dihasilkan oleh satu sel atau sekelompok sel, dimasukkan ke cairan tubuh, dan memiliki kontrol fisiologis terhadap sel lain Hormon lokal dan umum (sistemik) Protein atau peptida Steroid Derivat tyrosin (suatu asam amino)
Jenis hormon
Kontrol Feedback
Negatif:
A
HORMON
merangsang
KELENJAR
TARGET
PRODUK menghambat
Positif
PRODUK
merangsang
TARGET
KELENJAR
merangsang
HORMON
Transport Hormon
Bebas
Keadaan intrasel:
HORMON PANKREAS
Hormon Insulin
- Dihasilkan oleh sel pulau-pulau Langerhans Pankreas
(70 %) - Polipeptida dengan rantai A (21 aa) dan rantai B (30 aa) dihubungkan oleh 3 jembatan disulfida. - Sintesis pertama dalam bentuk Preprohormon pada ribosom di retikulum endoplasmik kasar dan melalui aparatus Golgi dikeluarkan ke cairan ekstrasel secara eksositosis. - Sekresi dipengaruhi oleh : Glukosa, hormon dan preparat farmakologik.
Patofisiologi Insulin : A. Efek pada Transportasi membran. - Memudahkan masuknya glukosa, galaktosa dan xilosa kedalam sel melalui difusi yang difasilitasi dan diperantarai oleh karier.(GLUT 1-4) - Mendorong masuknya asam amino kedalam sel - Meningkatkan gerakan ion K, Ca dan nukleosida serta fosfat anorganik B. Efek terhadap Glukosa 1. Glikolisis (energi,50 %), aktifitas glukokinase, fosfofruktokinase dan piruvat kinase meningkat.
2. Glukosa lemak (30-40 %) 3. Glukosa glikogen (10 %) 4. Glukoneogenesis dihambat melalui inhibisi sintesis enzim PEPCK 5. Akhirnya menurunkan kadar Glukosa darah B. Efek terhadap Lipid 1. Lipogenesis dan menghambat lipolisis 2. Menurunkan Asam lemak bebas 3. Peningkatan kadar VLDL dan LDL
C. Efek terhadap Protein 1. Merangsang sintesis protein 2. Meningkatkan ambilan asam amino netral oleh otot. 3. Perubahan mRNA untuk sintesis proteinprotein spesifik.
D. Efek terhadap Replikasi Sel 1. Merangsang proliferasi sel (sel fibroblast) 2. Meningkatkan aktifitas faktor pertumbuhan epidermis, prostaglandin dan vasopresin.
Pendahuluan
Masalah Diabetes masalah kesehatan
dunia Pada tahun 2003 terdapat sekitar 150 juta kasus diabetes di dunia Pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya meningkat dua kali lipat (WHO, 2003). Pada tahun itu, jumlah penderita diabetes di Indonesia diprediksi mencapai 12 juta jiwa.
DEFENISI
Diabetes mellitus (dari kata Yunani , diabanein,
"tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis yang umum dikenal sebagai kencing manis
Sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.
Dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
Makanan
glukosa
darah
pankreas
insulin
sel
hiperglikemia
KLASIFIKASI
DM tipe 1 : Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) DM tipe 2 : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) DM tipe lain DM gestasional (GDM)
DM tipe 1
Lanjutan etiologi
DM tipe 2
Defisiensi insulin relatif: Defek sekresi insulin lebih dominan dari pada resistensi insulin (Reseptor berkurang atau hilang) Resistensi insulin lebih dominan dari pada defek sekresi insulin (obesitas, insulin plasma tinggi)
Lanjutan etiologi
DM Tipe Lain Defek genetik fungsi sel beta Penyakit eksokrin pankreas Pankreatitis Pankreatektomi Endokrinopati Akromegali Cushing Hipertiroidisme
Lanjutan etiologi
DM gestasional
DM
yang pertama kali didiagnosis saat hamil Resiko : Riwayat GDM, BB > 4000 gr
FAKTOR RESIKO
Genetik
Genetik
Usia
Obesitas Riwayat
keluarga
KARAKTERISTIK
DM TIPE 1 Kasus 5 10 % Onset akut Semua usia, < 30 thn (umur muda) Kurus saat didiagnosis Pengobatan harus dengan insulin Memiliki antibodi thdp insulin / sel pulau langerhans Mudah teradi ketoasidosis
DM TIPE 2 Kasus 90 95 % Onset lambat > 30 tahunid Obesitas saat didiagnosis Pengobatan tidak tgt insulin Tidak ada antibodi spl Tidak mudah terjadi keto Penurunan produksi insulin, peningkatan resistensi insulin
Insulin
Informasi <<
Def.Pengt
Glikolisis
Lipolisis As.Lemak
Hiperglikemia
Resiko Infeksi
bebas Keton
Arteris klenosis
Glukosa >> dari ambang ginjal Rangsang pusat rasa haus Glukosaria Polidipsi
Diuresis Osmotik
Ketosis
Mikrovaskuler Retinopati Neuropati Nefropati
Kalori <<
Asidosis Metabolik
Dehidrasi
Mual, muntah
Gg nafas
Hiperosmolaritas
Hiperosmolaritas
Hipertensi
Makrovaskuler Kardiovaskuler
Gg.Persepsi sensori
Khas
Poliuria
Polidipsi
Polifagi
Lanjutan gejala
Gejala tidak khas
Hormon-hormon Tiroid
T3 dan T4 (tri- dan tetra-iodotironin)
Hormon utama metabolisme tubuh
tiroid (-): turun 40-50%; (++++): naik 60-100% MIT dan DIT (sel folikel) T3 dan T4 (koloid) sekresi melalui pinositosis ke sel, lalu difusi keluar butuh 50 mg/th: cukup 10 ppm I2 dalam NaCl 93% sekresi T4, yang paling aktif T3 (1,75x)
Pembentukan:
I2
K, ATPase: untuk transport Na dan K sel protein struktural dan fungsional (otak)
Efek umum
pembuatan
uptake, iodinasi tiroglobulin, MIT-DIT coupling pembesaran ukuran dan aktifitas folikel
Klinis
Hipertiroidime:
TSI
merangsang folikel dan produksi T3-T4 TSH turun karena feedback negatif tidak terdapat feedback negatif ke TSI efek khas dengan peningkatan metabolisme eksoftalmus akibat edema retroorbita
I2 kurang, T3-T4 turun, TSH naik non-toksik idiopatik: tioriditis metabolisme turun, miksedema, kretinisme
HIPERTIROIDISME
Pendahuluan
Penyakit endokrin ke 2 setelah DM Lima kali lebih banyak menyerang
Kelenjar Tiroid
Neurotrasmiter Hipotalamus hipofisis
TSH
Tiroid
T4
Hati T3
berlebih diduga akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin dalam darah ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
WANTED
Lanjutan Defenisi
Penyakit Graves (goiter difusa toksika )
antibodi sekresi tiroid >> Goiter Noduler Toksika hormon tiroid >> di dlm tiroid, TSH Hipertiroidisme sekunder Tumor hifofisis sekresi TSH >> kelenjar tiroid hormon tiroid >>
Etiologi
Imunologis
Patofisiologi
Kalsitonin
T3
Terikat TBG 75
T4
TRH
hipotalamus
Kalsium ditulang
ALB &GLB
TSH
metabolisme
Hipofisis
Enzim
Perb otak
Pert normal
takikardi
Me
CO
palpitasi
Pe
kontra
S.saraf
R.cidera
gg.Pola tdr
hipertensi
gg. nutrisi
Pe energi kelelahan
Pe CO
hipertemi
Gelisah, lelah, penurunan BB (asupan cukup) tidak tahan dengan suhu panas, eksresi keringat berlebihan, gugup, cemas, tremor, eksotalmos (tirotoksikosis) Perubahan pada sistem kardiovaskuler palpitasi, takikardi, hipertensi. Dekom Amenore, konstipasi dan dare
Komplikasi
Krisis Tiroid
kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.
Lanjutan
terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati
atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh: - infeksi - trauma - pembedahan - diabetes yang kurang terkendali - ketakutan - kehamilan atau persalinan - tidak melanjutkan pengobatan tiroid - stres lainnya.
- demam - takikardi yang ekstreme - kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa - kegelisahan - perubahan suasana hati - kebingungan - perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma) - pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.