Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN UNDANG-UNDANG LEMBAGA KEMAHASISWAAN TENTANG POLA PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I ASPEK PEMBINAAN


Pasal 1 1. Pembinaan kader difokuskan pada tiga aspek utama yaitu organisasi, keilmuan, dan minat bakat 2. Aspek organisasi meliputi Manajemen Organisasi, Kepemimpinan, dan Kelembagaan 3. Aspek keilmuan meliputi keprofesian dari masing-masing bidang keilmuan 4. Aspek minat bakat meliputi Olahraga, Seni, Keterampilan, Budaya atau bentuk penyaluran minat bakat lainnya.

BAB II LANGKAH PEMBINAAN


Pasal 2 Langkah - langkah pembinaan yang harus dilaksanakan meliputi pendataan, pelatihan dan pembinaan, pemberdayaan (follow up), evaluasi, dan apresiasi.

Pasal 3 Pendataan 1. Pendataan dilakukan pada tahap awal pembinaan dan harus dilakukan updating berkesinambungan yang selanjutkan akan dikumpulkan menjadi database 2. Pendataan dilakukan kepada seluruh kader yang menjadi target pembinaan 3. Poin poin inti yang harus masuk dalam data meliputi biodata Pribadi, pengalaman organisasi dan kepanitiaan yang telah ataupun sedang diikuti, minat bakat, dan Prestasi 4. Pengelolaan data dipusatkan di BEMF yang diwakili oleh PSM (Pusat Statistik Mahasiswa) 5. Fungsi dari PSM adalah : a. pusat database mahasiswa secara

b. pengelolaan kartu kema c. updating data pengkaderan bekerjasama dengan kaderisasi d. mengadakan sensus / survey kepada mahasiswa jika diperlukan

Pasal 4 Pelatihan dan Pembinaan 1. Proses pembinaan dilaksanakan secara berkesinambungan antara jurusan dan fakultas dengan menggunakan sistem pembinaan yang telah disepakati 2. Pembinaan yang dilakukann oleh HMJ meliputi: 1. Pengembangan diri 2. Manajemen kepanitiaan dan dasar organisasi 3. Keilmuan 4. Pembinaan yang dilkukan oleh BEMF meliputi: 1. Organisasi tingkat lanjut 2. Politik 3. Pengembangan softskill mahasiswa (non keilmuan) 5. Proses pembinaan difokuskan pada aspek aspek pembinaan yang diminati kader setelah dinyatakan lulus dalam pembinaan dasar

Pasal 5 Pemberdayaan 1. Pemberdayaan (follow up) dilaksanakan setelah pelakasanaan setiap proses pembinaan 2. Tujuan pemberdayaan (follow up) adalah untuk membuktikan sejauh mana kader dapat berkontribusi nyata setelah mendapatkan pembinaan 3. Bentuk pemberdayaan dapat berupa penugasan, menjalankan program kerja, berkontribusi di kepanitiaan, aktif dalam kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan, ataupun bentuk lainnya yang memiliki tujuan yang sama.

Pasal 6 Evaluasi 1. evaluasi kader terhadap proses pembinaan dilakukan oleh pelaksana pembinaan meliputi: a. Evaluasi Khusus, dilakukan setelah peserta pengkaderan mengikuti setiap proses pengkaderan, untuk menentukan lulus/tidaknya dari kegiatan yang diikuti b. Evaluasi Global, dilakukan secara global dengan melihat track-record seorang kader untuk menentukan apresiasi yang akan mereka terima

2. hasil evaluasi kader dilakukakan secara berkesinambungan dengan data yang terarsip dengan baik. 3. evaluasi untuk pelaksana pembinaan dilakukan setiap 1 tahun sekali meliputi: a. b. c. Efektifitas Pemetaan Kader Partisipasi dan Kontribusi Kader dalam menjalankan follow up pengkaderan sistem pembinaan yang berlaku

Pasal 7 Apresiasi 1. Bentuk apresiasi yang dibuat oleh pelaksana pembinaan dapat berupa : a. Sertifikat peserta b. Sertifikat tanda kelulusan c. Beasiswa kader d. Raport organisasi e. dan lain-lain 2. Sertifikat peserta diberikan kepada kader yang telah mengikuti kegiatan pembinaan tanpa menunjukkan status kelulusan 3. Sertifikat tanda kelulusan diberikan kepada kader yang dinyatakan lulus setelah mengikuti kegiatan pembinaan 4. Raport organisasi merupakan lembar evaluasi secara global yang ditandatangani oleh Pembina Kemahasiswaan Fakultas dan kemudian akan disyahkan Oleh Rektor Universitas Padjadjaran 5. Raport organisasi akan diberikan ketika kader telah lulus dari pendidikan di Universitas Padjadjaran dan tidak berlaku untuk mahasiswa yang menghentikan masa studinya di tengah masa kuliah (drop out atau pindah) 6. Syarat kader yang berhak mendapatkan raport organisasi adalah : a. Aktif di Lembaga Kemahasiswaan sebagai Pengurus selama minimal 2 tahun dan atau pernah menjadi panitia sebanyak minimal 3 kali (PAB dan 1 proker unggulan tiap lembaga) di tingkat jurusan, fakultas, dan atau universitas b. Mengikuti sampai dengan proses pembinaan inti dan minimal salah satu pembinaan tambahan

BAB III ALUR GLOBAL PEMBINAAN

Pasal 8 1. Dalam alur global pembinaan kader terdiri dari empat bentuk, yaitu pembinaan dasar, inti, tambahan, dan up grading (EO Trainning) 2. Alur global pembinaan :

Pembinaan Inti Keilmuan MB 1 MABIM Pembinaan Dasar MB 2 Organisasi Minat Bakat Up Grading / EO Trainning : harus mengikuti : tidak harus untuk diadakan/dikuti : dapat mengikuti minimal 1 pada pembinaan inti Up Grading / EO Trainning
Pembinaan Tambahan

Pasal 9 Pembinaan Dasar 1. Pembinaan dasar berfungsi sebagai syarat diterimanya kader sebagai anggota Kema 2. Pembinaan dasar memiliki standar substansi berikut : bentuk, tujuan, muatan, sasaran, output, follow up, dan syarat kelulusan 3. Pembinaan dasar berpengaruh dalam penilaian raport organisasi 4. Pembinaan dasar terdiri dari MB 1, Mabim, MB 2 dengan alur berjenjang 5. bagi kader yang tidak mengikuti pembinaan dasar tingkat fakultas diperkenankan mengikuti pembinaan inti tingkat jurusan setelah lulus di pembinaan dasar tingkat jurusan

Pasal 10 Pembinaan Inti 1. Pembinaan inti berfungsi sebagai pembinaan berdasarkan spesifikasi aspek pembinaan yang diminati 2. Pembinaan inti memiliki standar substansi berikut : bentuk, tujuan, muatan, sasaran, output, follow up, dan syarat kelulusan 3. Pembinaan inti berpengaruh dalam penilaian raport organisasi

4. Bentuk pembinaan inti terdiri dari : TMOK, LDK, Sekolah Atlit, pelatihan PKM, dan bentuk lainnya yang memiliki tujuan yang sama 5. Proses pembinaan inti dalam aspek organisasi berfungsi sebagai standarisasi ketua lembaga 6. Pelaksanaan pembinaan inti dilakukan setelah kader lulus pembinaan dasar ditingkat yang sama

Pasal 11 Pembinaan Tambahan 1. Pembinaan tambahan berfungsi untuk meningkatkan softskill mahasiswa 2. Pembinaan tambahan memiliki standar substansi berikut : bentuk, tujuan, muatan, sasaran, output, follow up, dan syarat kelulusan 3. Pembinaan tambahan berpengaruh dalam penilaian raport organisasi 4. Pembinaan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan lembaga kemahasiswaan mahasiswa masing masing.

Pasal 12 Up Grading / EO Trainning 1. Up grading / EO tranning merupakan tambahan pembinaan yang tidak terdapat pada pembinaan dasar, inti, dan tambahan, jika dirasa perlu untuk dilaksanakan. 2. Up grading / EO tranning dapat dilaksanakan tanpa memenuhi standarisasi substansi 3. Up grading / EO tranning tidak mempengaruhi penilaian rapot organisasi 4. Bentuk kegiatan Up grading / EO tranning dapat berupa : pelatihan kepengurusan atau pelatihan kepanitiaan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing masing lembaga kemahasiswaan.

BAB IV PELAKSANA DAN PENGAWAS PEMBINAAN


Pasal 13 1. Pelaksana seluruh kegiatan pembinaan adalah HMJ, BEMF, dan UKMF 2. Pengawas seluruh kegiatan pembinaan adalah BPMF dan BPAJ

BAB V KEANGGOTAAN KEMA

Pasal 14 Syarat menjadi anggota Keluarga Mahasiswa FMIPA Unpad adalah harus dinyatakan lulus dalam proses pembinaan dasar yaitu MB1, Mabim, dan MB2

Pasal 15 1. Anggota kema terdiri dari : a. Anggota penuh b. Anggota muda 2. Keanggotaan penuh kema diperoleh dengan ketentuan : a. Telah dinyatakan lulus sebagai anggota himpunan b. Telah dinyatakan lulus pada MB1 dan MB2 3. Kenggotaan muda kema diperoleh dengan ketentuan : a. Minimal ikut MB1 dan sudah dilantik sebagai anggota himpunan

Pasal 16 Bagi mahasiswa yang keanggotaannya sebagai anggota kema muda atau non anggota kema yang berkeinginan untuk menjadi anggota penuh kema harus memenuhi mekanisme yang telah ditentukan oleh kaderisasi fakultas

BAB VI Penutup Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur akan ditetapkan kemudian.

Anda mungkin juga menyukai