Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOTEKNOLOGI HORMON INSULIN

Disusun oleh : Aulia Rahman Hakim 1110096000044 KIMIA 6 B

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

HORMON INSULIN, MANFAAT DAN PANDANGAN MENURUT HUKUM ISLAM Insulin merupakan hormon yang digunakan untuk mengatur gula tubuh. Penderita diabetes memerlukan hormon insulin dari luar guna mengembalikan kondisi gula tubuhnya menjadi normal kembali. Insulin ini dimasukkan dengan cara penyuntikan atau injeksi. Menurut Prof Dr Sugijanto dari Universitas Airlangga, sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi (lihat strukturnya). [1] Dalam hal ini pemakalah akan memaparkan bagaimana hukum menurut islam apabila insulin ini diperoleh dari babi yang merupakan salah satu binatang najis mugholadhoh. Insulin merupakan salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan oleh sel beta pulau lengerhans yang berada didalam kelenjar pangkreas. Insulin dapat juga disebut protein yang berfungsi untuk mengontrol kadar gula di dalam tubuh atau untuk mengatur metabolisme gula. Jadi fungsi dari insulin ini adalah mengubah glokosa menjadi glikogen yang menjadi sumbertenaga bagi manusia. Apabila seseorang kekurangan hormon ini maka kebanyakan dari mereka mudah terserang penyakit diabetes militus (kencing manis) karena kadar gula dalam darah sangat tinggi. Terdapat banyak zat yang terkandung dalam tubuh manusia yang mana dalam proses pembentukannya terjadi cukup lama namun sangat penting bagi tubuh dan zat ini dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tubuh seperti kelenjar gondok, kelenjar hati, kelenjar pangkreas dll. Dan tentunya hormon yang dihasilkan masing-masing memiliki peranan yang berbeda-beda. Kencing manis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula tinggi yangberkepanjangan sehingga sering mengakibatkan beragam penyakit atherosclerosis seperti serangan jantung, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, gagal ginjal kronis, kebutaan, amputasi dll. Gula darah yang tinggi adalah akibat pabrik insulin yaitu pangkreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan manusia, sekaligus sel-sel tubuh menjadi kurang sensitive dengan insulin. Akibatnya dibutuhkan insulin yang lebih banyak untuk memasukan gula darah kedalam sel. Jika gagal dimasukan ke dalam sel maka gula darah akan tetap di pembuluh darah dan bila diukur kadarnya tinggi.[2] B. Pemanfaatan Insulin Babi Bagi Manusia Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia, maka kebutuhan hidup manusia terhadap insulin semakin bertambah. Karena secara alami dengan bertambahnya usia

maka fungsi pangkreas akan semakin menurun. Dengan menurunnya fungsi pangkreas maka menurun pula fungsi insulin dalam tubuh manusia. Dengan menurunya insulin dalam tubuh manusia maka kemampuan tubuh untuk mencegah gula darah akan semakin menurun. Pada saat itulah manusia mudah terkena penyakit yang disebut kencing manis dan memerlukan suntikan insulin.[3] Salah satu dari insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1000 orang selam setahun. Jika produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selam setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1,050 1,4 juta pertahunnya. Merupakan jumlah yang luar biasa dalam ilmu kedokteran.[4] Pernah dicoba membuat insulin dari ekstraksi pangkreas sapi namun hasilnya kurang menggembirakan, meskipun gennya cocok. Dari seekor sapi hanya menghasilkan insulin cc saja, yang berarti tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seorang sekali suntik saja. Kemudian percobaan pembuatan insulin dari pangkreas kera alhasil menunjukan gennya tidak cocok dengan manusia dan ini sama sekali tidak dapat digunakan. Akhirnya dicoba membuat insulin dari ekstraksi pangkreas babi. Dan ternyata gennya cocok dengan manusia jumlah cc-nya pun mencukupi.Mula-mula insulin dibuat dari gen pangkreas babi yang diklon dalam bakteri. Dalam waktu 24 jam dari satu gen menghasilkan milyaran gen. kini insulin dibuat dari gen pangkreas babi yang diklon dalam ragi. Karena organism ragi lebih komplek dari bakteri, maka hasilnya lebih baik. Dari 1 gen pangkreas babi yang diklon dalam ragi pada tabung fermentor kapasitas 1.000 liter dihasilkan 1 liter insulin. Insulin dari bahan proses itulah yang kini beredar diseluruh dunia.[5] C. Pandangan islam mengenai Pemanfaatan Insulin Babi Pemanfaatan babi hukumnya haram, baik atas daging, lemak, maupun bagian-bagian lainnya. Firman Allah SWT dalam Quran surat Al maidah ayat 3 disebutkan bahwa: MtBhm N3n=t ptGyJ9$# P$!$#ur Ntm:ur Y:$# !$tBur @d& t9 !$# Artinya: Diharamkan bagimu memakai bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah. (QS. Al-Maidah: 3) Ayat ini mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Demikian juga dengan firman-Nya dalam QS.Al-Anam ayat145 dan QS. An-Nahl ayat 115, juga

mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Dalil-dalil pada beberapa ayat ini merupakan nash yang jelas, yang menegaskan tentang keharaman, antara lain mengkonsumsi babi. Al-Quran menggunakan kata lakhma (daging) karena sebagian besar pengambilan manfaat dari babi adalah daging. Selain itu, dalam daging babi selalu terdapat lemak. Kendati Al-Quran menggunakan kata lakhma, pengharaman babi bukan hanya dagingnya, tetapi seluruh tubuh hewan babi. Pandangan ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh: Artinya: yang disebutkan sebagian dan dikehendaki seluruhnya. Dalam permasalahan insulin ini tentunya kita tidak boleh serta merta menghukuminya boleh karena itu untuk pengobatan ataupun haram karna itu dari barang yang najis. Kita lihat dulu bagai mana kondisi, bagaiman keadaan penerima insulin tersebut. Ketika seorang pengidap diabetes masih dalam keadaan yang bisa dikatakan masih sehat, masih bisa melakukan tindakan-tindakan pencegahan seperti dengan mengurangi konsumsi gula ia akan berpotensi sembuh, tentunya dalam pemanfaatannya insulin babi ini tidak perlu dan bisa dikatakan dilarang. Karena kemungkinan untuk sembuh dengan menggunakan jalan yang halal masih ada. Berbeda halnya, jika pengidap diabetes tersebut telah beberapa kali melakukan pengobatan, bermacam-macam obat sudah pernah dicoba namun hasilnya nihil. Apabila pemberian insulin babi ini tidak dilakukan, ia kemungkinan terkena penyakit atherosclerosis seperti yang telah dijelaskan diatas. Maka hukumnya boleh dilakukan. Berdasarkan keterangan dalam kitab Al-Iqna Juz 1: Seandainya tulangnya yang pecah dapat tersambung kembali dengan menggunakan bendayang najis karena tidak ada benda yang suci untuk menyambungnya maka hal itu termasuk udur serta shalatnya di hukumi sah karena dhorurat Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa orang yang dalam keadaan dhorurat dalam hal ini mengenai penggunaan insulin, diperbolehkan menggunakan barang yang najis meskipun najis mugholadhoh. Hal ini sesui dengan kaidah fiqih: Dhorurat dapat memperbolehkan sesuatu yang dilarang[6] Berobat dengan bahan-bahan najis kecuali khamr itu boleh. Hal ini berlaku pada seluruh jenis najis:

. ) . -/) Adapun perintah Nabi SAW. kepada para peratau (sekelompok sahabat yang datang ke Madinah untuk berguru kepada Nabi) untuk meminum urine unta, maka hal tersebut adalah sebagai pengobatan. Pengobatan dengan barang najis itu boleh ketika yang suci yang dapat menyamai fungsinya tidak ada lagi. -: ) .) Barang siapa menghawatirkan terhadap keselamatan diri atau sakit yang menakutkan (dapat meyebabkan kematian) atau lainnya dari semua yang termasuk dapat menyebabkan kebolehan tayammum, dan ia hanya mendapatkan yang haram namun tidak memabukkan, seperti bangkai walaupun dari binatang yang najis mughallazhah (seperti babi), maka ia harus memakannya dan meminumnya. [7]

DAFTAR PUSTAKA [1] Slamet Sigit, Kesehatan Masyarakat, bandung : Citra Bakti hlm. 34 [2] Irga Suganda, Diabetes Mellitus (kencing manis). Jakarta: Gramedia. Hlm. 10 [3] Djamaluddin Islam, Keputusan Miri, Ahkamul Fuqaha; Solusi dan Konbes Problematika Nahdlatul Aktual Ulama Hukum (1926Muktamar, Munas

2004M), Surabaya: Lajnah Talif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur, Cet. III hal. 541. [4] Irga Suganda, Diabetes Mellitus (kencing manis). Jakarta: Gramedia. Hlm. 25. [5] Djamaluddin Miri, loc. Cit. [6] Abdul Hamid Hakim, Mabadi Awaliyah Jakarta : Saadiyah Putra halm 32 [3] Ibid hlm, 515

Anda mungkin juga menyukai