Anda di halaman 1dari 10

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO BERBANTU INQUIRY TRAINING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA 1 MA AL-ASROR GUNUNGPATI.

Di Susun Oleh: 1. Yuli Atriyanti 2. Siti Munawaroh 3. Helivia Elvandari (4301410003) (4301410008) (4301410013)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu kimia secara umum termasuk dalam Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gejala alam dan mengkhususkan diri mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan itu. Metode yang umum digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada konsep tersebut adalah ceramah. Dengan mengutarakan masalah sekali saja , masalah tersebut dapat sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak siswa yang paham dengan apa yang mereka dengar. Siswa yang hanya mendengar ceramah guru cenderung lebih cepat lupa terhadap materi yang baru saja disampaikan. Hal ini terbukti dengan adanya hasil belajar siswa yang kurang baik dalam mata pelajaran kimia, hanya sebagian kecil siswa yang hasil belajarnya dapat melampaui batas KKM, dari 32 siswa hanya 16 siswa yang dapat mencapai KKM, yaitu sekitar 50%. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas MA-AL ASROR yang berdampak pada turunnya minat masyarakat terhadap sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa MA-AL ASROR kelas XI IPA I dengan menggunakan model pembelajaran portofolio berbantuan inquiry training.

B. IDENTIFIKASI MASALAH Beberapa masalah yang menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Kurangnya motivasi belajar siswa XI IPA 1 MA-AL ASROR, hal ini dikarenakan kesan awal siswa terhadap pelajaran kimia, siswa menganggap kimia adalah mata pelajaran yang cukup sulit. 2. Aktivitas siswa XI IPA 1 MA-AL ASROR yang kurang responsif terhadap pelajaran kimia, hal ini terbukti dengan pengumpulan tugas yang tidak tepat waktu, terlambat masuk kelas, dan kurang memperhatikan guru pada saat pelajaran.

3. Kurang menariknya kegiatan pembelajaran, karena metode ceramah yang dipakai dalam pembelajaran ini mengakibatkan siswa merasa ada jarak antara guru dan siswa. 4. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung membuat siswa kurang tertarik dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa cenderung cepat merasa bosan.

C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah , maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa XI IPA 1 MA-AL ASROR? 2. Bagaimana cara agar siswa tetap responsif terhadap pelajaran kimia walau disibukkan dengan berbagai aktivitas mereka? 3. Bagaimana cara agar membuat pembelajaran kimia di XI IPA 1 MA-AL ASROR menarik?

D. PEMECAHAN MASALAH Apakah dengan menggunakan model pembelajaran portofolio berbantuan inquiry training akan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 MA-AL ASROR gunung pati semarang? Langkah-langkah pembelajaran meliputi sebagai berikut : 1. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi. 2. Proses pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 siswa. Guru melaksanakan proses pembelajaran ( RPP ) yang telah dibuat sebelumnya. 3. Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan. 4. Hasil belajar siswa tidak hanya berdasarkan hasil ujian melainkan akumulasi dari proses belajar yang dilakukan yang direkap dalam portofolio guru.

5. Siswa harus aktif mencari informasi di luar jampelajaran, sehingga dengan metode ini kita bias menaikan derajat aktifitas siswa. 6. Target yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 65% yang sebelumnya hanya 50% yang lulus sesuai KKM.

E. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuat hasil belajar siswa sesuai dengan yang ditargetkan yaitu 65% lulus sesuai KKM yang ditetapkan, serta meningkatkan aktivitas belajar siswa,serta membuat kedisiplinan siswa meningkat. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO BERBANTU INQUIRY TRAINING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.

F. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini daharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Siswa untuk meningkatkan motivasi belajar yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. b. Sebagai salah satu referensi bagi guru untuk senantiasa melakukan inovasi dalam membelajarkan siswa. c. Memberikan sumbangan informasi yang berharga yang dapat dijadikan sebagai sebuah pilihan jenis model pembelajaran bagi mata pelajaran lain. d. Bagi sekolah penelitian ini akan meningkatkan kredibilitas dari sekolah karena dengan hasil belajar siswa yang baik maka masyarakat akan cenderung tertarik untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009), belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Menurut Hilgard (dalam Sanjaya, W., 2008), belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan melainkan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Penjelasan lain tentang belajar dikemukakan oleh Gagne (dalam Pamungkas, D., 2006), bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku yang dimaksud terdiri atas unsur obyektif yaitu unsur yang dapat diamati dan unsur subyektif yaitu unsur yang tidak tampak tetapi dapat diketahui berdasarkan tingkah laku yang tampak. Seseorang yang sedang berpikir tampak dari raut wajahnya sedangkan proses berpikirnya itu sendiri tidak tampak. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etika, sikap, dan lain-lain. Jika seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

Trianto (2009:17) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakekatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara implisit, jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Gagne (dalam Margaret, 1994), mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang sifatnya internal. Proses yang terjadi dalam pembelajaran yaitu proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu; (1) motivasi, (2) (6)

pemahaman, (3) pemerolehan, (4) penyimpanan, (5) ingatan kembali, generalisasi, (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, memberikan definisi tentang pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Ciri utamanya adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Sedangkan komponenkomponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.

B. PEMBELAJARAN PORTOFOLIO Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial paedagogis,maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio itu adalah bandel, yakni kumpulan atau dokumentasi

hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bandel. Missal nya hasil tes awal (pretest), tugas-tugas , catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses social paedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat didalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif) maupun ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjective portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis prtofolio (portofolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). (Budimansyah, dasim.2003). Dalam buku ini portofolio diartikan sebagai kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduanpanduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini beragam bergantung pada mata pelajaran dan penilaian portofolio itu sendiri . (Budimansyah, dasim.2003). Benda fisik

Portofolio

Sebagai suatu proses sosial paedagogis Pembelajaran portofolio Adjektive Penilaian portofolio

C. KERANGKA BERPIKIR

Penerapan

Model

Partisipasi/Aktifitas Belajar Meningkat

Hasil

Belajar

Pembelajaran PBM

Kimia Meningkat

D. HIPOTESIS TINDAKAN Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Melalui model pembelajaran portofolio berbantu Inquiry training dalam

pembelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 MA ALASROR Gunungpati.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBYEK, TEMPAT, DAN WAKTU Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA 1 MA pada tahun pelajaran

AL-ASROR GUNUNG PATI yang berjumlah 32 orang 2012/2013.

B.

SKENARIO Penelitian ini menggunakan empat tahap/fase yakni : fase perencanaan, fase pelaksanaan, fase observasi, dan fase refleksi. Deskripsi kegiatan untuk setiap fase adalah sebagai berikut: Siklus 1 Persiapan 1) 2) 3) 4) Membuat desain pembelajaran sesuai dengan konsep yang diajarkan. Menyiapkan fasilitas pendukung dalam pembelajaran portofolio Menyiapkan lembar portofolio aktivitas siswa Membuat tes evaluasi hasil belajar kimia.

Pelaksanaan Melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran portofolio berbantu inquiry training . Observasi dan Evaluasi 1) Obvservasi Pada akhir penyajian materi, dilakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. 2) Evaluasi Selesai satu pokok bahasan , diberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil tes hasil belajar kimia siswa dan hasil observasi siswa untuk mencantumkan tindakan pada siklus kimia siswa terhadap proses pembelajaran yang

diilaksanakan pada siklus 1.

berikutnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1, maka dibuat perencanaan tindakan pada siklus 2. Siklus 2 Persiapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala jenis keperluan dalam melaksanakan siklus 2. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah desain pembelajaran, fasilitas pendukung , dan tes evaluasi hasil belajar kimia. Pelaksanaan Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis siswa. Observasi dan Evaluasi 1. Observasi Setiap akhir mata pelajaran diberikan sesi tanya jawab tentang respon siswa terhadap teknik atau metode pembelajaran yang diterapkan 2. Evaluasi Selesai pokok bahasan, diberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan model pembelajaran yang digunakan. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil belajar kimia siswa untuk

berdasarkan tes yang dilakukan dan observasi kegiatan

menentukan dan melihat perbandingan tes awal dengan tes akhir.

C. KRITERIA KEBERHASILAN Indikator untuk mengukur keberhasilan tindakan yang dilakkan dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya adalah: 1. Partisipasi dan aktifitas siswa pada setiap langkah pembelajaran memenuhi criteria minimal baik berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi siswa. 2. Hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan minimal mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar mengikuti pembelajaran. 65 % dari seluruh siswa yang

Anda mungkin juga menyukai