Anda di halaman 1dari 18

JURNAL READING

Perilaku Mencuci Tangan Dengan Sabun dan Air Secara Bersamaan Merupakan Rekomendasi Untuk Mencegah Infeksi di Lingkungan Kerja: an open cluster randaomized trial

Ria agustriana, S.ked 07711223

Latar Belakang
Kebersihan tangan merupakan sarana untuk mencegah penyakit di RS dan di lingkungan penularan infeksi, mslnya tpt penitipan, sekolah & dinas militer Kebersihan tangan telah ditingkatkan sebagai sarana untuk mencegah penularan infeksi pernapasan dan diare dalam masyarakat. Penelitian lain juga melaporkan bahwa terjadi penurunan kejadian infeksi dgn menggunakan alcohol desinfektan.

Tujuan: untuk mengurangi penularan infeksi saat batuk atau bersin sehingga mengurangi kejadian infeksi dan ketidakhadiran dalam bekerja Membandingkan kelompok non-intervensi untuk mencuci tangan dengan sabun dan air dan alkohol berbasis gel pembersih tangan, kombinasikan dengan pengetahuan cara mencegah penularan batuk atau bersin untuk kedua kelompok intervensi.

Metode
Open-cluster randomized total 21 unit yang berkerja di 6 perusahaan yg berbeda di wilayah Helsinki Survei kuesioner dikirim melalui email dan ketika pengambilan kuesioner tiap responden diminta kesediaan untuk intervensi

Penelitian terbagi 3 klpk: 1. cuci tgn dgn sabun dan air (IR1), dengan alkohol (IR2) dan kontrol (C) Pd IR1 dan IR2 mendpt bimbingan cr penceghn penularan, spti memakai sapu tangan, menutup dengan tgan saat batuk/bersin dan menghindari berjbt tangan stlhnya Semua pihak dlm penelitian ini tdk blind Semua kegiatan dilaporkan tiap minggu, termsk cuti kerja, absen dan adanya gejala ISPA dan infeksi gastrointestinal

Antara nov 2008 dan mei 2010, 2-3 sampel yg menderita ISPA dilakukan pengujian dilab begitu jg dgn sampel feses yg menderita inf gastrointestinal. Standar endpoin primer adalah (1) jumlah laporan infeksi yang dilaporkan per minggunya; dan (2) jumlah laporan cuti sakit yang dilaporkan secara total per minggunya.

Analisis Statistik
Pengujian Hipotesis diuji secara terpisah untuk masing-masing proporsi menggunakan Yate Chi-Square. Pandemi influenza A/H1N1 yg tdk terduga di Finlandia pd musim panas dan musim gugur 2009 mengakibatkan terjadinya kampanye nasional untuk meningkatkan kebersihan tangan dari Agustus 2009 Analisis jg dilakukan secara terpisah untuk periode sebelum akhir Juli 2009 (25 minggu; "sebelum pandemi"), dan selanjutnya sampai akhir Mei, 2010 (43 minggu; "selama dan setelah pandemi") .

Hasil
Yang berpatisipasi pd penelitian ini sbyk 683 orang. Intervensi berlangsung selama 15-16 bulan, hingga akhir Mei 2010.

Rhinovirus adalah patogen yang paling sering terdeteksi (23,2%), diikuti oleh influenza A/H1N1 (15,6%), influenza A untyped (8,9%) dan influenza B (4,5%) dan Parainfluenzaviruses tipe 1, 2 dan 3, dan adenovirus juga terdeteksi Selama musim dingin atau musim semi 2009, terjdi puncak infeksi dari berbagai virus yang terdeteksi. Hanya satu dari 11 spesimen feses diuji positif untuk norovirus.

Diskusi
Percobaan ini merupakan intervensi terkontrol menunjukkan penurunan yang signifikan kejadian infeksi, terutama infeksi saluran pernafasan Adanya pandemi influenza 2009 memicu kampanye nasional untuk intens mencuci tangan, selama dan setelah itu tidak ada perbedaan yang terlihat antara 3 kelompok studi.

Hasil utama: berkurangnya infeksi pernapasan dengan cuci tangan menggunakan sabun dan air yang dikombinasikan dengan bimbingan untuk mengirangi penyebarn batuk dan bersin dan ini sesuai dengan studi sebelumnya. Telah dilaporkan di Pakistan terjadi penurunan 50% kejadian pneumonia anak dengan mencuci tangan secara intensif menggunakan sabun dan air.

Tidak adanya perlindungan dari kejadian infeksi pada kelompok alkohol hal ini berbeda dengan publikasi intervensi baru. Mencuci dengan sabun dan air tampaknya jauh lebih efisien daripada dengan menggosok tangan menggunakan alcohol disinfektan.

Selama dan setelah pandemi dalam penelitian kami tidak ada perbedaan yang signifikan dalam terjadinya infeksi antara cuci tangan dengan sabun dan air dan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh penurunan yang signifikan secara statistik pada jumlah angka kejadian infeksi pada kelompok kontrol

Penelitian ini memiliki kelemahan. Pertama, menggunakan laporan secara subjektif dari kejadian penyakit, dari pada penilaian secara professional dari gejala dan tanda-tanda infeksi Kedua, studi ini tidak memiliki ukuran langsung dari kepatuhan setiap individu terhadap aturan intervensi yang berbeda.

Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun secara intensif bersama dengan rekomendasi perilaku dapat yang mengurangi terjadinya penyakit akut di lingkungan kerja. Tetapi tidak ada penurunan yang signifikan setelah terjadinya pandemic pada cuci tangan dengan sabun dan kelompok kontrol, hal ini disebabkan adanya penururan yg signifikan pd klpk kontrol setlh pandemik.

Anda mungkin juga menyukai