DISUSUN OLEH: 1. Dwi Lis Stiani 2. Erma Sukmawati 3. Ernia Sari 4. Linda 5. Heldawati 6. Norhalimah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang ikut membantu pembuatan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Tim Penulis
Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk kedalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kelenjar endokrin yang berhubungan dengan reproduksi wanita: 1. hipotalamus hipotalamus adalah area kecil pada otak di bawah ventrikel ketiga dan dibelakang optik khiasma. Hipotalamus memanjang ke bawah menuju batang pituitary. Hormone-hormon hipotalamus: - GnRH (gonadotropin-releasing hormone) - CRF (carticotropin_releasing factor) - GHRF ( growth hormone-releasing factor) - Somatostasin - TRH ( thyrotropin releasing hormone) 2. hipofisis hipofisis terletak didasar tengkorak,di dalam fosa hipofise tulang sphenoid. Sebagai kelenjar pemimpin sebab hormone-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Menurut fungsinya hipofisis terdiri dari 2 bagian yaitu : a. hipofisis anterior - hormone somatotropik mengendalikan pertumbuhan tubuh - LH Mengendalikan sekresi estrogen dan progesterone dalam ovarium dan testosterone dalam testis - FSH Merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis - Prolaktin ~ polipeptida tunggal disekresi oleh laktotrop ~ mempengaruhi banyak proses metabolisme b. hipofisis posterior - Vasopresin (ADH) Mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH - Oksitosin Merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui
Hormon adalah penghantar kimia yang disintesis oleh sel-sel baik yang terpisah atau berkelompok dalam organ endokrin dan mengeluarkan sekretnya kedalam sirkulasi darah dengan tujuan merangsang atau menghambat aktifitas sel-sel lain Hormon-hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita : a. hormone releasing hipotalamus (LHRH), hormone dari hipotalamus yang dihasilkan di perikarion. Neuron hipotalamus terikat oleh reseptor gonadotropin yang merangsang produksi hormon luteinizing dan hormone perangsang folikel dan penurunan produksi pelepasan gonadotropin. b. Hormone gonadotropik, hormone perangsang folikel dan merangsang perkembangan folikel graaf di dalam ovarium. c. Hormone prolaktin, mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil. d. Hormon ovarium ( estrogen dan progesteron) disekresi oleh ovarium alubat respons terhadap hormone estrogen dan progesterone dari kelenjar hipofise. Korpus luteum membuat steroid estrogen dan progesterone merangsang pertumbuhan dan deferensiasi saluran reproduksi wanita.
e. Hormone oksitosin, merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui. f. Hormone pelepas tirotropin (TRH), hormone ini dihasilkan di hipotalamus serta di bagian lain di otak dan disekresikan ke dalam pembuluh-pembuluh portal. Hormone tersebut bekerja pada sel-sel hipofisis anterior untuk merangsang produksi baik hormone perangsang tiroid maupun prolaktin.
Kelenjar testis
Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan testis, berkembang didalam abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kanan dan kiri masuk kedalam skrotum menjelang akhir kehamilan. Testis ini terletak menggantung pada urat-urat spermatic didalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan didalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis .Di belakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis. Testis juga menghasilkan hormone testosterone dan bekerja sebagai kelenjar endokrin. Hormone testosterone berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan. - ukuran, bentuk dan penampilan Berbentuk oval, berwarna putih, kira-kira panjangnya 4 cm, lebar 2,5 cm dan tebal 3 cm, beratnya antara 10-14 gram - struktur makroskopik Testis diselubungi oleh kapsul pelindung fibrosa yang disebut tunika albuginea dan ditutup lagi oleh membrane serosa (tunika vaginalis) yang memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak bebas dalam scrotum. - struktur mikroskopis Jaringan glanduler yang menyusun testis dibagi menjadi 200-300 lobi. Setiap lobus berisi tubulus seminiferus yang berkelok-kelok yang bermuara kedalam vas deferens. Tubulus seminiferus mulai berkembang dari sel-sel sinisitium pada saat anak laki-laki berumur 7 tahun dan perkembangam yang cepat terjadi sampai umur 16 tahun pada saat testis mencapai ukuran dewasa. Dinding dalam tubuli dilapisi oleh lamina basalis, diantaranya terletak epitelium germinativum yang merupakan asal pembentukan sperma setelah pubertas. Pada pemeriksaan mikroskopis kadang-kadang dilihat spermagenia sebelum anak laki-laki berumur 11 tahun, tetapi produksi sperma yang mengalami pemasakan sebagian biasanya baru terjadi setelah anak laki-laki berumur 12 tahun. Produksi sperma yang masak baru terjadi setelah anak laki-laki berumur 16 tahun. - Sel-sel sertoli berkembang pada waktu yang besamaan dengan epitelium germiratium dan sel sertoli ini memberi nutrien (makan) spermatozoa selama perkembangannya di dalam testis .sel-sel interstisial berkembang pada waktu yang sama, tetapi lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan tubuli seminiferi.sel-sel interstisial menghasilkan testoteron dan baru berkembang dengan sempurna pada waktu anak laki-laki berumur 18 tahun . testis mempunyai 2 fungsi yaitu: 1. memproduksi testosterone (hormone yang mengendalikan sifat-sifat sekunder kejantanan 2. memproduksi spermatozoa fungsi testis dapat terganggu oleh adanya radang testis yang dapat terjadi pada parotitis atau infeksi yang bias menyebabkan kegagalan dalam memproduksi spermatozoa. Fungsi endokrin testis : a. testis janin dapat turun pada trimester ke-3 kehamilan, minggu ke 6-8 maksimum minggu ke 11-18 yang menghasilkan testosterone b. pada janin, testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan eksterna laki-laki
c. pada pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan ciri-ciri seks sekunder pria serta spermatogenesis aktif setelah remaja pubertas. Pengaruh gonadotropin ademohipofise menyempurnakan maturasi sistem reproduksi pengaturan fungsi endokrin testis: a. LH/ICTH adenohipofisis merangsang sekresi testosterone oleh sel leydig, pelepasan LH diatur oleh GnRH hipotalamus b. Testosterone melalui mekanisme umpan balik negatif mengendalikan pelepasan LH Pengaturan spermatogenesis: a. FSH merangsang spermatogenesis b. LH merangsang sekresi testosterone dan mempertahankan spermatogenesis FSH dan testosterone bekerja merangsang sel sertoli membentuk senyawa yang diperlukan dalam maturasi sperma. Sekresinya diatur oleh mekanisme umpan balik negatif, yaitu meningkatkan sekresi dan sel serotonin.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin,H,AMK. 2004. anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi 3.jakarta. buku kedokteran EGC. Veralis, Sylvia. 1997. anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta. Buku kedokteran EGC. Scoot, R james. 2002. buku saku obstetetri dan ginekologi. Jakarta. Widya medika.