Anda di halaman 1dari 5

Tingkatkan Produtivitas Pekerja, Ayo Maju Indonesia

Indonesia sehat 2010 merupakan visi pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Dalam upaya mencapai visi tersebut ditetapkan programprogram unggulan, salah satunya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Di era globalisasi dan pasar bebas AFTA tahun 2003, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk indonesia. Beban ini cukup berat, dimana jumlah usia kerja mencapai 126.417.742 jiwa yang terdiri dari laki-laki 62.678.901 jiwa dan perempuan 63.738.841 jiwa, jumlah angkatan kerja 95.650.961 jiwa terdiri dari laki-laki 58.779.772 jiwa dan perempuan 36.871.239 jiwa (BPS,2000). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) keseluruhan mencapai 56,58% dengan komposisi di perkotaan 52,03% dan pedesaan 60,03%. Lapangan kerja utama penduduk terbanyak pada sektor pertanian dan perikanan 44,07% , perdagangan/ akomodasi/ makan-minuman 20,89% , sektor jasa termasuk administrasi pemerintah/ swasta, social dan kesehatan, kerumahtanggaan, badan internasional dan lain-lain 11,05%. 1 Upaya kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta produtivitas masyarakat pekerja. Dalam pelaksanaan nya mencakup

pencegahan timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja dilingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.2 Namun yang menjadi permasalahannya adalah, upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja masih sangat asing bagi mereka yang bekerja disektor informal seperti pertanian dan perikanan. Menurut data diatas, sektor ini lah yang memiliki persentase tertinggi dari komposisi lapangan pekerja masyarakat indonesia . Seharusnya, disektor inilah yang mejadi titik fokus pemerintah dalam upaya intervensi mengenai upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja, tanpa mengesampingkan sektor-sektor informal lainnya. Kesuksesan terlaksanakannya upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di masyarakat indonesia, tidak terlepas dari partisipasi masyarakat Indonesia itu sendiri . Sebagai masyarakat Indonesia, kita wajib mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, misalnya menjalankan POS UKK yang merupakan salah satu program pemerintah berbasis masyarakat yang dibina oleh puskesmas setempat. Perlu ada pembudayaan dimasyarakat mengenai terlaksananya program POS UKK. Sebab pelaksaan POS UKK masi mengalami kendala-kendala seperti masi kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya POS UKK. Maka dari itu penting sekali bagi pemerintah yang dalam hal ini dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk memberikan pemahaman yang mendalam bagi masyarakat melalui penyuluhan berkala mengenai pentingnya produktivitas kerja yang dapat diwujudkan melalui pelaksanaan POS UKK. Pembudayaan pelaksanaan POS UKK merupakan upaya intervensi yang sangat baik, karena melalui POS UKK inilah seluruh upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di sektor informal dapat terjamahi. Selama ini, sedikit sekali pekerja informal yang terjamah oleh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sehingga

mereka tidak mengetahui mengenai resiko kerja yang akan mereka alami. Dengan demikian, tidak ada upaya perlindungan dan pencegahan yang mereka lakukan ketika mereka sedang bekerja. Apabila kita dapat memberdayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada masyarakat yang bekerja pada sektor informal ini, maka produktivitas nasional dapat kita tingkatkan mengingat jumlah masyarakat yang bekerja pada sektor ini cukup besar. Hal ini akan mejadi suatu investasi yang besar bagi negeri ini. Maka dari itu, ayo kita ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan produktivitas nasional dengan menjalankan POS UKK. Pemberdayaan Kesehatan dan Keselamatan kerja di sektor formal tidak mengalami kendala yang cukup berarti. Hanya saja paradigma berfikir mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini yang masih keliru. Masi banyak pemimpin perusahaan dinegeri ini yang berfikir penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sebuah pemborosan dan ancaman bagi financial mereka. Pandangan inilah yang harus di luruskan, mengingat resiko yang cukup besar yang di alami pekerja pada sektor-sektor tertentu di sebuah perusahaan. Landasan hukum mengenai perlindungan pekerja di Indonesia sudah sangat baik. Hanya saja pelaksanaannya belum maksimal. Dalam hal ini, perlu keseriusan pemerintah dalam mengawasi pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di setiap sektor industrial yang ada di Indonesia. Mengingat pada sektor lingkungan kerja inilah banyak terjadi kecelakaan kerja yang banyak menelan korban jiwa. Data yang didapat dari Jamsostek, angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai, 99.491 kasus. Jumlah tersebut kian meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sebut saja, tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Dari 99.491 kasus kecelakaan yang terjadi pada tahun 2011, kecelakaan lalu lintas mendominasi dengan 40 persen kasus. Banyaknya kasus kecelakaan

kerja yang terjadi di indonesia, disebabkan kuarangnya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat unruk berbudaya K3. Mengapa penerapan K3 itu sangat penting? Penerapan K3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sangat penting karena akan mempengaruhi keselamatan, kesehatan, dan produktivitas yang akan berpengaruh tidak hanya pada kesejahteraan tenaga kerja tapi juga pada keberhasilan perusahaan. Penerapan K3 tidak akan optimal selama seluruh pihak tidak serius dan tidak sadar secara penuh arti penting dari K3. Penerapan K3 juga tidak akan optimal tanpa upaya konkrit pelaksanaan K3 dari semua pihak. Karena itu mari teruskan semangat K3 ini sepanjang tahun sehingga diperoleh keseriusan dalam meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3, diperoleh partisipasi semua pihak untuk optimalisasi pelaksanaan budaya K3 di setiap kegiatan usaha, dan semakin dekat akan terwujudnya K3 pada masyarakat Indonesia. Pemberdayaan K3 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab semua pihak dalam pelaksanaan K3, sehingga tercipta perubahan sikap dan prilaku K3 menjadi budaya di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya. Budaya K3 yang diinginkan menjadi suatu nilai yang tumbuh dan berkembang, diyakini, dan dilaksanakan setiap individu maupun kelompok masyarakat. Pembudayaan K3 perlu dikembangkan secara terus menerus , karena K3 mempunyai korelasi erat dengan peningkatan mutu kerja dan produkvitas nasional, sehingga akan menjadi suatu kekuatan besar bagi bangsa Indonesia dalam persaingan global. Tanggal 12 Februari lalu merupakan hari terakhir bulan K3 Nasional di negara kita. Kita telah melewati kegiatan bulan K3 nasional yang merupakan program pemerintah yang dilaksanakan

pada setiap tanggal 12 Januari sampai 12 Februari. Mudah-mudahan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah, kita dapat mewujudkan Indonesia berbudaya K3 pada tahun 2015.ss

Anda mungkin juga menyukai