Anda di halaman 1dari 3

Sesi 1 lembar 1

Sarah, km masih bingung gmana mw bikin makalahnya nihmaaf ya kalau ada yg kurang, di mesej aja biar aku tambahin okhuhu

Identifikasi pasien Nama : Tuan K Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Pria Status Perkahwinan : Alamat : 3A-B, Jl. Tawakal 6, Grogol, Jakarta Pekerjaan : Pejabat Keluhan Utama Pasien dibawa ke IGD RS oleh rekan sekantornya kerana mengalami kejang-kejang secara tibatiba setelah makan siang. Gejala pada Tuan L 1. 2. 3. 4. 5. Kejang-kejang berupa klojotan pada keempat-empat ekstremitas Mata mendelik saat kejang terjadi Kejadian berlaku 1-2 menit Pasien sama sekali tidak sadar Setelah sadar, tuan L merasakan agak nyeri kepala dan seperti orang bingung.

Keterangan tambahan yang diperlukan dari pasien bisa didapat dari auto anamnesis dan ditanyakan setelah pasien sadar sepenuhnya, manakala allo anamnesis didapat dari rekan sekantor pasien yang dating membawa tuan L. 1. Sewaktu kejang disertai muntah atau tidak, jikalau ada bagaimanakah sifat muntah tersebut, projektil atau tidak. 2. Riwayat trauma pada bagian kepala sebelum serangan terjadi.

3. Ditanyakan kebiasaan pasien seperti merokok, alcohol atau pengambilan obat-obatan tertentu. 4. Riwayat penyakit pasien seperti penyakit-penyakit vaskuler, penyakit herediter, penyakit paru 5. Pernah mengalami kejang atau tidak sebelum ini. 6. Ditanyakan ahli keluarga yang mengalami gejala yang sama; anak, kakak, adik 7. Kejadian kejang diinduksi oleh stimulasi tertentu seperti bunyi yang keras, cahaya yang terang dll. 8. Sebelum serangan kejang terjadi, didahului dengan rasa sakit kepala atau nyeri kepala. 9. Aktivitas yang dilakukan sebelum makan siang. 10. Riwayat penyakit sistemik atau SSP seperti keganasan, infeksi, kelainan metabolic, keracunan, putus alcohol dan banyak kondisi lain yang memberikan petunjuk penyebab tercetusnya kejang. 11. Riwayat putus obat atau gagalnya pengobatan yang sudah berjalan. Pasien mengalami kejang parsial dari tipe grandmal (tonik-klonik) Kejang Partial : kejang terjadi apabila terdapat aktivitas abnormal di otak melibatkan suatu bagian tertentu sahaja. a) Parsial sederhana Kejang parsial tipe ini tidak melibatkan kehilangan kesadaran. Dapat disertai dengan manifestasi motorik, autonomik, somatosensori dan psikis. Pada penderita kejang parsial sederhana bisa ditemui gerakan involunter di sesetengah bagian tubuh, seperti di lengan atau tungkai bawah, atau spontaneous sensoric seperti vertigo. Sawan sederhana ditandai dengan kesadaran yang tetap baik dan dapat berupa: (a) motorik fokal yang menjalar atau tanpa menjalar (gerakan klonik dari jari tangan, lalu menjalar ke lengan bawah dan atas atau menjalar ke seluruh tubuh, dulu dikenal sebagai epilepsy tipe Jackson), (b) gerakan versif, dengan kepala dan leher menengok ke satu sisi, atau (c) dapat pula sebagai gejala sensorik fokal menjalar atau sensorik khusus berupa halusinasi sederhana (visual, auditorik, gustatorik). Kadang-kadang ada deficit neurologic fokal pasca sawan berupa kelumpuhan ekstremitas: keadaan ini disebut sebagai paralisis Todd yang biasanya hilang dalam beberapa jam. b) Parsial kompleks Kejang tipe ini menyebabkan pasien hilang kesadaran, dan hilangnya awareness untuk jangka waktu tertentu. Gangguan kesadaran ini terjadi sejak onset kejang terjadi. Onset kejang parsial sederhana juga bisa diikuti penurunan kesadaran dan digolongkan dalam parsial kompleks. Pada sawan parsial kompleks didapata danya ganguan kesadaran dan gejala psikis atau gangguan fungsi luhur umpamanya disfasia, dejavu, jamais vu,

keadaan seperti mimpi, ilusi, halusinasi sederhana atau kompleks. Sawan ini sering bercampur dengan emosi. Penderita sering menjadi bingung, disorientasi selama beberapa menit selama pasca sawan parsial kompleks ini. Kejang Umum a) Absens a. Typical b. Atypical b) Mioklonik c) Klonik d) Tonik e) Tonik-klonik f) Aronik atau astartik Kejang umum tonik-klonik primer yang dulu dikenal sebagai epilepsy grand-mal, awalnya dimulai dengan kehilangan kesadaran dan disusuli dengan gejala motorik secra bilateral, ini dapat berupa ekstensi tonik dari semua ekstremitas selama beberapa menit, disusul oleh gerakan klonik yang sinkron dari otot-otot tersebut. Beberapa penderita dapat menunjukkan komponen tonik sahaja atau klonik sahaja, atau klonik-tonik-klonik. Segera sesudah sawan berhenti kesadaran belum pulih dan penderita tertidur. Kadang-kadang sebelum sawan ada gejala prodromal berupa kecemasan yang tidak menentu atau rasa tidak aman.

Anda mungkin juga menyukai