Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari yang namanya televisi. Salah satu alat elektronik yang sekarang sudah seperti kebutuhan primer bagi manusia.Tidak melihat televisi sehari saja kita mungkin sudah ketinggalan banyak informasi. Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Dengan televise kita bias mendapatkan banyak informasi baik politik, social , budaya, agama, ekonomi dan lain sebagainya. Dengan begitu televise setiap hari telah mengajak kita untuk berkomunikasi secara searah. Kita mendapatkan informasi dari televisi, artinya televisi bertindak sebagai komunikator, informasi sebagai pesanya, dan pemirsanya adalah komunikan. Maka dengan demikian televisI ini telah berfungsi sebagai media komunikasi. Karena ternyata komunikannya bukan hanya terdiri dari sekelompok atau organisasi saja melainkan dilihat oleh khalayak maka televisI digolongkan masuk ke dalam media yang memerantai antara nara sumber dengan massa yang disebut dengan media komunikasi massa. Dari sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,majalah, radio, televise ,internet dan film , ternyata televisIlah yang menduduki tingkat teratas yang diminati banyak khalayak. Karena kelebihan televisi yang

menampilkan informasi secara menarik melalui audio visual hal inilah yang memudahkan khalayak untuk menerima informasi secara cepat dan mudah. Televisi sangat berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing msing jadwal televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan, seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar seminar yang mendukung edukasi. Kemudian dalam bidang ekonomi, kita bisa mendapatkan informasi tentang perkembangan naik turunya nilai kurs dollar dan sebagainya. Atau dalam bidang jurnalisme sendiri yang terus menyiarkan berita sesuai dengan perkembangan dunia. Apalagi dalam dunia entertainment yang sekarang mendominasi bisnis pertelevisian, mudah untuk mengkomunikasikan apa saja yang dilakukan oleh para selebritis melalui infotainment ataupun acara yang lain . Semuanya itu telah memudahkan kita untuk menerima pesan dari informasi yang diberikan nara sumber melalui televisi dan disebarkan kepada khalayak, sungguh menakjubkan hanya dengan sekali pandang televisi kita bisa mendapatkan banyak informasi yang global. B. Rumusan Masalah Adapu rumusn masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana latar belakang dari televisi? 2. Apa saja fungsi komunikasi melalui media televisi? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan komunikasi melalui media televisi

4. Bagaimana dampak televisi bagi kesehatan dan dampat sosial televisi bagi anak-anak? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pada mata kulian Komuikasi Kesehatan dengan judul Komunikasi Kesehatan Melalui Televisi dengan Topik TBC. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Dapat mengetahui bagaimana latar belakang dari televisi 2. Dapat mengetahui apa saja fungsi komunikasi melalui media televisi 3. Dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan komunikasi melalui media televisi 4. Dapat mengetahui bagaimana dampak televisi bagi kesehatan dan dampat sosial televisi bagi anak-anak

BAB II ISI

1. LATAR BELAKANG TELEVISI

Oemar Hamalik (1985 : 134) mengemukakan: Television is an electronic motion picture with conjoinded or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcast point. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televise sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televise pada dasarnya sama dengan film, yakni dapat dilihat dan didengar. Peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian tersebut langsung disiarkan dari stasiun pemencar TV tertentu.[ Usman, M. Basyirudin Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta, Cipuitat Press: 2002), hlm. 101-102.] Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah

peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.) Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu. Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital. Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang

penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempattempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung. Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial. Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad 20 dan 21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter.[3]

2. FUNGSI KOMUNIKASI MELALUI TELEVISI

Televisi sebagai media komunikasi Massa selain sebagai penyampai informasi ternyata memiliki banyak fungsi, Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) menjelaskan ada 4 Fungsi komunikasi Massa, yaitu: 1. To inform 2. To entertain 3. To persuade 4. Transmission culture Dengan dasar tersebut kita bisa menganalisis fungsi televisi sebagai media komunikasi massa dalam era modern ini.
1. To Inform, artinya adalah untuk menginformasikan, maka televise

memiliki fungsi sebagai penyampai informasi . jurnalisme mengambil kedudukan penting disini. Karena tugas dari jurnalistik sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan menyiarkan berita yang layak disampaikan kepada khalayak ramai.
2. To Entertain, artinya adalah untuk menghibur. Bias kita lihat bersama

dalam perkembanganya ternyata televise memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam hiburan. Aktifitas hiburan ini bias dicontohkan misalnya acara konser music, pentas seni, acara komedi, ataupun acara lainya yang menghibur.
3. To Persuade artinya adalah untuk membujuk. Televise sebagai media

komunikasi juga memiliki fungsi untuk membujuk khalayak misalnya kita

bias melihat pada sisi iklan komersial yang mengisi celah acara. Iklan iklan tersebut membujuk para khalayak untuk melihat, memahami dan mengetahui maksud dari iklan tersebut. Tentulah maksud dari iklan tersebut adalah khalayk mau membeli produk yang ditawarkan oleh iklan tersebut. Bukan hanya iklan saja yang bias membujuk, ternyata kejadian ataupun peristiwa yang ditayangkan dalam televise juga bias

membangkitkan sikap sikap tertentu. Misalnya berita mengenai bencana alam , ini menggugah hati para pemirsa untuk ikut membantu para korban dengan cara-cara tertentu. Kemudian misalnya pada saat pemilu, masyarakat bias memilih pemimpin mana yang akan dipilih selain iklan, citra yang diberikan oleh jurnalistikpun bias jadi pertimbangan
4. Transmission Of Culture. Adalah suatu factor yang memberikan

petunjuk yang mengelilingi media massa itu sendiri . yang secara serempak mengukuhkan status quo dan memunculkan perubahan. Ada dua tingkatan dalam transmisi budaya. Dimana keduanya terjalin konstan. Yaitu tingkatan kontemporer dan historis. Pada tingkatan kontemporer bias kita lihat pada peran dari televise. Televise bukan hanya sebagai cermin , tapi juga sebagai pengikat waktu. Dimana darimasa kemasa selalu memberikan perkembangan, tentunya perkembangan itu memberikan suatu perubahan dalam struktur social yang mana perubahan itu menjadi tanggung jawab dari televise. Kita misalkan tayangan ataupun acara music yang sekarang disiarkan sangat gencar dlam televise swasta, tanpa sadar music pop ataupun rock yang sering ditampilkan tersebut telah

meluntturkan kebudayaan dari daerah sendiri. Misalnya lagu daerah ataupun lagu kebangsaan sendiri. Kemudian tingkatan historis , yaitu dengan mendapatkan informasi dari televise para pemirsa bias mengambil beberapa pengalaman untuk membimbing masa depannya.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMUNIKASI MELALUI MEDIA TELEVISI

Secanggih

apapun

sebuah

media

pasti

mempunyai

kekurangan.

Sehinggaantara media satu dengan media yang lainnya saling melengkapi. Orang yangsudah mempunyai televisi misalnya, masih mempunyai radio di rumahnya. Danterkadang pada pagi harinya, dia masih membaca koran.Televisi yang sekarang menempati posisi tertinggi dihati masyarakat punmasih mempunyai kekuranga n di samping kelebihannya.

Adapun kelebihan televisi adalah : 1. Bersifat audio visual, artinya televisi dapat memadukan suara dangambar yang bergerak. Dalam hal ini televisi mengadopsi radio danfilm. 2. Menguasai jarak dan ruang serta waktu. Sehingga peristiwa dibelahanbumi manapun kita bisa melihatnya saat itu juga. 3. Jangkauan televisi sangat luas dan cukup besar. 4. Pemberitaan terhadap suatu peristiwa sangat cepat. 5. Informasi atau berita yang disampaikan televisi bersifat lebih singkat,jelas dan sistematis.

10

Sedangkan untuk kekurangan televisi adalah : 1. Bersifat transitory, artinya pesan yang disampaikan bersifat sesaat dansekilas. Media televisi terikat oleh waktu tontonan. 2. Televisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. Hal ini karena massa televisi sangat luas dan heterogen.

11

4. DAMPAK TELEVISI BAGI KESEHATAN DAN DAMPAK SOSIAL BAGI ANAK-ANAK

4.1 Dampak Televisi Bagi Kesehatan Menonton televisi biasanya menjadi alternatif seseorang untuk melepas penat sehabis pulang kantor atau beraktifitas. Tetapi tanpa disadari, Anda bisa menghabiskan waktu lebih dari empat jam, hal itulah yang berbahaya. Seperti yang dikutip dari lifemojo, ini lima alasan mengapa kebiasaan menonton televisi dapat merugikan kesehatan.

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dari 8.800 pria dan wanita Australia (di atas usia 25 dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian seseorang akibat serangan jantung sebesar 18 persen dan kanker sebesar 9 persen. Kesimpulannya, orang yang menonton televisi lebih dari 4 jam memiliki 80 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung dalam kurun waktu enam tahun, bila dibandingkan dengan orang yang menonton hanya dua jam tiap harinya.

12

2. Sebabkan ganguan tidur Sinar yang dipancarkan dari televisi memiliki pengaruh buruk dan dapat mengurangi kadar melatonin otak. Inilah yang mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terbangun lebih lama dan sebabkan kelelahan yang ekstrim.

3. Meningkatkan risiko diabetes Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Medical Association menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes meningkat setaip 14 persen setiap menonton selama dua jam dalam sehari. Penelitian lain yang dilaporkan dalam jurnal Lipids menemukan bahwa pria yang menonton selama 40 jam tiap minggunya cenderung terkena risiko tiga kali terkena diabetes tipe 2. Meningkatnya risiko diabetes dikarenakan kebiasaan mengemil yang lebih banyak saat menonton. 4. Berkurangnya interaksi sosial Menonton televisi terlalu sering dapat mengurangi interaksi sosial terhadap teman, keluarga dan merampas anak-anak berbagi ide serta perasaan dengan orang lain. Ini bisa mengakibatkan berbagai fobia sosial. 5. Gangguan penglihatan Menonton TV terlalu banyak tidak baik untuk mata, terutama saat menonton TV di ruangan gelap. Fokus mata terlalu panjang pada setiap objek bisa menyebabkan ketegangan mata.

13

6.indeks massa tubuh yang lebih tinggi, 7. tingkat kebugaran yang lebih rendah, 8.dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi.

Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat., serta risiko penyakit kardiovaskular.

4.2 Dampak Sosial Bagi Anak-Anak

Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun demikian, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak

14

anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun. Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 35 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikanseperti film kartun pada umumnyatidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan

berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada usia prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia prasekolah tidak menonton acara tersebut. Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends. Namun demikian, menonton televisi juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas, gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak merokok meningkat,

15

anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang. Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan.

16

5. Fungsi Iklan Televisi Harold D. Laswell (dalam Efendi,1997, dikutip oleh Soemanagara, 2006 : 80) mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan who says what, in which channel to whom, with what effect, and in which channel , dalam penjelasan ini Laswell menunjukkan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran-saluran komunikasi. Saluran-saluran ini yang kemudian diwujudkan melalui penggunaan sebuah media. Salah satu saluran komunikasi yang saat ini mempunyai keunggulan kompetitif dan bahkan mampu menggeser peran media massa lainnya dalam meraih di bidang iklan adalah televisi ( Sumartono, 2002 ). Hal ini karena kecepatan dan daya tarik televisilah yang menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Ada tiga kekuatan yang menyebabkan televisi menjadi pilihan dalam beriklan ( Kasali, 1992 ), yaitu 1. Dampak yang kuat Dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran, televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. 2. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi audiens. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan

17

yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas perusahaan. 3. Efisiensi Biaya Kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh media lainnya. Jangkauan massal inilah yang menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. Menurut Trimarsanto (2008:2), sebagai alat untuk menawarkan produk kepada masyarakat, iklan diproduksi dalam sebuah proses yang panjang. Upaya menampilkan produk, menawarkan produk, mengemas produk -- dengan gambar yang bagus, jingle yang ritmis, dan memakai bintang-model cantik menawan -tidaklah cukup. Ada hal yang lebih penting, yaitu mengupayakan bagaimana sebuah produk bisa akrab, dekat, dan lantas dikonsumsi oleh masyarakat umum. Itu sebabnya disain komunikasi persuasif yang dirancang, sudah tentu harus matang. Kematangan merancang desaign besar konsep persuasi produk pada iklan di televisi, paling tidak akan mengkonfrontasikan ide-ide dalam proses pra produksinya. Proses riset dalam masyarakat dengan menghitung kompetitor produk yang sama, serta mencari tahu idiom-idiom bahasa dalam masyarakat yang dijadikan target konsumennya teramat penting. Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena iklan televisi adalah bahasa visual. Setiap gambar dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Kompilasi gambar-gambar iklan begitu cepat bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah. Tingkat kepadatan yang tinggi

18

inilah yang menjadikan iklan dengan hitungan detik, paling lama 60 detik sudah tergolong lama. Ada sebuah kontradiksi pemikiran. Dalam hitungan detik saja iklan sudah mampu menciptakan homogenitas perilaku, sementara programprogram televisi standar lain dengan mengambil durasi lebih dari 30 menit sangat sulit membentuk kesetaraan pola (Sutherland & Silvester, 2005 :236) . Resepnya memang terletak pada tingkat kontinuitas dan intensitas iklan televisi ditayangkan. Sebuah iklan akan mampu menciptakan satu trend bahasa, perilaku konsumtif yang setara, akibat ditayangkan berulang-ulang. Arus besar bahwa iklan televisi begitu mencekoki pemirsanya dalam satu batas besar perilaku konsumtif yang sama, tak lain dikarenakan pesan yang disampaikan tersebut memang telah mengendap dalam alam bawah sadar. Setelah mengalami proses refleksi, maka akan menjadi satu patron, pedoman pola tindak dalam menyeleksi dan memilih produk. Sangat beralasan, jika pola-pola konsumtif terhadap satu produk lebih banyak memakai logika iklan televisi. Seorang ibu memilih satu sabun pencuci pakaian dengan alasan (seperti yang diiklankan di televisi) bahwa sabun tersebut mampu menjaga warna pakaian tetap utuh, atau tidak membuat luntur warnanya. Sementara para konsumen belum membuktikan benar-tidaknya asumsi tersebut, maka pesan iklanlah yang dijadikan patokan, pedoman, dan patron ( Trimarsanto, 2008 : 2). Logika-logika iklan televisi memang telah menjadi satu referensi dalam keseharian hidup masyarakat. Logika ini senantiasa dipakai sebagai acuan. Karena tampilan persuasi visual iklan televisi seakan telah menjadi 'bukti'. Apalagi iklan sering mengutip hasil penelitian atau memakai sosok yang mirip dokter untuk

19

iklan obat. Logika iklan televisi dalam ruang keseharian masyarakat muncul karena intensitas tinggi penayangannya. Intensitas tayang ini tak ubahnya peyakinan dengan proses persuasif yang matang. Ada bukti: bentuk visual filmis adegan iklannya. Ada statement: yang dibawakan model iklannya. Seperti seorang penjual obat, maka iklan televisi seakan tampil lebih 'mewah', menarik, dan menghibur untuk ditonton. Iklan televisi mampu mendorong satu trend berbahasa. Pesannya menjadi mudah diingat, karena bentuk pesan yang disampaikan memang pendek. Slogan iklan jarang yang membentuk kalimat. Kata-kata iklan yang paling mengena tak bisa menjadi sebuah kalimat. Namun lebih banyak didasarkan pada pengemasan bahasa agar enak didengar, atau mengikuti arus trend berbahasa yang tengah muncul. Iklan televisi dengan daya pikatnya telah menciptakan satu efisiensi dalam menjual produk. Ini memang tak lepas dari karakter media televisi. Televisi agaknya telah menjadi agen pemasaran yang fungsi dan efektivitasnya dalam mempersuasi konsumen telah terbukti ampuh. Hanya dalam hitungan detik, iklan televisi namun mampu menciptakan dampak yang kuat ( Trimarsanto, 2008 : 3). Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang dimiliki oleh televisi, televisi bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan media yang lain. Kemampuan bertumbuh ini ternyata oleh Jefkins (1996:78), dianggap bahwa televisi mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : 1. Kesan realistik Sifatnya yang visual, serta kombinasi warna, suara dan gerakan menyebabkan iklan televisi tampak lebih hidup dan nyata. Kelebihan yang

20

dimiliki oleh televisi inilah yang tidak dimiliki oleh media komunikasi yang lain, selain itu pengiklan dapat menunjukkan serta memamerkan kelebihan atau keunggulan produk yang ditawarkan secara detail. 2. Masyarakat lebih tangggap Masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian karena kemampuan iklan televisi yang disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang santai (bandingkan dengan iklan reklame yang dipasang di tengah jalan ) 3. Repetisi/Pengulangan Kemampuan untuk ditayangkan berkali-kali dalam satu hari hingga dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah audiens untuk menyaksikannya. Untuk menghindari kebosanan penonton dalam melihat iklan, dewasa ini iklan dibuat sesingkat dan semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa penasaran. 4. Adanya pemilahan area siaran ( zoning ) dan jaringan kerja ( networking ) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Keunggulan lain dari iklan televisi adalah kemampuan untuk

menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun sekaligus, sehingga iklannya akan ditayangkan secara serentak oleh semua stasiun televisi. 5. Ideal bagi para pedagang eceran Kemampuan untuk menjangkau konsumen secara luas ternyata membantu usaha pedagang eceran. Dengan adanya iklan, pedagang eceran jadi tahu tentang permintaan konsumen terhadap barang yang diiklankan, sehingga persediaan barang dagangan mereka akan jauh lebih mudah terjual.

21

6. Terkait erat dengan media lain Walaupun dianggap bahwa tayangan iklan lebih mudah dilupakan, akan tetapi ternyata kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya dengan media iklan yang lain. Apabila konsumen membutuhkan informasi yang lain, maka iklan televisi dapat dipadukan dengan iklan di majalah mingguan, atau bisa juga iklan yang dimuat di surat kabar.

22

Anda mungkin juga menyukai