Anda di halaman 1dari 7

Skala impulsive Berikut ini adalah 5 skala item (borgatta 1965) did desain untuk menghitung level impulsivitas

dari mahasiswa. Keimpulsivan dari konteks instrument ini dihitung oleh item-item seperti ketertarikan saya cepat berganti dari hal satu ke hal lain dan saya biasanya bertindak pada awal suatu momen. Skor tinggi mengindikasikan impulsivitas yang tinggi. Penelitian sebelumnya melaporkan hubungan antara impulsivitas dan pada lelaki (gondolf, 1988; Holtzworth-munroe, 1992; Shield, McCall, & Hanneke, 1988) disana dihipotesiskan bahwa individu-individu dengan manajemen kemarahan yang kurang efektif (total skor) akan lebih impulsive. Juga dihipotesiskan bahwa strategi menenangkan diri pada tingkat yang lebih rendah dan kesadaran diri berhubungan dengan impulsivitas pada tingkat yang lebih tinggi, selain itu atribusi negative pada tingkat yang lebih tinggi dan strategi peningkatan akan mempunyai hubungan dengan impulsivitas pada tingkat yang lebih tinggi. Indeks alcohol problem Rutgers. The Rutgers Alcohol Problem Index (RAPI; White & Labouvie, 1989) mengukur hubungan dari problem alcohol pada populasi usia dewasa/ dewasa awal. 23 bentuk item dari skala tersebut digunakan disini. Instruksi dari instrument tersebut menanyakan, berapa kali hal-hal tersebut terjadi pada anda saat anda meminum alcohol atau karena penggunaan alcohol oleh anda selama enam bulan terakhir? ragam pilihan respon mulai dari tidak pernah sampai lebih dari 10 kali. Sebuah contoh dari salah satu item dari skala ini adalah berapa kali anda tidak dapat mengerjakan tugas-tugas anda atau belajar untuk suatu tes?. Jaffe dan kawankawan (1988) menemukan bahwa penggunaan alcohol meningkatkan rata-rata level kemarahan dan agresi pada partisipan. Revised Dyadic Adjustment Scale Skala ini (Busby, Christensen, Crane, & Larson, 1995) adalah instrument dengan 14 item yang berdasarkan 32 item Dyadic Adjustment scale buatan Spanier. Alat ukur ini menghitungkesesuaian diadik dalam hubungan yang ber tekanan maupun tanpa tekanan. pertautan antara kepuasan berhubungan dan kekerasan dalam pernikahan telah ditemukan pada beberapa penelitian. Hal ini terantisipasi bawasannya individu-individu dengan skor kepuasan berhubungan lebih rendah juga akan mempunyai skor manajeman kemarahan yang rendah, penggunaan strategi penenangan diri dan kewaspadaan diri yang rendah dan penggunaan yang tinggi dari strategi peningkatan dan atribusi negative. Marlowe-Crowne Social Desirability Ini adalah 33-item tes benar-salah yang menghitung ketidakmauan untuk menyadari trait negative. Skor tinggi mengindikasikan tendensi yang lebih besar untuk merespon secara social dengan cara yang diinginkan. Alat ukur ini digunakan

untuk memperoleh hubungan antara skor pada AMS dan tendensi pada responden untuk memberikan respon social dengan respon yang diinginkan.

HASIL Analisa Faktor dan Reliabilitas Ke 48 item manajemen kemarahan telah dikirim menuju analisa faktor sumbu tengah menggunakan squared multiple correlation untuk perkiraan komunal. Penggunaan metode sumbu tengah dipilih untuk memaksimalkan variasi orthogonal pada tiap faktor. Dengan menggunakan program computer SPSS. Setelah mendapatkan berbagai solusi tentang conseptualisasi teori kami, dipilihlah solusi empat faktor berdasarkan gambaran alur dan intepretabilitas dari faktor-faktor tersebut. kami mendapatkan perputaran kedua varimax dan promax dan memilih solusi promax karena inkorelasi moderat diatas beberapa skala dan itepretabilitasnya lebih baik. Item telah disimpan pada faktor yang diberikan hanya jika item-item tersebut memuat 40 atau lebih. Menggunakan criteria ini, 12 item telah diturunkan dan meninggalkan 36 skala item. Hanya satu item Saya bisa marah bahkan pada rekan saya telah memuat lebih dari 4 pada dua faktor (faktor 1 dan 3); dan itu telah ditempatkan pada faktor 1, dimana item itu mempunyai muatan yang lebih tinggi. Item-item tersebut berkaitan dengan tiap faktor dan muatan tersebut dipaparkan dalam table 2. Faktor-faktor tersebut telah diurutkanyang mana telah diekstrakkan. Koefisien reliabilitas (Cronbachs alpha) juga menunjukkan untuk tiap faktor. Rata-rata reliabilitan pada skala 36-item adalah ,87. Skala ini mempunyai empat sub skala, yang merepresentasikan empat aspek dalam manajemen kemarahan. Dua subskala, stretegi menaikkan dan atribusi negative, menunjukkan kognisi dan behavior pada responden yang mengalami peningkatan level kemarahan dan kesukaan melakukan tindakan kasar pada rekan yang akan terjadi. Dua subskala kewaspadaan diri dan strategi menenangkan diri menunjukkan kognisi dan behavior yang mengarah pada menurunkan kemarahan dan menurunkan kecenderungan untuk berbuat kasar pada rekan. Strategi peningkatan berisi perilaku yang meningkatkan level kemarahan yang mengarah pada rekan. Skor tinggi pada sub skala ini menunjukkan bahwa responden cenderung menggunakan strategi merespon dalam kemarahan yang meningkatkan levelkemarahan dan kecenderungannya untuk berbuat kasar. Subskala ini mempunyai 15 item. Contohnya jika saya memikirkan apa yang membuat saya marah, saya menjadi lebih ganas dan saat rekan saya menantang saya, saya akan melawan balik.

Atribusi negative menunjukkan koginisi seperti menyalahkan atau mengaitkan rekan responden dengansesuatu yang negative. Subskala ini mempunyai 7 item. Skor tinggi pada subskala ini menunjukkan bahwa responden cenderung mengatribusi negative pada rekannya. Contoh itemnya seperti rekan saya suka membuat saya marah dan rekan saya melakukan hal-hal hanya untuk mengganggu saya. Subskala kewaspadaan diri, menunjukkan tingkat kewaspadaan partisipan dan respon pada perubahan psikologis yang mengindikasikan peningkatan kemarahan. Subskala ini mempunyai 6 item. Skor tinggi pada subskala ini menunjukkan bahwa responden menyadari bahwa mereka sedang marah. Contoh itemnya antara lain saya menyadari saat saya mulai marah pada rekan saya dan saya biasanya mengatakan saat saya mulai marah pada rekan saya Dan akhirnya, subskala keempat strategi penenangan diri kedelapan item pada subskala ini menunjukkan strategi manajemen kemarahan yang seringkali diajarkan dalam program manajemen kemarahan seperti saya mengambil kesempatan beristirahat sebagai cara untuk mengontrol kemarahan saya pada rekan dan saya lebih suka menyingkir jika rekan saya mengganggu saya Skala ini dapat digunakan sebagai empat subskala yang terpisah yang mana dua menunjukkan peningkatan kemarahan dan dua menunjukkan penurunan kemarahan. Jika skala ini digunakan sebagai skala manajeman kemarahan secara total, item-itemnya tidak diskor terbalik pada dua subskala kedua, yaitu atribusi negative dan strategi menaikkan seharusnya menjadi skor pembalik, dan kebalikannya, jadi skor tinggi pada skala manajemen kemarahan mengindikasikan manajemen kemarahan yang lebih efektif . pada tabel 2, item yang mana diskor terbalik saat skor digunakan sebagai bagian dari subskala diidentifikasi dengan R. BENTUK SINGKAT AMS Ada beberapa situasi yang mana tidak memungkinkan untuk memberikan ke-36 pertanyaan untuk menghitung manajemen kemarahan. Kami pun membuat instrument alternative, berupa skala 20 item dan 12 item. (lihat table 3). 20 item tersebut dibuat dengan mengambil 5 item dari tiap sub skala dengan muatan tertinggi dengan nilai reliabilitas (koefisien alpha) ,70. Dan 12 item tersebut dikonstruksi dengan mengambil 3 item dari tiap sub skala dengan muatan tertinggi dengan konsistensi internal hanya ,51 tetapi meskipun bereliabilitas rendah, tetapi kedua skala tersebut berkorelasi sangat kuat dengan sakala 36 item dan mempunyai validitas konstruk yang kuat. INTERKORELASI ANTAR SUBSKALA DAN ANTAR MACAM BENTUK SKALA Seperti yang ditunjukkan pada table 4, ke 20 bentuk item dari AMS dan ke 12 bentuk skala AMSmempunyai korelasi tinggi dengan skala 36 item. Inkorelasi tertinggi atas subskala terjadi antara strategi peningkatan dan atribusi negative ( r

= ,46) dan antara kewaspadaan diri dan strategi peningkatan ( r = -,39), kewaspadaan diri dan strategi menenangkan diri ( r = ,38), serta kewaspadaan diri dengan atribusi negative (r = -,32). Strategi penenangan diri tidak berhubungan dengan atribusi negative ANALISA VALIDITAS KONSTRAK Dalam rangka membuat pendahuluan analisa validitas konstruk, variable yang di diharapkan berkorelasi dengan manajemen kemarahan telah dihitung. Karena manajemen kemarahan sangat berkaitan dengan ltieratur kekerasan terhadap pasangan, maka kami menyertakan CTS2, yang menghitungnegosiasi tanpa kekerasan, agresi, serangan fisik, kekerasan sexual dan cidera. Kami juga menyertakan tiga penghitungan konstruk yang berkaitan dengan permaslahan emosi dalam hubungan intim: kesesuaian hubungan, impulsivitas, permaslahan dengan alcohol. Seperti yang terlihat pada table 5, tiap-tiap dari total skor skala berkaitan dengan arah hipotesis dengan empat bentuk penghitungan dari kekerasan terhadap pasangan meskipun tidak ada yang berhubungan dengan negosiasi tanpa kekerasan. Tiga subskala yang lain seperti strategi peningkatan, atribusi negative, dan kewaspadaan diri juga secara signifikan dengan keempat hipotesis yang mengarah ke kekerasan terhadap pasangan. Untuk strategi penenangan diri korelasi yang ada mengarah pada presiksi hipotesis tetapi tidak signifikan. Tabel 2. Item-item dan muatan faktor untuk sub skala AMS ( untuk 36 item skala = ,87____________ Item____________________________________________________________________muatan faktor_ Strategi menaikkan ( = ,83) 29. Saat berdebat dengan rekan saya akan mengeraskan suara saya ,76 1. Saat rekan saya mengajak berkelahi saya akan melawan balik ,66 28. Jika saya tetap memikirkan hal-hal yang membuat saya marah, saya akan semakin dan lebih marah ,64 32. Saat suara rekana saya makin kencang saya tidak ikut mengencangkan suara saya ,64 5. Saya dapat merasakan darah saya naik ketika saya mulai marah pada rekan saya ,59

13. Saya bisa merasakan pada tubuh saya saat saya merasa marah pada rekan saya ,57 12. Saat rekan memancing kemarahan saya, adalah hak saya untuk melawan balik ,57 36. Saya bisa marah bahkan pada rekan saya (R) ,51 33. Rekan saya merasa saya sangat sabar (R) ,51 3. Saya sering mengambil apa yang dikatakan rekan saya secara pribadi ,51 20. Saya bisa tetap tenang dan dan tidak marah pada rekan saya ,51 2. Saat rekan saya tidak mau menyerah saya menjadi beringas ,50 31. Saat saya marah pada rekan saya, saya mengatakan apa yang saya pikirkan tanpa memikirkan konsekuensinya ,49 4. Rekan saya percaya saya mempunyai kesabaran yang singkat ,45 18. Saat rekan saya mengganggu saya mulai marah terlebih dulu tanpa saya tahu penyebabnya ,41 Atribusi negative (= ,79) 17. Rekan saya suka membuat saya marah ,70 10. Saat rekan saya bersikap baik, saya merasa itu keinginannya sendiri ,65 16. Rekan saya bersikap tidak baik kecuali saya menghormatinya ,64 7. Saat rekan saya berada di sekeliling saya, saya merasa seperti bom yang menunggu untuk meledak ,58 14. Rekan saya melakukan berbagai hal hanya untuk membuat saya marah ,55 (R)

15. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk mengontrol kemarahan saya apabila rekan saya mengganggu ,45 9. Adalah kesalahan rekan saya apabila saya marah ,41 Kewaspadaan diri (= ,70) 19. Saya menyadari saat saya marah pada rekan saya ,74 21. Saya biasanya menceritakan pada rekan saya saat saya mulai merasa marah ,65 35. Saat saya merasa marah pada rekan saya saya tetap mencoba membicarakan penyebabnya ,51 27. Saat saya merasa marah pada rekan saya, saya mencoba menahan perasaan saya, sehingga tidak ada yang tersakiti ,48 34. Saya dapat menenangkan diri saat saya marah pada rekan saya ,45 11. Tidak masalah seberapa marah saya, saya tetap bertanggung jawab pada perilaku saya atas rekan saya ,45 Strategi menenangkan diri (= ,73) 22. Saya mengambil waktu untuk keluar sebagai cara mengontrol kemarahan saya ,71 6. Beristirahat dari rekan saya adalah cara yang baik untuk membuat saya lebih tenang ,54 26. Saya biasanya berfikir sesuatu yang menyenangkan untuk melupakan kemarahan saya pada rekan ,52 8. Saya lebih suka menyingkir jika rekan mengganggu saya ,52 25. Saat saya merasa diri saya mulai marah pada rekan saya, saya mengatakan pada diri saya untuk lebih tenang ,50

30. Saya melakukan sesuatu untuk menjauhkan pikiran saya dari rekan saya saat marah ,50 24. Saya bisa mengatur periode untuk beristirahat saat berdebat dengan rekan ,47 23. Saya mengambil nafas dalam-dalam dan mencoba untuk relaks saat saya merasa marah pada rekan saya ,43 Catatan: (R) mengindikasikan bahwa item harus dibalik saat penghitungan total skor

Anda mungkin juga menyukai