PSIKOLOGI
AL-QURAN
Dimensi keilmuan
di balik Mushaf Utsmani
DR Lukman Saksono, MSc
Drs Anharudin
28 20 6
29 21 7
30 22 8
31 9
32 10
33 11
6( ) Syaraf/Sendi
JUZ 22
1. Profil
Titik 11 ( ) Perasaan Titik Keseimbangan Juz ini berisi 163 ayat dan 18 tanda ’Ain. Di mulai dari surat ke-
33 (al-Ahzaab) ayat ke-31, hingga surat ke-36 (Yaa-siin) ayat 21.
23 = 5 = ( ) Tangan/Penanganan Berikut ini daftar nama-nama surat dalam juz 22.
Titik 11 ( ) Perasaan Titik Keseimbangan ’Ain Juz Halaman Baris ke Angka Tengah Angka atas
1 1 14 10 1
18 = 9 = ( ) Hati/Lever 2 1 8 19 2
3 3 18 12 3
Kelebihan seorang juz 18 pada umumnya pada matanya. 4 4 14 9 4
Kelebihan pada titik mata dapat juga berarti bahwa ia orang yang 5 6 6 25 5
betah tidur. Untuk tidur berjam-jam, bahkan berhari-hari, ia bisa. 6 7 16 18 6
Dia tidak memiliki persoalan “sulit tidur”. Di samping itu, 7 9 2 19 7
kelebihan mata juga berarti ia sangat peka dalam memprediksi 8 10 7 10 1
peristiwa yang bakal terjadi. Tetapi, kepekaan semacam ini tidak 9 11 12 12 2
dapat dikejar atau disengaja, melainkan datang sewaktu-waktu. 10 11 18 3 3
Pada momen tertentu, ia dapat begitu jelas melihat peristiwa yang 11 12 14 8 4
bakal terjadi. 12 13 7 5 5
13 14 7 10 6
14 15 1 9 7
15 15 11 7 8
JUZ 17 16 16 6 8 9
17 16 16 6 10
1. Profil
2. Karakter Orang Juz - 17
Juz ini terdiri atas dua surat utuh, yaitu surat ke-21 (Al Anbiyaa)
dan surat ke-22 (Al-Hajj). Dengan demikian, awal juz ini adalah Huruf cetak tebal pada ayat awal juz 17 ( ). Dapat
awal dari surat dan akhir juz ini juga merupakan akhir surat. Berikut dilihat pada cetak-tebal tersebut diawali huruf ( ) yang “dikasrah”,
daftar surat pada juz 17. yang berarti “pribadi” atau “ego” yang mengkristal. Dengan
Pengantar Psikologi Al-Quran 149 150 Pengantar Psikologi Al-Quran
demikian, seorang juz 17 memiliki keakuan yang begitu tinggi. Namun demikian, para Nabi adalah orang yang membawa misi
Pada saat ia berada pada puncak “egoismenya” , ia merasa bahwa perbaikan umat atau lingkungan manusia. Dengan kata lain, para
dirinyalah satu-satunya orang yang paling benar. Oleh karena itu, Nabi adalah orang yang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan
seorang juz 17 sejak kecil sudah menampakkan karakteristik aslinya yang begitu tinggi. Seorang juz 17 juga memiliki kepedulian sosial
sebagai seorang yang yang tak dapat dinasehati. Atau lebih tepat ia dan lingkungan yang begitu besar. Begitu pedulinya terhadap orang
orang yang sering tidak peduli pada nasehat orang lain. lain, sampai terkadang ia lupa pada dirinya sendiri. Lingkungan
Akhir huruf pada cetak-tebal adalah ( ) yang artinya ambisi atau bagi seorang juz 17 tidak semata berarti lingkungan “humanitas”
alat vital yang “mengkristal”. Ini artinya, bahwa seorang juz 17 atau manusia, tapi juga lingkungan fisis, baik kultural maupun
sangat ambisius, khususnya terhadap gagasan yang ia miliki untuk natural.
merealisasikannya. Dengan kata lain juga, apa yang menjadi Oleh karena itulah, jangan heran jika seorang juz 17 sangat
kesukaannya, akan ia perjuangkan mati-matian, bahkan tanpa gemar jalan (bepergian). Ia paling suka pergi kemanapun, melihat
mempedulikan orang lain. dan mengamati “dunia luar”. Dialah seorang pengamat lingkungan
Ketika ia berhadapan dengan orang lain, ia bisa saja bersikap sejati. Bisa saja seorang juz 17 tidak sadar, atau tidak dapat
acuh atau diam. Dengan kata lain, seorang juz 17 untuk sementara menjelaskan kenapa dirinya suka jalan atau memperhatikan
mampu untuk menyimpan ego dan ambisinya. Di belakang, ia berbagai persoalan. Memang, seorang juz 17 sering “out of
kemudian berperilaku seenaknya sendiri. Ketika ia berhadapan control”. Terkadang ia lupa terhadap pikiran dan dirinya sendiri. Ini
dengan orang lain, ia nampak seperti orang yang acuh, tetapi pada terjadi, karena juz 17 terdiri dari atas dua surat utuh dan terpisah
dasarnya dia butuh. Dan apabila ia mulai berbicara pada orang lain, dari surat-surat lainnya.
selalu ada saja pembicaraan atau gagasan yang ia simpan. Begitu peduli dan perhatiannya terhadap orang lain, seorang juz
Awal juz adalah awal surat (Al-Anbiyaa), dan akhir juz adalah 17 terkadang juga bersikap normatif. Ia menghendaki agar orang
akhir surat (Al Hajj). Ini berarti bahwa seorang juz 17 dalam dirinya lain bersikap dan berperilaku “begini-begitu” sesuai dengan pikiran
selalu merasa mampu untuk menangani masalah secara sendirian. atau ukuran etika dan normatif yang ada pada dirinya. Di satu saat,
Bahkan, ia samasekali tidak terbiasa, atau tidak suka meminta ia menghendaki orang lain bersikap atau berperilaku “baik” sesuai
pertimbangan atau pertolongan pada orang lain. Dia bagaikan dengan kaidah normatifnya, tetapi pada saat yang lain ia sendiri
seorang “eksistensialis” sejati. terkadang berbuat seenaknya sendiri. Ini dapat dipahami karena
Kenapa karakter semacam itu muncul? Harus dimaklumi bahwa dalam juz 17 terdapat surat Al-Hajj ( ). Surat ini rangkaian dari
surat Al-Anbiyaa dalam juz 17 berarti para Nabi. Apa yang kita huruf ( ) ( ) ( ). Huruf ( ) berarti hukum, norma atau aturan,
kenal, para Nabi adalah orang yang membawa kebenaran. sedangkan huruf ( ) berarti tangan.
Sekaligus, mereka para “pembangkang” dari “mainstream” Memang seorang juz 17 sering bersikap sangat normatif. Tetapi
pemahaman atau ajaran yang berlaku pada masanya. Oleh karena bisa jadi ia menjadi orang yang benar-benar lepas dari norma
itu, jika surat ini begitu “dominan” pengaruhnya dalam diri seorang positif, dan kemudian ia benar-benar hidup dalam “dunia” atau
juz 17, ia akan bersikap merasa “benar” sendiri. Untuk menjadi kosmos-nya yang penuh kebebasan. Ia dapat memasuki dunia
seorang “pengeyel” atau penentang (pembangkang), seorang juz 17 “bebas” dari yang dikenal. Artinya kebebasan berbuat itulah
jagonya. dunianya yang sebenarnya.
Pengantar Psikologi Al-Quran 151 152 Pengantar Psikologi Al-Quran
Tetapi itulah kelebihan seorang juz 17, Ia bisa menangani huruf ke-16 ( ), maka akan tercapailah kearifan spiritual yang
masalah dengan kedua tangannya berdasarkan kkaidah (normatif) disebut haji, sebuah nama surat pada juz ke-17 ( ), Al-Hajj (haji)
atau kausalitas. Kata ( ) sendiri merupakan sandi tentang proses surat ke-22. Sedangkan huruf ke-22 adalah ( ), yang berarti
penanganan masalah berdasarkan kausalitas atau kaidah normatif “target”. Dengan kata lain, melempar jumrah mencapai titik
yang konstruktif. Dengan kata lain, surat Al-Hajj merupakan kesempurnaan atau target dalam hidup.
lambang kejernihan berpikir dan bertindak dalam kerangka Melempar jumrah, sebagaimana memotong 3 helai rambut dan
penanganan (pemecahan) masalah. Secara esensial, apa yang 10 kuku pada jari-jari tangannya, yang berarti 13 (13 titik dalam
disebut dengan “haji” adalah lambang kesempurnaan hidup, tubuh manusia), bagian dari kegiatan ibadah haji agar orang benar-
meskipun secara kultural akhirnya menjadi lambang status sosial. benar dapat mengenali siapa dirinya. Proses perjalanan ibadah haji,
Dan, apabila surat Al-Hajj begitu dominan pengaruhnya dalam yang begitu simbolik sebenarnya mengarah pada suatu bentuk
diri seorang juz 17, maka ia akan menjadi seorang yang begitu pencarian diri sendiri. Dan, mengenal diri itu sesuatu yang amat
“arif”, bersedia “mengalah” dan sangat demokratis. Dengan surat berat, dan ini tergambar pada seorang juz 17 yang selalu peduli pada
ini, seorang juz 17 memiliki kapasitas untuk menghargai perbedaan lingkungan sehingga lupa akan dirinya.
orang lain. Dengan surat Al-Hajj pula, ia mampu menjadi seorang Begitu lebur dengan lingkungan manusia dan semestawi. Maka
yang “kreatif” dalam berpikir, jernih dalam memandang seorang juz 17 terkadang kehilangan kontrol akan eksistensi dirinya.
permasalahan. Selalu ada saja ide dan pemikiran yang muncul Betapapun, dalam perilaku keseharian seorang juz 17 sering begitu
dalam benaknya. Jika surat Al-Anbiyaa membuat ia menjadi suka percaya akan kemampuan dirinya (eksistensialis), tetapi pada batas
jalan, maka surat Al-Hajj membuat ia berdialog diri, berkontemplasi tertentu ia tidak dapat memisahkan dirinya dengan eksistensi
dan berpikir mengenai berbagai masalah. Ia bisa saja berdiam diri di kosmik. Oleh karena itu, produk pemikiran seorang juz 17 sering
kamar, merenung ber-hari-hari. terhanyut oleh suatu pandangan yang “panteistis” ataupun
Huruf ke-17 ( ), yang berarti estimasi. Seorang juz 17, sering “wihdatul-wujud”.
bersikap “over-estimate” dalam memandang masalah, termasuk
dalam melihat orang lain. Ia mampu menganggap masalah kecil 3. Kelemahan dan Kelebihan
menjadi seolah besar. Karena itulah, ia sangat pandai dalam
mensiasati pemikiran orang. Dilihat dengan sistem 11, maka kelemahan seorang juz 17
Huruf ( ) juga merupakan sandi dari suatu tempat di sekitar terletak pada darah dan atau THT. Apabila THT menjadi
Masjidil Haram, yaitu tempat di mana para jemaah Haju melempar kelemahan, kemungkinan yang terjadi, gambang terserang flu,
jumrah. Melempar jumrah ‘aqabah, berarti memberi titik pada huruf terasa gatal-gatal pada telinga atau tenggorokan, sering terkena sakit
( ), sehingga kemudian menjadi huruf ( ) atau huruf ke-17. Itulah pada bagian gusi, atau terganggu kepekaan pendengarannya.
mengapa, melempar jumrah dilakukan pada saat orang melakukan Apabila ini tidak terjadi, maka kemungkinan lain darah tinggi atau
ibadah haji. Surat Al-Hajj berada pada juz 17, dan angka 17 sama darah rendah.
dengan ( ). Umat islam berpandangan, bahwa melempar jumrah
dalam ibadah haji kegiatan mengursir setan. Padahal, sebenarnya
memberi titik pada gambar huruf ( ). Dengan memberi titik pada
Pengantar Psikologi Al-Quran 153 154 Pengantar Psikologi Al-Quran
Catatan, khusus untuk seorang juz 17. Pada umumnya,
problematik laten yang dihadapi seorang juz 17 adalah masalah
3 = ( ) THT
seksual. Bila hal ini tidak segera teratasi secara “layak”, maka ia
akan mengalami stress. Orang lain bisa saja mengalami hal yang
Titik 11 ( ) Perasaan Titik Keseimbangan sama, tetapi seorang juz 17 memiliki kemungkinan lebih besar.
Oleh karena itu, seorang juz 17 sebaiknya dapat menempuh jalan
yang “arif” untuk mengakomodasi ambisi seksualitasnya.
17 = 8 = ( ) Darah/Jantung