Mata Pelajaran
a. Pengertian Etika
Keberhasilan sebuah bangsa bukan hanya disebabkan karena kepandaian IPTEK-nya, tapi terutama- disebabkan karena karakter bangsa tersebut yang menjunjung tinggi nilai- nilai moral (etika).
LATAR BELAKANG.1
a. Sebagai sebuah profesi, PNS (Pegawai Negeri Sipil) memiliki berbagai etika yang perlu diketahui oleh para mahasiswa STAN sebagai calon PNS, khususnya di Kementerian Keuangan. b. Bahwa saat ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan reformasi birokrasi, dan peranan etika profesi PNS menjadi sangat penting dalam rangka mengawal reformasi birokrasi yang berlandaskan pada kesadaran etika.
LATAR BELAKANG.2
c. Mahasiswa STAN bukan saja harus terampil dalam teknis operasional pekerjaan, tapi juga harus terampil dalam membangun karakter yang beretika. Tanpa etika, seseorang yang kelak akan menjadi PNS / CPNS yang akan bekerja tanpa nurani, sehingga rentan untuk menghalalkan segala cara dan mengesampingkan kewajibannya sebagai abdi masyarakat. Dengan etika diharapkan akan muncul orangorang (dalam hal ini mahasiswa-mahasiswa STAN) yang kelak akan bekerja secara jujur, bernurani dan fokus pada kepuasan stakeholders, menuju masyarakat yang sejahtera.
LATAR BELAKANG.3
e. Menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran etika bisnis, yaitu :
1). Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis, menanamkan jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, dan meningkatkan bila kesadaran itu sudah ada tapi masih lemah dan ragu.
2). Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat. 3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya (kelak).
REFORMASI BIROKRASI ?
1. Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut 3 (tiga) aspek, yaitu : a. Kelembagaan (organisasi) b. Ketatalaksanaan (business process) c. sumber daya manusia aparatur 2. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, Reformasi Birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.
KONSEP PENGUJIAN ATAS TAGIHAN TERHADAP APBN DALAM RANGKA PENGAWASAN INTERNAL
1. 2. 3. PENGUJIAN SECARA WETMATIGHEID PENGUJIAN SECARA RECHMATIGHEID PENGUJIAN SECARA DOELMATIGHEID
1. Wetmatigheid
(kebenaran menurut peraturan)
Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan :
> Apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak, dan > Apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja negara itu tersedia dalam DIPA atau tidak.
Pengujian rechmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan : Apakah para pihak yang mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah dan berhak menerima pembayaran.
Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, kepada para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-surat bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti dimaksud antara lain : SPK, Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya.
Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan : Apakah maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang tertuang dalam DIPA atau tidak. Sebagai contoh : Apabila ada pekerjaan pengadaan barang/jasa, maka hasil pengadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian adanya pemborosan atau tidak, contohnya : Untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau pembelian/penggantian ban kendaraan yang masih baru/ layak digunakan.
- bagaimana kita memperlakukan orang lain; - apa hak kita dan apa hak orang lain; - kapan hak individual kita berakhir dan kapan hak individual orang lain bermula; - bagaimana harta milik individu dan masyarakat seharusnya diperlakukan, dan - apa yang merupakan perlakuan yang wajar dan adil bagi semua orang
PENGERTIAN ETIKA
PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Atau, ethikos, berarti timbul dari
kebiasaan ; Etika dapat diartikan secara luas sebagai keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana seharusnya menjalankan kehidupannya.
DEFINISI ETIKA
Menurut Ahmad Amin, etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia Menurut Soegarda Poerbakawatja, etika adalah filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa, sampai mengenai tujuannya
3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia
4. Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
b.
c.
ETOS KERJA
Etos Kerja adalah sikap dasar seseorang dan sekelompok orang dalam melakukan pekerjaan.
Etos adalah sikap dasar seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu. Etos akan kelihatan dalam cara dan semangat (gairah) orang melakukan kegiatan itu. Etos itu apakah kuat atau lemah, positif atau negatif, akan kelihatan apabila ia mengalami hambatan dan tantangan.
e.
f. g.
2. Etos kerja hanya dapat berkembang dalam lingkungan dimana orang mengalami bahwa sikap-sikap moralnya yang positif didukung, dihargai, dan diharapkan.
3. lingkungan tidak mendukung, teledor, tidak bersemangat, korup, malas, orang yang berwatak baikpun akan segera ketularan.
DAMPAK LINGKUNGAN KERJA YANG BURUK (TIDAK MENUNJANG) a. Di dalam lingkungan yang tidak menunjang, Orang yang berwatak kuat sekalipun akan sulit untuk mempertahan-kan etos kerjanya, karena secara perlahan ia akan terkena erosi moral ;
b. kalau etos sebuah kelompok sudah merosot, maka sangat sulit untuk dikembalikan.
Etika Berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila dan agama. Berasal dari bahasa Latin
Etiket Berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia, Berasal dari Bahasa Perancis : ETIQUETTE
Kita tidak dapat memastikan bahwa orang yang memiliki etiket secara otomatis menunjukkan perilaku etis. Contoh : tidak jarang kita melihat orang yang tampaknya sopan ternyata ia seorang penipu.
1. ETIKET menunjukkan cara (yang dianggap tepat atau diterima) suatu tindakan harus dilakukan dalam suatu kalangan tertentu. Misal dalam budaya Jawa jika menyampaikan suatu benda dengan tangan kiri dianggap melanggar Etiket. Sebaliknya ETIKA berkaitan dengan apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak. Etika disini memberi norma moral pada tindakan itu, misalnya : jangan mencontek, jangan berdusta, jangan korupsi.
2. ETIKET hanya berlaku ketika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu tindakan. Contoh : dalam etiket pergaulan antara lain dikehendaki agar orang berbusana yang sesuai dengan situasi. Seseorang dianggap tidak sesuai dengan etiket apabila ia mengenaian busana santai (casual) pada acara formal, dan sebaliknya.
Sedangkan ETIKA berlaku baik ketika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan maupun tidak. Contoh : larangan korupsi, mencuri, mencontek dan sebagainya berlaku kapan saja dan apakah disaksikan orang lain atau tidak.
3. ETIKET lebih bersifat relatif. Etiket sangat tergantung pada PERSEPSI kalangan atau Budaya yang memberlakukan etiket. Contoh : di desa atau kota kecil, adalah tidak sopan bagi wanita pulang larut malam. Berbeda dengan di Kota besar, pulang larut malam bagi wanita masih dianggap wajar karena ada beberapa pekerjaan di kota besar yang memungkinkan wanita pulang larut malam. Sebaliknya, ETIKA lebih bersifat Universal. Contoh : larangan korupsi, mencuri,mencontek, dan sebagainya berlaku pada semua kalangan dan budaya.
KEPRIBADIAN
HASIL KERJA
SIKAP
Menjadi
PRILAKU
PROSES
TEORI-TEORI ETIKA
TEORI-TEORI ETIKA
Sonny Keraf (dalam Menumbuhkan dan mengembangkan Etika Birokrasi : Kertas kerja pada Top Management Seminar I, Pusdiklat Pegawai BPPK, Jakarta, 2002), mengemukakan 3 (tiga) teori tentang Etika, yaitu : A. ETIKA DEONTOLOGI B. ETIKA TELEOLOGI C. ETIKA KEUTAMAAN
ETIKA DEONTOLOGI1
1. Deontologi berasal dari kata Yunani Deon yang artinya : KEWAJIBAN ; 2. Etika Deontologi memberikan Pedoman Moral agar Manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan NilaiNilai atau Norma yang ada.
ETIKA DEONTOLOGI2
3. Etika Deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekwensi dari suatu perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi karena perilaku itu memang baik dan perilaku itu didasarkan pada kewajiban yang memang harus dijalankan. Contoh : - Berderma dan membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan adalah tindakan baik; - Korupsi, pelecehan seksual adalah tindakan buruk, sehingga kewajiban manusia untuk menghindarinya.
ETIKA TELEOLOGI1
a. Berasal dari kata Yunani TELOS yang berarti TUJUAN ; b. Etika Teleologi menilai perilaku atas dasar Tujuan atau akibat dari suatu perilaku ; c. Menurut Etika Teleologi : perilaku dinilai baik apabila Bertujuan atau Berakibat baik, sebaliknya perilaku dinilai buruk apabila bertujuan atau berakibat buruk ; d. Pertanyaannya adalah : Kata bertujuan baik dimaksud baik bagi siapa ?
ETIKA TELEOLOGI2
e. Berkaitan dengan pertanyaan bertujuan baik untuk siapa, Etika Teleologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : 1). EGOISME ETIS ; 2). UTILITARIANISME ;
ETIKA TELEOLOGI3
EGOISME ETIS ;
a. Teori ini memandang bahwa : suatu perilaku dianggap baik apabila bertujuan atau berakibat baik bagi diri sendiri.
b. Walaupun perilaku dalam pandangan Egoisme Etis bersifat Egoistis, perilaku tersebut dipandang baik secara moral, dengan alasan bahwa : Setiap orang boleh memperoleh kebahagiaan atau memaksimumkan kesejahteraannya.
ETIKA TELEOLOGI4
UTILITARIANISME ; a. Teori ini melihat bahwa : suatu perilaku dianggap baik apabila berakibat baik bagi banyak orang.
b. Etika Utilitarianisme dikembangkan pertama kali oleh JEREMY BENTAM (1748 1832). Permasalahan yang dihadapi oleh Bentam dan orang-orang sezamannya adalah : BAGAIMANA MENGEVALUASI BAIK BURUKNYA KEBIJAKAN SECARA MORAL. Misalnya : menilai kebijakan publik.
ETIKA TELEOLOGI5
UTILITARIANISME (Lanjutan) ; c. Dalam menilai Kebijakan Publik, maka permasalahannya adalah : Kriteria obyektif apa yang dapat dipakai sebagai dasar penilaian, karena kebijakan publik sangat mungkin dapat diterima oleh suatu kelompok karena dianggap menguntungkan tetapi ditolak oleh kelompok lain karena dianggap merugikan. d. Dalam mencari kriteria obyektif, BENTAM berkesimpulan : BAHWA KRITERIA OBYEKTIF DAPAT DIPEROLEH DENGAN MELIHAT APAKAH SUATU KEBIJAKAN ATAU TINDAKAN PUBLIK BERMANFAAT ATAU SEBALIKNYA MERUGIKAN BAGI ORANG-ORANG TERKAIT.
ETIKA TELEOLOGI6
UTILITARIANISME (Lanjutan) ;
e. Dalam menilai Kebijakan Publik, Etika
Utilitarianisme tidak menilai baik atau buruknya kualitas kebijakan atau tindakan itu sendiri, yang menjadi kriteria obyektif adalah : MANFAAT YANG DIAKIBATKAN OLEH KEBIJAKAN ATAU TINDAKAN PUBLIK.
ETIKA TELEOLOGI7
UTILITARIANISME (lanjutan) ; f. Dalam menilai Kebijakan Publik, kriteria obyektif yang digunakan ada 3 (tiga), yaitu : 1. MANFAAT 2. MANFAAT YANG LEBIH BESAR ATAU TERBESAR 3. MANFAAT YANG LEBIH BESAR ATAU TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG.
ETIKA TELEOLOGI8
UTILITARIANISME (Lanjutan) ;
g. Tegasnya Prinsip yang dianut oleh Utilitarianisme adalah : BERTINDAKLAH SEDEMIKIAN RUPA AGAR TINDAKAN ITU MENDATANGKAN MANFAAT LEBIH BESAR ATAU TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG, TIDAK PERLU MENCARI NORMA DAN NILAI MORAL YANG MENJADI KEWAJIBAN KITA, YANG PERLU DILAKUKAN HANYALAH MEMPERTIMBANGKAN APA AKIBAT DARI TINDAKAN KITA AGAR DAPAT DILIHAT APAKAH BERMANFAAT ATAU MERUGIKAN.
ETIKA KEUTAMAAN1
1. Etika ini tidak mempermasalahkan kewajiban dan akibat dari suatu tindakan, dan juga tidak mengacu kepada normanorma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral.
2. Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri setiap orang. Nilai moral muncul dari pengalaman hidup teladan, dan contoh hidup yang diperlihatkan oleh tokoh besar dalam suatu masyarakat dalam menghadapi permasalahan hidup.
ETIKA KEUTAMAAN.2
3. Norma dan nilai-nilai moral bukan tumbuh dalam bentuk aturan, larangan, atau perintah, tetapi dalam bentuk teladan moral yang dipraktekkan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam masyarakat. Dari teladan moral itu orang belajar keutamaan moral, seperti : kesetiaan, saling percaya, kejujuran, kesabaran, ketulusan, kemurahan, kasih sayang, dsb.
ETIKA KEUTAMAAN3
4. Menurut teori Etika Keutamaan : Bahwa orang yang bermoral tidak ditentukan oleh fakta bahwa dia melakukan tindakan bermoral. Orang bermoral ditentukan oleh fakta keseluruhan hidupnya, yaitu bagaimana ia sehari-hari berprilaku baik sebagai manusia. Ia adalah orang yang berprinsip,orang yang mempunyai integritas moral yang tinggi, sebagaimana dipelajarinya dari tokoh-tokoh besar yang ia kagumi atau sejarah atau cerita yang dikenalnya.
ETIKA KEUTAMAAN4
5. Lebih lanjut menurut teori Etika Keutamaan : Bahwa Pribadi bermoral adalah orang yang telah berhasil mengembangkan suatu kecenderungan moral melalui kebiasaan yang baik, dan perilaku serta perbuatannya yang selalu bermoral. Ia tidak sekedar melakukan sesuatu yang adil, tetapi dia adalah orang yang adil sepanjang hidupnya Dia bukan hanya sekedar orang yang melakukan tindakan yang baik, dia sehariharinya memang orang baik.
5. Menghargai kebebasan dan rasionalitas manusia, karena pesan moral hanya dismpaikan melalui cerita lalu setiap orang dibiarkan untuk menangkap sendiri pesan moral itu, karenanya pesan moral menjadi sangat kaya dengan berbagai pengertian.
2. Moralitas dalam masyarakat akan hilang ketika dalam masyarakat sulit diketemukan tokoh-tokoh publik yang bisa memberikan keteladanan moral ;
3. Dalam masyarakat sekarang sangat sulit menemukan keteladanan moral dari tokoh-tokoh tertentu, yang kita peroleh adalah keteladanan semu, seperti : bagaimana menjadi kaya melalui cara-cara yang tidak halal, atau berbisnis dengan keuntungan besar tetapi dengan tindakan-tindakan curang.
PROFESI
1. Profesi dirumuskan sebagai : pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam (Keraf 1998 : 35). 2. Profesi dapat dipandang secara lebih luas, sebagai kelompok moral yang memiliki ciriciri dan nilai-nilai bersama yang harus dijunjung tinggi (Cominish 1983 : 48).
PROFESI
3. Orang atau kelompok Profesional adalah : orang yang secara khusus bekerja penuh (purna waktu) dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilannya yang tinggi dan memiliki komitmen pribadi yang menjunjung tinggi pekerjaannya.
4. Bekerja penuh (purna waktu) berarti : orang atau kelompok profesional bekerja secara formal (dalam jam-jam kerja) dan informal (diluar jam kerja) demi pelayanannya kepada masyarakat luas dan keluhuran profesinya.
5. Hidup dari pekerjaannya berarti : orang atau masyarakat profesional harus memperoleh imbalan yang memadai sehingga dapat hidup layak dari pekerjaannya.
PROFESI
6. Mengandalkan Keahlian dan Ketrampilannya berarti : orang atau kelompok profesional dalam bekerja dituntut agar senantiasa memelihara dan mengembangkan ketrampilannya melalui pendidikan, pelatihan, magang, praktek kerja, sertifikasi dsb. 7. Memiliki komitmen pribadi dan menjunjung tinggi pekerjaannya berarti : orang atau kelompok profesional dalam bekerja mengutamakan terwujudnya nilai-nilai seperti : ketekunan, kerajinan, keseriusan, disiplin, kejujuran, dan sebagainya.
OK
Lets
Continue
>>>>>>HAK, KEADILAN, DAN KEPEDULIAN>>>>>>>