Anda di halaman 1dari 2

Tema Subtema Tittle Author

: ICT in Education : Technology Application for Student Learning : Application of Adventure Game for Islamic Learning : Atok Isyulukhi Technology sudah menjadi trendsetter dalam era globalisasi saat ini,

penggunaannya yang praktis, akses informasi yang cepat serta menawarkan berbagai macam hiburan di dalamnya. Jaringan intranet dan internet mudah merebak kemana-mana, dan digandrungi semua pihak, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini selayaknya bisa dimanfaatkan secara positif, terutama sebagai media pendidikan yang efektif. Pendidikan memang menjadi jantung dari kehidupan di dunia ini, banyak sumber yang mengakuinya. Di dalam Al-Quran, ayat pertama yang muncul yakni menganjurkan kita untuk membaca, itu berarti kita disuruh belajar, dan belajar itu adalah inti dari pendidikan. Seorang filosof asal Yunani, Rene Descartes, juga mengatakan bahwa Cogito Ergo Sum yang artinya Saya Berpikir, maka Saya Ada, itu berarti juga menyarankan kita untuk berpikir dalam kehidupan ini, berpikir pun merupakan proses dari pendidikan itu sendiri. Pokok kajian kita saat ini adalah bersama-sama merumuskan metode pembelajaran yang efektif dan efisien bagi para pelajar, serta tidak mengesampingkan adanya kemajuan technology ditengah-tengah zaman neokapitalisme modern. Disamping itu, seorang Ary Ginanjar, founding father sekaligus penulis buku Best Seller ESQ Power juga meramalkan bahwasannya kebutuhan masyarakat masa depan yakni pada aspek spiritual, aspek kunci dari kebahagiaan yang hakiki. Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini angka kejahatan semakin meningkat, mulai dari pencuri amatir hingga penjahat yang berdasi, alias mereka yang gemar melestarikan KKN. Padahal mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi, namun sepertinya ada yang salah, bisa jadi karena mentalnya yang kurang baik, atau bahkan bad morality. Disinilah pentingnya pemerintah mencanangkan pendidikan berkarakter, walaupun kurang jelas karakter seperti apa yang dikehendakinya. Namun kita bisa beranggapan bahwa harapan bangsa yakni memiliki generasi intelektual yang berhati mulia, atau bisa disebut dengan ulul albab istilah di dalam Al-Quran.

Dari sinilah kita bisa menarik benang merah dari keganjilan fenomena yang sering terjadi, kita harus bisa mengombinasikan antara Tekhnologi, Pendidikan dan Aspek Spiritual. Dalam hal ini, penulis mencoba untuk merumuskan inovasi yang menggabungkan ketiga aspek tersebut, yakni dengan menciptakan produk nyata di bidang Technology, yang nantinya bisa mendukung proses pembelajaran bernuansa Islami, mudah dipelajari semua kalangan, aplikatif dan futuristic. Sehingga tujuan pendidikan selain mencerdaskan kehidupan bangsa juga untuk mewujudkan Negara yang bermartabat bisa tercapai. Technology aplikatif yang dimaksud tentunya adalah sesuatu yang menarik, menantang dan mengandung unsur pendidikan. Oleh karena dunia entertainment semakin berkembang dari masa ke masa, dan kebanyakan pelajar menyukai adanya permainan, maka gagasan yang ada di benak penulis yakni dengan menciptakan suatu game. Game yang bervariasi, bisa membuat semua orang penasaran dan sarat akan nilai pendidikan Islami. Masa pelajar juga sering disebut sebagai masa pencarian jati diri, oleh karena itu sekiranya game yang bisa diterapkan yakni bersifat petualangan yang tidak membosankan. Gambaran dari game tersebut, yaitu adanya konsep petualangan, yang mencerminkan kehidupan real dan aktifitas sehari-hari, disertai nilai-nilai agama yang berlaku untuk sesuatu hal tersebut, sering disebut dengan ilmu fiqh. Kita juga memperkenalkan macam-macam akhlak yang terpuji dan tercela, serta bagaimana hukum atas suatu tindakan menurut syariat Islam, yakni Al-Quran dan Al-Hadits. Sehingga pemainnya bisa sekaligus mempelajari isi Quran dan Hadits secara simple dan menyenangkan. Dalam adegan atau situasi tertentu, seperti saat berdekatan dengan orang yang bukan muhrim, maka muncul keterangan singkat menurut Quran dan Hadits mengenai hal itu, sehingga pendidikan spiritual yang dimaksud bisa disampaikan dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. Bisa kita akui, bahwa minat belajar siswa berbanding lurus dengan kegemaran mereka, sehingga kita harus menerapkan metode pembelajaran baru yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, tidak monoton dan klasik seiring perkembangan technology dan informasi. Jika ketiga aspek tersebut bisa digabungkan dengan seimbang, maka harapan dan tujuan bisa tercapai di seluruh aspek kehidupan kita. Semoga Allah meridhoi, amin.

Anda mungkin juga menyukai