Anda di halaman 1dari 3

DUA HATI YANG KU CINTA KINI TLAH TIADA

Suara azan subuh tlah berkumandang dari surau Al-Karimah. Kokok Sang ayam
pun berbunyi nyaring bersautan. Suara – suara nan merdu itu membangunkan gadis
berjilbab yang cantik jelita. Fatimah Azzahra itulah namanya. Mendengar suara azan,
Azza segera mengambil wudhu dan mendirikan sholat berjamaah di surau Al-Karimah.
Usai sholat, Azza tak lupa untuk belajar karena hari ini adalah hari terakhir UNAS. Jam
tlah menunjukkan pukul 06.30. Azza berpamitan kepada kakaknya untuk berangkat
sekolah.
“Kak, Azza pergi dulunya. Assalamualaikum” Pamit Azza
“Walaikumsalam. Titi DJ ya !” seru kakaknya
“Ok kak!” sahut Azza
Dengan senyum yang mengembang dibibirnya, Azza mengendarai Honda Jazz
biru kesayangannya. Angin berhembus sepoi – sepoi, embun pagi pun tak mau
ketinggalan menambah kesejukan udara pagi.
“Morning, cewek. Ngelamunin apaan nih ?” sapa Azza pada Azura.
“Eh, Kerjaan mu tu ngagetin aku aja.”sahut Azura teman sebangkunya.
“Afwan, Azura yang cute. Aku kan just kidding.” kata Azza.
“Ya de aku maafin. Jangan nangis ya, cup – cup – cup. Ntar aku dikira ngapa –
ngapain kamu. He..he..he…” jawab Azura.
“Ye..malah ngeledek.” Kata Azza dengan wajah cemberut.
Tet..tet..tet suara bel yang meraung – raung menghentikan percakapan mereka.
“Za, don’t forget ntar aku nyontek kamu ya?” kata Azura.
“Azura my honey, my sweety nyontek itu dosa tahu,” jawab Azza.
Jam menunjukkan pukul 11.45. Inilah detik – detik terakhir ujian nasional. Tepat
pukul 12.00 bel pulang sekolah berbunyi.
“Za, aku nebeng kamu ya?” kata Azura
“Tumben kamu, emang kenapa Si Virgo gak jemput kamu?” Azza balik bertaya.
“Allah, cerewet banget. Ayo come on kita pulang!”
Tanpa dikomando Azza segera tancap gas.
“Gimana kabarnya Virgo, Ra ? tadi kan kamu belum jawab pertanyaanku.” tanya
Azza.
“Dia baik – baik saja. Cuma seminggu ini dia sibuk belajar buat menghadapi ujian
nasional.” jawab Azura.
“Kalau gitu kamu BKS dong ?” gurau Azza.
“Eh bahasa apaan tuh ?”
“BKS itu buth kasih sayang. Kan udah seminggu kamu nggak ketemu Virgo. “
canda Azza.
Ciit ……….tiba-tiba suara rem mobil Azza berdecit kencang mengagetkan Azura.
“Astagfirullah, kamu ngapain Za ngerem mendadak? Nabrak kucing ya? “ sewot
Azura.
“Lihat Non….ni dah nyampe rumahmu.” seru Azza.
“O……dah nyampe rumahku ya. Makasih ya Za, da……….” Azura melambaikan
tangan.
Besok adalah hari sabtu, hari pengumuman kelulusan. Malam ini Azza duduk
termenung, pikirannya melayang jauh mengingat kejadian kematian uminya dan
kenangannya bersama Syakieb.
***
“Maaf mengganggu ruang KEPSEK mana ya? “ tanya seorang cowok yang tinggi,
putih, dan ganteng pada Azza. Saking terpesonanya Azza sampai tak sadar kalau lagi
ditanya.
“Hallo ??? ruang KEPSEK mana ya ?” tanya cowok itu lagi dengan melambaikan
kedua tangannya di depan wajah Azza.
“Heh apa? Ruanh KEPSEK ya ? Oo……..ruang KEPSEK kamu jalan aja lurus
terus belok kanan ada bunderan, eh maksudnya bak sampah belok kiri. Nah disitu ruang
KEPSEK. “ jawab Azza dengan hati berdebar-debar.
“Makasih ya ! “
“Sama-sama !”
***
Dok…dok…dok. Suara meja dipukul Bu Rochma membuat anak-anak terdiam
dan duduk dengan tenang.
“Pagi, anak-anak !” sapa Bu Rochma.
“Pagi, Bu !” jawab para murid serempak
“Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru namanya Syakieb Fathir Nur
Ridwan pindahan dari Bandung. Syakieb silakan kamu duduk di sebelah Kharis.”
“Makasih, Bu !”
Syakieb berjalan menuju bangku yang ditunjuk Bu Rochma.
“Hai, aku Syakieb.“
“Eh kamu yang tadi tanya ruang KEPSEK kan? Kenalin aku Azza.”
“Aku Azura !”
“Aku Kharis, senang bisa kenal sama kamu !”
Pulang sekolah…..
“Za, aku boleh minjam buku catatanmu nggak?” ujar Sykieb.
“Maaf ya Kieb. Aku nggak bawa. Gimana kalau kamu ke rumahku aja ? Ini
alamat rumah dan nomor hpku.”
***
Sore itu Syakieb pergi ke rumah Azza. Dan sejak pertemuan itu, Azza dan
Syakieb merasakan ada sesuatu yang aneh berdesir di dalam hati mereka.
“Astaghfirullah, apa ini yang namanya jatuh cinta? Tidak – tidak, aku tidak boleh
jatuh cinta. Aku harus membuang perasaan ini jauh – jauh , Ya Allah maafkan hambaMu
ini.” Azza berbicara pada dirinya sendiri.
***
Di sekolah, saat jam istirahat.
“Za, aku boleh ngomong sama kamu nggak?”
“Ya boleh banget lah Kieb. Emang ada apa?”
“To the point aja ya Za. Sejak pertama aku bertemu kamu aku merasakan getaran
– getaran aneh didalam hatiku semakin lama perasaan itu semakin dalam. Za, kamu mau
nggak jadi pacarku?”
Deg… hati Azza bagai tersambar geledek eh petir (sama aja kali ya geledek ama
petir) di siang bolong dia sampai tak bisa ngomong apa – apa untuk sesaat.
“Sebelumnya aku minta maaf ya Kieb. Sebenarnya aku juga suka kamu tapi aku
tidak bisa menerima rasa cintamu. Lebih baik kita sahabatan saja.”
Hati Syakieb pun sedikit kecewa dengan jawaban Azza tapi dia harus menerima
itu.
“Nggak pa-pa Za. Jadi mulai sekarang kita sahabatan.”
Sejak itu mereka sering belajar bareng, smsan maupun nelpon, dan hang out
bareng. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Tanpa diduga uminya meninggal
dunia. Kejadian itu membuat Azza lebih suka berdiam diri. Untung ada Azura yang
menghibur dan menemaninya. Baru saja Azza mulai bangun dari keterpurukkannya kabar
tidak enak kembali dia dengar. Tanpa sepengetahuan Azza, Syakieb menderita kanker
otak yang telah merenggut nyawanya. Untuk kedua kalinya Azza mendapat cobaan yang
begitu berat. Tetapi. Azza sadar bahwa dibalik semua itu Allah mempunyai rencana besar
untuknya. Dia berpikir bahwa Allah memberikan cobaan itu karena Allah sayang
padanya.
Tanpa terasa Azza tertidur bersama Teddy Bearnya dan kenangan itu.
***

Hari sabtu di sekolah….


“Eh Ra, Azza mana? “ tanya Kak Aulia.
“Aku tidak tahu Kak.” Jawab Azura
Tiba – tiba Azza muncul…
“Za kamu tu kayak jelangkung aja. Datang tak diundang pulang tak diantar. Dari
mana aja sih kamu?”
“Tadi aku TTM.”
“Apaan tu bahasa kok TTM?”
“TTM itu tiba – tiba mules.”
“Udah – udah jangan ribut.”
“Za kamu pengen tahu hasil ujianmu tidak ?”
“Ya iyalah mau, nggak pakai ya iya dong.”
“Nih hasil ujianmu. Kamu tahu nggak? Kamu dapat peringkat pertama se-SMA di
Jakarta. Selamat ya adikku sayang!”
“Alhamdulilah, terima kasih ya Allah atas semua ini!”
Azza mengajak Azura dan Kak Aulia ke restoran bakso keju milik Pak Kriting
untuk merayakan keberhasilannya. Keluarga Azza juga menggelar syukuran dirumahnya
bersama para tetangga dan anak yatim piatu. Hujan gerimis menetes membasahi bumi
menjadi saksi bisu kebahagiaan Azza. Hati yang kelam karena kehancuran dan
keterpurukan kini tlah bersinar dengan secercah harapan baru yang begitu indah.

Karya : Indah ( X-1)

Anda mungkin juga menyukai