Anda di halaman 1dari 15

Modul XIV

Dimensional Aliran Pipa Seperti yang dibahas dalam subbab sebelumnya, aliran turbulen dapat me-rupakan topik yang sangat kompleks dan sulitsetidaknya yang telah menimbulkan perdebatan dalam pembahasanpembahasan teoretis yang sangat rumit. Jadi, kebanyakan analisis aliran pipa turbulen didasarkan pada data-data eksperimen dan rumus-rumus semiempiris, meskipun alirannya telah berkembang penuh. Hasil-hasil ini diberikan dalam bentuk tak berdimensi dan meliputi kisaran parameter aliran yang luas, termasuk berbagai jenis fluida, pipa dan laju aliran. Sebagai tambahan dalam pertimbangan aliran-aliran berkembang penuh ini, berbagai data yang berguna telah tersedia berkaitan dengan aliran yang melalui sambungan pipa, seperti elbow, sambungan T, katup, dan yang sejenisnya. Data-data ini sangat mudah dinyatakan dalam bentuk-bentuk tak berdimensi

8.4.1 Diagram Moody Suatu analisis dimensional dari aliran pipa memberikan dasar yang paling mudah untuk membahas aliran pipa turbulen berkembang penuh. Pengenalan terhadap topik ini telah diberikan pada Subbab 8.3. Seperti yang dibahas dalam Subbab 8.2.1 dan 8.2.4, penurunan tekanan dan kerugian head dalam sebuah pipa tergantung pada tegangan geser dinding, TW, antara fluida dan permukaan pipa. Sebuah perbedaan yang mendasar antara aliran laminar dan turbulen adalah bahwa tegangan geser untuk aliran turbulen adalah fungsi dari kerapatan fluida, p. Untuk aliran laminar, tegangan geser tidak tergantung pada kerapatan, sehingga hanya viskositas, , yang menjadi sifat fluida yang penting. Jadi, penurunan tekanan, p, untuk aliran turbulen tunak, tak mampu-mampat di dalam pipa bundar horizontal berdiameter D dapat ditulis dalam bentuk fungsional sebagai
p = F (V , D, l , , , ) ..8-32

di mana V adalah kecepatan rata-rata, t panjang pipa, dan

adalah suatu ukuran kekasaran

dinding pipa. Jelas bahwa p, harus merupakan sebuah fungsi dari V, D, dan l. Ketergantungan dari p, pada sifat fluida dan p diperkirakan karena ketergantungan dari T terhadap parameterparameter ini. Meskipun penurunan tekanan untuk aliran pipa laminar tidak tergantung pada kekasaran pipa, namun ketika membahas aliran turbulen parameter ini menjadi perlu diikutsertakan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

GAMBAR 8.19 Aliran di dalam sublapisan viskos di dekat dinding kasar dan mulus. Seperti yang dibahas dalam Subbab 8.3.3 dan diilustrasikan pada Gambar 8.19, untuk aliran turbulen terdapat sebuah sublapisan viskos yang relatif tipis yang terbentuk di fluida dekat dinding pipa. Dalam banyak hal, lapisan ini sangat tipis,

S 1 , di mana S ,adalah ketebalan D

sublapisan tersebut. Jika suatu elemen kekasaran pipa menembus cukup jauh ke dalam (atau bahkan melewati) lapisan ini, maka struktur dan sifat dari sublapisan viskos ini (dan juga p dan

W ) akan berbeda daripada jika dindingnya mulus. Jadi, untuk aliran turbulen penurunan tekanan
dianggap sebagai fungsi dari kekerasan dinding. Untuk aliran laminar tidak ada lapisan viskos tipis efek viskos adalah penting di sepanjang pe-nampang pipa. Jadi, elemen-elemen kekasaran yang relatif kecil memberikan efek-efek yang dapat diabaikan sama sekali pada aliran pipa laminar. Tentu saja, untuk pipa-pipa dengan "kekasaran" dinding yang besar (

> 0,1). seperti pada pipa-

pipa beraiur, laju aliran dapat merupakan sebuah fungsi dari "kekasaran". Kita hanya akan membahas pipa-pipa tipikal dengan diameter tetap dengan kekasaran relatif dalam kisaran 0 <

< 0,05. Analisis untuk aliran dalam pipa beraiur tidak masuk ke dalam kategori pipa ber-diameter tetap, meskipun hasll-hasil eksperimental untuk pipa-pipa seperti itu telah tersedia. Daftar parameter-parameter yang diberikan pada Persamaan 8.32 jelas merupakan daftar yang lengkap. Artinya, eksperime'n-eksperimen telah menunjukkan bahwa parameter-parameter yang lain (seperti tegangan permukaan, tekanan uap, dan lain-lain.) tidak mempengaruhi penurunan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

tekanan untuk kondisi yang ditetapkan (aliran tunak, tak mampu-mampat; pipa horizontal berpenampang bundar). Karena ada tujuh variabel (k = 7) yang dapat ditulis dalam tiga-dimensi acuan MLT (r = 3), Persamaan 8.32 dapat ditulis dalam bentuk tak berdimensi dalam suku k - r = 4 grup tak berdimensi. Seperti yang telah dibahas dalam Subbab 7.91, salah satu re-presentasinya adalah:

p 1 V 2 2

~ VD l = ( , , ) D D

Hasil ini berbeda dengan yang digunakan untuk aliran laminar (lihat Persamaan 8.17) dalam dua hal. Pertama, kita telah memilih untuk membuat tekanan tak berdimensi dengan membaginya dengan tekanan dinamik, pV2l 2, dan bukannya tegangan geser viskos karakteristik, V/D. Kesepakatan ini dipilih dengan mengenali fakta bahwa tegangan geser untuk aliran turbulen biasanya didominasi oleh rturh, yang merupakan fungsi yang lebih kuatterhadap kerapatannya daripada terhadap viskositasnya. Kedua, kita telah me-masukkan dua parameter tak berdimensi tambahan, Bilangan Reynolds, Re = pVD/fi , dan kekasaran relatif, e/D, yang tidak terdapat dalam formulas! laminar karena kedua parameter tersebut p dan e, tidak penting di dalam aliran pipa laminar berkembang penuh. Seperti yang telah dilakukan untuk aliran laminar, representasi fungsional dapat disederhanakan dengan menerapkan asumsi yang memadai bahwa penurunan tekanan seharusnya sebanding dengan panjang pipa. (Langkah seperti ini tidak termasuk dalam cakupan analisis dimensional. Hal ini semata-mata asumsi logis yang didukung oleh eksperimen). Satu-satunya cara agar hal ini menjadi benar adalah jika ketergantungan terhadap t/D dikeluarkan menjadi faktor sebagai

p = (Re, ) 1 D V 2 2
Seperti yang telah dibahas dalam Subbab 8.2.3, kuantitas pD/( C.pV2/2) disebut sebagai faktor gesekan, /. Jadi, untuk sebuah pipa horizontal:

.8-33 Untuk aliran berkembang penuh laminar, nilai/secara sederhana dinyatakan sebagai / = 64/Re, tidak tergantung pada e/D. Untuk aliran turbulen, keter-gantungan fungsional dari faktor gesekan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

terhadap bilangan Reynolds dan kekasaran relatif,f= 0(Re, e/D), agak rumit sehingga belum dapat diperoleh melalui analisis teoretis. Hasil-hasil diperoleh dari banyak eksperimen dan disajikan biasanya disajikan dalam bentuk rumus pencocokan kurva atau bentuk-bentuk grafik yang ekivalen. Persamaan energi untuk aliran tunak tak mampu-mampat adalah:

di mana hL adalah kerugian head antara bagian (1) dan (2). Dengan asumsi pipa berdiameter konstan (Dl = D2 sehingga V} = V2), horizontal (z{ = z2) dengan aliran berkembang penuh (a, - a,), persamaan ini menjadi Ap = p}- P2 = yhL, yang dapat dikombinasikan dengan Persamaan 8.33 sehingga menghasilkan:

..8-34 Persamaan 8.34 yang disebut persamaan Darcy-Weisbach berlaku untuk setiap aliran pipa tunak, tak mampu-mampat dan berkembang penuh baik jika pipa tersebut horizontal atau berada pada suatu kemiringan. Sementara itu, Persamaan 8.33 hanya berlaku untuk pipa horizontal. Secara umum, dengan Vt = V2 persamaan energi memberikan:

Sebagian dari perubahan tekanan disebabkan oleh perubahan ketinggian dan sebagian disebabkan oleh kerugian head yang berkaitan dengan efek gesekan, yang dinyatakan dalam faktor gesekan, f. Tidaklah mudah untuk menentukan ketergantungan fungsional dari faktor gesekan terhadap bilangan Reynolds dan kekasaran relatif. Kebanyakan dari informasi ini adalah hasil eksperimeneksperimen yang dilakukan oleh J. Nikuradse pada tahun 1933 (Ref. 6) dan diperkuat oleh banyak peneliti lainnya setelah itu. Satu kesulitan terletak pada penentuan kekasaran pipa. Nikuradse menggunakan pipa yang dikasarkan secara buatan dengan me-nempelkan butiran pasir yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

diketahui ukurannya pada dinding pipa untuk menghasilkan pipa dengan permukaan seperti kertas amplas. Penurunan tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan laju aliran yang diinginkan

diukur dan data tersebut kemudian dikonversikan menjadi faktor gesekan untuk kondisi bilangan Reynolds dan kekasaran relatif yang berkaitan. Pengujian tersebut diulang berkali-kali untuk kisaran Re dan e/D yang lebar untuk menentukan ketergantungan f= </>(Re, e/D). Pada pipa-pipa yang tersedia secara komersial kekasaran tidak begitu seragam dan terdefmisi dengan baik seperti pada pipa-pipa dengan kekasaran artifisial yang digunakan Nikuradse. Namun demikian, sebuah ukuran kekasaran relatif efektif dari pipa-pipa tersebut tetap mungkin didapatkan dan dengan demikian dapat diperoleh faktor gesekannya. Nilai-nilai kekasaran yang khas untuk berbagai permukaan pipa diberikan pada Tabel 8.1. Gambar 8.20 menunjukkan ketergantungan fungsional dari f pada Re dan e/D dan disebut sebagai Diagram Moody, untuk menghormati L.F. Moody, yang bers-ama-sama dengan C.F. Colebrook, mengkorelasikan data asli dari Nikuradse dalam suku-suku kekasaran relatif dari material-material pipa yang tersedia secara komersial. Perlu diperhatikan bahwa nilai dari /D tidak perlu selalu bersesuaian dengan nilai aktual yang diperoleh melalui suatu penentuan mikroskopik dari ketinggian rata-rata kekasaran permukaan. Namun demikian, nilai-nilai tersebut memberikan korelasi yang benar untuk/= 0(Re, e/D). Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa nilai-nilai kekasaran relatif yang diberikan berlaku untuk pipa-pipa yang baru dan bersih. Setelah pemakaian yang cukup lama, kebanyakan pipa (karena terbentuknya karat atau kerak) mungkin mempunyai kekasaran relatif yang jauh lebih besar (barangkali besarnya berlipat kali) daripada yang diberikan. Pipa-pipa yang sangat tua mungkin sudah cukup berkerak sehingga nilai e dan juga diameter efektifnya sudah cukup banyak berubah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

Karakteristik-karakteristik berikut terlihat dari data pada Gambar 8.20. Untuk aliran laminar,/= 64/Re, yang tidak tergantung pada kekasaran relatif. Untuk bilangan Reynolds yang sangat besar,/= 0(e//)), yang tidak tergantung pada bilangan Reynolds. Untuk aliran-aliran seperti itu, yang biasanya disebut sebagai aliran turbulen penuh (atau aliran turbulen seluruhnya), sublapisan laminar sedemikian tipisnya (ketebalannya berkurang dengan meningkatnya Re) sehingga kekasaran permukaan sepenuhnya mendominasi karakter aliran di dekat dinding. Jadi, penurunan tekanan yang diperlukan lebih merupakan akibat dari tegangan geser turbulen yang didominasi oleh inersia daripada akibat tegangan geser laminar yang didominasi oleh viskositas yang biasanya dijumpai pada sublapisan viskos. Untuk aliran dengan nilai Re yang sedang, faktor gesekan jelas tergantung pada keduanya, bilangan Reynolds dan ke-kasaran relatif/ = 0 (Re, e/D). Kekosongan pada gambar di mana tidak ada nilai/yang diberikan (kisaran 2100 < Re < 4000) adalah akibat dari kenyataan bahwa aliran pada kisaran transisi ini mungkin laminar atau turbulen (atau percampuran tak tetap antara keduanya) tergantung pada situasi spesifik yang terlibat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

Perhatikan bahwa bahkan pada pipa mulus (e - 0), faktor gesekan tidak nol. Artinya, terdapat kerugian head di setiap pipa, walau semulus apapun permukaan pipa tersebut dibuat. Hal ini merupakan akibat dari kondisi tanpa slip yang mensyaratkan fluida apapun tetap menempel pada permukaan padat manapun yang dilewati alirannya. Selalu terdapat kekasaran permukaan mikroskopik yang menghasilkan perilaku tanpa slip (sehingga/p= 0) pada tingkatan molekuler, bahkan ketika kekasaran jauh lebih kecil daripada ketebalan sublapisan viskos. Pipa-pipa seperti itu disebut mulus secara hidrolik. Berbagai peneliti telah mencoba untuk mendapatkan pernyataan analitis untuk f = 0 (Re, e/D). Perhatikan bahwa diagram Moody mencakup kisaran yang sangat luas dalam parameterPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

parameter alirah. Daerah nonlaminar mencakup kisaran bilangan Reynolds lebih dari sepuluh pangkat empat besarnya dari Re = 4 x 103 sampai Re = 108. Jelas, untuk sebuah pipa dan fluida yang diketahui, nilai-nilai yang khas dari kecepatan rata-rata tidak meliputi kisaran ini. Namun karena variasi yang besar pada pipa (D), fluida (p dan fj), dan kecepatan (V), kisaran Re yang sedemikian besarnya diperlukan-untuk mengakomodasi hampir seluruh aplikasi aliran pipa. Dalam banyak kasus, aliran pipa tertentu yang dibahas terbatas pada daerah yang relatif kecil pada diagram Moody, dan pernyataan semiempiris yang sederhana dapat dikembangkan untuk kondisikondisi tersebut. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang membuat pipa air dari besi cor dengan diameter antara 2 sampai 12 in., mungkin menggunakan sebuah persamaan sederhana yang berlaku hanya untuk kondisi-kondisi mereka saja. Sebaliknya diagram Moody, berlaku secara universal untuk semua aliran pipa yang tunak, berkembang penuh dan tak mampu-mampat. Persamaan berikut dari Colebrook berlaku untuk seluruh kisaran non laminar dalam diagram Mood

Pada kenyataannya, diagram Moody adalah sebuah representasi grafis dari persamaan ini, yang merupakan sebuah pencocokan empiris dari data penurunan tekanan aliran pipa. Persamaan 8.35 disebut rumus Colebrook. Kesulitan dalam penggunaannya adalah bahwa rumus ini berbentuk implisit dalam ketergantungannya terhadap f. Artinya, untuk suatu kondisi yang diberikan (Re dan e/D), tidaklah mungkin mencari penyelesaian untuk / tanpa melakukan suatu metode iteratif. Dengan penggunaan komputer dan kalkulator modern, perhitungan seperti itu tidaklah sulit. Sangatlah mungkin untuk memperoleh sebuah persamaan yang cukup mendekati persamaan Colebrook/relasi diagram Moody, namun tidak membutuhkan suatu cara iteratif.) Hal yang memerlukan kehati-hatian dalam menentukan penggunaan diagram Moody atau rumus Colebrook yang ekivalen. Karena berbagai ketidakakuratan inheren yang terlibat (ketidakpastian pada kekasaran relatif, ketidakpastian pada data eksperimen yang digunakan untuk menghasilkan diagram Moody, dan lain-lain.), penggunaan akurasi sampai beberapa desimal dalam masalah aliran pipa biasanya tidak dijustifikasi. Pada umumnya, akurasi 10% adalah yang diperkirakan paling baik. Contoh Udara pada kondisi standar mengalir melalui pipa saluran (drawn tubing) berdiameter 4,0 mm dengan kecepatan rata-rata V = 50 m/s. Untuk kondisi seperti itu biasanya aliran akan turbulen. Namun demikian, jika dilakukan tindakan untuk menghilangkan gangguan pada aliran (sisi masuk pada pipa sangat mulus, udara bebas dari debu, pipa tidak bergetar, dan lain-lain.), masih dimungkinkan untuk mempertahankan suatu aliran laminar, (a) Tentukan penurunan tekanan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

sepanjang jarak 0,1 m pada pipa jika alirannya laminar, (b) Ulangi perhitungan jika alirannya turbulen. PENYELESAIAN Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, kerapatan dan viskositas udara adalah p = 1,23 kg/m2 dan = 1,79 x 10~5 N.s/m2. Jadi bilangan Reynoldsnya adalah:

yang secara normal menunjukkan aliran tubulen. (a) Jika alirannya laminar, maka f = 64/Re = 64/13.700 = 0,00467 dan penurunan tekanan

sepanjang jarak horizontal 0,1 m pada pipa akan menjadi:

Perhatikan bahwa basil yang sama diperoleh dari Persamaan 8. = ,79N/m>

(b)

Jika alirannya turbulen, maka f= 0 (Re, e/D), di mana dari Tabel 8.1,

= 0,0015 mm

sehingga e/D = 0,0015 mm/4,0 mm = 0,000375. Dari diagram Moody dengan Re = 1,37 x 10 4 dan

/D = 0,000375 kita peroleh/= 0,028. Jadi dalam hal ini, penurunan tekanan akan kira-kira

Suatu penghematan yang cukup besar dalam upaya mendorong fluida mengalir melalui pipa dapat diwujudkan (hanya sebesar 0,179 kPa di-bandingkan sebesar 1076 kPa) jika aliran dapat
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

dipertahankan sebagai aliran laminar pada bilangan Reynolds ini. Secara umum hal ini sangat sulit dilakukan, meskipun aliran laminar dalam pipa dapat dipertahankan sampai Re = 100 000. dalam suatu kondisi yang sangat khusus. Suatu metode alternatif untuk menentukan faktor gesekan untuk aliran turbulen adalah dengan menggunakan rumus Colebrook, Persamaan 8.35. Jadi, V/ V V/

Suatu prosedur iteratif untuk mendapatkan nilai/dapat dilakukan sebagai berikut. Kita asumsikan sebuah nilai dari f (misalnya f= 0,02), dan mensubstitusikannya ke dalam ruas kanan Persamaan 1 dan kemudian menghitung sebuah nilai/yang baru (dalam hal ini f= 0,0307). Karena kedua nilai tersebut tidak sama, maka nilai yang diasumsikan bukan solusinya. Jadi kita coba lagi. Kali ini kita asumsikan/= 0,0307 (nilai terakhir yang dihitung) dan menghitung nilai yang baru sebagai / = 0,0289. Kembali lagi ini bukan solusinya. Dua iterasi berikutnya menunjukkan bahwa nilai yang diasumsikan dan dihitung mengarah pada solusi f = 0,0291, yang bersesuaian (dalam akurasi pembacaan grafik) dengan metode diagram Moody sebesar f= 0,028. Berbagai rumus-rumus empiris lainnya dapat ditemukan di literature, untuk bagian-bagian dari diagram Moody. Misalnya, sebuah persamaan yang sering dipakai, dan biasanya disebut sebagai rumus Blasius, untuk aliran turbulen pada pipa mulus ( /D = 0) dengan Re < 105 adalah ,. 0,316

Untuk kasus ini, rumus ini memberikan hasil:


PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

10

f = 0.316(13,700) 0.25 = 0,0292

yang bersesuaian dengan hasil sebelumnya. Perhatikan bahwa nilai dari /relatif tidak sensitif terhadap

/D untuk situasi khusus ini. Baik pipa tersebut terbuat dari kaca mulus ( /D = 0) atau

pipa saluran ( /D = 0,000375) tidak akan banyak menimbulkan perbedaan dalam penurunan tekanan. Untuk aliran ini, peningkatan kekasaran relatif sebesar 30 kali menjadi

/D = 0,0113

(ekivalen dengan permukaan baja komersial; lihat Tabel 8.1) akan memberikan nilai/= 0,043. Nilai ini menunjukkan suatu peningkatan penurunan tekanan dan kerugian head sebesar 0,043/ 0,0291 = 1,48 kali dibandingkan pada pipa saluran yang semula. Penurunan tekanan sebesar 1,076 kPa sepanjang jarak 0,1 m pada pipa berkaitan dengan perubahaan tekanan mutlak [dengan ineng-asumsikan p = 101 kPa (abs) pada x = 0, sebesar kirakira 1,076/101 = 0,0107, atau sekitar 1 %. Jadi, asumsi aliran tak mampu-mampat yang dijadikan dasar perhitungan di atas (dan seluruh rumus pada bab ini) cukup masuk akal. Namun demikian, jika panjang pipa adalah 2 m,penurunan tekanan akan sebesar 21,5 kPa, kira-kira 20 % dari tekanan semula. Dalam hal ini, kerapatan sepanjang pipa tidak dapat dianggap mendekati konstan, dan suatu analisis aliran mampu-mampat diperlukan.

8.4.2 Kerugian minor (Minor Losses) Seperti dibahas pada subbab sebelumnya, kerugian head pada bagian pipa yang panjang dan lurus dapat dihitung dengan menggunakan faktor gesekan yang diperoleh baik dari diagram Moody atau persamaan Colebrook. Namun demikian, kebanyakan sistem perpipaan bukan hanya terdiri dari sekedar pipa-pipa lurus saja. Komponen-komponen tambahan ini (katup, belokan, sambungan T, dan sejenisnya) memperbesar kerugian head keseluruhan dari sistem. Kerugian-kerugian itu secara umum disebut kerugian minor (minor losses), untuk membedakan bahwa yang disebut kerugian mayor (major losses) adalah bagian besar kerugian sistem yang berkaitan dengan gesekan pada bagian pipa yang lurus. Untuk kebanyakan kasus hal ini berlaku. Dalam kasuskasus lainnya kerugian minor lebih besar dari kerugian mayor. Dalam subbab ini penulis akan menunjukkan bagaimana caranya menentukan berbagai kerugian minor yang biasanya terjadi dalam sistem-sistem perpipaan. Kerugian head yang berkaitan dengan aliran melalui sebuah katup adalah kerugian minor yang biasa terjadi. Tujuan dari penggunaan sebuah katup adalah untuk memberikan suatu cara untuk mengatur laju aliran. Hal ini dipenuhi dengan mengubah geometri dari sistem (yaitu dengan membuka atau menutup katup akan mengubah pola aliran melalui katup), yang pada akhirnya akan mengubah kerugian yang berkaitan dengan aliran yang melalui katup tersebut. Tahanan aliran atau kerugian head melalui katup mungkin merupakan bagian yang penting dari tahanan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

11

sistem. Pada kenyataannya, dengan katup tertutup, tahanan aliran tak terhingga fluida tidak dapat mengalir. Kerugian minor seperti itu mungkin akan menjadi sangat penting. Dengan katup terbuka lebar, tambahan tahanan karena keberadaan katup mungkin dapat diabaikan namun mungkin juga tidak. Pola aliran melalui sebuah komponen yang khas seperti sebuah katup ditunjukkan dalam Gambar 8.21. Tidaklah sulit untuk menyadari bahwa analisis teoretis untuk memperkirakan rincian aliranaliran seperti itu guna memperoleh kerugian head dari komponen-komponen ini belum dapat dilakukan. Jadi, informasi kerugian head untuk keseluruhan komponen di-berikan dalam bentuk tak berdimensi dan berdasarkan pada data eksperi-mental. Metode yang paling umum digunakan untuk menentukan kerugian-kerugian head atau penurunan tekanan adalah dengan menentukan koefisien kerugian, KL, yang didefinisikan sebagai:

hL = K L

V2 .8-36 2g

Contoh Soal: Udara pada kondisi standar akan mengalir melalui sebuah bagian uji [antara bagian (5) dan (6)] sebuah terowongan angin rangkaian tertutup seperti ditunjukkan dalam Gambar C8.6 dengan kecepatan 200 ft/s. Aliran di-gerakkan oleh sebuah fan yang pada dasarnya meningkatkan tekanan statik sebesar p1 p 9 yang diperlukan untuk mengatasi kerugian head yang dialami oleh fluida saat mengalir mengelilingi rangkaian. Perkirakan nilai p1 p 9 dan daya (dalam daya kuda) yang diberikan kepada fluida oleh fan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

12

PENYELESAIAN Kecepatan maksimum di dalam terowongan angin terjadi di dalam seksi uji (luas penampang terkecil). Bilangan Mach maksimum aliran adalah Ma 5 = V5/c5, di mana V5 = 200 ft/s dan dari Persamaan 1.20 kecepatan suara adalah c5 = (kRT5 = {1,4(1716 ft Ib/slug .R)[(460 + 59) R]} 1/2 = 1117 ft/s. Jadi, Ma5 = 200/1117 = 0,179. Kebanyakan aliran dapat dianggap sebagai tak mampumampat jika bilangan Machnya kurang dari sekitar 0,3 Mach. Jadi, kita dapat menggunakan rumus-rumus aliran tak mampu-mampat untuk persoalan ini. Kegunaan dari fan di dalam terowongan angin adalah untuk menyedia-kan energi yang diperlukan untuk mengatasi kerugian head netto yang dialami oleh udara ketika mengalir mengelilingi rangkaian. Hal ini dapat dihitung dari persamaan energi antara titik (1) dan (9) sebagai

Dengan cara yang sama, dengan menuliskan persamaan energi melintasi fan, dari (9) ke (1), kita memperoleh

di mana hp adalah kenaikan head aktual yang diberikan oleh fan kepada udara. Kembali lagi karena z9 = z1 dan V9 = V1, bila dikombinasikan dengan Persamaan 1 ini menjadi:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

13

Jadi, daya yang harus diberikan oleh fan kepada udara tergantung pada kerugian head yang berkaitan dengan aliran melalui terowongan angin. Untuk mendapatkan jawaban pendekatan yang masuk akal kita membuat asumsi-asumsi berikut ini. Kita perlakukan masing-masing keempat pojok belokan sebagai sebuah belokan siku-siku dengan sudu pengarah sehingga dari Gambar 8.31 K, = 0,2. Jadi untuk setiap pojok

di mana, karena aliran diasumsikan tak mampu-mampat, V ~ V5A5/A. Nilai-nilai dari A dan kecepatan-kecepatan yang berkaitan di seluruh terowongan diberikan dalam label C8.6. Kita juga memperlakukan bagian yang membesar dari ujung akhir seksi uji (6) sampai awal nossel (4) sebagai difuser kerucut dengan koefisien kerugian KLdif = 0,6. Nilai ini lebih besar daripada sebuah difuser yang dirancang dengan baik (contohnya lihat Gambar 8.29). Karena difuser terowongan angin ini terpotong oleh empat buah pojok belokan dan fan, tidaklah mungkin mendapatkan nilai KLdif yang lebih kecil lagi untuk situasi ini. Jadi,

Koefisien kerugian untuk nossel kerucut antara bagian (4) dan (5) dan saringan penyearah aliran (flow straightening screens) diasumsikan masing-masing sebesar KL = 0,2 dan KL = 4,0 (Ref. 13). Kita abaikan kerugian head di bagian seksi uji yang relatif pendek. Jadi, kerugian head total adalah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

14

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

15

Anda mungkin juga menyukai