Anda di halaman 1dari 10

IDENTITAS

Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan Status perkawinan Status ekonomi Suku bangsa Alamat Nomor RM Tanggal Masuk RS Tanggal Keluar RS : Ny.R : 58 tahun : Perempuan : Islam : Ibu rumah tangga : Smp : Menikah : Menengah ke bawah : Jawa : Jln. Pinang Ranti RT 18/01 No 13 : 65.58.11 : 12 Maret 2013 :-

Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Maret 2013. Keluhan Utama : Sesak napas sejak 6 hari SMRS. Keluhan Tambahan : Mual, muntah, perut terasa penuh, pusing, penurunan napsu makan.

Riwayat penyakit sekarang OS datang ke Rumkitpuspol Sukanto dengan keluhan sesak napas sejak 6 hari SMRS. Sesak dirasakan muncul tiba tiba, dan ini baru pertama kali dialami. Sesak dirasakan semakin hari semakin parah, bebeapa jam SMRS Os mengaku sempat pingsan. Kemudian Os langsung dibawa ke RS Polri. Os juga merasakan mual, muntah, perut terasa penuh, dan pusing bersamaan dengan keluhan sesak napas. Os merasakan penurunan nafsu makan, dikarenkan os merasa mual dan perut berasa penuh / begah ketika makan. Riwayat penyakit dahulu Asma (-) Hipertensi (+) tidak terkontrol sejak tahun 90 DM (-)

TB (-) Jantung (-) Riwayat Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Kedua kakak pasien pernah mengalami hal yang sama. Pasien mengaku adanya riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, dan DM dalam keluarganya. Riwayat Kebiasaan Os suka makan makanan asin dan jeroan.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu : Tampak sakit sedang : Composmentis : 110/80 mmHg : 80x/menit : 24x/menit : 36,5C

Pemeriksaan Fisik Kepala Mata THT Mulut Leher : Normosefali, deformitas (-) : CA -/-, SI -/-, Pupil bulat isokor 3mm, Refleks cahaya +/+ : dalam batas normal : dalam batas normal : KGB tidak teraba membesar, tiroid membesar (-), trakea di

tengah, JVP 5+2cm Jantung : Bunyi jantung regular, murmur +, batas jantung normal.

Paru I: dada simetris, penggunaan otot bantu pernafasan (sternocleidomastoideus & suprasternal) P: tactile fremitus +/+ P: sonor di kedua lapang paru A: suara nafas vesikuler, ronchi basah - wheezing - pada kedua lapang paru,

Abdomen : I : Massa (-) A : BU (+) P : Nyeri tekan (-), pembesaran organ (-) P : Timpani

Urogenital Ekstremitas (CRT) < 2 detik

: dalam batas normal :Akral hangat, edema -, clubbing fingers (-), capillary refill time

Pemeriksaan Penunjang Foto Thorax ECHO PEMERIKSAAN DARAH EKG

Diagnosis HHD Decom

Penatalaksanaan Prognosis

quo ad vitam

: dubia ad bonam

quo ad sanactionam : dubia ad bonam quo ad functionam : dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan Tatalaksana medis untuk pasien dengan penyakit jantung hipertensi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu5: 1. Penatalaksanaan untuk tekanan darah yang meningkat 2. Pencegahan dan penatalaksanaan dari penyakit jantung hipertensi Dalam menatalaksana peningkatan tekanan darah, target tekanan darah harus <140/90 mmHg pada pasien tanpa diabetes atau gagal ginjal kronik (chronic kidney disease) dan <130/90 mmHg pada pasien yang memiliki penyakit tersebut6. Ada beragam strategi dalam tatalaksana penyakit jantung hipertensi, misalnya modifikasi pola makan, aerobic exercise secara teratur, penurunan berat badan, atau penggunaan obat untuk hipertensi, gagal jantung sekunder disfungsi diastolik dan sistolik ventrikel kiri, coronary artery disease, serta aritmia6.

Modifikasi pola makan5


Penelitian membuktikan bahwa diet dan gaya hidup yang sehat dengan atau tanpa kombinasi dengan penggunaan obat dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi simptom dari gagal jantung dan memperbaiki hipertrofi vetrikel kiri (HVK). Diet khusus yang dianjurkan adalah diet sodium, tinggi potasium (pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal), makan buah-buahan segar dan sayur-sayuran, rendah kolesterol dan rendah konsumsi alkohol. Diet rendah sodium dengan atau tanpa kombinasi dengan pengunaan obatobatan mengurangi tekanan darah pada kebanyakan African Americans. Restriksi sodium tidak menstimulasi kompensasi dari renin-angiotensin system dan dapat memiliki efek antihipertensi. Rekomendasi intake sodium per hari adalah 50-100 mmol, setara dengan 3-6 g garam, yang rata-rata mengurangi tekanan darah 2-8 mmHg. Banyak penelitian epidemiologi menunjukkan, asupan tinggi potasium diasosiasikan dengan menurunnya tekanan darah. Potasium yang diberikan secara intravena mengakibatkan

vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding pembuluh darah. Buah dan sayuran segar direkomendasikan untuk pasien yang memiliki fungsi ginjal yang normal. Asupan rendah kolesterol adalah profilaksis untuk pasien dengan penyakit jantung koroner. Konsumsi alkohol yang berlebihan dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah pada peningkatan massa dari ventrikel kiri.

Aerobic exercise secara teratur5 o Lakukan aerobic exercise secara teratur 30 menit sehari, 3-4 kali seminggu. o Olahraga yang teratur, seperti berjalan, berlari, berenang, atau bersepeda menunjukkan penurunan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan dari jantung dan pembuluh darah karena meningkatkan fungsi endotelial, vasodilatasi perifer, menurunkan denyut nadi istirahat, dan mengurangi level dari katekolamin. o Isometric dan strenuous exercise harus dihindari.

Pengurangan berat badan5


Kegemukan banyak dihubungkan dengan hipertensi dan HVK. Penurunan berat badan secara bertahap (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi berat badan harus dilakukan dengan perhatian yang khusus.

Farmakoterapi5 o Penatalaksanaan dari hipertensi dan penyakit jantung hipertensi dengan menggunakan diuretika tiazide, beta-blockers dan kombinasi alpha dan betablockers, calcium channel blockers, ACE inhibitors, angiotensin receptor blockers, dan direct vasodilators seperti hydralazine. o Kebanyakan pasien membutuhkan 2 atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah.

o Diuretika tiazide adalah obat pilihan pertama pada pasien dengan hipertensi tanpa komplikasi. o Obat-obatan dari kelas yang lain diberikan atas indikasi. Calcium channel blocke: selektif untuk hipertensi sistolik pada pasien yang tua ACE inhibitors: pilihan pertama untuk pasien dengan diabetes dan/atau dengan disfungsi ventrikel kiri Angiotensin receptor blockers: alternatif untuk pasien yang memiliki efek samping dari ACE inhibitors. Beta-blockers: pilihan pertama pada pasien dengan gagal jantung karena disfungsi sistolik ventrikel kiri, pasien dengan ischemic heart disease dengan atau tanpa riwayat myocardial infarction, dan pasien

dengan thyrotoxicosis. Obat-obat intravena pada pasien hipertensi emergensi, yaitu nitroprusside, labetalol, hydralazine, enalapril, dan beta-blockers (tidak digunakan untuk pasien dengan gagal jantung akut ataupun dekompensata).

Tatalaksana untuk HVK5


o

HVK meningkatkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Obat-obatan di atas dapat mengurangi HVK. Data dari metaanalisis yang terbatas dikemukakan, ACE inhibitors memiliki keunggulan yang lebih untuk menangani HVK.

Tatalaksana untuk LV diastolic dysfunction5


o

Kelas-kelas tertentu dari obat antihipertensi (ACE inhibitors, beta-blockers, dan nondihydropyridine calcium channel blockers) dapat meningkatkan echocardiographic parameters pada disfungsi diastolik yang simptomatik dan asimptomatik serta simptom dari gagal jantung..

Penggunaan diuretik dan nitrat untuk pasien dengan gagal jantung karena disfungsi diastolik harus dengan hati-hati. Obat ini dapat menyebabkan hipotensi yang berat dengan menurunkan preload.

Tatalaksana untuk LV systolic dysfunction5


o o

Diuretik (biasanya loop diuretics) digunakan untuk tatalaksana LV systolic dysfunction. ACE inhibitors untuk mengurangi preload dan afterload dan mencegah kongesti paru maupun sistemik.

Beta-blockers (cardioselective atau mixed alpha and beta), seperti carvedilol, metoprolol XL, dan bisoprolol, untuk meningkatkan fungsi dari ventrikel kiri serta mengurangi angka mortalitas dan morbiditas dari gagal jantung.

Spironolakton dosis rendah mengurangi angka mortalitas dan morbiditas NYHA grade III atau IV dari gagal jantung, yang menggunakan ACE inhibitor.

Tatalaksana dari kardiak aritmia5


o

Tatalaksana disesuaikan dengan jenis aritmia dan penyebab LV dysfunction.

o Antikoagulan dapat digunakan pada pasien dengan atrial fibrilasi.

Anda mungkin juga menyukai