Anda di halaman 1dari 11

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kualitas pembelajaran sains dalam dunia pendidikan di Indonesia, disinyalir oleh pakar pendidikan cenderung stagnan dan memprihatinkan. Ini dibuktikan dari berbagai kajian internasional soal peringkat dan kondisi pendidikan berbagai negara di dunia. Untuk menunjang model pembelajaran PAIKEM dibutuhkan modul pembelajaran yang mengakomodasi pengetahuan awal, bermuatan perubahan konseptual, dan materi kontekstual. Sehingga peserta didik dapat mengaitkan pembelajaran yang dialami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk melakukan pengembangan modul kontekstual, yang penyajiannya menggunakan foto dan gambar yang berisi fenomena yang sering ditemui siswa bahkan dialami sendiri oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dengan bahasa dan ilustrasi yang mudah dipahami peserta didik. Sehingga mampu merangsang peserta didik untuk aktif belajar mandiri, maka pengembangan modul kontekstual diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang telah ada. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Media belajar apa yang harus digunakan untuk dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan aplikasi konsep fisika? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka dengan pertimbangan dan keterbatasan penulis, penelitian ini hanya dibatasi pada

masalah Pengembangan Modul Kontekstual Berbasis Gambar dan Foto untuk Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Aplikasi Konsep Fisika Pada Materi Pengukuran Kelas VII

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Modul Kontekstual Pengukuran Berbasis Gambar dan Foto dapat dikembangkan untuk Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Aplikasi Konsep Fisika Pada Peserta Didik Kelas VII? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menghasilkan modul kontekstual berbasis gambar dan foto untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan aplikasi konsep fisika Pada materi pengukuran kelas VII F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : Siswa : Memberikan peluang siswa untuk mengaitkan pembelajaran fisika dengan fenomena yang ada disekitarnya sehingga diharapkan dapat membangkitkan motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari pelajaran Fisika. Guru : Memberikan dan membuat solusi yaitu sumber belajar

pendukung pelajaran Fisika berupa modul kontekstual, memudahkan dalam penyampaian pembelajaran pada siswa. Sekolah : hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan motivasi pembaharuan dalam upaya pengembangan bahan ajar pendukung.

BAB II Kajian Pustaka dan Kerangka Berfikir

A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Pengembangan a. Pengertian Penelitian Pengembangan Dalam kamus besar bahasa Indonesia 9 Januari (KBBI) 2013) Daring penelitian (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,

merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Apabila dihubungkan, penelitian pengembangan adalah penelitian dan pengembangan, maka dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangan sebuah produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Langkah-Langkah Penyusunan Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall langkah yang harus ditempuh ketika akan membuat penelitian pengembangan : a. Potensi dan masalah b. Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang Desain Produk c. Validasi Desain d. Perbaikan Desain e. Uji coba Produk f. Revisi Produk g. Uji coba Pemakaian (field testing) h. Revisi Produk i. Pembuatan Produk Masal 3. Pengembangan Modul a. Arti dan Karakteristik Modul Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas sesuatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (spesifik dan operasional) (S. Nasution, 2003: 205). Atau satu paket / program pengajaran yang terdiri dari satu unit konsep bahan pelajaran atau program belajar mengajar terkecil (Mahfudz Salahudin, 1987:133). 4. Pemanfaatan Modul Fisika Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Aplikasi Konsep Fisika Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli di atas maka dapat disintesiskan bahwa modul fisika kontekstual adalah sumber belajar cetak yang disusun secara sistemastis yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar secara mandiri, karena modul merupakan sumber belajar yang disajikan secara self-instruction. Di dalam modul memuat tujuan pembelajaran, materi, kegiatan, perangkat latihan dan evaluasi yang akan memudahkan peserta didik dalam belajar,yang penyampaiannya membahas mengenai fisika dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Modul fisika berbasis kontekstual ini menampilkan banyak

gambar, disamping memudahkan visualisasi bagi peserta didik juga agar menjauhkan kesan bahwa fisika adalah fenomena yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Gambar-gambar yang ditampilkan tentu berkaitan dengan peristiwa fisika yang ada di lingkungan sekitar, disesuaikan dengan usia dan tahap belajar peserta didik sehingga peserta didik mampu mengkontruksi model sebab akibat dari suatu kejadian baru yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. B. Kerangka Berpikir Berbagai cara telah diupayakan oleh pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan. Namun fisika masih tercatat sebagai mata pelajaran dengan hasil belajar yang rendah. Salah satu kendala dalam pembelajaran fisika yakni pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, dan hukum, kemudian biasa dihafalkan, bukan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata. Untuk itu peserta didik dituntut menemukan sendiri apa yang mereka butuhkan, sehingga fisika tidak akan lepas dari observasi dan eksperimen. Untuk menfasilitasi kebutuhan peserta didik mengembangkan pengetahuan secara mandiri, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dibutuhkan suatu sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri, sehingga kegiatan belajar dapat tetap berlangsung meski tanpa didampingi guru. Selain itu sumber belajar tersebut akan lebih baik jika disampaikan sesuai dengan peristiwa yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain berbasis kontekstual, dalam hal ini disebut sebagai modul kontekstual untuk siswa kelas VII SMP. Dalam rangka mewujudkan modul fisika yang berbasis kontekstual yang juga mampu meningkatkan kemampuan menjelaskan aplikasi konsep maka penulis menampilkan banyak gambar tentang peristiwa fisika dalam kehidupan sehari-hari dan juga disertai dengan kegiatan-kegiatan ilmiah sederhana, agar peserta didik dapat melalui proses belajar yang bermakna mampu mengkonstruksi sebab akibat dari peristiwa yang terjadi. Sehingga konsep yang ada diterima oleh peserta didik dan tertanam lebih kuat, mengingat peserta didik terlibat langsung

dalam proses penggalian konsep. Diharapkan modul ini dapat membantu peserta didik dalam membangun pengetahuan secara mandiri baik di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang berupa modul Fisika kontekstual sebagai bahan ajar alternative, yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik SMP kelas VII.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Jurusan Fisika FMIPA UNJ, diuji cobakan di SMP negeri 255 Jakarta. Waktu pengembangan dan uji coba dilakukan pada semester genapa tahun ajaran 2012/2013

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Sugiyono (2009: 407) Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan memiliki 10 langkah, yaitu 1) Potensi dan Masalah. 2) Pengumpulan Data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji Coba Pemakaian, 9) Revisi Produk, dan 10) Produksi Massal. Namun, penelitian akan dibatasi sampai dengan langkah ke sembilan. Studi Pendahuluan D. Alur Penelitian
KAJIAN TEORI Alur pelaksanaan penembangan pada penelitian pada penelitian ini adalah sebagai

berikut Identifikasi masalah, analisis kebutuhan, studi kurikulum dan penentuan tujuan pembelajaran

Studi Pengembangan

Perancangan modul

Penyusunan modul VALIDASI

Validasi

Ya

Tidak Uji coba peserta didik SMA kelas XI Deskripsi hasil uji coba

Studi Implementasi

Uji coba guru Analisis hasil uji coba

UJI COBA LAPANGA N


7

Implementasi Model Modul Kontekstual Fisika SMP

E. Instrumen penelitian Instrument dari penelitian ini terdiri dari instrumen untuk ahli media, ahli materi, guru dan peserta didik yang merujuk pada BSNP untuk Buku tahun 2007. Sesuai yang dipaparkan oleh Pudji Muldjono dalam buletin BSNP (2007: 21) komponen buku sumber pelajaran meliputiempat komponen, dan dilaksanakan dalam dua tahap pokok, dijelaskan dalam rincian berikut: Kelayakan Isi : Komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut. a) Alignment dengan SK dan KD mata
8

pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, b) Substansi keilmuan dan life skills c) Wawasan untuk maju dan berkembang, d) Keberagaman nilai-nilai sosial Kebahasaan : Komponen kebahasaan ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut : a) Keterbacaan, b) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, c) Logika berbahasa Penyajian : Komponen penyajian ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut : a) Teknik b) Materi c) Pembelajaran Kegrafikaan : Komponen kegrafikaan ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut a) Ukuran/format buku b) Desain bagian kulit c) Desain bagian isi d) Kualitas kertas e) Kualitas cetakan f ) Kualitas jilidan. F. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menggunakan instrument uji coba berupa angket dengan skala perhitungan menggunakan skala Likert. Setelah mengamati produk responden mengisi angket yang telah diberikan. Data yang diperoleh berupa angket yang telah diisi responden, yaitu : a. Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. b. Proses penelitian dilanjutkan pada uji kelayakan oleh dosen fisika dan guru fisika SMP. c. Produk berupa modul kontekstual di uji coba kepada peserta didik.

G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan skala Likert dengan poin 1 sampai 4 (Sukardi, 2003:146-147). Djali dan Pudji Muljono (2010: 73) mengemukakan bahwa skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang atau sekelompoknya.

Tabel 5. Skala Penilaian Instrumen Penelitian No. 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Tidak Baik Bobot Skor Positif (+) Negatif (-) 4 3 2 1 1 2 3 4

Data yang diperoleh selanjutnya diukur interpretasi skornya sebagai berikut : Tabel 6. Interpretasi Skor Skala Likert Presentase 0 % - 25 % 26 % - 50 % 51 % - 75 % 76 % - 100 % Interpretasi Sangat tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

Daftar Pustaka
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Brooks, J.G.,& Brooks,N.G.1993. In Search of Understanding : The Case for Constructivist Classrooms. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development Conny Semiawan. 2000. Relevansi Kurikulum Pendidikan Masa Depan dalam Sindhunata (ed) Membuka Masa Depan Anak-anak Kita. Jogjakarta:Penerbit Kanisius, hlm. 19 - 31. Druxer, Herbertz, Fritz Siemsien dan Gernot Born, 1986, Kompendium Didaktik Fisika (Diterjemahkan oleh Suparmo, Bandung: Remaja Kosda Karya.

10

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Muljono, Pudji, 2007, Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : BSNP.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sumarna. S. 2004. Peningkatan Pendidikan MIPA dalam Master Plan Pendidikan Indonesia 2005-2009. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA tanggal 2 Agustus 2004, kerjasama FMIPA UNY, Ditjen Dikti Depdiknas, dan IMSTEP-JICA

Sunandar. 2009. pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dan hasil belajar matematika peserta didik Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan.jilid 6, No.1, hlm. 58-68. Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Sunhaji, 2009. Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Suprijono, Agus.2009. Cooperatif Learning PAIKEM.Yoyakarta:Pustaka Belajar Teori dan Aplikasi

Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT Pusat Bahasa. (n.d). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Maret Saturday, 2012, from Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php Wijaya, Cece. 1990. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publisi

11

Anda mungkin juga menyukai