2.1 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah agar dapat digunakan sebagai pedoman belajar bagi Mahasiswa Politeknik jurusan Teknik Sipil, sehingga mahasiswa dapat mengetahui gambaran awal dari prosedur pelaksanaan praktikum secara sistematis sehingga nantinya dapat dipraktekkan di lapangan yang sesungguhnya sesuai dengan materi yang didapat.
Keselamatan Kerja
Pentingnya Membiasakan Diri Aman Bekerja Memperhatikan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja merupakan suatu
hal yang penting pada perusahaan-perusahaan konstruksi. Banyak pekerja pada perusahaan-perusahaan yang mempelajari dan memperhatikan keselamatan kerja melalui pengalaman-pengalaman yang dialami maupun diperolehnya. Tetapi, mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari instruktur dan buku kerja berupa diktat yang diperoleh dari dosen pengajar maupun dosen pembimbingnya. Sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan sedini mungkin dapat dihindari dan diatasi, dan diharapkan tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan sewaktu kerja berlangsung. 2.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja Tujuan keselamatan kerja, antara lain: 1. 2. 3. 2.1.3 Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan tahu dan mengerti untuk menjaga keselamatan dan keamanan alat. Mahasiswa diharapkan dapat memahami pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya sendiri. Mahasiswa diharapkan bekerja sangat hati-hati demi menjaga keselamatan alat dan dirinya sendiri. Bagaimana Meningkatkan Kebiasaan Bekerja yang Aman Meningkatkan kerja yang aman sangat penting sekali, mengingat biasanya sarana penunjang keselamatan kerja sangatlah minim sekali, hal ini terutama sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang relatif berskala kecil-menengah. meningkatkan keamanan kerja antara lain: 1. sungguh. 2. Waspadalah sampai situasi aman terkendali. terhadap kemungkinan yang membahayakan. Jika bahaya terlihat, maka tunda/hentikan dulu pekerjaan Camkan semua peraturan kerja dengan sungguhCara-cara
Peliharalah peralatan agar selalu bersih, tajam dan Simpan bahan-bahan yang mengandung kimia
berbahaya di tempat aman dan gunakanlah secara hati-hati serta dengan pengetahuan yang cukup mengenai hal itu. 5. 2.1.4 Peralatan Peliharalah setiap peralatan setelah selesai dipakai, jangan menunda-nunda kegiatan pembersihan karena terlalu lama kotoran yang menempel akan lebih sulit untuk dibersihkan dan akan membawa kerugian di kemudian hari saat akan dipakai kembali. Peliharalah setiap peralatan dengan baik, bersih, bebas karat dan tajam. Jangan sekali-sekali menggunakan peralatan yang tumpul dan sudah berkarat maupun rusak karena akan memperbesar terjadinya kecelakaan kerja, karena alat tersebut bisa patah dan mungkin akan melukai diri sendiri atau orang lain. 2.1.5 Bahan-bahan Kimia Pemakaian bahan-bahan kimia dalam jurusan teknik sipil jarang digunakan namun tidak sedikit pula dijumpai, misalnya pemakaian vaselin dan ali untuk pelumas peralatan kerja. Dalam hal ini kita harus mengetahui sifat-sifat bahan kimia tersebut dan hendaknya disimpan di tempat yang aman dan digunakan secara hatihati.Bermacam-macam bahan kimia yang digunakan oleh pekerja instalasi pipa dapat menimbulkan bahaya. Seperti minyak pelumas bekas yang digunakan untuk memotong pipa dapat menggelincirkan seseorang, begitu juga dengan minyak tanah atau naphta yang tercecer dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Begitu juga bahan kimia drain cleaning (sejenis soda api) dapat membakar kulit dan membahayakan mata. 2.1.6 Tanggung Jawab Setiap mahasiswa yang melakukan praktek instalasi pipa harus selalu ingat akan tanggung jawab terhadap diri sendiri, teman maupun lingkungan sekitarnya. Misalnya saat praktikan meletakkan bisk beton (pipa saluran dari beton), terutama disaat bisk beton dalam keadaan basah karena biasanya biskbeton akan menjadi berat.orang yang meletakkan bisk beton harus diperingatkan bahwa bisk beton memiliki permukaan yang kasar sehingga dapat merobek tangan. 2.1.7 Tempat Kerja yang Bersih Perhatikan semua peralatan mesin yang berputar cepat dengan sangat hati-hati.
Tempat kerja menentukan kenyamanan kerja. Tempat kerja yang berserakan peralatan, material, dll merupakan hal yang sangat membahayakan. Seorang ahli tentang keselamatan kerja menyebutkan bahaya akan tergelincir dan sandungan. Jangan sekali-sekali membiarkan barang-barang kerja berserakan. 2.1.8 Melakukan Pekerjaan Saat melakukan pekerjaan, selalu perhatikan keselamatan kerja. Jika semua pekerjaan dilakukan di atas, gunakan andhang atau papan pijakan. Jika bekerja pada galian terbuka, pasanglah penghalang atau pagar agar tidak terjatuh ke dalam lubang. Periksa pekerjaan, apakah jika diangkat sendiri ringan, berat, atau licin sehingga dapat dipikirkan bagaimana cara memindahkan atau bekerja dengan benda tersebut secara aman.
2.2 Pengertian
Drainase merupakan pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air buangan hujan, air permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan WC. Secara umum drainase didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang ada dikawasan kota tersebut. Dengan demikian kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada atambahan desain seperti keterkaitan dengan tata guna lahan, keterkiatan dengan master plan drainase kota, keterkaitan dengan masalah social ( kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut memelihara fungsi drainase kota ) dan lain-lain.
Rumah tinggal.
Pekerjaan penyaluran/ pembuangan air hujan dan limbah domestic ( buangan dari kamar mandi/ WC, dapur, air cucian dll ). Perkantoran. Idem + tempat parkir. Asrama. Hotel. Kampus / Sekolahan. Idem + limbah bengkel / Laboratorium. Rumah Sakit. Idem. Pabrik-Pabrik / Industrial Estate Stadion / Kompleks Olahraga Kompleks Perumahan / Real Estate. Padang / Lembah Golf. Jalan Raya. Lapangan Terbang / Bandara. Pelabuhan Laut. Bendungan / Waduk. Bhumi perkemahan. Tempat tempat rekreasi. Tempat Penngolahan/Pembuangan Sampah Akhir (TPA), dll.
Saluran Terbuka
Saluran Tertutup
c. Saluran Trapesium
Gorong-gorong Bulat
10
industri harus dialirkan secara khusus dengan melalui pengolahan limbah yang sesuai dengan semestinya agar pada saat dialirkan ke pembuangan air, tidak berbahaya karena sudah steril. 2.6.4 Penyuplaian Air Untuk Penduduk Dalam suatu kota pada umumnya, air yang dibutuhkan penduduk didatangkan dari suatu kabupaten pada umumnya, air yang dibutuhkan penduduk tersebut akan dialirkan kerumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa yang diinstalasi sedemikian rupa agar air tersalurkan dengan lancar dan baik ke konsumen. 2.6.5 Jenis Saluran
Saluran drainase pada umumnya ada yang terbuka dan ada juga yang
terbuka. Tetapi layaknya pada saluran terbuka untuk mengalirkan air buangan yang relative tidak berbau , seperti air hujan maupun air permukaan ( rembesan system irigasi, mata air, dll ). Sedangkan Saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air buangan dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun buangan hasil proses industry.
11
SISTEM TERPISAH
BADAN AIR/SUNGAI
A
RUMAH TANGGA INDUSTRI AIR HUJAN
INSTALASI PENGOLAH LIMBAH
B
RUMAH TANGGA
SISTEM KOMBINASI/GABUNGAN
INDUSTRI
AIR HUJAN
PENGOLAH LIMBAH
RUMAH
BADAN AIR/SUNGAI
BADAN AIR/SUNGAI
BADAN AIR/SUNGAI
Dibawah As Jalan
Dibatas Blok
Praktek I 3.1 Latihan Dasar Membuat Kemiringan dasar Saluran dengan Boning - Rod
3.1.1 Dasar Teori Boning-Rod digunakan untuk menentukan kemiringan dasar galian/pemasangan pipa agar memiliki kemiringan yang lurus sesuai dengan yang dikehendaki. 3.1.2 Alat dan Bahan
Roll meter. Boning Rod Patok dari kayu. Selang air ( waterpass air ).
cm.
3.1.3 Langkah Kerja Pekerjaan persiapan a. Buat patok dari dolken atau usuk sejumlah yang diperlukan.
90 cm
B 1m
b. Tentukan lokasi dimana praktek akan dikerjakan, dan tandai dengan c. Pasang tiang dolken 1 (satu) meter di luar ujung sisi galian (A B).
d. Tandai salah satu tiang dengan pensil pada ketinggian 80 cm dari tanah, lalu tanda itu dipindahkan pada seluruh tiang-tiang dengan datar menggunakan slang plastik yang diisi air.
Slang plastik (Waterpass) A 1m Rencana galian B 1m
e. Pada salah satu ujung A, dipasang papan Stake-Out tepat pada tanda pensil tadi.
A 1m Rencana galian
B 1m
A 1m
16 Rencana galian
B 1m
g. Tentukan penurunan galian sesuai dengan kemiringan yang sudah ditentukan sebelumnya. Contoh : Panjang galian = 600 cm Kemiringan galian =1 : 40 = 800/40 = 20 cm perbedaan ketinggian Angka ini ditandai pada tiang ujung B, yaitu 20 cm turun dari tanda pertama tadi.
A 1m Rencana galian 6m
B 1m
17
Pelaksanaan kerja a. Pasang sebuah patok pada ujung-ujung galian dengan ketinggian yang sama (waterpass). Jarak patok A ke patok B = 10 meter.
Slang plastik (Waterpass) A B
b. Hitung penurunan saluran berdasarkan angka kemiringan yang sudah ditentukan misalnya 3 %. c. Tandai pada patok B = 30 cm turun dari puncak atas patok, lalu tancapkan sebuah lagi patok pendamping (patok C)dari patok B itu, tingginya tepat sama dengan garis tanda yang sama pada patok B. (turun 30 cm terhadap patok B)
30 cm B C
18
d. Lalu pukul patok B hingga permukaan patok tersebut sama (selevel) dengan patok C.
30 cm A
B C
e. Lalu pasang patok-patok antara pada tiap jarak 2 (dua) meter diantara patok A B dengan lurus menggunakan yalon/tongkat ukur. Ketinggian patok-patok antara ini dibuat lebih tinggi sedikit atau sama tinggi dengan patok A.
A TAMPAK SAMPING
A TAMPAK ATAS
f. Kemudian dirikan boning-rod diatas patok A dan patok B, masingmasing dipegang oleh satu orang, Boning-rod harus tegak lurus. Dan satu orang berdiri kira-kira 1 (satu) meter dibelakang patok A lalu membidik permukaan atas Boning-rod pada patok A dan patok B (dimana kedua permukaan Boning-rod harus betul-betul horisontal dan satu garis). Dan satu orang lagi memegang Boning-rod dan mendirikannya di atas salah satu patok antara.
A 19
g. Si pembidik memberi aba-aba pada yang bekerja pada patok antara apakah patok antara itu harus diturunkan lagi agar segaris dengan patok A dan Patok B. Si pemegang patok antara dibantu oleh seorang yang bertugas untuk memukul patok antara agar permukaan patok turun, sehingga garis bidikannya segaris. Penurunan patok antara ini dilakukan sedikit demi sedikit sambil dikontrol oleh si pembidik.
h. Begitulah penurunan patok-patok antara yang lainnya, sehingga semua patok itu akan menjadi segaris dalam suatu kesatuan miring yang tepat.
3.4.3 Kesimpulan 1. Penggunaan benang hanya diijinkan untuk membuat garis sudut. 2. Pemasangan patok-patok harus betul-betul tegak lurus dan kokoh 3. Dibutuhkan minimal 5 (lima) orang untuk menyelesaikan praktek ini. Yaitu, 2 orang sebagai pembidik, satu orang sebagai pemukul patok dan dua orang yang lain sebagai pemegang boning rod 4. Pada akhirnya kemiringan jalur/saluran harus sama dengan kemiringan yang telah di desain sedemikian rupa sesuai dengan perencaan.
Praktek II
20
3.2.3 Bahan
Gergaji. Ember. Unting-unting. Sekop dan cangkul. Boning-rod. Sendok spesi. Pensil. Bak spesi. Gerobak. Linggis.
1. Patok dolken 90 cm atau usuk 5/7 cm. 2. Papan 2x20x120 cm . 3. Paku 5 cm. 4. Gamping. 5. Batu Bata. 6. Biston ( gorong-gorong ).
21
3.2.4 Langkah Kerja a. Tentukan lokasi jalur/trase saluran, pasang patok-patok sebagai as saluran. Untuk jalur yang panjang dan lurus, patok-patok dapat dipasang dengan jarak 10 15 meter sebagai lokasi Stake-Out (Bouw plank). Pada praktikum kali ini jalur yang dipakai sepanjang 3 meter saja.
I H G F E
b. Lalu kita pasang papan Stake-Out diatas patok dengan datar, maka kita sudah membuat 2 ( dua ) buah Stake-Out dengan kesatuan miring yang diinginkan .
c. Tandai pertengahan panjang papan Stake-Out sebagai sumbu ( as ) saluran dengan membidik as/patok dibawah papan Stake-Out menggunakan unting-unting.
22
PAPAN DUGA
d. Lalu tandai 25 cm kiri kanan as tadi (sebagai lebar galian dan tergantung diameter pipa yang akan dipasang), ini dilakukan pada kedua papan Stake-Out tadi yaitu di titik A dan di titik B . Pada garis-garis tanda ini kita pasang 2 ( dua ) buah paku sebagai pengikat benang nantinya.
LEBAR GALIAN
PAPAN DUGA
23
e. Lalu kita tarik benang dari Stake-Out A ke Stake-Out B , yaitu benang tepi keduanya , kemudian benang ini kita pindahkan ke tanah tegak lurus dan kita tandai dengan bubuk kapur atau pasang patok dan 1 (satu) paku diatasnya dan benang diikat, maka garis inilah sebagai garis tepi galian.
LEBAR GALIAN
PAPAN DUGA
Unting-unting
f. Jika menggunakan tanda kapur sebagai tepi galian , lepas benang tersebut, dan sekarang penggalian tanah kita mulai, dengan menggunakan cangkul dan sekop ( Jika tanah terlalu keras penggalian menggunakan linggis, jika trase saluran terdapat bekas bangunan misalnya, dibongkar menggunakan mesin pahat/hammer beton ) . Tanah bekas galian harus kita tempatkan pada salah satu sisi galian dengan jarak minimum 30 cm dari tepi galian . g. Galian kita lakukan selapis demi selapis sampai sedalam 40 cm kemudian kemiringan dasar galian kita kontrol dengan Boning-rod , dengan mendirikannya di dasar galian dan kita bidik pada kedataran kedua papan Stake Out tersebut .
3.2.5 Kesimpulan Praktikum ini membutuhkan waktu yang cukup banyak, sebab banyak item pekerjaan yang harus dilakukan tahap demi tahap seperti menggali tanah yang kemudian akan digunakan sebagai jalur saluran. Dan hal yang mungkin cukup sulit bagi mahasiswa adalah dalam pengaturan kemiringan tepi saluran.
25
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Drainase merupakan salah satu pekerjaan utilitas dari bangunan gedung, bagian dari bangunan air maupun bangunan transportasi yang harus diadakan. Pekerjaan drainase sangat penting dilakukan karena mempunyai tujuan yang penting pula seperti mencegah banjir, pembuangan air kotor dan penyaluran air lainnya pada suatu kota serta mencegah longsor. Oleh karena itu pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat dan dengan perhitungan yang teliti, mulai dari ketinggian lokasi (elevasi), posisi dan menjaga kelurusannya serta kedap air, cukup kuat dan tahan lama.
4.2. Saran
1. Dalam praktek ini sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antar teman agar pekerjaan ini dapat terselesaikan dengan baik dan cepat. 2. Mahasiswa diharapkan meminta pentujuk dari para pembimbing sebelum melakukan praktek, dan selama praktek berlangsung agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. 3. Dibutuhkan ketelitian dan keseriusan dalam mengerjakan semua praktek drainase.
26