Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM BIOKIMIA VITAMIN A A. Dasar Teori Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin yang larut lemak.

Vitamin A membantu menjaga pertumbuhan jaringan epitel, mata, rambut, dan tulang, serta mempertahankan fungsi penglihatan, dan mempengaruhi sistem imunitas seluler dan humoral dengan pembentukan mucosal mucin secretion. Selain itu juga digunakan untuk pengobatan kelainan kulit seperti acne. Sifat kimia vitamin A antara lain tahan oleh pemanasan, tahan pada suasana basa, tidak rusak dipapar cahaya, dan rusak oleh sinar ultraviolet dan oksidasi. Vitamin A didapat dalam 2 bentuk yaitu preformed vitamin A (vitamin A, retinoid, retinol, dan derivatnya) dan provitamin A (karotenoid/ karoten dan senyawa sejenis). Bentuk preformed vitamin A dapat ditemukan dalam bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, yaitu sayuran dengan daun berwarna hijau dan kuning serta buah-buahan, sedangkan untuk bentuk provitamin A dapat ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari produk hewani, yaitu : susu, mentega, telur, hati. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan buta senja, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea, keratomalasia, ulserasi kornea, xeroftalmia skars. Sebagai pencegahan terhadap gangguan penglihatan, pada balita biasanya diberikan vitamin A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus. Untuk usia 6 12 bulan diberikan vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI, sedangkan untuk balita usia 12 59 bulan diberikan vitamin A merah dengan dosis 200.000 SI. Vitamin mempunyai efek toksik jika digunakan secara berlebihan. Preform vitamin A adalah salah satu nutrien esensial yang sangat berpotensi menimbulkan efek toksik. Hal ini dapat terjadi bila sel stelat sudah tidak mampu lagi menyimpan retinol. Hipervitaminosis akut pada orang dewasa ditunjukkan dengan kadar retinol > 200 mg (660.000 IU/single dose), untuk anak-anak kadar retinol > 100 mg (330.000 IU/single dose), dengan gejala : nausea, muntah, lemah, mulut kering, lelah, sakit kepala,

anoreksia, gatal, deskuamasi kulit, sakit pada tulang dan otot. Gejala ini akan menghilang bila pemberian vitamin A dihentikan. Hipervitaminosis A kronik berhubungan dengan :

skeletal bone lossdan risiko osteoporotic bone fracture akibat peningkatan resorpsi tulang dan inhibisi pembentukan tulang (menghambat osteoclast stimulation dan collagen formation).

B. Prinsip Kerja Reaksi Carr : Vitamin A + Larutan SbCl3 Larutan menjadi berwarna biru C. Cara Kerja 1. Memasukkan 1 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi. 2. Meneteskan 5-6 tetes chloroform. 3. Memasukkan 1-2 tetes asam cuka anhidrida. 4. Meneteskan 20 tetes antimonium triklorida. 5. Mengamati perubahan warna larutan pada tabung.

1 tetes minyak ikan 5-6 tetes chloroform 1-2 tetes cuka anhidrida 20 tetes antimonium triklorida

Anda mungkin juga menyukai