Anda di halaman 1dari 14

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dankas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak : kreditur, yaitu pihak yang menjual barang atau jasa dan memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan menjadikan utang. B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui jenis jenis piutang. 2. Mendeskripsikan piutang dagang. 3. Mendeskripsikan piutang wesel. 4. Mendiskusikan dampak dari suatu kegiatan atas adanya piutang dagang dan piutang wesel. 5. Mengetahui jenis-jenis aktiva lancar lainnya.

BAB II PEMBAHASAN
A. JENIS -JENIS PIUTANG Piutang timbul apabila perusahaan (atau seseorang) menjual barang atau jasa kepada perusaahaan lain (atau orang lain) secara kredit. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Dalam praktek dikenal dua jenis piutang, yaitu :1. Piutang dagang; 2. Piutang wesel. Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lain yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama. Selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus dapat ditagih dalam jangka waktu normal yang tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh, apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak transaksi penjualan terjadi. Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Piutang wesel adalah tagihan-tagihan yang didukung dengan pernyataan berupa kesanggupan untuk membayar secara tertulis. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang. Dalam hal ini peminjam (debitur) membuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa waktu dimasa yang akan datang. Kadang-kadang pihak kreditur meminta jaminan berupa kekayaan tertentu atas peminjaman tersebut. Ini berarti bahwa jika pada saat jatuh tempo, peminjam tidak melunasi kewajibannya, maka kreditur bisa menjual jaminan tersebut sebagai pengganti uang yang harus diterimanya. Piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi bila jangka waktu melebihi satu tahun, maka diperlakukan sebagai piutang jangka panjang. Kadang-kadang piutang wesel dapat dilunasi secara angsuran. Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan bagian yang lebih dari satu tahun dilaporkan sebagai piutang jangka panjang. Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk didalamnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan. Adanya piutang semacam ini termasuk piutang jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang wesel jangka panjang dan piutang lain-lain biasanya dilaporkan dalam neraca dibawah (sesudah) aktiva lancar, yaitu

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

sebelum aktiva tetap. Dalam buku besar, setiap jenis piutang dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila perlu setiap rekening piutang dapat juga dilengkapi dengan buku pembantu piutang. 1. PIUTANG DAGANG Masalah - masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi empat hal, yaitu: a. Pengakuan Piutang Dagang b. Penilaian Piutang Dagang c. Kerugian Piutang Dagang d. Pengalihan Piutang Dagang a. Pengakuan Piutang Dagang Dimisalkan pada tanggal 1 juli 2000 perusahaan dagang merapi menjual barang kepada perusahaan Merbabu seharga Rp. 100.000 dengan termin2/10, n/30. Pada tanggal 5 juli, barang seharga Rp. 10.000 di kembalikan oleh perusaah Merbabu kepada perusahaan Merapi. Tanggal 11 juli,perusahaan Merapi menerima pembayaran dari perusahaan Merbabu sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan perusaah Merapi adalah sebagai berikut: Juli 1. Piutang Dagang Penjualan

Rp. 100.000 Rp. 100.000

(Penjualan kredit kepada perusahaan Merbabu) Juli 5. Retur & Potongan Penjualan Piutang Dagang

Rp. 10.000 Rp. 10.000

(Pengembalian barang dari perusahaan Merbabu) Juli 11. Kas Rp. 88.200 Potongan Tunai Rp. 1.800 Piutang Dagang

Rp. 90.000

Potongan tunai biasanya diberikan oleh produsen (pabrik) kepada grosser (pedagang besar) atau dari grosser kepada took-toko pengecer yang umumnya merupakan langganan dan transaksinya dilakukan dalam partai besar. Potongan tunai semacam ini tidak pernah kita jumpai dalam transaksi penjualan dari toko pengecer kepada konsumennya.

b. Penilaian Piutang Dagang Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, persoalan berikutnya adalah bagaimana melaporkan piutang dagang dalam neraca. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat diterima. c. Kerugian Piutang Dagang Di atas telah disebutkan bahwa penjualan kredit disamping mendatangkan keuntungan, juga bisa membawa kerugian bagi perusahaan. Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan. Di lain pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama, seperti kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan risiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, adanya pendapat semacam ini diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan rekening piutang dagang dikredit. Dalam metode penghapusan langsung, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah bruto nya. Selain itu, biaya (kerugian) seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dengan periode penjualannya. Dengan demikian ditinjau dari konsep penandingan (Matching Concept), metode ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat dalam laporan rugilaba. Di pihak lain neraca perusahaan juga tidak memberikan gambaran tentang nilai tunai piutang yang dapat direalisasi. Oleh karena itu, metode penghapusan langsung tidak diakui untuk pelaporan keuangan, kecuali bila kerugian piutang kecil sekali jumlahnya. d. Pengalihan Piutang Dagang Dalam keadaan normal, piutang diterima pelunasannya dalam bentuk kas dan rekening piutang yang bersangkutan dihilangkan dari pembukuan. Akan tetapi apabila piutang telah berkembang menjadi sedemikian besar jumlahnya, maka penyelesaian piutang dengan cara normal seperti di atas perlu diubah. Perusahaan-perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar seringkali berusaha untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan cara menjual atau mengalihkan piutang tersebut kepada perusahaan lain sehingga dapat segera memperoleh kas, dan dengan demikian memperpendek jarak siklus operasi dari kas ke kas. Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena beberapa alasan: a) Dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapatkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya, selain itu tingkat bunga pinjaman juga cukup tinggi, oleh karena itu

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

piutang sedapat mungkin harus segera diubah menjadi kas meski tidak melalui cara yang biasa. b) Penagihan piutang seingkali memakan waktu yang cukup lama dan kadang-kadang memerlukan biaya yang cukup besar, oleh karena itu perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat. Di Negara yang perekonomiannya telah berkembang, dikenal berbagai cara pengalihan piutang, misalnya: penjualan piutang kepada lembaga keuangan,penggadaian piutang, dan penjualan dengan kartu kredit (credit card). Di Indonesia penjualan dan penggadaian piutang telah mulai dikenal, walaupun belum popular. Cara yang sudah cukup luas dikenal adalah penjualan dengan kartu kredit yang akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

Penjualan dengan Kartu Kredit


Dalam penjualan biasa, terdapat dua pihak yang melakukan transaksi yaitu penjual dan pembeli. Apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit, maka terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu: 1. Penjual 2. Penerbit Kartu Kredit 3. Pembeli Ditinjau dari sudut pembeli, apabila pembelian dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, maka penerbit kartu kredit akan membayar kepada penjual sebesar harga barang yang dibeli. Selanjutnya pembeli akan membayar kepada penerbit kartu kredit (atau melalui banknya) sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh penerbit kartu kredit. Cara semacam ini sangat meringankan pembeli, karena pembayaran kepada penerbit kartu kredit bersifat longgar walaupun dibebani bunga. Ditinjau dari pihak penjual,apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit, maka penjual tidak mempunyai piutang kepada pembeli, melainkan dialihkan kepada penerbit kartu kredit. Selanjutnya penjual akan menagih kepada penerbit kartu kredit. Sebagai perusahaan yang professional, penerbit kartu kredit biasanya melakukan pembayaran dengan lancar dan tepat waktu. Penerbit-penerbit kartu kredit yang terkenal adalah VISA, MasterCard, American Express, dan Diners Club. Keuntungan yang diperoleh pihak penjual apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit adalah: 1. Penyelidikan mengenai identitas dan bonafiditas pembeli dilakukan oleh penerbit kartu kredit. Penjualan tidak perlu lagi bersusaha payah melakukan hal ini sebagaimana terjadi pada penjualan kredit biasa. 2. Penjual tidak perlu lagi menyelenggarakan buku pembantu piutang yang berisi catatan piutang kepada masing-masing pembeli (debitur). 3. Penjualan tidak lagi terlibat dalam proses penagihan kepada pembeli karena hal itu akan dilakukan oleh penerbit kartu. Penjual hanya berhubungan dengan penerbit kartu kredit yang pelaksanaannya jauh lebih mudah dan sederhana. 4. Penjual dapat menerima kas lebih cepat dari penerbit kartu kredit.Untuk jasa yang diberikan oleh penerbit kartu, penjual harus membayar uang jasa (fee) kepada penerbit kartu yang besarnya berkisar antara 2% sampai6% dari harga faktur. Uang jasa ini

merupakan biaya yang harus dibayar oleh pihak penjual, namun penjual umumnya tidak keberatan karena adanya keuntungan-keuntungan di atas. Penjualan dengan kartu kredit bagi penjualan adalah merupakan penjualan secara kredit, karena kas tidak segera diterima melainkan harus menunggu pembayaran dari penerbit kartu. Akan tetapi piutang yang timbul dalam penjualan ini bukan terhadap pembelian melainkan terhadap penerbit kartu. Contoh Kasus: Misalkan Rumah Makan Sedap mengakui pembayaran dengan kartu kredit dari seorang yang menggunakan kartu AMERICAN EXPRESS untuk makanan dan minuman seharga Rp. 30.000. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah sebagai berikut. Piutang dagang Rp. 30.000 Penjualan Rp. 30.000 (Penjualan dengan kartu kredit American Express) Apabila biaya jasa besarnya 5%, maka biaya jasa yang harus dibayar kepada penerbit kartu adalah Rp. 1.500 (5% x Rp. 30.000). dengan demikian American Express akan membayar kepada Rumah Makan Sedap sebesar Rp. 26.500 yang akan dicatat dalam pembukuan rumah makan tersebut dengan jurnal sebagai berikut: Kas Biaya Jasa Kartu Kredit Piutang Dagang Rp. 26.500 Rp. 1.500 Rp. 30.000

(Penerimaan pembayaran dari kartu kredit AmericanExpress) Biaya jasa kartu kredit dilaporkan di laporan rugi laba sebagai biaya penjualan. Sebenarnya biaya jasa kartu kredit harus dilaporkan pada saat penjualan terjadi, bukan pada saat penerimaan kas dari penerbit kartu. Alasannya karena pendapatan diperoleh pada saat penjualan terjadi, dan biaya penjualan yang bersangkutan juga harus diakui pada saat yang sama. Namun demikian kebanyakan perusahaan menunda pencatatan biayatersebut sampai terjadi penerimaan kas dengan pertimbangan bahwa biayatersebut umumnya kecil jumlahnya.Penanganan penjualan dengan menggunakan kartu Visa dan MasterCardsedikit berbeda. Kebanyakan penjual memandang penjualan dengan Visadan MasterCard merupakan penjualan tunai. Kartu-kartu tersebut dikeluarkanoleh bak, dan bila bank tersebut menerima slip (bukti) penjualan dari penjual,maka akan segera membayarnya dengan menambahkan harga yangtercantum dalam slip ke dalam rekening penjual di bank tersebut. Bank jugamemungut biaya jasa secara bulanan berdasarkan total penjualan selamabulan yang bersangkutan dan membebankannya pada rekening penjual di bank tersebut.

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

2. PIUTANG WESEL Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Dengan kata lain,wesel dapat diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan, kepada orang-orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut. Bentuk surat wesel biasa bermacam-macam, asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang termuat pada pasan 100 KUHD yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut: a) Di dalam surat wesel harus terdapat tulisan surat wesel b) Surat wesel adalah perintah tak bersyarat untuk membayar uang sejumlah tertentu. c) Disebutkan nama orang yang harus membayar. d) Ditentukan hari jatuh tempo atau hari pembayarannya. e) Disebutkan tempat pembayarannya. f) Disebutkan nama orang yang ditunjuk. g) Dicantumkan tanggal dan tempat penarikan (pembuatan) surat wesel. h) Dibubuhi tandatangan orang yang menarik wesel.

Surat Wasel
palembang, 1 juni 2010 Rp. 100.000 sembilan bulan hari setelah tanggal di atas, harap tuan membayar atas penyarahan surat wasel ini kepada BANK mandiri cabang palembang atau atas order uang sejumlahnya seratus ribu rupiah kepada Yth tuan martunis jln. Slamet martunis jln. Slamet martslamet riadi no 14 palembang

materai (tanda tangan ) Andi Ruslan

Beberapa hal yang harus dipahami bila kita membaca surat wesel adalah a) Tanggal 1 juni 2010 adalah tanggal penarikan.

b) Sembilan puluh hari menunjukkan jangka waktu wesel. Hal ini berarti bahwa tanggal jatuh wesel atau tanggal surat wesel tersebut harus dilunasi adalah 90 hari sesudah tanggal 1 Juni 2010. c) Andi Ruslan disebut pihak penarik wesel, sedangkan Tuan Martunis disebut tertarik. d) Bank Mandiri Cabang Palembang adalah pemegang wesel. e) Seratus ribu rupiah disebut nilai nominal wesel. f) Kata-kata atas order berarti bahwa Bank Mandiri Cabang dapat menunjukkan pihak lain untuk melakukan penagihan pada tanggal jatuh tempo wesel. g) Kata harap mengandung arti bahwa surat wesel adalah surat perintah. Undang-undang mewajibkan penarik wesel untuk memberitahukan adanya penarikan wesel kepada pihak tertarik. Di dalam praktek, agar wesel menjadi lebih kuat, biasanya pihak yang berkewajiban membayar (tertarik) diminta untuk memberikan tandatangan persetujuan pada surat wesel. Penandatanganan wesel oleh pihak tertarik disebut akseptasi yang berarti pengakuan dari pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan kewajibannya untuk membayar wesel sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut. Akseptasi atau tandatangan persetujuan di cantumkan pada bagian pinggir atau dibagian bawah surat wesel. Dengan demikian dalam surat wesel terdapat tiga pihak, yaitu : penarik (Andi Rusli), tertarik (Martunis), dan pemegang wesel (Bank mandiri Cabang Palembang).Undang-undang mewajibkan penarik wesel untuk memberitahukan adanya penarikan wesel kepada pihak tertarik. Di dalam praktek, agar wesel menjadi lebih kuat. Biasanya pihak yang berkewajiban membayar (tertarik) diminta untuk memberikan tandatangan persetujuan pada surat wesel. Penandatangan wesel oleh pihak tertarik disebut akseptasi yang berarti pengakuan dari pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan kewajibannya untuk membayar wesel sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut. Akseptasi atau tandatangan persetujuan dicantumkan pada bagian pinggir atau di bagian bawah surat wesel. Dengan demikian dalam surat wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik, tertarik, dan pemegang wesel. Wesel Berbunga dan Wesel Tidak Berbunga Wesel dapat dibedakan menjadi wesel berbunga dan wesel tidak berbunga. Suatu wesel disebut wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga tertentu, sedangkan wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu. Jika wesel menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu (biasanya dinyatakan dalam persen), maka tertarik harus membayar wesel tersebut pada tanggal jatuhnya sebesar nilai nominal wesel ditambah sejumlah bunga yang dihitung atas dasar persentase bunga sebagaimana tertulis dalam surat wesel. Seperti telah disebutkan di atas, piutang wesel biasanya timbul karena adanya penjualan kredit atau karena perusahaan memberikan pinjaman uang kepada orang atau perusahaan lain. Bila penjualan dilakukan secara kreditmaka harga jual biasanya ditentukan lebih tinggi, jika dibandingkan dengan harga untuk penjualan tunai. Perlakuan akuntansi terhadap wesel berbunga dengan wesel tidak berbunga agak berbeda disebabkan oleh adanya unsur bunga ini. Pada wesel berbunga perlu dicatat dengan jelas

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

mengenai jumlah bunga yang diperhitungkan, sedangkan pada wesel tidak berbunga tidak diperlukan pencatatan atas bunga.

Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel Suatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan pada saat tersebut nanti perusahaan akan menerima pembayaran dari pihak tertarik sebesar nilai nominal wesel di tambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel yang bersangkutan, akan tetapi kadang-kadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya, karena pihak tertarik tidak menaati kewajibannya sehingga perlu diadakan penyelesaian. Selain itu, kadang-kadang pihak pemegang wesel tidak selalu menunggu sampai hari jatuh wesel, melainkan mengalihkannya pada pihak lain. Jurnal-jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan penyelesaian (pembayaran) wesel dan perlakuan atas wesel yang tidak dilunasi. Surat wesel adalah surat berharga yang bisa dipindah tangankan, artinyawesel bias dialihkan dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang lain dan dengan demikian bisa dijual untuk mendapatkan kas. Untuk mendapatkan uang dengan cepat, pemegang saham kadang-kadang menjual piutang wesel kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh wesel. Pemegang wesel mengalihkan wesel dan menyerahkannya kepada pembeli (biasanya sebuah bank), yang selanjutnya akan menerima pelunasan wesel sebesar nilai jatuhnya pada tanggal jatuh wesel tersebut. Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuhnya disebut pendiskontoan piutang wsel karena pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil daripada nilai jatuh wesel yang bersangkutan. Harga jual wesel yang lebih rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga yang diterima pemegang wesel menjadi berkurang. Hal ini wajar, karena bagian pendapatan bunga yang tidak jadi diterima ini merupakan harga yang harus dibayar untuk penerimaan kas yang lebih cepat dari tanggal seharusnya(tanggal jatuh wesel).

Piutang Wesel Dengan Angsuran Dalam uraian di atas dianggap bahwa wesel akan diterima pembayarannya secara penuh pada tanggal jatuhnya. Dalam praktek kita jumpai juga wese lyang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel. Piutang semacam ini disebut piutang wesel dengan angsuran karena wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri dari : 1. Bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar. 2. Pengurangan atas pokok pinjaman. Pendapatan bunga setiap periode angsuran semakin menurun, sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin bertambah. Piutang wesel dengan angsuran pada saat timbul akan

dicatat sebesar nilai nominalnya, dan selanjutnya dibuat jurnal untuk mencatat angsuran yang telah dilaksanakan. Contoh Kasus: Misalkan Bank Nusantara menyetujui untuk memberikan pinjaman kepada CV Ciliwung sebesar Rp. 500.000. untuk itu CV Ciliwung menandatangani promes, bunga 12% pertahun, dengan angsuran tetap setengah tahunan yang besarnya Rp. 33.231. daftar angsuran wesel yang dibuat oleh Bank Nusantara untuk dua tahun pertama adalah sebagai berikut:

periode bunga/ Tahun 01/01/1990 30/06/1990 31/12/1991 30/06/1991 31/12/1991

A Penerimaan Kas Rp.33.231 Rp.33.231 Rp.33.231 Rp.33.231 Rp.33.231

B Pendapatan Bunga

C penghasilan pokok pinjaman

D Saldo Pinjaman Rp.500.000

Rp.30.000 Rp.29.806 Rp.29.601 Rp.29.383

Rp.3.231 Rp.3.452 Rp.3.630 Rp.3.848

Rp.496.769 Rp.493.344 Rp.489.714 Rp.485.866

Jurnal untuk mencatat timbulnya wesel dan penerimaan angsuran pertama adalah sebagai berikut: Jan 1 : Piutang Wesel Rp. 500.000 Wesel Rp. 500.000 (Untuk mencatat pemberian pinjaman kepada CV Ciliwung) Juni : Kas PiutangWesel Pendapatan Bunga Rp. 33.231 Rp. 3.231 Rp. 30.000

(Untuk mencatat penerimaan pertama wesel dengan angsuran CV Ciliwung) Dalam neraca, angsuran atas pokok pinjaman untuk tahun berikutnya dilaporkan sebagai aktiva lancar, sedangkan sisa pokok pinjaman lainnya dilaporkan sebagai aktiva tak lancar. Dengan demikian dalam neraca yangdisusun pada tanggal 31 Desember 1990, saldo rekening piutang wesel akandilaporkan sebesar Rp. 493.344, dari jumlah tersebut sejumlah Rp. 7.478 (Rp. 3.640 + Rp. 3.848) dicantumkan sebagai aktiva lancar, dan Rp. 485.866 (Rp. 493.344 + Rp. 7. 478) sebagai aktiva tak lancar (aktiva jangka panjang).

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

Piutang wesel dengan angsuran dan wesel jangka panjang lainnya biasanyadijamin dengan suatu hipotik, artinya pinjaman dijamin dengan kekayaantertentu milik si peminjam. Apabila peminjam tidak melaksanakan kewajibannya maka jaminan dapat dijual agar pelunasan tetap berjalanse bagaimana diperjanjikan. Wesel hipotik (mortgage Notes) biasanya diminta oleh lembaga keuangan, bila seseorang bermaksud meminjam uang untukmembeli rumah atau bila perusahaan membutuhkan kas untuk membeli aktiva tetap yang mahal harganya. B. PENYAJIAN PIUTANG DALAM NERACA Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca piutang harus diklasifikasikan menurut jenisnya, atau dalam catatan atas laporan keuangan. Wesel jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca dibawah investasi sementara pada bagian aktiva lancar. Selain itu, piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah bruto maupun cadangan kerugian piutangnya. Pelaporan piutang dalam neraca suatu perusahaan dapat dilihat contoh dibawah ini. Dalam laporan rugi-laba, biaya kerugian piutang dilaporkan dalam kelompok biaya penjualan pada bagian biaya operasi. Biaya bunga dikelompokandalam biaya lain-lain, dan pendapatan bunga dalam kelompok pendapatan lain-lain. Piutang Piutang wesel Rp. 1.600.000 Piutang Dagang Rp. 37.510.000 Piutang Lain-Lain Rp. 6.070.000 Total Piutang Rp. 45.180.000 Kurangi Cadangan kerugian Piutang Rp. 1.050.000 Piutang Bersih Rp. 44.130.000

C. AKTIVA LANCAR YANG LAINNYA Selain kas dan piutang, masih ada jenis-jenis aktiva lancar lainnya. Antara lain: 1. Investasi Jangka Pendek Investasi yang sifatnya sementara, hanya untuk memanfaatkan uang yang belum dibutuhkan dalam operasi. 2. Persediaan Persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk di jual kembali dan/atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan. Persediaan adalah salah satu aktiva terpenting pada perusahaan dagang dan manufaktur,

karena hampir seluruh pendapatannya diperoleh dari penjualan barang sebagai persediaan. Penggolongan persediaan untuk perusahaan dagang Bagi perusahaan dagang yang di dalam usahanya adalah membeli dan menjual kembali barang dagangannya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Persediaan barang dagangan, untuk menyatakan barang-barang yang dimiliki dengan tujuan akan dijual kembali di masa yang akan datang. 2. Lain-lain persediaan, seperti suplies kantor dan lain sebagainya. Barangbarang ini biasanya akan dipakai dalam jangka waktu yang relatif pendek dan akan dibebankan sebagai beban administrasi dan umum atau beban pemasaran. Bagi perusahaan manufaktur, di dalam usahanya adalah mengubah bentuk atau mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi, pada umumnya mengklasifikasikan sebagai berikut: 1. Persediaan bahan baku, untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber sumber alam yang dimilki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi. 2. Persediaan produk dalam proses,meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan dan memerlukan pengerjaan yang lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung lainnya) yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu. 3. Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang telah diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk di jual. 4. Persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki untuk persediaan ini, tetapi tidak merupakan bahan baku. Misalnya : minyak pelumas untuk mesin pabrik. 5. Lain-lain persediaan, misalnya suku cadang,perlengkapan kantor,alat-alat pembungkus dan lain sebagainya. 3. Persekot / Uang Muka / Biaya Dibayar Di Muka Biaya dibayar di muka adalah bagian dari assets perusahaan dalam kelompok aktiva lancar, merupakan biaya yang sudah dibayar tetapi manfaatnya belum dinikmati (akan dinikmati dalam jangka waktu yang sudah ditentukan secara pasti). Definisi lain mengungkapkan; Pengeluaran untuk memperoleh jasa / prestasi dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang, melainkan pada periode berikutnya. Selain itu biaya dibayar di muka tidak bisa

Rizal Ahmad Maulana Akuntansi 2A

langsung diperlakukan sebagai biaya secara langsung tapi harus dicatat sebagai aktiva di dalam neraca.

BAB III PENUTUPAN


KESIMPULAN Piutang merupakan hak untuk menagih sejumah uang dari si penjual kepadasi pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnyapiutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit.Terdapat dua jenis piutang, yaitu piutang dagang dan piutang wesel. Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepadaperusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satutahun. Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagaiaktiva lancar. Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutangdagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang weselmembuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uangyang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yangakan dating. Jangka waktu wesel bias bermacam-macam, tetapi padaumumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihakkreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutangdagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang.Dalam hal ini peminjam (debitur) membuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa waktu dimasa yang akan datang.Piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkandalam neraca sebagai aktiva lancer, tetapi bila jangka waktu melebihi satutahun, maka diperlakukan sebagai piutang jangka panjang. Kadang-kadang piutang wesel dapat dilunasi secara angsuran. Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan bagian yang lebih dari satu tahun dilaporkan sebagai piutang jangka panjang. Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk didalamnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan, danb piutang kepada cabang-cabang perusahaan. Adakalanya Piutang semacam ini termasuk piutang jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang wesel jangka panjnag dan piutang lain-lain biasanya dilaporkan dalam neraca di bawah (sesudah) aktiva lancar, yaitu sebelum aktiva tetap. Dalam buku besar, setiap jenis piutang dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila perlu setiap rekening piutang dapat juga dilengkapi dengan buku pembantu piutang.

Anda mungkin juga menyukai