Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN Manusia diciptakan Allah dari segumpal tanah dengan melalui proses

perpaduan antara lelaki dan wanita. Dari proses ini menciptakan manusia baru dengan ckuasa Allah. Hasil proses ini melahirkan individu baru yang meneruskan generasi manusi di muka bumi ini. Proses perpaduan antara dua individu tersebut menunjukkan bahwa manusia secara umum tidaklah bias hidup sendiri. Sebagai individu yang tinggal dilingkungan social mengharuskan manusia berinteraksi dengan makhluk yang lain, baik itu dengan sesamanya, maupun dengan alam sekitarnya. Dalam berinteraksi ini, manusia diharapkan mampu bergaul dengan baik, dan bias menciptakan keharmonisan hidup bermasyarakat di lingkungan dimana ia hidup. Keharmonisan ini secara tidak langsung menciptakan suasana kondusif yang mampu meningkatkan ketentraman hidupnya. Akan tetapi, tidak selamanya ketentraman ini bias terjaga. Karena dalam masyarakat tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama. Rambut boleh sama hitamnya, akan tetapi dalam hati tiada yang tahu. Terkadang dalam interaksi-interaksi ini tak jarang dijumpai orang-orang yang bermuka dua(hipokrit), yang berbaik hati di depan kita, tetapi menjelekkan di belakang kita. Dalam istilah agama sifat ini disebut nifaq. Dalam makalah singkat ini, pemakalah ingin memaparkan sedikit penafsiran beberapa ayat-ayat al-Quran yang menggambarkan bagaimana sebenarnya sifat nifaq ini. II. POKOK PEMBAHASAN Didalam al-Quran, sangat banyak ayat-ayat yang membahas tentang kemunafiqan. Bahkan ada satu surat yang khusus membahas tentang orang-orang munafiq, surat Al-Munafiqun, surat ke 63 di dalam al-Quran. Akan tetapi, di dalam makalah ini penulis hanya akan membahas beberapa ayat yang penulis anggap penting yang menggambarkan bagaimana penjelasan nifaq di dalam alQuran. Pembahasan tentang nifaq dalam al-Quran ini akan mengacu kepada pokok-pokok pembahasan ayat-ayat berikut:
1

1. Surat An-Nisa ayat 138-140 yang berbunyi :


Artinya: (138) Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (139) (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi temanteman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (140) Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolokolokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafiq dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.
2

2. Surat An-Nisa ayat 142 yang berbunyi:


Artinya: (142) Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. 3. Surat An-Nisa ayat 145 yang berbunyi:


Artinya: (145) Sesungguhnya orang-orang munafiq itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. 4. Surat At-Taubah ayat 67-68 yang berbunyi:


Artinya:

(67) orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itu adalah orang-orang yang fasik. (68) Allah mengancam orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan orangorang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. 5. Surat At-Taubah ayat 73 yang berbunyi:


Artinya:


(73) Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah Jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. 6. Surat Al-Munafiqun ayat 1-4 yang berbunyi:


Artinya:

(1) apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafiq itu benar-benar orang pendusta. (2) mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (3) yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (4) dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

III.

ARTI MUFRADAT Dari beberapa ayat di atas, didapati beberapa mufradat yang kiranya perlu

dijelaskan terlebih dahulu sebagai pembuka bagi penafsiran ayat-ayat tersebut, sebagai berikut:
1.

: berasal dari kata --yang bermakna menipu, mengelabui,


yaitu memperlihatkan kepada orang lain sesuatu yang berbeda dengan yang disembunyikannya untuk memalingkan mereka dari hal yang sebenarnya.1

2.

: jamak dari .. Berarti malas, orang yang merasa berat dan berlambatlambat.
1

Ahmad Musthafa al-Maraghu, Tafsir al-Maraghi. Juz I (Kairo: Bab al-Halaby, 1946).

Hal. 49.

3.

: berasal dari kata -, bermakna kemunkaran, baik bersifat syari,


yaitu apa yang dipandang buruk dan diingkari oleh syara;, maupun yang bersifat fitri, yaitu apa yang didingkari oleh akal yang sehat dan fitrah yang lurus, karena bertentangan dengan keutamaan dan keuntungan individual dan kemaslahatan umum.

4.

: lawan dari kemunkaran. Al-ishfahani mengartikan maruf sebagai nama


untuk setiap perbuatan yang dianggap baik oleh akal dan syari.2

5.

: jamak dari yang berarti kayu. Dalam ayat Ini adalah untuk
memberikan kesan bahwa jumlah kaum munafiq ketika saat itu cukup banyak. Maksudnya disini adalah orang munafiq itu seperti kayu yang bersandar tidak memiliki daya hidup, tidak memiliki pijakan yang kokoh seperti kayu yang tercabut akarnya dan tentu saja tidak memiliki buah yang dapat dinikmati.3 IV. ASBAB AL-NUZUL Tidak semua ayat Quran diturunkan karena adanya timbul suatu peristiwa dan kejadian yang mendahuluinya, atau karena suatu pertanyaan. Tetapi ada diantara ayat Quran diturunkan sebagai permulaan, tanpa sebab, mengenai akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. Dari 12 ayat diatas, hanya 4 ayat yang memiliki asbabun nuzul. Yaitu ayat 1-4 surat Al-Munafiqun. Adapun sebab turunnya ayat ini berkenaan dengan kasus yang terjadi dalam satu peperangan. Dimana salah seorang muhajirin Jahjah ibn Usaid yang bekerja pada Umar Ibn Khathab sebagai pemelihara kuda beliau, bertengkar dengan seorang dari suku Juhainah yaitu Sinan al-Juhany yang merupakan mitra Abdullah ibn Ubay dan orang-orang Anshar. Keduanya bertengkar, sang muhajir kemudian memukul pantat orang itu, yang kemudian berteriak meminta bantuan kelompok anshar. Mendengar itu, sang muhajir pun berteriak meminta bantuan kelompok muhajirin. Salah seorang menampar sinan. Rasul yang mendengar teriakan itu berkata : Mengapa ada lagi teriakan ala
2

Al-Raghin al-Ashfahani. Al-Mufradat Fi Gharib al-Quran. (Kairo: Bab al-Halaby,

1961). Hal. 331.


3

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 14 (Jakarta: Lentera hati, 2002). Hal. 246.

jahiliah? yakni jangan lakukan hal itu. Mendengar peristiwa di atas, Abdullah Ibn Ubay berkomentar: Apakah mereka telah melakukan itu? Kita tidak menyertai Muhammad untuk ditampar. Demi Allah, kalau kita kembali ke Madinah niscaya orang-orang mulia mengusir orang-orang hina darinya. Lalu Abdullah berkata kepada kaumnya: Apa yang terjadi pada diri kalian? Kalian menyambut mereka di negeri kalian, memberi mereka sebagian harta kalian. Demi Allah kalau kalian tidak memberi mereka kelebihan makanan, maka pasti mereka beralih ke tempat lain. Karena janganlah kelian memberi mereka, sampai mereka berpisah menjauh dari Muhammad. Zaid Ibn Arqam ra. Yang mendengar ucapan itu menyampaikan kepada pamannya, lalu Zaid dipanggil Nabi Saw. Dan menanyakan kebenaran berita tersebut. Lalu Nabi Saw. Memanggil Abdullah ibn Ubay dan teman-temannya yang bersumpah tidak pernah mengucapkan hal itu. Berdasarkan sumpah itu, Nabi cenderung membenarkan Ibn Ubay dan menganggap Zaid berbohong. Akan tetapi keesokan harinya turun surat Al-Munafiqun, Nabi membacakannya kepada kami, dan bersabda kepada Zaid: Sesungguhnya Allah membenarkanmu.4

V.

Pengertian Nifaq Nifaq berasal dari kata - - - - - yang diambil dari kata -

(naafiqaa). Nifaq secara bahasa (etimologi) berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dari lobang yang satu, maka ia akan keluar dari lobang yang lain.5 Ada juga yang mengatakan bahwa itu berarti salah satu dari dua lubang yang merupakan pintu terowongan.6 Dalam al-Quran telah dikisahkan dengan jelas tentang orang-orang yang memiliki sifat nifaq ini (munafiq). Dalam surat An-Nisa ayat 42, Allah menerangkan tentang orang-orang yang meiliki sifat nifaq ini, yaitu mereka
4

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hal. 241-242. Al-Isfahani. al-Mufradat Fi, hal. 502. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Vol. 14 (Jakarta: Lentera hati, 2002). Hal. 122.

berusaha menipu Allah dengan melaksanakan shalat hanya untuk riya di hadapan manusia. Selanjutnya dalam ayat 68 surat At-Taubah disebutkan bahwa tanda dari sifat nifaq adalah mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir). Dalam ayat 73 sampai ayat 80 juga disebutkan bahwa orang munafiq juga mencela terhadap orang-orang yang beriman yang memberikan sedekah, padahala mereka sendiri sudah berikrar untuk bersedekah jika memperoleh karunia dari Allah. Dalam surat Al-Munafiqun, Allah juga menyebutkan bahwa orang munafiq ini mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya, akan tetapi mereka juga menghalangi orang lain untuk beriman kepada Allah. Menurut Ibnu Katsir, nifaq adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan.7 Zamakhsyari mendefinisikan munafiq (orang yang bersifat nifaq) sebagai orang yang beriman dengan mulut mereka, tidak dengan hati mereka, dan yang dalam hati mereka berbeda dengan yang mereka perlihatkan.8 Menurut Ibn Jarij, munafiq adalah orang yang saling bertentangan apa yang dikatakan dengan yang dikerjakannya, yang disembunyikan dan diperlihatkannya dan tempat masuk dan keluarnya.9 Dari kesemua pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa sifat nifaq ini berarti sifat memiliki dua muka, yaitu dengan menggunakan sesuai dengan keuntungan mereka sendiri. Pemakalah menyimpulkan bahwa nifaq adalah sifat seseorang yang menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan yang dia miliki. Dalam istilah sekarang disebut juga orang bermuka dua, yang berusaha mengambil keuntungan dari tiap keadaan yang dia hadapi. VI.
7

CIRI-CIRI NIFAQ
Abi al-fida Ismail ibn Katsir, Tafsir al-Quran al-Adhim. Juz I (Kairo: Muassah

Qurthubah, 2000). Hal. 281.


8

Abu al-Qasim Mahmud Ibn Umar Al-zamakhsyari. Al-Kasyaf. Juz 1(Riyadh, Maktabah

Abikan, 1999). Hal. 170.


9

Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran, hal. 282.

Di dalam al-Quran ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang ciri-ciri dari orang yang bersifat nifaq (selanjutnya disebut munafiq). Menurut sebagian mufassir Allah telah menjelaskan tentang criteria-kriteria orang munafiq ini. Walaupun tidak secara langsung. Hal ini dapat kita lihat dari penafsiran-penafsiran para sahabat terhadap bahwa Allah menjelaskan tentang orang munafiq pada surat kedua di dalam alQuran hingga 13 ayat, yaitu mulai dari ayat 8 surat al-Baqarah sampai kepada ayat 20.10 Pada ayat 8 disebutkan bahwa ciri orang munafiq yang pertama adalah mereka mengatakan beriman kepada Allah dan hari akhir, pada hal mereka tidak beriman. Kemudian dalam ayat 11 disebutkan bahwa ciri orang munafiq bila dikatakan kepada mereka Janganlah membuat kerusakan di muka bumi. mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan." Maksud dari berbuat kerusakan dalam ayat ini ditafsirkan dengan makna jangan berbuat maksiat di atas bumi ini.11 Kriteria orang munafiq selanjutnya adalah apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "apakah kami akan beriman sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" padahal sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Selanjutnya dalam ayat 14 disebutkan bahwa sifat orang munafiq adalah bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok." Kata syaitan disini dimaknai dengan pembesar dan pemimpin mereka, yang terdiri dari rahib-rahib yahudi dan pemimpin-pemimpin kaum musyrik dan munafiq.12
10

Abi Jafar Muhammad ibn Jarir Ath-Thabary, Tafsir ath-Thabary. Juz I. hal. 276. Ibnu Katsir. Tafsir al-Quran, hal. 288. Ibnu Katsir, hal 290.

11

12

Dalam surat An-Nisa ayat 139, Allah juga menyebutkan bahwa sifat dari orang-orang munafiq adalah mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. kemudian dalam ayat 142 surat An-Nisa dinyatakan bahwa orang munafiq berdiri untuk shalat dengan malas, mereka bermaksud riya di hadapan manusia. dan mereka juga sangat sedikit dalam berzikir kepada Allah. Dalam ayat 67 surat At-Taubah juga disebutkan bahwa orang munafiq memiliki sifat menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf, mereka juga sangatlah kikir. Selanjutnya ciri-ciri tersebut diatas Allah sebutkan kembali di dalam ayat 1-4 surat Al-Munafiqun. Mereka pura-pura beriman kepada Rasulullah hanya untuk mendapatkan perlindungan dari umat Islam ketika itu. Rasulullah juga menyebutkan beberapa ciri orang munafiq dalam sabdanya. Diantaranya dalam hadits:

, : : . , 13
Artinya: Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah bersabda:Tanda orang munafiq ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji mengingkari.

, . : . ,. : , ,14.
Artinya: Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwa Nabi bersabda: Ada empat hal yang jika terdapat pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafiq sejati, dan jika
13

Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhary. Jamiu al-Shahih. Juz I (Kairo.

Mathbaah al-Salfiyah, t.t.) hal. 27.


14

Al-Bukhary, hal. 27-28.

10

terdapat padanya salah satu dari sifat tersebut, maka ia memiliki satu karakter kemunafiqan hingga ia meninggalkannya: 1) jika dipercaya ia berkhianat, 2) jika berbicara ia berdusta, 3) jika berjanji ia memungkiri, dan 4) jika bertengkar ia melewati batas. Dari beberapa sumber diatas, dapat kita simpulkan sifat-sifat orang munafiq, yaitu: 1. Apabila mereka berkata, mereka berdusta. 2. Menjadikan orang-orang kafir menjadi teman-teman mereka. 3. Menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf. 4. Apabila dipercaya ia berkhianat. 5. Apabila berjanji ia memungkiri, dan 6. Apabila bertengkar ia melewati batas. VII. Ancaman Bagi Orang Munafiq

Sifat nifaq ini merupakan sifat yang buruk, yang harus dijauhi karena itu merupakan penyakit yang meresahkan diri manusia. Oleh sebab itu, Allah memberikan ancaman kepada orang yang bersifat nifaq agar mereka segera bertaubat dan meninggalkan sifat-sifat nifaq ini. Dalam akhir ayat 140 surat An-Nisa, Allah secara gamblang menyebutkan bahwa tempat bagi orang munafiq di hari kiamat adalah di dalam neraka bersama orang-orang kafir. Kemudian ancaman yang lebih hebat lagi Allah berikan kepada orang munafiq dalam ayat 145. Allah mengatakan akan mencampakkan orang munafiq ke neraka paling bawah pada hari akhirat, dan tidak akan ada penolong baginya. Tempat mereka adalah tingkatan paling rendah daripada tingkatan-tingkatan yang ada di dalam neraka. Dalam ayat 68 surat At-Taubah juga disebutkan kepada orang munafiq, baik laki-laki atau perempuan tempat mereka adalaha neraka jahannam, dan mereka akan disiksa selama bersinambungan. Selanjutnya dalam redaksi yang berbeda, dalam ayat 73 Allah juga menyebutkan bahwa tempat orang munafiq adalah di dalam neraka jahannam.
11

Dari penjelasan ayat-ayat di atas dapat kita ambil satu kesimpulan bahwa tempat orang munafiq itu adalah di neraka yang paling rendah tingkatannya, yakni neraka jahannam. VIII. BAHAYA SIFAT MUNAFIK Sifat munafik ini juga sangat berbahaya. Jika seseorang memiliki sifat ini akan sangat mempengaruhi kehidupannya di dunia. Sifat munafik ini adalah sifat yang sangat tercela karena merupakan gabungan dari beberapa sifat buruk yang dimuliki seorang manusia. Seorang munafik melmiliki sifat khianat, pembohong dan mengingkari janji. Seorang yang dianggap memiliki sifat munafik ini tidak akan pernah dipercayai orang sama sekali. Semua perkataan dan perbuatannya akan dianggap tidak ada. Sehingga kehadirannya dalam pergaulan masyarakat akan tersisihkan, akan mengalami pengucilan yang merugikan dirinya sendiri. Selain bahaya bagi orang munafik itu sendiri. Sifat munafik ini juga sangat merugikan orang lain. Orang yang memiliki sifat ini akan sangat suka memuji seseorang untuk membuat orang lain senang, sehingga membuat dia lupa diri. Orang yang bermuka dua ini selalu bersifat oportunis, selalu mengambil kesempatan yang menguntungkannya pada semua orang. Orang munafik ini bagaikan musuh dalam selimut. Bahayanya juga bisa menimbulkan disharmonisasi dalam masyarakat akibat pergunjingan yang mungkin ditimbulkan oleh orang munafik ini, bisa menimbulkan perselisihan dan pertengkaran yang bisa mengakibatkan pertumpahan darah. Oleh karena itu, sifat munafik ini sangatlah berbahaya. Harus dijauhi sebisa mungkin, karena efek buruk yang dihasilkannya akan sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari. IX. KESIMPULAN Dari penafsiran beberapa ayat yang menjelaskan tentang nifaq di atas, dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

12

1. Nifaq adalah sifat seseorang yang menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan yang dia miliki untuk mendapatkan keuntungan dari keduanya. 2. Secara umum ada beberapa ciri dari sifat nifaq ini, diantaranya Apabila mereka berkata, mereka berdusta, menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf, apabila dipercaya ia berkhianat dan apabila berjanji ia memungkiri. 3. Sifat nifaq adalah sifat yang paling dibenci Allah. Hal ini terlihat pada ancaman Allah terhadap orang-orang yang munafiq, yaitu tingkatan terendah daripada neraka jahannam.

DAFTAR PUSTAKA al-Ashfahani, Al-Raghib. Al-Mufradat Fi Gharib al-Quran. (Kairo: Bab al-Halaby, 1961). Al-Bukhary, Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail. Jamiu al-Shahih. Juz I (Kairo. Mathbaah al-Salfiyah, t.t.) Ibn Katsir, Abi al-Fida Ismail. Tafsir al-Quran al-Adhim. Juz I (Kairo: Muassah Qurthubah, 2000). al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Juz I (Kairo: Bab al-Halaby, 1946). Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Vol. 14 (Jakarta: Lentera hati, 2002). Ath-Thabary, Abi Jafar Muhammad ibn Jarir. Tafsir ath-Thabary. al-Zamakhsyari, Abu al-Qasim Mahmud Ibn Umar. Al-Kasyaf. Juz 1 (Riyadh, Maktabah Abikan, 1999).

13

Anda mungkin juga menyukai