Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 8 : Agnes Rizka Widyana Defi Rosa Dyah Asih Setiatin Sri Mujiasih

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


BAHAN INFEKSIUS

Definisi Limbah B3 Infeksius


B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan, kebakaran, ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan harta benda dan lingkungan hidup. Limbah infeksius adalah limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen contoh kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta Contoh bahan infeksius :limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll

Contoh

Limbah RS
Limbah Medis Pelayanan Medis
Perawatan

Limbah Non Medis


Dari dapur dan laundry

Farmasi
Ruang Penelitian

Gigi

Pengobatan

Veterinary (dari hewan coba)

Pendidikan

Tempat Penyimpanan B3 Ifeksius


Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas Dekat dengan hidrant / safety shower. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk, Menjamin keamanan produk Menjamin keamanan petugas Ada rambu / tanda, denah lokasi , jalur evakuasi. Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak, lemari), Ada APD

Identitas B3 Infeksius

Pelindung Diri
Menggunakan sarung tangan Menggunakan masker Menggunakan skort pelindung

Tindakan Pencegahan Infeksi


Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun. Antiseptik,yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Contoh : 1. Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan dengan mencuci menggunakan alkohol. 2. Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar Dekontaminasi,tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.

Pelaksanaan Pengelolaan Limbah

Pemisahan Penampungan

Pengangkutan

Pengelolaan Limbah Infeksius


Pengelolaan limbah meliputi : 1. Pemisahan limbah 2. Penyimpanan limbah 3. Penanganan limbah 4. Pengangkutan limbah 5. Pembuangan limbah

Pemisahan Limbah Infeksius


Pemisahan Limbah
a. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya b. Semua limbah beresiko infeksi hendaknya diberi label jelas c. Perlu digunakan kantung plastik dengan warnawarna yang berbeda dan anti sobek yang menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.

Penyimpanan Limbah Infeksius


Dibeberapa negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya dapat digunakan kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat diperloleh dengan mudah) kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan ditong dengan kode warna dibangsal dan unit-unit lain.

Penanganan Limbah Infeksius


a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas. b. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan diletakkan ditempat tertentu untuk dikumpulkan. c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantungkantung dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai. d. Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah medis infeksius : 1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu (disposafe box) segera setelah pemakaian. 2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu penyuntikan ( 1 al sun = 1 pasien ) 3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak dicampur dengan limbah-limbah lainnya. 4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja 5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum dimasukkan ke dalam disposafe box 6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman, semisal sarung tangan dari karet

Pengangkutan Limbah
Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

Pembuangan Limbah Infeksius


Autoclaving Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Kantong limbah plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh selama autoclaving. Karena itu diperlukan kantong autoclaving. Disinfeksi dengan Bahan Kimia Insinerator Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F dan dapat mengurangi sampah 70 %. Penguburan Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan anggota tubuh dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk, perlu segera dikubur. Sanitary Landfill Sampah medis terlebih dahulu dilakukan sterilialisasi atau disinfeksi kemudian dibuang dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap akhir hari kerja.

Anda mungkin juga menyukai