Oleh : Rendi Ermansyah, Wakl Presiden Kema Unpad Hai,,,, Ada yang tau tentang UKT? Kayaknya masih simpang siur nih tentang UKT. UKT apaan ya? Uang Kuliah Tinggi? Uang Kuliah Tetap? Atau Uang kuliah tidak naik? Hmmmmm Yuk mari kita bahas. UKT ini bermula dari surat edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) no 97/E/KU/2013. Ada 2 hal yang disampaikan dalam surat edaran tersebut, pertama Perguruan Tinggi Negeri diminta untuk melaksanakan penghapusan uang Pangkal bagi Mahasiswa baru S1 Reguler tahun akademik 2013/2014, ke dua menetapkan dan melaksanakan tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru program S1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014. Sampai sini sih masih tidak ada masalah ya. Secara Umum juga kebijakan ini terlihat sangat baik karena menghapuskan uang pangkal, namun ternyata ada kebijakan lain setelahnya yang harus dicermati yaitu penerapan uang kuliah tunggal. Alasan dikti menerapkan uang kuliah tunggal pun sangat mulia, alasannya karena banyaknya pungutan-pungutan di luar SPP seperti praktikum, KKN, dan Wisuda yang tidak bisa dipantau pengelolaannya. Sampai situ masih ok ya. Permasalahan mengenai UKT muncul ketika uang kuliah yang harus dibayar mahasiswa Unpad lebih besar daripada sebelumnya. Kok bisa ya? Mari Kita lihat Pernyataan Prof. Rina Wakil Rektor bidang perencanaan dan keuangan Universitas Padjadjaran dalam situs resmi Universitas Padjadjaran, beliau mengatakan bahwa Besarnya UKT itu berasal dari unit cost dikurangi bantuan atau subsidi pemerintah. Dicontohkan, jika tahun lalu DP Unpad terkecil sebesar Rp 4 juta maka setelah penerapan UKT jumlah tersebut dibagi 8 semester sehingga mahasiswa tidak membayar Rp 4 juta di awal masuk namun tiap semester mahasiswa membayar SPP ditambah dengan Rp 500 ribu. Jadi sejumlah mahasiswa baru akan membayar Rp 2,5 juta persemester berasal dari SPP tahun lalu Rp 2 juta plus Rp 500 ribu karena tidak ada pungutan DP lagi yang sebesar Rp 4 juta pada awal masuk. Adapun sekelompok mahasiswa lainnya akan membayar sebesar UKT. Pernyataan dan contoh di atas memang terkesan menggembirakan, tetapi yang masih menjadi pertanyaan adalah mengenai unit cost yang dibebankan kepada mahasiswa baru dan maksud sekelompok mhasiswa itu siapa? Dalam UKT dikti dasar model ABC dijelaskan bahwa unit cost adalah biaya langsung (bl) + biaya tak langsung (btl). biaya langsung (bl) adalah nilai sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas inti sedangkan biaya tidak langsung (btl) adalah nilai dari sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas managerial, baik di tingkat fakultas maupun universitas. bl terdiri dari biaya tenaga kerja langsung (gaji & honor dosen); bahan habis pakai pembelajaran; sarana dan prasarana pembelajaran langsung. bl dihitung berdasarkan aktivitas langsung per mahasiswa di tiap semester. btl terdiri dari biaya sdm manajerial dan non dosen, sarana&prasarana non pembelajaran; pemeliharaan; serta kegiatan pengembangan institusi (penelitian, penmas, kemahasiswaan, pengembangan program). btl fakultas yang dibebankan ke unit cost sesuai dgn proporsi jumlah mhs sarjana setiap prodi terhadap jumlah mhs total di fakultas
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hal yang belum disampaikan prof. Rina, yaitu mengenai unit cost yang harus dibayar mahasiswa. Bila contoh yang disampaikan hanya perubahan mekanisme pembayaran saja yaitu uang pangkal sebesar 4 juta Rupiah dibagi kedalam 8 semester, itu berita baik karena meringankan mahasiswa, tapi penjelasan mengenai unit cost yang akan dibebankan kepada mahasiswa itu yang belum jelas. Berapa unit cost yang akan dibebankan kepada setiap mahasiswa? Berapa bantuan operasional pendidikan tinggi yang akan diberikan pemerintah untuk mengurangi unit cost yang dibebankan pada mahasiswa? Dan mungkinkah BOPTN bisa menutupi semua unit cost sehingga tidak dibebankan kepada mahasiswa? Jika UKT ini diterapkan maka biaya yang akan dikeluarkan mahasiswa tiap fakultas akan berbeda-beda, sesuai dengan unit cost tiap fakultas. Bila biaya yang dibayar seharusnya 2.500.000 berarti biaya ini akan bertambah dengan adanya unit cost yang dibebankan pada mahasiswa. Betul? Selain itu bila kebijakan dari kampus mengenai SPP Progresif juga diberlakukan, berapa rupiah lagi yang harus ditambah mahasiswa untuk kuliah? Memang kebijakan UKT ini berlaku kepada mahasiswa baru, tapi apakah kita rela adik-adik kita membayar uang kuliah lebih mahal? Seperti kita ketahui pula sebelum tahun 2008 uang kuliah yang dibayar mahasiswa kurang dari Rp 2.000.000 kemudian di tahun 2008 naik menjadi Rp 2.000.000 hingga saat ini. Lantas bagaimana dengan tahun 2013 ini? Kita berharap kebijakan-kebijakan dari pemerintah bisa meringankan beban yang ditanggung oleh mahasiswa. Mari kita kawal bersama!!! Aku, Kamu, Kita, Salam Satu Unpad!!!! Sumber : http://www.kopertis12.or.id/2012/06/21/seputar-boptn-bantuan-operasional-ptndan-ukt-uang-kuliah-tunggal.html http://www.unpad.ac.id/2013/03/mahasiswa-baru-unpad-membayar-uang-kuliahtunggal-ukt/