Anda di halaman 1dari 8

Sewage Treatment Plant

Latar Belakang Kondisi Jakarta yang cenderung memburuk, terutama keadaan sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh sistem pengolahan limbah yang tidak memadai. Target Pemerintah dalam menanggulangi limbah adalah mencangkup 20% dari wilayah di kota-kota besar hingga tahun 2014 mendatang, termasuk Jakarta. Sewage Treatment Plant berfungsi di zona 1 Jakarta Pusat, dan terpilih sebagai proyek yang akan dikembangkan melalui skema PPP. Proyek ini diharapkan untuk menutup wilayah yang luas dari 4.791 ha zona, dengan populasi 80% dari total populasi tahun 2011 (985.000 orang). Proyek ini akan mengolah air limbah dengan laju alir 3.000 l/s. Untuk membanghun Sewage Treatment Plant dibutuhkan lahan seluas 6,9 ha. Biaya proyek ini diperkirakan akan menelan US $ 200,00 juta. Persiapan proyek dimulai pada 2013, kemudian penandatanganan kontrak dilakukan pada 2014 metelah itu konstruksi STP ini diperkirakan akan mulai berjalan 2014 sampai 2017 dan beroperasi sekitar 2017-2018 mendatang.

Pembangunan STP Sebelumnya Tahun 1977 disusun Master Plan Sistem Penyaluran Air Limbah dan Sanitasi yang dikerjakan oleh Konsultan Nihon Suido yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Detail Desain Pilot Project. Kemudian pada 1983 dilakukan pengimplementasian Master Plan di Kecamatan Setiabudi Tebet. Pada tahun 1987 dibentuklah Badan Pengelola Air Limbah (BPAL) melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (PU) No. 510/KPTS/1987 tanggal 26 Oktober 1987 tentang Pembentukan Badan Pengelola Air Limbah DKI Jakarta. Organisasi ini bersifat sementara untuk mengelola sarana yang sudah dibangun sebelum dibentuk organisasi yang lebih permanen.

Tahun 1991 didirikan Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah DKI Jakarta (PD PAL Jaya) dengan wilayah kerja di daerah yang sudah terpasang jaringan pipa air limbah (Kecamatan Setiabudi, Tebet) sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1991 tanggal 26 September 1991 tentang PD PAL Jaya. Sejak tahun 1997 wilayah kerja PD PAL Jaya diperluas menjadi di seluruh wilayah Propinsi DKI Jakarta. Dan bentuk pelayanannya bukan lagi hanya sistem perpipaan/terpusat, akan tetapi juga dengan sistem setempat, sesuai dengan Perda Nomor 14 tahun 1997 tentang Perubahan Pertama Perda DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 1991 tentang Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Cakupan Wilayah Sewage Treament Plant di Setia Budi

Gambaran Sewage Treament Plant di Setia Budi

1 1

Zona dan Area Prioritas Proyek Sewage Treatment Plant di DKI Jakarta

Lokasi Prioritas Proyek STP DKI Jakarta

Sewage treatment plant (STP) adalah pengolahan limbah besar yang kompleks, yang kemudian limbah tersebut bisa dimanfaatkan kembali untuk memenuhi kehidupan manusia selain digunakan untuk konsumsi atau dapat di buang ke sungai/laut tanpa mencemarinya karena zat-zat berbahaya yang terkandung didalamnya, misalnya logam berat telah dihilangkan sehingga limbah aman bagi lingkungan. Di kota-kota besar telah banyak diterapkan Sewage Treatment ini, terutama di hotel dan apartement dengan menggunakan Bio Septic Tank untuk mengolah limbah rumah tangga. Contoh nyatanya adalah di Apartemen Gading Mediterania Residences (GMR), air yang digunakan untuk menyiram tanaman, fasilitas pencucian mobil, adalah hasil air limbah yang telah diolah. Bio Septic Tank yang banyak beredar dipasaran sangat effisien untuk satu rumah. Untuk perumahan padat penghuni maka akan jauh lebih effisien jika dibangun sistem pengolahan limbah terpusat atau Sewage Treatment Plant.

Septic Tank Moderen (Bio Septic Tank)

Terdapat tiga tahap dalam pengolahan limbah menggunakan sistem Sewage Treatment Plant ini, yaitu tahap pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan primer meliputi semua limbah di tampung terlebih dahulu dalam suatu tangki dimana nantinya kotoran yang berat akan mengendap di dasar tangki dan kotoran yang ringan akan mengapung dipermukaan. Kemudian kotoran yang mengendap dan yang terapung diatas permukaan akan dikeluarkan sedangkan cairan yang tersisa akan di kenakan tahap pengolahan sekunder. Pada tahap pengolahan sekunder ini, cairan dari pengolahan sebelumnya akan dihilangkan mikro organisme yang terkandung didalamnya dengan cara memberikan oksiegan kedalam cairan tersebut guna menghidupkan bakteri untuk menghancurkan kotoran yang berbentuk solid. Dan pada tahap terakhir, yaitu pengolahan tersier dilakukan penginjeksian chlorine yang bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen yang masih ada sehingga memenuhi kualitas air yang layak untuk digunakan kembali ataupun di buang ke saluran kota. Lain halnya dengan Septik tank yang berada di rumah-rumah. Septink tank buatan/rumahan adalah suatu media yang memiliki kedalaman sekitar 4-7 meter atau bisa lebih dalam lagi yang difungsingkan untuk tempat membuang sewage atau kotoran. Dan septic tank ini kebanyakan hanya menggunakan sistem penguraian alami. Biasanya dalam waktu beberapa tahun septic tank akan penuh.

Sewage Treatment Plant yang telah ada di beberapa negara Boston (Deer Island and Sewage Treatment Plant), 1.27 milyar gallon/hari

Hong Kong (Stonecutters Island Sewage Treatment Works), 450 juta gallon/hari

Bailonggang Wastewater Treatment Plant, 528 juta gallon/hari

Los Angeles (Hyperion Sewage Treatment Plant), 450 juta gallon/hari

Anda mungkin juga menyukai