Pembimbing : Dr. A. Lucia Panda, Sp.PD, Sp.JP (K) FIHA Dr. Edwin Ambar
Pendahuluan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
parasit plasmodium falsiparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale atau plasmodium malariae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles Malaria dengan ikterus ditandai dengan adanya demam intermiten, mual, mata kuning, urin coklat seperti teh, pembesaran hati dengan nyeri pada palpasi. Menurut survey Kesehatan Rumah tangga tahun 2001, terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria
Laporan kasus
Seorang laki-laki, 36 tahun suku minahasa, sudah
menikah, pekerjaan lepas, agama Kristen protestan, alamat ranomuut lingkungan 1, pendidikan terakhir SD, masuk rumah sakit tanggal 7 Oktober 2012 jam 01.00 dengan keluhan utama Panas
rumah sakit, panas naik turun tapi tidak sampai normal. Mata kuning kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu. Pasien merasa menggigil (+) dan berkeringat banyak (+) sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sakit kepala (+), mual (+), muntah (+) berisi sisa makanan dengan volume 240cc setiap kali muntah, dengan frekuensi 2-3 kali/hari, nyeri menelan (+). BAK dan BAB normal
menderita malaria pada tahun 2007 berobat dan sembuh Penyakit liver 8 tahun yang lalu dan berobat Asam urat sejak 3 bulan yang lalu dan minum obat PAR dan ramuan herbal Paru, ginjal, jantung, hipertensi disangkal oleh pasien
Riwayat keluarga
Pada riwayat penyakit keluarga, hanya pasien yang
Riwayat sosial
Kebiasaan merokok sejak 10 tahun yang lalu, alkohol
Pemeriksaan fisik
KU : sedang
kesadaran : CM T : 90/60 N : 80 x/menit R : 22x/menit S : 37,3C Kep : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, lidah beslag (-) Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5+0 Thorax : Paru Inspeksi : simetris ki=ka Palpasi : SF ki=ka Perkusi : Sonor ki=ka Auskultasi : Sp. Vesikuler , Rh -/-, Wh -/-
Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : ki : lCS V linea midclavicularis sinistra, ka: ICS IV linea parasternalis dekstra Auskultasi : S1-S2 Normal , bising (-), murmur (-)
arcus costa, tepi tajam, tidak bernodul. Lien tidak teraba ,NTE (-) NTSP (-) NKCVA (-), BU Normal. Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
Pemeriksaan Laboratorium
Lab 6 oktober 2012 di IRDM : Hb 8,1g/dL, trombosit 107.000/mm3, leukosit 2.600/mm3, eritrosit 2,86/mm3, hematokrit 23,5.%. Pemeriksaan Urinalisis didapatkan protein (-), glukosa (-), keton (-), urobilinogen : +++, sedimen (-), epitel (-), leukosit (), eritrosit (-), kristal (-) Pemeriksaan Parasitologi ditemukan malaria trop r+ g++ .
Diagnosis
malaria complicated, Ikterik ec malaria, Anemia ec malaria.
Terapi :
IVFD RL 20 gtt/mnt Artesunate 2,4 mg/kgBB pemberian 0 Jam 03.30 , 12 Jam 15.30 Primakuin 3 tablet (single dose) Sistenol 3x1 tablet
Plan :
DDR Serial, DL, GDS, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, bilirubin total, direk, indirek, anti HCV, anti HAV, HbsAg, dan USG abdomen
Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : ki : lCS V linea midclavicularis sinistra, ka: ICS IV linea parasternalis dekstra Auskultasi : S1-S2 Normal , bising (-), murmur (-)
costa, tepi tajam, tidak bernodul. Lien tidak teraba ,NTE () NTSP (-) NKCVA (-), BU Normal. Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
Diagnosis
malaria falsiparum dengan ikterik dan anemia ec malaria.
Terapi : IVFD Ringer Laktat 20 tetes per menit Artesunate 2,4 mg/kgBB pada pemberian 24 jam 03.30 Sistenol 3x1 tablet
Plan : Pemeriksaan DDR serial, anti HCV, anti HAV, HbsAg, dan USG abdomen.
Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : ki : lCS V linea midclavicularis sinistra, ka: ICS IV linea parasternalis dekstra Auskultasi : S1-S2 Normal , bising (-), murmur (-)
costa, tepi tajam, tidak bernodul. Lien tidak teraba ,NTE () NTSP (-) NKCVA (-), BU Normal. Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
hepatosplenomegali, tidak tampak pelebaran duktus bilier intra/ ekstra hepatik. Hasil Laboratorium tanggal 9/10/2012: pemeriksaan HbsAg (-) , anti HAV (-) , anti HCV (-). Parasitologi : Malaria (-)
Diagnosis
malaria falsiparum dengan ikterik, dan anemia ec malaria.
Terapi : IVFD RL 20 tetes per menit Artesunate 2,4 mg/kgBB jam 48 03.30 Sistenol 3x1 tablet Vit B com 3x1 Sulfas ferosus 3x1 tablet
Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : ki : lCS V linea midclavicularis sinistra, ka: ICS IV linea parasternalis dekstra Auskultasi : S1-S2 Normal , bising (-), murmur (-)
costa, tepi tajam, tidak bernodul. Lien tidak teraba ,NTE () NTSP (-) NKCVA (-), BU Normal. Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
Diagnosis
malaria falsiparum dengan ikterik
Terapi : IVFD ringer laktat 20 tetes per menit Artesunate 2,4 mg/kgBB jam 72 03.30 Vit B com 3 x1 Sulfas ferosus 3x1 tablet
Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : ki : lCS V linea midclavicularis sinistra, ka: ICS IV linea parasternalis dekstra Auskultasi : S1-S2 Normal , bising (-), murmur (-)
costa, tepi tajam, tidak bernodul. Lien tidak teraba ,NTE () NTSP (-) NKCVA (-), BU Normal. Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
Pembahasan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
parasit dan ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Penyakit malaria memiliki trias khas : menggigil, demam, keringat banyak. Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, ditemukan trias khas malaria pada pasien yaitu demam, menggigil, dan keringat banyak
gambaran klinis malaria dengan ikterus yaitu sklera ikterik dan hepatomegali namun tanpa nyeri pada palpasi. Pada pasien juga tidak ditemukan urin coklat seperti teh Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8,1 g/dL, trombosit : 107.000/mm3, leukosit : 2.600/mm3, eritrosit : 2,86/mm3, hematokrit : 23,5.%, albumin 2,4, bilirubin total 1,50, bilirubin direk 1,03, SGOT 54, SGPT 38, dan gamma GT 42. Pada pemeriksaan parasitologi ditemukan : malaria trop r+ g++
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium pasien ini didiagnosis dengan malaria falsiparum dengan ikterik, dan anemia ec malaria
pemberian cairan intravena ringer laktat 20 tetes per menit. Pada pasien ini diberikan artesunate dan primakuin yang merupakan pengobatan lini pertama pada malaria
Penutup
Pasien sebaiknya melakukan upaya pencegahan
malaria. Upaya paling efektif dalam mencegah malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk anopheles dengan menggunakan kelambu saat tidur, modifikasi lingkungan, serta menggunakan obat profilaksis malaria sebelum berpergian ke daerah endemis
TERIMA KASIH