Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

7
Pemetaan Frekuensi
Seperti telah disinggung pada Modul-1, bahwa sistem seluler dapat beroperasi pada beberapa pita frekuensi sesuai dengan pengaturan yang dilakukan oleh ITU. Beberapa pita tersebut dicantumkan pada Tabel 1-1, Modul-1. Dua diantara beberapa pita tersebut berada pada 900 MHz band dan 1800 MHz band. Sistem GSM (Global System for Mobile Communications) menempati pita 900 MHz, sementara sistem DCS 1800 yang mempunyai teknologi sama dengan sistem GSM, menempati pita 1800 MHz. Karena kesamaan teknologi ini, maka umum mengenalnya sebagai sistem GSM 1800. Pada umumnya, karena pita frekuensi yang dialokasikan untuk sistem seluler termasuk GSM, maka guna mencakup area layanan tertentu dengan jumlah pelanggan yang relatif banyak, sampai mencapai 8000-an, maka sistem penggunaan ulang frekuensi ( frequency reuse) diterapkan pada sistem seluler. Sistem GSM diatur menempati pita dari 890915 MHz untuk arah uplink (MS ke BTS), ataupun dari 935-960 MHz untuk arah downlink (BTS ke MS). 7.1. Pita Sistem GSM Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa hubungan komunikasi antara MS dengan basestation atau BTS, menggunakan satu pasang frekuensi, yaitu satu untuk jalur kirim/ transmit dan pasangannya untuk jalur terima/receive. Alokasi frekuensi tersebut telah di-tetapkan oleh ITU dalam buku RR yang disusun oleh World Administrative of Radio Conference
1)

(WARC). Tetapi sebelum ditetapkan oleh ITU, alokasi sebenarnya untuk


2)

sistem GSM adalah merupakan saran dari CEPT tahun 1982, seperti ditunjukkan pada Gbr-1.

(the Conference of European PTs)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

1)

WARC (World Administrative of Radio Conference ), adalah institusi pertemuan dalam naungan ITU yang menangani bidang komunikasi radio, termasuk disini adalah, komunikasi microwave, satelit, dan yang berkaitan dengan penggunaan spektrum frekuensi. Sekarang dibawah koordinasi Radiocommunication Bureau (RB) dan sejak 1992 berubah menjadi WRC ( World Radio Conference).

2)

CEPT (the Conference of European PTs), adalah merupakan institusi yang berwenang membuat regulasi di bidang telekomunikasi pada tingkat kawasan Eropa. Untuk tingkat dunia, institusi yang berwenang menawarkan standardisasi hasil kawasan Eropa adalah ETSI ( European Telecommunications Standards Institute). Contohnya adalah sistem GSM yang merupakan sub komite ke-8 (GSM = Groupe Speciale Mobile) dalam ETSI.

___________________________________________________________________

a lo k a s i s a ra n WARC
862 M Hz
M S ke B S

960 M Hz
B S ke M S

890

915

935

960

a lo k a s i s a ra n C EPT

Gbr-1

Alokasi frekuensi GSM terhadap rekomendasi WARC.

Untuk lebih terinci, alokasi kanal untuk GSM tersebut ditunjukkan pada Gbr-2. Nampak pada Gbr-2, bahwa dalam satu pita frekuensi dari 890-915 MHz ataupun dari 935960 MHz, pita terbagi dalam 124 kanal untuk voice/data secara FDMA (frequency divi-sion multiple access) yang biasa disebut sebagai ARFCN (Absolute RF Channel Num-ber). Lebar setiap kanal sebesar 200 kHz serta jarak antar kanal sekitar 1,5 kHz. Tiap kanal voice/data tersebut membawa 8 kanal voice/data (traffic channel = TCH) secara TDMA (time division multiple access). Sehingga dalam pita frekuensi yang dialokasi-kan tersebut diatas, terdapat 8 x 124 = 992 TCH atau MS yang terlayani. Pada praktek-nya tidak keseluruhan kanal tersebut ditangani oleh satu BTS (lihat Modul-6).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

45 M Hz

890
ch 1

200 kHz ch 2

915
ch 1 2 4

935
ch 1 ch 2

960
ch 1 2 4

1 2 3 4 5 6 7 8
tr a f fic c h a n n e l (T C H )

1 2 3 4 5 6 7 8
tr a f f ic c h a n n e l (T C H )

Gbr-2

Alokasi frekuensi GSM rekomendasi CEPT, 1982.

Pita frekuensi seperti ditunjukkan pada Gbr-2 pada umumnya tidak seluruhnya digunakan oleh satu operator dalam satu wilayah administrator, melainkan dibagikan atas pita dengan lebar tertentu untuk masing-masing operator. Pita tersebut sedemikian sehingga tidak saling tumpang tindih. Biasanya dengan lebar antara 7,5 sampai 10 MHz. Sebagai contoh misalnya, Telkomsel menempati pita 900 907,5 MHz untuk uplink, dan dari 945 952,5 MHz untuk arah downlink, sehingga TelkomSel mendapat jatah pita selebar 7,5 MHz saja. Sementara ProExcel menempati pasangan pita dari 907,5 915 MHz dan 952,5 960 MHz, yang juga selebar 7,5 MHz. Jadi dalam operasionalnya, operator bersangkutan mengoptimalkan pita 7,5 MHz tersebut untuk melayani seluruh pelanggannya. Dengan pita 7,5 MHz itu, frekuensi yang tersedia sebanyak; 7,5/0,2 = 37 frekuensi ditambah dengan guardband sekitar 1,5 kHz diantara kanal-kanal tersebut. Pemberian nomor untuk kanal-kanal dengan frekuensi tertentu sesuai ARFCN, yaitu, frekuensi 890,2 MHz adalah channel-1, sedang frekuensi 890,4 MHz adalah channel-2, dst. Perbandingan pengaturan pita untuk sistim GSM dan DCS ditunjukkan pada Gbr-3.

7.2. Frequency Planning Sistem GSM

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Mengacu pada kasus dalam soal Modul-6, bahwa jumlah sel sebanyak, N = 10, dan faktor reuse, K = 4, maka akan terdapat 10/4 = 2,5 grup pengulangan frekuensi dalam kawasan tersebut. Jumlah frekuensi yang digunakan adalah, (8 x 4) = 32 frekuensi, dimana angka 8 adalah jumlah frekuensi per BTS (3+3+2), dan angka 4 adalah faktor reuse. Jadi terdapat sisa frekuensi sebanyak, (37-32) = 5, yang dapat digunakan untuk pengembangan dan penanganan daerah blankspot.

AR FC N 1 8 9 0 ,2 M H z 9 3 5 ,2 M H z

U p lin k
890 M H z AR FC N 512 1 7 1 0 ,2 M H z 1 8 0 5 ,2 M H z 915 M H z 935 M H z

D o w n lin k
960 M H z

U p lin k
1710 M Hz 1785 M Hz 1805 M H z

D o w n lin k
1880 M H z

Gbr-3

ARFCN untuk GSM 900 dan DCS 1800

Masih mengacu pada contoh kasus Modul-6, karena terdapat 2,5 3 grup pengulangan frekuensi, maka penyebarannya dapat dilakukan sebagai berikut, yang juga mempertimbangkan adanya adjacent channel. 32 dari 37 frekuensi tersebut dapat digrupkan menjadi tiga grup, yang masing-masing grup terdiri dari empat sel. Masing-masing sel mengoperasikan 8 frekuensi yang pengaturannya adalah : F1 : F2 : F3 : F4 : f1, f3, f5 (sektor-1); f2, f4, f6 (sektor-2); f7, f9 (sektor-3) f8, f10, f12 (sktr-1); f13, f15, f17 (sktr-2); f14, f16 (sektor-3) f19, f21, f23 (sktr-1); f20, f22, f24 (sktr-2); f25, f27 (sktr-3) f26, f28, f30 (sktr-1); f31, f33, f35 (sktr-2); f32, f34 (sktr-3)

Sementara pemetaan sel F1 sampai F4 mengikuti pemetaan yang telah dibahas pada Modul-4, yaitu dengan faktor pengulangan frekuensi K = 4. Tentu saja kombinasi fre-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

kuensi dalam satu BTS dapat juga berbeda dengan konfigurasi di atas, karena urutan pemilihan frekuensi tidak dibakukan. Pemetaan di atas dapat dilukiskan seperti Gbr-4.

Gbr-4

Pemetaan frekuensi sistem GSM dengan 10 BTS.

Dalam hal ini, frekuensi f1, f2, f3, f4, dst, yang tergabung dalam kelompok frekuensi F1, F2, F3, dan F4, dapat merupakan kanal-1, kanal-2, dst dalam ARFCN. Sehingga dalam kelompok F1 misalnya, dapat terdiri dari, kanal-1, kanal-3, kanal-5, untuk sektor-1, dan kanal-2, kanal-4, dan kanal-6 untuk sektor-2. Sementara untuk sektor-3 nya, adalah, kanal-7 dan kanal-9. Alokasi kanal dalam ARFCN ditunjukkan dalam Lampiran-1 dalam Modul-7 ini. Contoh Soal 7-1. Buatlah perencanaan frekuensi untuk kawasan DKI yang mempunyai area seluas 661,62 km2 dengan syarat-syarat yang tertera pada soal 6-1, Modul-6. Contoh Soal 7-2. Buatlah perencanaan frekuensi untuk kawasan Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang mempunyai area seluas 406 km 2 dengan syarat-syarat yang tertera pada soal 6-1, Modul-6. ___________________________________________________________________ Jawaban Contoh Soal 7-1 Karena radius sel tertentu nilainya sebesar 3,62 km, maka sesuai perhitungan yang diuraikan dalam Modul-6, maka luas area cakupan satu sel sebesar 34,05 km2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

sehingga jumlah sel sebanyak 20 sel. Dengan jumlah sel sebanyak 20 area tersebut, maka jumlah pelanggan dan TRX per sel adalah sebagai berikut, nS = 10.000/20 = 500 pelanggan sehingga jumlah pelanggan per sektor adalah, nSk = 500/3 = 166,67 167 pelanggan Untuk menentukan jumlah TRX, maka harus diperhatikan nilai GOS yang dipilih dan nilai holding time rata-rata pelanggan dalam melakukan hubungan telepon. Untuk menentukan jumlah pelanggan digunakan persamaan (6-5),
nxh 3600

A = dimana :

A = jumlah trafik yang masuk (offered traffic), erlang n = jumlah permintaan panggilan selama satu jam pengamatan h = waktu percakapan rata-rata (detik), dari hasil survey Dari Tabel Erlang-Pertama, kolom trunk yang dipilih adalah 6 dan 8, karena dalam sistem GSM, untuk satu frekuensi kanal diatur 8 time-slot secara TDMA. Sedang nilai trunk 6 diambil, karena dalam satu frekuensi tersebut dua kanal digunakan sistem sebagai kanal komunikasi, yaitu BCCH dan SDDCH. Oleh karena itu berdasarkan Tabel tersebut, dan persamaan (6-5) maka dapat dihitung,

1,91 = 3,13 =

n6 x( 6 x 60 ) 3600 n8 x( 6 x60 ) 3600

n6 = n8 =

1,91x3600 = 19,1 pelanggan 360 3,13x3600 = 31,3 pelanggan 360

Dengan data diatas, maka jumlah TRX per sektor yang diperlukan untuk melayani 167 pelanggannya, diperlukan 6 TRX, sehingga satu BTS mempunyai konfigurasi 6 + 6 + 6 atau 18 TRX. Karena jumlah TRX per sektor sebanyak 6 unit yang menyediakan kanal masing-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

masing sebanyak, 6, 8, 8, 8, 8, dan 8 (TDMA slot), maka jumlah trafik per sektor adalah, Asektor = 1,91 + 5 x (3,13) = 17,56 E, sehingga jumlah trafik per BTS adalah, (3 x 17,56) = 52,68 E, dan jumlah total trafik dalam kawasan DKI dengan jumlah pelanggan sebanyak 10.000 pelanggan dan holding time rata-rata, h = 6 menit sebesar, (52,68 x 20) = 1053,6 erlang. Pemetaan frekuensi kemudian yang diperlukan untuk konfigurasi TRX per BTS (6 + 6 + 6), dan faktor reuse yang digunakan, K = 4, maka frekuensi yang digunakan berjumlah (18 x 4) = 72 frekuensi. Dengan pita yang diijinkan hanya 7,5 MHz untuk satu operator, maka frekuensi yang tersedia pada pita itu sebanyak 37 kanal. Dengan demikian akan kekurangan 35 frekuensi yang dapat dialihkan ke pita 1800 MHz (sistem DCS), sehingga menjadi sistem dual-band. Pemetaan frekuensi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut, F1 : F2 : ch1, ch3, ch5, ch7, ch11800, ch31800 (sektor-1); ch2, ch4, ch6, ch21800, ch41800, ch61800 (skt-2); ch8, ch10, ch12, ch51800, ch71800, ch91800 (sektor-3). ch9, ch11, ch13, ch81800, ch101800, ch121800 (sektor-1); ch14, ch16, ch18, ch111800, ch131800, ch151800 (sktr-2); ch15, ch17, ch19, ch141800, ch161800, ch181800 (sektor-3). F3 : ch18, ch20, ch22, ch171800, ch191800, ch211800 (sektor-1); ch21, ch23, ch25, ch201800, ch221800, ch241800 (skt-2); ch24, ch26, ch28, ch231800, ch251800, ch271800 (sektor-3). F4 : ch27, ch29, ch31, ch261800, ch281800, ch301800 (sektor-1); ch30, ch32, ch34, ch36, ch291800, ch311800 (skt-2); ch33, ch35, ch37, ch321800, ch341800, ch361800 (sektor-3).

F F
1

F F
3

c h 8 ,c h 1 0 ,c h 1 2 ,c h 5 1 8 0 0 , c h 9 1 8 0 0 ,c h 9 1 8 0 0

c h 1 ,c h 3 ,c h 5 ,c h 7 , c h 1 1 8 0 0 ,c h 3 1 8 0 0

c h 2 ,c h 4 ,c h 6 ,c h 2 1 8 0 0 , c h 4 1 8 0 0 ,c h 6 1 8 0 0

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Gbr-5

Pemetaan frekuensi untuk 7 dari 20 sel dalam kawasan 656 km2.

Pemetaan dalam diagram ditunjukkan pada Gbr-5, sementara penggelaran sel pada wilayah DKI lengkap dengan pemetaan frekuensinya dilukiskan pada Gbr-6.

F F
3

F F
1

F F
2

F F
2

F F
1

F F
1

F F
3

Gbr-6

Pemetaan sel di wilayah layanan DKI

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Daftar Kepustakaan
1. Boucher, Neil J.; The Cellular Radio Handbook, Quantum Publishing Inc., Mendocino-California, 1990. 2. Dayem, Rifaat A.; PCS & Digital Cellular Technologies-Assessing Your Options, Prentice Hall PTR, New Jersey, 1997. 3. Flood, J.F.; Telecommunications Switching, Traffic and Networks, Printice Hall International, Ltd., London, 1995. 4. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co., Singapore, 1988. 5. Lee, William C.Y.; Mobile Cellular Telecommunication System, McGraw-Hill Co., Singapore, 1982. 6. Roddy, Dennis & Coolen,John; Electronic Communications, Prentice-Hall of India Ltd, New Delhi, 1981. 7. Seta, William J.; Atlas Lengkap Propinsi, PT. Wahyu Media, 2007, p39-p41.

Sumber Lain
1. http://www.dki.go.id 2. http://www.depkominko.go.id

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Anda mungkin juga menyukai