Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sirosis Hepatis merupakan penyakit hati yang ditandai dengan adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (Mansjoer, 1999). Kemajuan IPTEK pada zaman sekarang ini telah membawa perubahan diseluruh aspek kehidupan. Termasuk perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol. Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras. Namun demikian, serosis yang pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi konsumsi alcohol yang tinggi. Sebagian individu tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini disbanding individu lain tanpa ditentukan apakah individu tersebut memiliki kebiasaan minum-minuman keras ataukah menderita

malnutrisi. Faktor lain termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbodtetraklorida, naftalen terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi ekistosomiasis yang menular, jumlah laki-laki penderita sirosi dua kali lebih banyak dari pada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 4060 tahun (Brunner, 2002).

Berdasarkan catatan rekam medis RS. Dr. Sardjito tahun 2005 tercatat 161 penderita serosis hepatis yang menjalani rawat inap diunit penyakit dalam, sedangkan khusus di Bougenville 3 RS Dr. Sardjito pada periode 2005 tercatat 31 yang menjalani rawat inap (19%) orang penderita Serosis Hepatis. Jumlah penderita serosis hepatic di RS Dr.Sardjito menduduki peringkat ke enam dari sepuluh besar penyakit yang ada. Serosis Hepatis berada dalam urutan kesembilan sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Amerika Serikat. Angka penyakit hati kronis untuk laki-laki lebih tinggi dua kali lipat dari wanita mayoritas berusia 40-60 tahun.Serosis hepatic biasanya memiliki awitan yang insidius dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang-kadang melewati rentang waktu 30 tahun atau lebih.(Brunner.2002) Intervensi yang dapat dilakukan untuk klien serosis hepatic meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Diharapkan perawat mampu memberikan tindakan secara mandiri maupun kolaboratif. Keperawatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam merawat pasien dengan serosis hepatis guna memperbaiki kondisi umum, karena serosis hepatic merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. 43% jenis penyakit yang berpengaruh terhadap menurunnnya status gizi adalah serosis hepatic. (Pusdiknakes. 2000).

Upaya yang telah dilakukan meliputi promoted dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan pada pasien serosis hepatis, preventif dengan mempertahankan tindakan

keperawatan dengan teknik aseptic, kuratif dengan memberikan asuhan keperawatan kolaborasi dengan tenaga medis untuk

pemberian terapi dan rehabilitatif. Pemulihan tidak berlangsung dengan cepat atau mudah bahkan ditemukan kemunduran keadaan umum klien dan perbaikan yang tidak begitu nyata (Brunner.2002) Berdasarkan hal diatas penulis berminat untuk mengangkat kasus serosis hepatic dalam ruang lingkup asuhan keperawatan pasien dengan serosis hepatic di IRNA 3 Ruang Bougenville 3 RS. Dr. Sardjito Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan Karya Tulis Ilmiah adalah Bagaimana Pelaksanaan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan serosis Hepatis dengan hematemesis di IRNA I Ruang Bougenville 3 RS Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pembuatan

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pendokumentasian dari kelima tahap tersebut.

C. Ruang Lingkup

Asuhan

keperawatan

klien

scrosis

hepatic

dengan

hematemesis melena di IRNA I Ruang Bougenville 3 RS Dr. Sardjito merupakan bagian dari mata ajaran keperawatan medical bedah I khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan. Asuhan keperawatan klien Ny S dengan seoris hepatic dengan hematemesis Melena di IRNA I Ruang Bougenville 3 dilakukan selama 3 x 24 jam yaitu mulai tanggal 17 Juli 2006 sampai dengan 20 Juli 2006. Pelaksanaan pendekatan proses asuhan keperawatan yaitu ini menggunakan perumusan

keperawatan

pengkajian

diagnosa, keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian asuhan keperawatan.

D. Tujuan 1. Tujuan Umum Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien serosis hepatis dengan hematemesis melena di IRNA I ruang Bougenville 3 RS. Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada klien dengan Serosis Hepatis b. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan Serosis Hepatis c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan Serosis Hepatis

E. Manfaat 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan serta memberikan masukan yang positif bagi profesi keperawatan dalam usaha meningkatkan mutu asuhan

keperawatan khususnya asuhan keperawatan klien dengan Serosis Hepatis. 2. Bagi Masyarakat Meningkatkan asuhan pengetahuan pada masyarakat klien dalam memberikan Hepatis

keperawatan

dengan

Serosis

khsusunya bagi klien dan keluarganya. 3. Bagi Bidang Ilmu Keperawatan

Meningkatkan wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan serosis hepatis.

F. Metode 1. Metode Pembuatan Karya Tulis Ilmiah Penyusunan Karya Tulis Ilmiah menggunakan metode

deskriptif dengan pemaparan kasus dan menggunakan pendekatan proses keperawatan dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien sirosis hepatic di IRNA I Ruang Bougenville 3 RS. Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Metode Pengumulan Data a. Metode pengumpulan data primer 1. Wawancara Metode ini untuk memperoleh data subjektif dari klien dan keluarga yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai identitas, riwayat kesehatan sekarang berupa keluhan utama adanya penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, demam, penurunan haluaran urine, muntah darah dan berak darah, fakror pencetus, riwayat kesehatan dahulu dan riwayat kesehatan keluarga, pola kebiasaan.

2. Observasi Metode ini untuk memperoleh data obyekti dengan mengamai perilaku dan keadaan klien, roman muka, nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, aktivitas, istirahat, dan tidur klien selama di Rumah Sakit. 3. Pemeriksaan Fisik Untuk memperoleh data objektif mengenai keadaan umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan cephalo caudal dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik inspeksi untuk memperoleh data jenis dan frekuensi pernafasan, kondisi fisik, sianosis, sclera ikterik, konjungtiva anemis, pucat, edema perifer, asietes. Palpasi untuk memperoleh data adanya massa, nyeri tekan pada

abdomen, distensi vena jugularis, iktus cordis. Perkusi untuk memperoleh data tentang suara ketukan sonor terhadap suara paru, tympani pada abdomen. Teknik auskultasi untuk memperoleh data tentang bising usus pada auskultasi abdomen. Pada klien dengan sirosis hepatic akan

didapatkan sclera, konjungtiva anemis. b. Metode pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan :

1) Menggunakan

studi

dokumentasi,

dilakukan

untuk

mendapatkan data tentang pemeriksaan penunjang dan terapi medis. 2) Studi perpustakaan Menggunakan literature berkaitan dengan asuhan

keperawatan sirosis hati yang mendukung, mendasari dalam pelaksanaan pembuatan laporan keperawatan ini sehingga mendukung data dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien

Anda mungkin juga menyukai