Anda di halaman 1dari 5

Feb 20, 2008

PENGALIHAN HAK SAHAM PAJAK, BISNIS, LEGAL


Kasus yang saya angkat kali ini adalah kasus pengalihan hak saham dilihat dari aspek perpajakan, bisnis dan legal. Kasus ini menarik untuk dibahas, karena mengeksplorasi berbagai aspek yang dapat memperkaya wawasan. Berikut adalah kasusnya : Pak Putra saya ada pertanyaan sedikit saja mengenai PT dan aspek perpajakannya. Boss saya punya PT mandiri (NPWP Terpisah) di berbagai kota salah satunya di kota X. Tadinya Kepemilikan sahamnya dipegang boss saya (asumsi Bpk Makmur) dalam akte notaris sebesar 90.000.000.dan Istrinya sebesar 52.500.000. Namun karena alasan mau pensiun maka PT. Tersebut rencananya Sahamnya akan dipindahkan ke anaknya(1 di indonesia WNI dan 1 Lagi sekolah di australia WNI) catatan anak belum punya penghasilan. Pertanyaan saya: (1). Option mana yang sebaiknya dipilih sebagai pemegang saham? (a). Istri Bpk Makmur +anak yang di indonesia? (b). Istri + anak yang di luar negeri? (c). 1 anak di indonesia+ 1anak yang diluar negeri.? (2). Apakah transaksi tersebut cukup dibuatkan RUPS-nya saja atau harus ada proses lebih lanjut? (3). Aspek perpajakkan atas transaksi di atas bagi PT dan Bagi NPWP Pribadi Bpk Budi?Apa perlu bayar pajak ke negara? siapa yang bayar? berapa nilainya? (4). Kalau Jual PT harga Sesuai dengan modal dasar/modal disetor (nominal) akte notaris kena pajak? Apakah sebaiknya penjualan sebaiknya dinilai sebesar modal dasar/modal disetor agar pajak dapat dihemat? (5).PT.ini rugi, jadi selain dipindahkan ke anaknya juga pasti setor modal ke PT ini. Sisi mana yang didahulukan setor modal ke PT ini baru dijual atau Jual dulu ke anak baru anaknya setor modal?

Terima kasih atas kesempatan dan jawaban yang diberikan oleh pak Putra. ditunggu kabar baiknya. Thanks. God bless U.

Dari Author :
Dari pemaparan singkat penanya dapat kita lihat; ini bukan kasus penjualan perusahaan, melainkan PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM. Salah satu pemegang saham saat ini berencana untuk pensiun dan akan mengalihkan hak atas sahamnya kepada anak-anaknya. Jawaban (1) : Sebaiknya dialihkan kepada siapa? Dilihat dari aspek legalnya; Bpk Makmur sampai saat ini masih pemilik sah atas saham perusahaan, sehingga dia berhak menjual saham tersebut kepada siapapun atau pihak manapun, entah itu kepada istrinya, anaknya yang berdomisili di Indonesia atau yang berdomisili di luar negeri (Australia). Dilihat dari aspek perpajakan; Sesungguhnya pengalihan hak atas saham bapak Makmur (warga Indonesia) kepada pihak manapun, memilih opsi yang manapun tidak akan membuat menjadi berbeda, karena dalam hal ini subyek pajaknya adalah badan usaha yang sebelum maupun setelah dijual sahamnya toh tetap berkedudukan di Indonesia. Namun jika dihubungkan dengan potensi kewajiban perpajakan kedepannya bagi pemegang saham yang baru tentu akan berpengaruh. Dan Kombinasi terbaik adalah Istri dan anaknya yang berada di Indonesia. Mengapa ?, karena kedua-duanya warga Indonesia yang berdomisili di Indonesia, sehingga segala penghasilan yang nantinya dinikmati oleh pemegang saham yang baru akan dikenakan tariff pajak warga Indonesia yang tentunya lebih kecil. Potensi kewajiban PPh Pasal 26 yang timbul nantinya bagi anaknya yang di luar negeri, meliputi : (-). Deviden, tarifnya 20% dari penghasilan bruto; (-). Bunga, tarifnya 20% dari penghasilan bruto;

(-). Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, tarifnya 20% dari penghasilan bruto; (-). Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan, tarifnya 20% dari penghasilan bruto; (-). Hadiah dan penghargaan, tarifnya 20% dari penghasilan bruto; (-). Pensiun dan pembayaran berkala lainnya, tarifnya 20% dari penghasilan bruto; (-). Penjualan Harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh 1984, tarifnya 20% dari perkiraan penghasilan neto; .. dan seterusnya.

Dilihat dari aspek bisnis; Kombinasi terbaik adalah : Anaknya yang berada di Indonesia + yang di Luar negeri. Mengapa ? Setiap suksesi ada cost yang harus ditebus, biaya pengalihan hak, efek psikis yang mungkin timbul pada karyawan, supplier, institusi keuangan terkait dengan perusahaan (misal : bank), client/customer, dan lain-lain. In short term, mungkin opsi manapun tidaklah menjadi persoalan, tetapi In long run, apabila memilih opsi Istri + anak akan menimbulkan suksesi kedua yang lebih cepat dibandingkan opsi anak + anak. Semakin sering terjadi pemindahan kepemilikan semakin banyak cost yang ditanggung oleh perusahaan. Pengelola baru yang yang berasal dari kalangan generasi muda (dengan young spirit, new leadership style, new concept, fresh idea, akan memberikan efek psikis yang positif bagi semua pihak (internal maupun eksternal perusahaan).

Jawaban (2): RUPS saja cukup ? Pengalihan hak atas saham memang diawali dengan RUPS, namun kemudian ditindak lanjuti dengan pembuatan akte pemindahan hak atas saham. Perhatikan kutipan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, dibawah ini : Pasal 56 (1). Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak.

(2). Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. (3). Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak. (4). Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut. (5). Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Jawaban (3) : Pengaruh Pajaknya ? Atas pengalihan saham yang tidak diperdagangkan di bursa, berlaku prinsip bahwa pemegang saham lama diwajibkan untuk melaporkan keuntungan (atau kerugian) dari transaksi tersebut pada SPT Tahunan PPhnya. Jika pemegang saham lama adalah perorangan maka keuntungan (kerugian) dilaporkan pada SPT Tahunan PPh Perseorangan. Karena Bapak Makmur memiliki banyak usaha lain, tentunya penghasilan atas penjualan saham tersebut digabungkan dengan penghasilan-penghasilan yang diperoleh dari usaha lainnya sebagai pemegang saham maupun sebagai pemilik usaha (UD dan CV). Sedangkan terhadap perusahaan itu sendiri, tidak akan ada kewajiban pajak atas pengalihan hak atas sahamnya.

Jawaban (4) : Dasar penentuan harganya? Sebagian sudah saya sampaikan di jawaban nomor 3 di atas, bahwa pengalihan hak atas saham tidak menimbulkan kewajiban pajak bagi perusahaan, karena Badan Usahanya tidak berubah, NPWP nya juga tidak berubah bukan ?. Yang dijadikan dasar nilai (harga) jual dari suatu perusahaan adalah net asset-nya (asset dikurangi liabilities) bukan modal disetor maupun modal dasar. Dalam kasus pengalihan hak atas saham, yang dijadikan dasar nilai tentunya harga saham per lembar yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan tersebut. Jika pembeli saham membayar lebih tinggi dibandingkan dengan harga nominal sahamnya, tentu

Bapak Makmur akan memperoleh keuntungan yang akan menimbulkan peningkatan pendapatan pribadinya Bapak Makmur dan membuat kewajiban PPh Pasal 29 OPnya lebih tinggi.

Jawaban (5) : Tambah setoran modal dahulu baru dijual? Jika dimaksudkan untuk dijual (dialihkan sahamnya), tentunya penambahan setoran modal dilakukan setelah saham dialihkan. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika Bapak makmur melakukan penambahan setoran modal sebelum pengalihan saham dilakukan, hanya saja menjadi tidak make sense dilihat dari common business practices. Tips: Jika setiap effort yang dilakukan dimaksudkan untuk menghindari pajak, atau mengurangi pembayaran pajak, apapun itu, percayalah; that won't worth it, peruma, tidak ada gunanya. Pada dasarnya pajak dinegara manapun, sudah di set sedemikian rupa sehingga tidak bisa dihindari. Peraturan perpajakan tidak seperti aliran air, jika tidak kena pajak dihulu, maka dihilirnya pasti kena. Kalaupun karenaeffort tertentu pajak menjadi bisa lebih rendah, sesungguhnya itu bukan karena system sepecific tertentu yang didesign, melainkan karena pemahaman dan implementasi perlakuan perpajakan yang lebih benar dibandingkan yang sebelumnya, sehingga pajak yang selama ini dibayar lebih dari seharusnya bisa diset ke proporsi yang benar. Begitu perlakuan perpajakan sudah diterapkan dengan benar, pindahkan focus anda kepada cost effisiensi, penambahan value added, pemangkasan useless administration, automasi repetitive task, dan balance industrial relationshipsdengan employee, instead.

Anda mungkin juga menyukai