Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMENTAL RESEARCH)

Oleh : Dwi Maulidina Indah Wahyu Safitri Kustaniah Lupita Sanjaya Nutia Cahayani Pipit Rusmiati Winda Mawaddah Yeti Purwanti Linda Sari

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM PRODI KEBIDANAN BALIKPAPAN SEMESTER V/TINGKAT III 2010

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMENTAL RESEARCH)

A. Pendahuluan Penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Contoh khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain. Tujuan utama penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok control).

B. Pengertian Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian memungkinkan untuk munculnya masalah-masalah yang terkait dengan validitas eksperimen, baik validitas internal maupun eksternal. Akibatnya, interpreting and generalizing hasil penelitian menjadi sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, limitasi hasil penelitian harus diidentifikasi secara jelas dan subjek penelitian perlu dideskripsikan. Agar Generalizability dari hasil penelitian dapat ditingkatkan, maka representativeness dari subjek harus diargumentasikan secara logis. Untuk validitas internal, peneliti harus berusaha membangun derajat ekuivalen (the degree of equivalence) diantara kelompok kelompok subjek dengan mempertimbangkan karakterkarakter atau variabelvariabel yang mungkin juga sangat berkaitan dengan variabel eksperimen.

Untuk penelitian lapangan, biasanya menggunakan rancangan eksperiment semu (quasi experiment). Desain ini tidak mempunyai pembatasan terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variable-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi. Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Syarat-syarat pokok yang tidak dapat dipenuhi oleh penelitian semu adalah : y Tidak adanya randomisasi (randomization) yang berarti pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak dilakukan dengan random atau acak. y Kontrol terhadap variable-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimen ini biasanya dilakukan di masyarakat.

Dalam penelitian eksperimen sering digunakan symbol atau lambing-lambang sebagai berikut : y y y y R O 1 (T1) X O 2 (T1) = Randomisasi (randomizations) = pengukuran pertama (pretes) = perlakuan atau eksperimen = pengukuran kedua (postes)

C. Tujuan Penelitian Eksperimen Semu

Tujuan penelitian ekspermental semu (quasi experimental) untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/.atau memanipulasi semua variable yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random ( Ni Nyoman Ari,2009) Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya (Sudarwan Danim,2003).

D. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

Langkah-langkah pada peneltian eksperimen sungguhan dapat diikuti dan diterapkan pada penelitian eksperimen semu. Namun demikian, peneliti perlu mengakui setiap keterbatasan, khususnya dalam hal kelemahan validitas internal dan eksternalnya. Berikut langkah-langkah eksperimen semu. 1. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian 3. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian 4. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup. a. Menentukan variable bebas dan variable terikat (independent and dependen variables) b. Memilih desain eksperimen yang akan digunakan c. Menentukan sampel d. Menyusun alat eksperimen dan alat ukur e. Menyusun outline prosedur pengumpulan data f. Menyusun hipotesis statistik 5. Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest) 6. Melakukan eksperimen 7. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)

8. Mengolah dan menganalisis data 9. Menyusun laporan

E. Macam-macam Desain Penelitian Eksperimen semu Macam-Macam Desain Penelitian Kuasi Eksperimen adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Rangkaian Waktu (Time Series Design) Rancangan ini seperti rancangan pretes-postes, kecuali mempunyai keuntungan dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pretes 01 02 03 04

perlakuan X

postes 05 06 07 08

Dengan menggunakan serangkaan observasi (tes), dapat memungkinkan validitasnya lebih tinggi. Karena pada rancangan pretes-postes, memungkinkan hasil 02 dipengaruhi oleh factor lain di luar perlakuan sangat besar, sedangkan pada rancangan ini, oleh karena observasi dilakukan lebih dari satu kali(baik sebelum maupun sesudah perlakuan), maka pengaruh factor luar tersebut dapat dikurangi. 2. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design) Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control

terhadap validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah sebagaimana tercantum di halaman berikut: Pretes Kel. Eksperimen Kel. kontrol 01 02 03 04 01 02 03 04 perlakuan X X postes 05 06 07 08 05 06 07 08

3. Rancangan Non-Equivalent Control Group Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu control yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama. Misalnya kita akan melakukan studi tentang pengaruh pelatihan kader terhadap cakupan posyandu. Kelompok kader yang akan diberikan pelatihan, tidak mungkin sama betul dengan kleompok kader yang tidak akan diberi pelatihan (kelompok kontrol). Bentuk rancangan inidapat digambarkan sebagai berikut: Postest Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
01 01

Perlakuan
X

Pretest
02 02

4. Rancangan Separate Sample Pestes-Prostest Rancangan non-equivalent control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya. Di samping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatana atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam rancangan ini, pengelompokkan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidakdilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu rancanagan ini sering disebut juga Non-Randomized Control Group Pretest-Protest Design. 5. Rancangan Separate Sample Prestest-Prostest Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana. Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postest) pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari test meskipun tidak dapat mengontrol sejarah, maturitas, dan instrument. Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Pretes R (Kel. Eksperiment) R (Kel Kontrol)


02

Perlakuan
X X

Posted

02

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan.2003.Metode Penelitian Kebidanan:Prosedur, Kebijakan dan Etik. Jakarta : EGC. Notoadmojo,Soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Wasis. 2008. Pedoman Riset Untuk Profesi Perawat Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai