Anda di halaman 1dari 7

1.

Modulus Elastisitas Deformasi pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak ada perubahan volume, dan benda yang.mengalami kompresi akan terjadi perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi. Nilai keelastisitasan ini disebut juga modulus elastisitas. Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika meregang adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari elastisitas bahannya. dan elastisitas yang dimiliki oleh tiap2 benda tergantung dari jenis bahan apakah benda itu terbuat. Sebagai suatu contoh, lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet gelang daripada besi pegas yang biasanya dipakai untuk melatih otot dada. Untuk merenggangkan sebuah besi pegas, akan membutuhkan ratusan kali lipat dari tenaga yang dibutuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.

Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang, dan mengakibatkan pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas. Besarnya pertambahan yang terjadi pada setiap keadaan tergantung pada elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja padanya. Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk dipanjangkan atau dipendekan. Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda, maka semakin besar pula tegangan dan regangan yang terjadi pada benda itu, sehingga semakin besar pula pemanjangan atau pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja berupa gaya tekan, maka benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang bekerja berupa beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan. Dari sini sudah bisa disimpulkan bahwasanya regangan () yang terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan tegangannya () dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus : = / E atau = E x rumus ini dikenal sebagai hukum Hooke.

Dalam rumus ini, (E) adalah parameter modulus elastisitas atau modulus young. Modulus ini adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki nilai tertentu untuk bahan tertentu. Seperti yang diuraikan diatas, tiap bahan mempunyai modulus elastisitas (E) tersendiri yang memberi gambaran mengenai perilaku bahan itu bila mengalami beban tekan atau beban tarik. Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

2. Modulus Young Modulus Young dapat diartikan secara sederhana, yaitu adalah hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Lebih jelasnya adalah perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik. Modulus Young sangat penting dalam ilmu fisika karena setelah mempelajarinya, kita bisa menggunakannya untuk menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda. Jika gaya F yang diberikan pada suatu benda di bawah gaya batas elastisitas maka tegangan akan sebanding dengan regangan. Hasil bagi tegangan terhadap regangan disebut modulus Young atau modulus elastis (diberi lambang E). Secara matematis dapat ditulis :

Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda), tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Adapun Modulus Young benda yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

3. Momen inersia

Momen Inersia adalah hasil kali masa partikel dengan kuadrat jarak partikel dari titik poros. atau I = m r2

Perbedaan nilai antara massa dan momen inersia adalah besar massa suatu benda hanya bergantung pada kandungan zat pada benda tersebut .tetapi momen inersia tidak hanya tergantung pada jumlah zat tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana zat tersebut terdistribusi pada benda.

Momen Inersia juga berarti besaran pada gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi momen inersia : Poros rotasinya Massa benda Jarak letak rotasi

Jenis momen inersia berdasarkan bentuk benda 1. Momen inersia partikel

Dalam hal ini benda dianggap sebagai sebuah partikel karena ukurannya sangat kecil. Jika ada beberapa benda / partikel, maka dianggap sebagai sebuah sistem dan besar momen inersianya adalah jumlah momen inersia dari setiap partikel tersebut.

I = m r2 Keterangan : I M r : Momen Inersia (Kg m2) : Massa (Kg) : Jarak ke sumbu rotasi (m)

2. Momen Inersia benda tegar Rumusnya tergantung pada bentuk benda. Bila benda berupa silinder pejal maka I = mr2

Bila benda berupa bola tipis berongga maka I = 2/3 mr2

Bila benda berupa silinder tipis berongga maka I = mr2

Bila benda berupa bola pejal maka I = 2/5 mr2

benda berupa batang silinder maka I = 1/12 ml2 bila diukur dari tengahnya dan I = 1/3 ml2

4.

Torsi Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi.

Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Apabila kita ingin

membuat sebuah benda berotasi, kita harus memberikan momen gaya pada benda tersebut.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Saat kita memberikan gaya F yang arahnya tegak lurus terhadap penggaris, penggaris itu cenderung untuk bergerak memutar. Namun, saat kita memberikan gaya F yang arahnya sejajar dengan panjang penggaris, penggaris tidak bergerak. Hal yang sama berlaku saat kita membuka pintu. Gaya yang kita berikan pada pegangan pintu, tegak lurus terhadap daun pintu sehingga pintu dapat bergerak membuka dengan cara berputar pada engselnya. Gaya yang menyebabkan benda dapat berputar menurut sumbu putarnya inilah yang dinamakan momen gaya. Torsi adalah hasil perkalian silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

Gambar:

Sebuah batang dikenai gaya sebesar yang tegak lurus terhadap batang dan

berjarak sejauh r terhadap titik tumpu O. Batang tersebut memiliki momen gaya = r F Definisi momen gaya secara matematis dituliskan sebagai berikut. =rF dengan: r = lengan gaya = jarak sumbu rotasi ke titik tangkap gaya (m), F = gaya yang bekerja pada benda (N), dan = momen gaya (Nm).

Besarnya momen gaya atau torsi tergantung pada besar gaya dan lengan gaya. Sedangkan arah momen gaya menuruti aturan putaran tangan kanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut:

Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah momen gaya atau torsi ke atas, dan arah bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah momen gaya ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai