Anda di halaman 1dari 4

Stress

Masalah? Hadapi atau Lari?


Sudah jadi hal biasa bagi manusia modern setiap hari dibebani tugas yang sangat banyak. Misalnya mahasiswa, mereka dibebani tugas kuliah sebagai alat pengasah potensi mereka. Bahkan tak jarang para mahasiswa mencari kesibukan lain (beban tambahan) di luar kegiatan perkuliahan seperti menjadi pengurus organisasi, volunteer, komunitas hobi dan masih banyak contoh untuk kegiatan luar bagi mereka. Dan seperti yang kita ketahui sudah jelas bahwa di kampus mereka punya tugas-tugas, maka keputusan bagi mereka yang menambah kesibukan kegiatan selain kuliah ini bukanlah tanpa alasan. Bahkan disini terkesan bahwa mereka mencari sumber stress dan saya sangat setuju.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan akal sebagai pembeda sekaligus

pengangkat derajat sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari makhluk lain. Maka manusialah yang ditetap kan oleh Tuhan menjadi Kalifah di bumi. Manusia akan sulit sekali punah dibanding dengan makhluk lain di bumi. Coba perhatikan anak ayam yang baru menetas, dia akan cepat sekali memahami bagaimana caranya hidup. Dia akan mengais-ngais tanah untuk mencari makanannya, berlari ke induk untuk menghindar dari musuh, mencari jodoh dan sifat-sifat alamiah lain sebagai ayam. Hingga ayam tersebut mati pun pola hidup yang sama akan terulang lagi pada generasi selanjutnya. Agak sama dengan yang terjadi dengan manusia, manusia juga akan belajar cara bertahan hidup, mencari makan, jodoh dan lainnya, tapi bedanya manusia yang telah dibekali akal oleh Tuhan akan punya cara meningkatan peradaban yang lebih baik dari generasi ke generasi. Manusia akan terus mengevaluasi apa yang terjadi sebelumnya dan terus berupaya mempermudah kehidupan mereka dengan memperbaiki cara hidupnya, baik itu mempertahankan cara lama atau berinovasi dengan gagasan baru.

Agaknya bukan hanya stress yang akan diterima manusia setelah menghadapi hal baru, tapi akan dibarengi pula dengan hal jauh lebih berharga dari itu yakni terjadi pula peningkatan kwalitas hidup pada dirinya. Karena semakin banyak ia mendapat masalah maka akan semakin banyak pula perbaikan yang terjadi dalam hidupnya. Tapi yang perlu diingat masalah yang dimaksud bukanlah masalah yang selalu dihindari dan terjadi berulang tanpa penyelesaian. Masalah seperti ini tidak membawa perbaikan kwalitas hidup. Maka setiap masalah harus dihadapi. Oke sekarang konklusinya adalah masalah sama dengan peningkatan kwalitas seseorang. Setuju? Saya rasa pasti iya.

Jadi sekarang yang perlu dilakukan adalah mencari masalah-masalah (bukan membuat masalah ya :D) dan menyelesaikannya dengan tingkat strees yang diminimalisir sekecil mungkin. Sejatinya stress ini adalah perasaan terbebani karena secara teknis belum ditemukan cara yang tepat hingga permasalahan berakhir. Coba terus selesaikan

segala tugas walaupun dengan kepayahan. Tapi bukan berarti tak akan ada penyelesaiannya, segala penyakit pasti turun bersama obatnya. Sampai saat ini saya beranggapan bahwa mengembalikan segala permasalahan kepada Tuhan adalah cara mujarab atas permasalahan stress. Tuhan lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi dan Dia tidak mungkin memberi cobaan melebihi kemampuan seseorang. Sekali lagi stress adalah emosi, jadi kesampingkan emosi negatif tersebut sampai tugas selesai. Yakinlah badai pasti berlalu. Salam Syukur & Sehat !

Anda mungkin juga menyukai