok I: tidak diberi apa-apa Kelompok 11: air suling 5 mikg bb Kelompok 111: parasetamol200 mgtkg bb Kelompok IV: ekstrak brotowali 0,50 pg Kelompok V: ekstrak brotowali l,00 pg KelompokVI: ekstrak brotowali 2,50 pg Kelompok VII: ekstrak brotowali 5,00 pg Kelompok VIII: ekstrak bratowali 7,50 pg i. KelompokIX: ekstrak brotowali 10,OO pg
L -
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu dilakukan percobaan pendahuluan untukmengetahui selang waktu kenaikan suhu hewan coba setelah penyuntikan vaksin kotipa dosis 0,5 dan 0,6 mL1kg bb i.m. (dua kali penyuntikan selang satu minggu) Hasil menunjukkan bahwa pemberian vaksin 0,s mL/kg bb tidak menunjukkan kenaikan suhu tubuh hewan coba secara bermakna, sedangkan dosis 0,6 mLkg bb padapemberian pertamamenimbulkan kenaikan suhu tubuh mencapai 37,8"C dan pemberian kedua dosis sama yang dilakukan selang satu minggu menimbulkan kenaikan suhu mencapai 38C. Karena itu dalam penelitian ini digunakan vaksin kotipa dosis 0,6 mL1kg bb. Kenaikan maksimal terjadi jam ketiga setelah penyuntikan vaksin kotipa dan selama tiga jam berikutnya suhu cenderungmenurun dan kembali normal. Dari duakali penyuntikan vaksin kotipadapat memberikan kenaikan suhu konstan lebih kurang 1,6"C. Tubuh dikatakan demamjikasuhu mencapai 38" sampai 40C (4) atau kenaikan suhu di atas 1,5"C dari suhu basal (5).
24
1998
Percobaan dengan pemberian sediaan ekstrak metanol brotowali dengan berbagai dosis dilakukan untuk mengetahui dosis efektif(ED) yangmemberikan efekantipiretik yangmaksimal. Hasil percobaan menunjukkan bahwa makin tinggi dosis makin besar efek antipiretik.
Tabel 1. Pengamatan suhu rata-rata tikus putih setelah pemberian ekstrak etanol brotowali dan parasetamol. Pengamatan suhu tikus (dalam O C ) pada interval waktu pengamatan (jam)
Komponen bioaktif dalam sediaan bentuk ekstrak diperkirakan lebih banyak tersari dalam metanol dibandingkan dengan sediaan bentuk infus. Brotowali mengandung alkaloids kinolin (bisbensilisokinolin) berberin yang mempunyai sifat antipiretik yang kuat (6). Rasapahit seperti kina dari brotowali memungkinkan adanya c:rsifat sebagai sifat analgetik darIumumnya obat analgetikjuga b antipiretik (3).
Penurunan suhu terjadi tiga jam setelah penyuntikan vaksin kotipa. Sebelumjam ketigatejadi kenaikan suhu tubuh hewan cob& yang disebabkan oleh efek vaksin kotipa. Pemberian ekstrak dosis 0,50, l,00 dan 2,50 pgtkg bb menunjukkan efek antipiretik yang kurang bermakna, karenapenurunan suhu belum mencapai suhu normal. Sedangkan pemberian sediaan dosis 5,00,7,50 dan 10,OO @kg bb menmjukkan efek menurunkan suhu sampai mencapai suhu normal. Suhu normal tubuh berkisar antara 35,8"C - 37C. Pengaruh efek antipiretik dosis 10,OO pg/kg bb setara dengan parasetamol 200 pghg bb. Pemberian air suling pada tikus bertujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap perubahan suhu yang terjadi setelah pemberian vaksin. Penurunan suhu mulai terlihat padajam ke-4, ini adalah i suhu tubuh kembali efekfisiologis, yaitu kecenderung ke keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Heyne K. De Nuttige Planten van Indonesia, Jilid I N.V. Uitgeverij W van Hoeve's, Gravenhage, 1950, 970-972. 2. Pachaly P, Adnan AZ, Merck and Co Inc. USA, 1976, 834.
3. Goodman LS, Gilmand A. The Pharmacological Basis of Therapeu-
tics, Ed. VIII, The Macmillan Co., New York, 1985, 674-704.
4. Sofjan A.
Depkes RI.
5. Wahjoedi B, Dzulkarnain B.
Efek atipiretik beberapa tanaman obat terhadap tikus yang didernamkan. Simposium Penelitian Obat Tradisional, Semarang, 1976.
6. Perry LM. Medicinal Plants of East and Southeast Asia. Attributed Properties, The MIT Press, Cambridge, Massachussets and London-England, 1980, 268-269.