Anda di halaman 1dari 6

ALOKASI WAKTU WANITA PETERNAK DALAM USAHA PENETASAN TELUR ITIK DAN KEGIATAN DOMESTIK DI KABUPATEN SIDRAP Kasmiyati

Kasim,Sitti Nurani Sirajuddin,Veronika Sri Lestari1) 1) Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alokasi waktu wanita peternak itik pada usaha penetasan telur itik. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap. Penelitian ini merupakan studi kasus dimana metode pengambilan secara purposive dengan pengambilan sampel sebanyak 30 orang. Sumber data dari data primer yaitu berdasarkan dari kuisioner dan wawancara dan data sekunder yaitu data dari instansi yang terkait dengan penelitian. Analisa data adalah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan alokasi waktu yang dicurahkan wanita peternak di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap dalam usaha penetasan telur itik rata-rata perhari 14,86 % (rata-rata dibutuhkan 3,57 jam per hari) dan untuk kegiatan domestik 22,78 % (rata-rata dibutuhkan waktu 5,47 jam per hari) , dan masih ada 62,36 % waktu yang dapat digunakan untuk kegiatan lain. Kata kunci: alokasi waktu, wanita peternak,penetasan telur itik,kegiatan domestik Abstract The aim of the research was to know time allocation duck egg women farmer in duck egg hatching business. This research was conducted for three months in Manisa subdistrict, Baranti district, Sidrap regency. This research use case study and purposive method in determine locaton. There are 30 people sample in this research. Source of data were primary data that use a questionaire and interview to responden, and secondary data from related institutions. Analysis data used descriptif analysis. The research showed that time allocation of women farmer in duck egg hatcing business in Manisa subdistrict, Baranti district, Sidrap regency in that duck egg hatching average 14,86 % per day (average needed 3,57 hour per day) and for the domestic activity 22,78% (average needed 5,47 hour per day), and also 62,36% time that can use for another activity. Key words : time allocation, women farmer,duck egg hatching, domestic activity Pendahuluan Salah satu komoditi peternakan yang mempunyai prospek untuk

dikembangkan adalah ternak itik. Di Indonesia, ternak itik memegang peranan yang cukup penting bagi sebagian masyarakat pedesaan. Pemeliharaan itik merupakan usaha sampingan bagi masyarakat pedesaan yang sebahagian besar mata pencahariannya adalah bertani. Hasil penjualan telur dan ternaknya sendiri dapat

meningkatkan pendapatan keluarga petani. Oleh karena bersifat sampingan maka usaha tersebut sebahagian besar dilakukan oleh ibu rumahtangga (Sirajuddin,2008). Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang berpotensi untuk pengembangan usaha peternak itik adalah Kabupaten Sidrap. Usaha peternakan tersebut merupakan usaha peternakan rakyat yang dikelola oleh rumah tangga peternak. Di daerah ini memiliki potensi lingkungan yang baik karena merupakan salah satu daerah penghasil beras di Sulawesi Selatan, mempunyai areal persawahan dengan pengairannya yang dapat menunjang pelaksanaan dan pengembangan usaha ternak itik. Disamping itu, memiliki populasi ternak itik pada tahun 2008 yaitu 276.841 (BPS, 2009). Di Kabupaten Sidrap, Kecamatan Baranti, khususnya di Kelurahan Manisa, terdapat usaha penetasan telur itik yang dilakukan oleh wanita. Adanya usaha ini dilakukan untuk membantu mencari nafkah guna memperoleh pendapatan tambahan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang alokasi waktu wanita peternak dalam mengelola usaha penetasan telur itik dan kegiatan rumah tangga . Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap dengan waktu pelaksanaan penelitian selama 3 bulan yaitu bulan September 2008 November 2008. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena secara mendalam mengenai alokasi waktu wanita peternak dalam mengelola usaha ternak itik dan kegiatan rumah tangga. Penelitian ini merupakan studi kasus, dimana metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa di daerah tersebut 2

yang melakukan usaha penetasan telur itik dilakukan oleh wanita peternak dan mempunyai usaha tani padi sebagai usaha pokok keluarga, dengan jumlah sampel adalah 30 orang Data dalam penelitian ini diperoleh dengan primer dan data sekunder. Analisis Data Untuk mengetahui alokasi waktu dalam mengelola usaha penetasan telur itik dan melakukan kegiatan domestik digunakan analisa deskriptif. Hasil dan Pembahasan Peranan wanita di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap dalam membantu mencari nafkah untuk memperoleh tambahan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yaitu dengan mengembangkan usaha penetasan telur itik. Jadi di daerah tersebut, wanita berperan ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan. Dalam hal ini mereka harus mampu mengatur waktunya, yaitu waktu untuk bekerja dan waktu untuk mengurus rumah tangganya, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Akhsan (1993) bahwa wanita sebagai tenaga kerja memiliki dua peranan yaitu pencarai nafkah dan juga tetap melakukan tugas-tugas rumah tangga. Selanjutnya dikatakan pula oleh Damsar (2002) bahwa wanita adalah ibu rumah tangga yang melakukan peran kodrati seperti melahirkan, mengasuh dan mendidik anak, melakukan kegiatan domestic (tugas rumah tangga), tugas sosial kemasyarakatan lainnya, juga terlibat secara aktif dan produktif berkarir dalam kegiatan ekonomi untuk mendapatkan penghasilan. Dan faktor yang mempengaruhi wanita bekerja di luar rumah meliputi : menambah penghasilan keluarga, secara ekonomis tidak tergantung pada suami, menghindari kebosanan di rumah atau mengisi waktu luang, memperoleh status dan penghargaan diri. menggunakan data

Dalam melakukan usaha penetasan telur itik, wanita peternak tersebut setelah dirata-ratakan, akan memerlukan waktu 3,57 jam per hari untuk pengurus usaha penetasannya yaitu pada waktu pagi, siang dan sore hari. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pembalikan telur, mengatur suhu penetasan, memeriksa telur, memeriksa kandang, memberikan makanan dan minuman yang telah diberi vitamin setelah menghasilkan DOD,sambil menunggu pembeli yang telah memesan DOD tersebut. Dan biasanya menunggu pembeli sampai anak itik berumur 6 hari. Dalam usahanya ini tetap menggunakan tenaga kerja keluarganya dengan upah yang diberikan sesuai dengan besar kecilnya usaha penetasan tersebut sementara dalam kegiatan domestiknya rata rata memerlukan waktu 5,47 jam per hari yang meliputi kegiatan memasak, mencuci, membersihkan rumah / halaman dan mengasuh anak hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan Effendi (1993) bahwa peningkatan pendapatan rumah tangga dilakukan dengan cara memanfaatkan anggota rumah tangga. Dengan memanfaatkan anggota rumah tangga dalam aktivitas peternakan itik dan penetasan, sehingga waktu luang mereka dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi yang produktif. Dalam hal ini peternak sebagai kepala rumah tangga tetap yang berperan dominan dalam mencurahkan waktu dan pengambila keputusan, baik yang menyangkut teknis maupun ekonomis peternakan. Sementara anggota rumah tangga lain, yakni anak

hanya bersifat membantu di sela-sela waktu luang mereka setelah pulang atau berangkat sekolah. Namun ibu rumah tangga berperan utama mengurus keprluan domestik dan setelah ada waktu luang barulah membantu aktivitas peternakan itik seperti pemberian makan, membersihkan kandang atau membalikkan telur yang sedang ditetaskan. Adapun waktu selebihnya digunakan untuk kebutuhan dasarnya

(istirahat,makan dan menonton) dan kegiatan sosial misalnya ke pengantin atau acara

lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sajogyo (1998) bahwa peran wanita sebagai ibu rumah tangga baik di desa sub-urban maupun rural pertanian dan semua lapisan ekonomi rumah tangga masih cukup besar.rata rata 5-6 jam sehari dicurahkan wanita untuk pekerjaan rumah tangga, sedangkan pria mencurahkan waktu 0,5-2 jam sehari untuk pekerjaan yang sama.selain itu, wanita juga terlibat mencari nafkah berkisar 2-4 jam per hari sedangkan pria 5-6 jam per hari melihat waktu yang diberikan wanita peternak dalam pengurus rumah tangganya lebih besar dari waktu untuk usaha penetasan telur itiknya, maka dapat di jelaskan bahwa wanita tidak terlepas kodratnya sebagai ibu rumah tangga dan tidak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga Kesimpulan Alokasi waktu yang dicurahkan wanita peternak itik di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap dalam mengelola usaha penetasannya rata-rata perhari 14,86 % (rata-rata dibutuhkan 3,57 jam per hari) dan untuk kegiatan domestik 22,78 % (rata-rata dibutuhkan waktu 5,47 jam per hari) , dan masih ada 62,36 % waktu yang dapat digunakan untuk kegiatan lain. Daftar Pustaka Akhsan. 1993. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Oleh Ibu Rumah Tangga Pada Usaha Ternak Ayam ras. Skripsi. Fakultas Peternakan Unhas, Makassar. Anonim. 2009. Sidrap Dalam Angka. Biro Pusat Statistik, Makassar. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Effendy, T.N. 1995. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Tiara Wacana, Yogyakarta. Nitisemito, A. S. dan Burhan, M. U. 2004. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek . Bumi Aksara, Jakarta Swastha dan Sukotjo. 1999. Pengantar Bisnis Modern. Liberty, Yogyakarta. Sirajuddin,N. 2001. Analisis Gender Pada Penerima Proyek P2RT di Propinsi Sulawesi Selatan. Buletin Lembaga Penelitian UNHAS. Sajogyo, P. 1998. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Rajawali Press, Jakarta. 5

Anda mungkin juga menyukai