a
=
Sf x Sf
2 1
b
a
= Tegangan punter poros yang diizinkan
b
a
=
Sf x Sf
2 1
b
a
=
2,5 x 5,6
60
a
= 4,29 kg/mm
2
3.1.4 Diameter Poros
Diameter poros (d
s
) dapat ditentukan dengan rumus :
d
s
=
1/3
b t
T . C . K
a
5,1
1
]
1
Dimana :
ds = Diameter poros (mm)
K
t
= Faktor koreksi
= 11,5 (Diperkirakan terjadi sedikit sedikit kejutan dan tumbukan)
1,5 ......................................................................... Lit 1, Hal 8
C
b
= Faktor koreksi
= 1,2 2,3 ( Diperkirakan terjadi pembebanan lentur )
= 2
Maka :
d
s
=
1/3
12986,67 x 2 x 1,5 x
4,29
5,1
1
]
1
ds
r
= 0,026
38
40
ds
db
= 1,053
Dengan memasukkan harga 0,026 ke dalam gambar 1.2 lit 1, hal 11, maka
diperoleh : factor konsentrasi tegangan poros bertangga (
) = 1,5
Dan dengan memasukkan harga 0,026 ke dalam gambar 1.1, lit 1, hal 9, maka
diperoleh : factor konsentrasi tegangan poros dengan alur pasak (
) = 2,4
Tegangan geser poros yang terjadi adalah :
3
1 , 5
ds
T
..........................................................................................Lit 1, Hal 2
=
3
38
67 , 12986 1 , 5 x
= 1,21 kg/mm
2
33
Karena harga
>
, dimana
pengujian adalah :
Sf x
2 a
x K
t
x C
b,
dimana
Sf x
2 a
=
4 , 2
5 , 2 29 , 4 x
= 4,47
x K
t
x C
b
= 1,21 x 2 x 1,5
= 3,6
Karena :
Sf x
2 a
x K
t
x C
b,
maka pengujian adalah baik.
3.2 Analisa Perhitungan Plat Gesek
Direncanakan sebuah plat kopling untuk kendaraan pribadi dengan bahan
utama adalah besi cor dan serat. Dengan demikian didapatkan data sebagai berikut
= Koefisien gesekan pada permukaan plat gesek
= 0,05 0,10 ......................................................................... Lit, Hal 63
= 0,10
P
a
= Besar tekanan pada permukaan plat gesek
= 0,005 0,03 (kg/mm
2
)
= 0,02 (Dipilih)
Besar tegangan pada permukaan plat gesek adalah :
F =
( )
2
1
2
2
4
D D
P
a
............................................................... Lit 1, Hal 62
34
Dimana :
D
1
= Diameter dalam bidang gesek
D
2
= Diameter luar bidang gesek
Ditetapkan besar perbandingan diameter
2
1
D
D
= 0,75, maka :
F =
( )
a
P D D
2
1
2
2
4
=
( ) 02 , 0 75 , 0
4
14 , 3
2
1
2
2
D D
= 0,03925
2
2
D
Bila jari-jari rata-rata (rm) adalah :
rm =
4
2 1
D D +
................................................................................Lit 1, Hal 59
=
4
75 , 0
2 2
D D +
= 0,4375 D
2
Dengan menggunakan rumus berikut akan diperoleh harga D
1
dan D
2
:
T =
4
.
2 1
D D
F
+
.........................................................................Lit 1, Hal 62
=
rm F. .
= 0,1 x 0,03925
2
2
D x 0,4375
2
D
= 1,7172 x 10
-3
3
2
D
3
2
D =
3
10 7172 , 1
x
T
3
3
2
10 7172 , 1
67 , 12986
,
_
x
D
35
= 196,3 mm = 197 mm
75 , 0
2
1
D
D
2 1
75 , 0 D D
= 0,75 x 197
= 147,75 mm = 147 mm
Dengan demikian dapat diperoleh besar tegangan pada permukaan plat
gesek sebesar :
F =
( )
a
P D D
2
1
2
2
4
=
( ) 02 , 0 23 , 147 3 , 196
4
14 , 3
2 2
= 264,65 kg
Lebar plat gesek adalah :
L =
2
1 2
D D
=
2
23 , 147 3 , 196
= 24,54 mm
3.3 Analisa Perhitungan Umur Kopling
36
Dari hasil perhitungan sebelumnya telah diperoleh bahwa besar daya
rencana adalah 80 kW. Dengan demikian dapat kita peroleh momen punter poros
kopling, yaitu :
T
1
= 9,74 x 10
5
1
n
Pd
Dimana : n
1
= 4200 rpm ( Pada Brosur )
Maka :
T
1
= 9,74 x 10
5
4200
80
= 18552,38 kg.mm
= 18,552 kg.m
Apabila beban berat sudah bekerja sejak awal, dan harganya tidak
diketahui. Maka momen T (kg.m) yang dihitung dari daya nominal motor dapat
dipakai secara efektif. Jika momen awal adalah T
11
(kg m), maka :
T
l1
T
Dapat dianggap bahwa :
T
l1
(Momen motor nominal) = T
12
(Momen maksimum pada kecepatan penuh)
Putaran relative pada poros kopling (n
r
) adalah :
n
r
= n n
1
.........................................................................................Lit 1, Hal 65
= 6000 4200
= 1800 rpm
37
Maka momen start dapat dicari dengan rumus :
T
a
=
e
r
t
n GD
375
.
2
+ T
l1
(kg.m) .................................................Lit 1. hal 67
Dimana :
GD
2
= Efek roda gaya terhadap poros (Dipilih tipe kopling no. 70)
= 0,4124 kg.m
2
.....................................................................Lit 1, Hal 68
t
c
= Waktu penghubung (Dari saat kopling dihubungkan hingga kedua poros
mencapai putaran yang sama)
Maka :
T
a
=
e
r
t
n GD
375
.
2
+ T
l1
=
552 , 18
6 , 0 375
1800 4124 , 0
+
x
x
= 21,85 kg.m
. Apabila T
so
adalah momen gesek statis, yang dipilih untuk kopling tipe no. 70
adalah sebesar 70 kg.m ...................................................................Lit 1, Hal 69
Maka :
T
so
> T
12
.f, pengujian baik...................................................................Lit, Hal 67
70 kg.m > 18,552 x 2,3
70 kg.m > 42,67 kg.m Baik
Atau pengujian dikatakan baik apabila :
T do > Ta . f
Dimana :
T
do
= Momen punter gesek dinamis
38
= 60 kg.m ............................................................................ Lit 1, hal 69
T
a.
f = 21,85 x 2,3
= 50,255 kg.m
Jadi : T
do
> T
a
.f
60 kg.m > 50,255 kg.m
Maka kerja penghubung (E) adalah :
E =
7160
nr . GD
2 2
x
T - Tdo
Tdo
(kg.m/hb)
=
7160
1800 4124 , 0
2
x
x
552 , 18 70
70
x
= 0,0384 detik
Apabila dipilih bahan permukaan gesekan adalah dammar cetak (Lit 1, Hal
72), maka laju keausan permukaan (w) : 6 12 x 10
-7
cm
3
/kg.m, laju keausan
permukaan diperkirakan adalh 9 x 10
-7
cm
3
/kg.m. dan volume total batas keausan
39
(L
3
) = 150 cm
3
(Untuk kopling no. 70). Maka umur dalam jumlah penghubungan
(N
ml
) dapat dihitung dengan rumus :
N
ml
=
w E
L
.
3
.....................................................................................Lit, Hal 72
=
7
10 9 . 254
150
x
= 656167,9 hb = 656168 hb
Maka umur plat gesek dalam jumlah hari atau tahun adalah :
Dimana :
N = Frekwensi penghubungan tiap menit
= 7 hb/min
N
h
= Waktu kerja selama sehari
= 4 jam (Diperkirakan)
Maka :
N
md
=
1
N
N
ml
=
365 . 4 . 60 . 7
656168
= 1,03 tahun = 1 tahun 4 bulan
Jadi kopling plat tunggal kering dengan no. 70, plat geseknya harus diganti
kira-kira tiap satu setengah tahun sekali.
3.4 Analisa Perhitungan Pegas
40
3.41. Pegas Kejut
Direncanakan sebuah kopling plat menggunakan pegas kejut yang tebuat
dari bahan baja pegas SUP 4, dimana :
a
= 1
0
- .............................................................................Lit 1, Hal 320
= 75 69,5
42
= 5,5 mm
Tinggi pasak lendutan maksimal ( 1
k
) :
1
k
= I
0
- ..............................................................................Lit 1, Hal 320
= 75 11
= 64 mm
Tinggi manpat (I
b
) :
1
b
= (n + 1,5) d.......................................................................Lit 2, Hal 161
= (6 + 1,5) 7
= 52,5 mm
Tegangan punter yang terjadi pada pegas kejut, adalah :
max
=
3
.
. 8
d
Fb D
=
3
.
. 8
d
Fb D
max
=
3
7 14 , 3
540 28 8
x
x x
= 112,3 kg/mm
2
Kemudian dihitung kelonggaran antara kawat pada awal terpasang, yaitu :
43
C
s
=
5 , 1 +
n
H H
c i
...........................................................................Lit, Hal 320
=
5 , 1 +
n
I I
b V
=
5 , 1 6
5 , 52 5 , 69
+
= 2,27 mm
Kelonggaran kawat pada lendutan maksimal :
C
1
=
5 , 1 +
n
Hc H
i
.......................................................................Lit 1, Hal 320
=
5 , 1 +
n
I I
b k
=
5 , 1 6
5 , 52 64
+
= 1,53
5
D
Hf
(Pengujian baik)
5
28
75
2,67 5, Baik
3.4.2 Analisa perhitungan Pegas Tekan
Direncanakan bahan yang digunakan untuk pegas tekan adalah baja pegas
SUP 4, dimana :
a
0
= I
0
- I
V
= 87 80
46
= 7 mm
Tinggi pada lendutan maksimal adalah :
I
k
= I
0
= 87 13
= 74 mm
Tegangan punter yang terjadi pada pegas adalah :
Max
=
3
.
. 8
d
fb D
=
3
.
. 8
d
fb D
=
3
8 . 14 , 3
720 . 32 . 8
= 114,65 kg/mm
2
..Kelonggaran antara kawat pada awal terpasang dapat dihitung dengan
rumus :
C
s
=
5 , 1 +
n
H H
c s
=
5 , 1
60 74
+
n
47
= 2,13 mm
5
D
Hf
, Pengujian baik
5
32
87
2,71 5 Baik
3.5 Analisa Perhitungan Paku Keling
Bahan paku keling yang digunakan untuk plat kopling adalah dari St 34,
yang mempunyai kekuatan tarik (
b
) 34 kg/mm
2
dan faktor keamanan ( sf
1
) = 6,
serta faktor keamanan ( sf
2
) = 2,5. Maka, tegangan geser yang diizinkan (
a
)
adalah :
a
=
2 1
b
xsf sf
=
5 , 2 6
34
kg
= 2,27 kg/mm
2
Bila direncanakan jarak dan jumlah paku keeling yang digunakan sebagai
berikut :
Baris Jumlah paku keling Jarak r (mm)
I
II
16
16
93 mm
81 mm
48
III
IV
12
6
60 mm
46 mm
Tabel 3.1 Jumlah paku keeling tiap baris
Adapun diameter paku keeling pada tiap baris adalah :
a. Baris Pertama (I)
Dari perencanaan diketahui :
Z
1
= 16 buah
r
1
= 93 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada baris pertama adalah :
M = F
1 .
r
1
F
1
=
1
r
M
=
mm 93
67 , 12986
= 139,64 kg
Diameter setiap paku keling pada baris pertama :
F z.
a
d
2
4
.......................................................................Lit 2, hal 130
a
p
z
F
d
. .
4
. 1
1
27 , 2 14 . 3 16
4 64 , 139
1
x x
x
d
p
49
2,21 mm
b. Baris Kedua (II)
Dari perencanaan di atas diketahui :
Z
2
= 16 buah
r
2
= 81 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada baris pertama adalah :
F
2
=
2
r
M
=
mm 81
67 , 12986
= 160,33 kg
Maka, diameter setiap paku keling pada baris pertama :
F z.
a
d
2
4
a
p
z
F
d
. .
4
. 2
2
27 , 2 16 14 , 3
4 33 , 160
2
x x
x
d
p
2,37 mm
c. Baris Ketiga (III)
Dari perencanaan di atas diketahui :
50
Z
3
= 12 buah
r
2
= 60 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada baris pertama adalah :
F
3
=
3
r
M
=
mm 60
67 , 12986
= 216,45 kg
Maka, diameter setiap paku keling pada baris pertama :
F z.
a
d
2
4
a
p
z
F
d
. .
4
. 3
3
27 , 2 12 14 , 3
4 45 , 216
3
x x
x
d
p
3,18 mm
d. Baris Keempat (IV)
Dari perencanaan di atas diketahui :
Z
4
= 6 buah
R
4
= 46 mm
Besarnya gaya yang bekerja pada baris pertama adalah :
51
F
4
=
4
r
M
=
mm 46
67 , 12986
= 282,32 kg
Maka, diameter setiap paku keling pada baris pertama :
F z.
a
d
2
4
a
p
z
F
d
. .
4
. 4
4
27 , 2 6 14 , 3
4 32 , 282
4
x x
x
d
p
5,14 mm
BARIS DIAMETER (mm) GAYA (kg)
1 2,21 139,64
2 2,37 160,33
3 3,18 216,45
4 5,14 282,32
Tabel 3.2 Diameter dan Gaya Pada Paku Keling
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
52
Dari hasil perhitungan dan perencanaan didapat data spesifikasi dari
kopling plat gesek. Untuk kendaraan Toyota Vios dengan daya sebesar 80 kW dan
putaran 6000 rpm adalah sebagai berikut :
1. Momen puntir yang terjadi pada kopling : 12986,67 kg.mm
2. Diameter poros penggerak : 38 mm
3. Diameter poros yang digerakkan : 38 mm
4. Diameter luar plat kopling : 197 mm
5. Diameter dalam plat kopling : 147 mm
6. Lebar plat gesek : 24,54 mm
7. Batas pemakaian (umur kopling) : +1tahun 4 bulan
8. Pegas kejut
a. Tegangan Geser : 65 kg/mm
2
b. Jumlah lilitan pegas : 6 buah
c. Gaya pegas : 540 kg
d. Diameter kawat pegas : 28 mm
e. Tebal pegas : 7 mm
f. Lendutan : 1,53 mm
g. Panjang lilitan pegas : 69,5 mm
2. Pegas tekan
a. Tegangan Geser : 65 kg/mm
2
b. Jumlah lilitan pegas : 6 buah
c. Gaya pegas : 720 kg
53
d. Diameter kawat pegas : 32 mm
e. Tebal pegas : 8 mm
f. Lendutan : 13 mm
g. Panjang lilitan pegas : 80 mm
3. Paku keling
a. Pada baris pertama
- Jumlah paku : 16 buah
- r
1
: 93 mm
- Diameter paku : 2,21 mm
- P tiap paku keling : 139,64 kg
b. Pada baris kedua
- Jumlah paku : 16 buah
- r
2
: 81 mm
- Diameter paku : 2,37 mm
- P tiap paku keling : 160,33 kg
c. Pada baris ketiga
- Jumlah paku : 12 buah
- r
3
: 60 mm
- Diameter paku : 3, 18 mm
- P tiap paku keling : 216,45 kg
d. Pada baris keempat
- Jumlah paku : 6 buah
- r
4
: 46 mm
54
- Diameter paku : 5, 14 mm
- P tiap paku keling : 282,32 kg
Dari perhitungan Bab III dengan spesifikasi kendaraan dari daya 109 PS
dan putaran 6000 Rpm. Maka didapatkan daya yang ditransmisikan (Pd) = 80 kW,
dan didapatkan diameter poros standar 38 mm ini dapat dilihat dari tabel standar
pemakaian diameter poros karangan soelarso, ini sesuai untuk merencanakan
suatu unit kopling gesek, diameter dalam plat didapatkan sebesar 147 mm dan
diameter luar plat 197 mm, selisihnya tidak terlalu jauh sehingga dalam
perencanaan didapatkan hasil yang baik, umur kopling dari kendaraan Toyota
Vios ini 1 tahun, dimana pemakaian 1 hari kendaraan ini 4 jam, dan ini
merupakan jangka waktu yang tidak terlalu lama (standar) dalam pemakaian
kendaraan pribadi ini, dari analisa perhitungan pegas dengan memakai bahan
pegas SUP4 dapat dihasilkan pegas kejut dan pegas tekan suatu plat. Dengan
memakai bahan ST 34 (buku sularso) dapat dihasilkan masing-masing diameter
paku keling yang direncanakan.
Jadi dari perhitungan ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
merencanakan suatu unit kopling maka diperlukan ketelitian agar perencanaan
kopling gesek plat kering ini dapat optimal dan sesuai dengan yang diinginkan.
4.2 Saran
Dalam perencanaan kopling gesek ini dapat dibuat saran sebagai berikut:
Perhitungan terhadap momen yang terjadi pada plat gesek kopling
harus tepat agar diperoleh kinerja kendaraan yang optimal karena plat
55
gesek sangat mempengaruhi pemindahan momen dari poros
penggerak ke poros yang digerkkan.
Bahan yang digunakan dalam analisa perhitungan poros mempunyai
kekuatan tarik yang besar karena hal ini sangat menentukan diameter
poros kopling.
Penggunaan kopling pada kendaraan haruslah sesuai dengn standar
yang telah ditentukan karena hal tersebut mempengaruhi umur dari
kopling tersebut.
56
4.3 DAFTAR PUSTAKA
1. SULARSO.Ir.MSME.Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
mesin, Pt. PRADNYA PRATAMA,Jakarta
2. Umar Sukrisno.Bagian-Bagian Mesin dan Perencanaan, Erlangga,
Jakarta Pusat
57